Dibalik Angka 48



Hallo sahabat KSJ48, yang fansnya Yupi mana suaranya ?.  Yuk baca one shoot ini. Jamin seru deh.....:v

Dibalik Angka 48


Di sebuah rumah, tampak seorang wanita paruh baya yang sedang menonton televisi. Dia menggonti – ganti channel, mencari tontonan yang  dikiranya bisa menghibur di waktu senggang. Dia terhenti di sebuah stasiun tv swasta, acara musikyang menarik perhatiannya. Kala itu ada belasan gadis muda yang memakai baju warna warni dengan dihiasi pernak – pernik diatas kepalanya.

Terdengar lagu yang dinyanyikan belasan gadis itu, mereka tampak menari dengan semangatnya. Wanita paruh baya itu kemudian memanggil – manggil namaku.
“Cin..Cindvia kemari nak”. Tak lama kemudian aku mendengar panggilan mamahku. Aku lalu menuju ruang keluarga dimana mamahku sedang menonton televisi. Aku duduk di samping mamah sambil bertanya “Ada apa mah manggil – manggil aku ?”.
“Itu liat baju mereka pada lucu yah” ucap mamahku.
“Iya mah, bajunya lucu banget” balasku.
“J K T 4 8 – H E A V Y R O T A T I O N” mamahku membaca sebuah teks yang berada di bawah layar televisi ketika acara musik itu berlangsung.
“Mereka kayak girlband yah” ucap mamah.
"Hmm, kayaknya sejenis gitu mah. Tapi girlband banyak bener, aku aja kalo tampil cuman bertiga". Aku berkomentar tentang banyaknya personil JKT48 itu.
"Yaa mungkin itu menjadi daya tarik mereka cind" ujar mamah mengomentari pendapatku.
Aku dan mamah terus berbincang seputar girlband yang tampil itu. 5 menit berlalu, para gadis itu telah menuruni panggung, acara dilanjutkan dengan adanya beberapa mc yang menaiki panggung.
Menghirup bau badan yang tidak sedap dan badanku terasa lengket. Aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi "mah aku mandi dulu yah".
"Yaudah sana, pantesan daritadi kayak ada aroma yang mengganggu" ledek mamahku.
Aku kemudian meninggalkan mamah yang masih asik dengan tontonannya.
Dari sd aku memang sangat berminat pada dunia hiburan. Apalagi menyangkut dengan menari dan bernyanyi. Aku dan teman-temanku membentuk sebuah grup dance yang bernama 'San Onna'. 'San' artinya tiga dan 'Onna' artinya perempuan, kalo digabungin jadi 3 perempuan. Aku memang suka bahasa Jepang.
Sehabis mandi aku melentangkan tubuhku dikasur, dengan tangan memeluk erat boneka hello kitty.
Hari ini memang hari yang melelahkan, karena aku harus mengikuti latihan rutin bersama teman-temanku. Yap latihan dance yang banyak menguras tenaga.
Merasakan kantuk yang maha dahsyat ditambah dengan mata yang sudah sukar dibuka. Aku memutuskan untuk memejamkan mata ini.
*~~~*
Aku terbangun jam setengah enam. Dengan badan yang masih terasa pegal, aku beranjak dari tidurku, dan perlahan menuju kamar mandi. Aku berjalan agak sempoyongan, mungkin rasa kantuk yang belum terpuaskan. Tapi apalah daya kewajiban untuk menuntut ilmu di sekolah memaksaku untuk bangun.
Setelah mandi, badanku terasa lebih segar, rasa kantuk sudah tak terasa lagi, aku lalu memakai seragam sekolah, merias wajahku, dan mengikat rambutku menjadi twintail.
Belum beres mengikat rambut, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku.
Tok...tok....tok
"Kak, udah siap belum ?"
"Spongebob udah mulai nih" ucapnya.
"Yaa wind, bentar lagi. Kakak nyusul deh" ucapku setengah berteriak, supaya adikku ini mendengar ucapanku.
Aku mempercepat gerakanku, lalu bergegas menyusul windy ke ruang keluarga.
Spongebob Squarpants salah satu kartun favoritku, meskipun episodenya terkadang diulang-ulang, aku tak pernah bosan menontonnya. Paling seru kalo nonton bersama adikku, Windy Yuvia.
Kebiasaan aku dengan windy adalah selalu sarapan di ruang keluarga dengan ditemani oleh tontonan kesukaan kami.Mamah pernah menegur kami, Cindy, Windy kalo sarapan tuh di meja makan".
Tapi kami tidak menuruti perintah mamah, karena jam tayang spongebob mulai dari jam 6 sampai jam 7 pagi, setidaknya kami ingin menontonnya sebelum berangkat sekolah.
*~~~*
Disekolah aku menghampiri teman-temanku, ditengah banyaknya siswa yang berlalu lalang memesan makanan yang kemudian mencari meja kosong, aku tengah ngerumpi bareng 2 sahabatku, tak lupa dengan ditemani beberapa makanan ringan dan segelas jus.
Obrolan kami seputar latihan dance kemarin, ditambah dengan seputar cowok yang menarik perhatian kami.
Dikelas aku termasuk cewek pintar, aku suka semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah, apalagi pelajaran IPA, aku suka banget.
Bukannya mau sombong atau mau apa, dulu aku pernah ikutan lomba matematika dan sains.
*~~~*
Hari-hariku tak ada yang aneh. Hanya diisi dengan belajar, latihan dance, dan nonton film kartun bareng windy.
Aku berharap ada sebuah lomba dance atau apalah yang bisa membuatku lebih bersemangat. Dan benar saja, Tuhan mendengar doaku. Salah satu sahabatku memberitahu bahwa ada lomba. Saat itu aku sedang menunggu guru pertama datang.
"Cind aku dapet brosur nih. Katanya ada lomba dance" ucap Hanmei dengan penuh semangat.
"Yang bener mei ? Kita harus ikut nih" balasku tak kalah semangat, karena beberapa bulan ke belakang tak ada lomba dance yang diadakan dikotaku.
"Nama lombanya apa mei?" tanya Licia dengan rasa penasaran yang sudah mencapai puncak.
"Heavy Rotation Dance Cover Pocari Sweet" jawab Hanmei sambil menunjukan brosur dari tasnya.
Aku terdiam sejenak, merasa tak asing dengan kata 'Heavy Rotation'. Aku mencoba mengingat-ingat kembali. Dan ternyata benar itu adalah lagu dari JKT48 yang aku tonton bersama mamahku beberapa waktu kebelakang.
"Hey cind, kok malah bengong. Jadi ikut kan ?" tanya Hanmei menyadarkanku dari lamunanku.
Aku agak kaget, "Jadilah" balasku.
"Kamu udah dapet formulirnya mei ?" tanya Licia.
"Udah donk" jawabnya enteng.
Sebenarnya nama asli Hanmei adalah Regita, dan Felicia juga suka disebut Licia, itu cuman panggilannya disaat kami bertiga berkumpul.
Sepulang sekolah, aku masih memikirkan judul lagu yang dijadikan nama lomba dance itu. Daripada tambah penasaran aku mengambil laptop yang berada di laci meja belajarku. Aku mencari info tentang lomba itu. Beberapa menit berlalu, aku akhirnya tau kalo lomba itu diadakan oleh pihak manajemen JKT48 yang disponsori oleh Pocari Sweet. Merasa cukup akan informasi tentang lomba itu, aku beralih mencari info tentang JKT48.
Sedikit demi sedikit aku mulai mengetahui tentang belasan gadis yang aku kira girlband itu. Ternyata mereka adalah sister grup dari AKB48, idol grup asal Jepang. Aku tambah penasaran karena JKT48 ini berbau Jepang. Yang aku tau tentang musisi Jepang cuman Exile, One OK Rock, L'arc en Ciel, kiss my feet, itu pun aku tidak terlalu suka.
Aku memutuskan untuk menyelam lebih dalam, menggali tentang apa-apa saja yang berhubungan dengan JKT48 dan AKB48. Aku bahkan mendownload lagu dan mv mereka. Ada lagi kejanggalan kok judul lagu mereka sama semua ?. Aku terus mengubek beberapa website yang membahas mereka.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 11. Tak biasanya aku seperti ini. Merasa cukup tentang idol grup itu aku pun terlelap dikasur tanpa mematikan laptop terlebih dahulu.
*~~~*
Pagi harinya  seperti biasa aku sarapan bersama windy sambil menonton spongebob.
Diperjalanan ke sekolah aku diantar papahku menggunakan mobil jazz warna biru gelap. Aku memang diantar ke sekolah dan tak pernah berangkat sendiri, aku takut, entar ada yang nyulik lagi. Hehe.
Aku lebih bersemangat menjalani hidupku, aku Hanmei dan Licia mengintensifkan latihan kami, dari yang cuman seminggu 2x, sekarang hampir setiap hari kami latihan, karena waktu lomba yang sebentar lagi. Aku juga sering mendengarkan lagu dari kedua idol grup yang berbeda kota itu. Menurutku mereka unik, lagu Hebirote juga ada dua versi, ada versi Jepang ada juga Indonesia.
Tak terasa tibalah hari dimana lomba itu digelar. Aku rasa latihan kami sudah maksimal dan akan mengeluarkan semua kemampuan kami saat lomba.
Satu persatu grup dipanggil untuk unjuk kebolehan mereka dance cover lagu JKT48 itu.
Keringat telah bercucuran dileherku ini. Detak jantungku sudah tak karuan. Sampai dimana nama grup kami di panggil.
"San Onna. Silahkan masuk" ucap salah satu petugas lomba.
Kami menganggukan kepala lalu beranjak dari ruang tunggu dan masuk ke ruangan audisi. Disana ada 3 perempuan dan 1 lelaki mungkin mereka adalah juri dilomba ini.
"Nama saya Cindy Yuvia"
"Nama saya Regita"
"Nama saya Felicia"
"San Onna, betul ?"
Kami bertiga serentak menganggukan kepala.
"Yaudah mulai"
Musik pun dimainkan, kami menari layaknya di mv Heavy Rotation. Kendala yang kami temukan adalah perbedaan atmosfer saat latihan dan saat tampil.
Selang beberapa menit, kami keluar dari ruang audisi itu, perasaan lega menyelimuti kami bertiga.
"Fyuuh beres juga" ucap Licia sambil mengelap keringat yang ada dikeningnya.
"Lega rasanya.." balas Hanmei dengan memasang muka cape.
Kami berjalan kembali ke bangku di ruangan tunggu yang tadi kami tinggalkan.
Seorang petugas memberitaukan bahwa hasil lomba akan diumumkan hari ini juga. Alhasil kami harus menunggu keputusan
nya.
Aku terus berdoa kepada Tuhan, supaya kami bertiga memenangkan lomba ini. Suasana ruang tunggu dipenuhi dengan wajah tegang dari seluruh peserta. Menit-menit yang penuh dengan ketegangan, sampai salah satu juri menghampiri seluruh peserta.
"Baik tak usah berlama lagi. Saya akan mengumumkan pemenang lomba ini. Hadiah dari lomba ini adalah uang binaan dari Pocari Sweet sebesar 10 juta rupiah dan berkesempatan tampil di panggung diluar sana. Juara terdiri dari juara 1 sampai 3" ucap salah seorang juri.
Keadaan ruang tunggu semakin tegang.
Aku, Hanmei, dan Licia sangat kecewa. Dada kami terasa sesak seakan tidak bisa bernafas, mata kami juga menitikan air mata saat nama 'San Onna' tidak disebutkan.
Tampak riuh gembira peserta yang menjadi juara.
Isakan tangis Licia tak dapat dibendung. Ia menangis sejadi-jadinya. Aku mencoba menenangkannya.
"Udah donk cia. Jangan nangis gitu ah. Malu diliatin orang" ucapku sambil merangkul bahunya. Hanmei juga memeluk Licia dari arah yang berlawanan dengan air mata yang mengalir namun tak bersuara. Kami bertiga berpelukan melepaskan kekecewaan yang dirasakan.
"Selamat bagi pemenang dan jangan sedih bagi yang kalah, masih banyak lomba yang menanti kalian, terus berlatih. Ingat, usaha keras tak akan menghianati." ucap salah satu juri memberi motivasi bagi peserta yang kalah dalam lomba.
Tak tau kenapa kalimat terakhir yang dikatakan juri itu membuatku semangat kembali.
Setelah merasa tenang aku mengajak Hanmei dan Licia keluar ruangan.
Disana kami disambut keluarga, sekali lagi tangisan kami pecah. Aku juga ikut terbawa suasana. Aku memeluk mamahku dan menagis dipelukannya.
"Maaf mah, aku kalah" ucapku ditengah tangisan ini.
"Gak apa-apa cind, yang penting kamu udah berusaha" balas mamah sambil mengelus-elus rambutku dengan lembut.
Sama halnya dengan Hanmei dan Licia mereka melakukan hal yang sama denganku.
"Udah gak usah sedih kak. Mending kita nonton JKT48 tampil di panggung" ajak Windy.
Aku mulai melepaskan pelukanku, lalu mengusap air mata yang membasahi mata dan pipi ini. Aku menoleh kearah Hanmei dan Licia, mereka juga sudah agak tenang. Akhirnya kami semua menonton penampilan JKT48 setelah penampilan dari tiga grup yang menjuarai lomba.
Pocari Event sudah menguras tenagaku. Disana tidak hanya ada lomba dance saja, tapi ada juga stan-stan yang menjual beberapa merchandise JKT48 dan juga produk pocari. Diujung acara kami dihibur oleh penampilan dari JKT48.
Aku dibuat kagum, betapa bodohnya aku ini, menangisi kekalahan ini. Bila dibandingkan dengan member JKT48 aku tuh gak ada apa-apanya. Aku berjanji pada diriku sendiri akan terus berlatih. Dan bila ada kesempatan aku ingin sekali bergabung dengan JKT48.
*~~~*
Lomba itu memberiku banyak pelajaran. Aku, Hanmei, dan Licia terus mengasah kemampuan dance kami dengan harapan bisa memenangkan lomba. Kalimat yang dikatakan juri yang membuatku semangat "Usaha keras tak akan mengkhianati". Mungkin waktu itu usaha kami belum maksimal.
Pada suatu hari, aku sedang mendengarkan lagu JKT48 melalui headphone yang menempel di telinga. Lagu yang paling sering aku dengar adalah River, Shonici, dan Futari nori no Jitensha.
Telingaku mendengar suara lain, selain dari headphone. Aku beranjak dari tidurku dan melepaskan headphone. Ternyata itu suara ketukan pintu dan teriakan mamah.
"Cind.....Cindvia, kamu ada didalam kan ?" ucap mamah sambil terus mengetuk pintu, aku langsung membalas ucapan mamah.
"Ada apa mah ?" dengan nada tinggi.
"Bukain pintunya. Mamah mau ngomong nih"
"Iyaa sebentar"
Aku bergegas membukakan pintu untuk mamahku. Aku kaget melihat raut mukanya yang tampak begitu senang langsung memegang kedua bahuku "Cind, JKT48 ngadain audisi gen 2 kamu ikutan yah !".
Aku tambah kaget mendengar perkataan mamah, mulutku mulai merekah menunjukan senyuman terindah. "Pasti mah, Cindvia pasti ikut" balasku sambil menganggukan kepala.
"Cepet kamu daftar, kata temen mamah harus online"
"Baik mah, aku daftar sekarang"
Aku kembali masuk ke kamar bersama mamah dan menghidupkan laptop yang tersimpan diatas meja belajar.
Aku membuka website resmi JKT48, dan benar saja mereka membuka audisi generasi 2. Aku kemudian membaca persyaratannya.
"Kamu tenang cind, masalah persyaratan biar mamah yang ngurus. Kamu isi aja biodata kamu di formulirnya"
Setelah itu, seluruh penghuni rumah tau kalau aku mau ikutan audisi itu, termasuk adikku.
"Ciee, yang mau jadi member JKT48" ledek Windy ketika menghampiriku yang sedang menonton Despicable Me.
"Hehe, doain kakak ya wind, semoga kakak bisa masuk".
"Iya kak, aku doain kok" Windy memelukku dari samping, mungkin ia ingin menunjukan rasa sayang dan supportnya kepadaku, aku membalas pelukan adikku satu-satunya ini.
Beberapa jam kemudian aku telah selesai mendaftarkan diri sebagai peserta audisi. Mamahku sampai kocar-kacir mempersiapkan syarat pendaftaran.
Esok harinya, aku berniatan untuk memberitau mereka, agar Hanmei dan Licia juga ikut. Saat itu aku dan mereka sedang bersiap-siap untuk pulang.
"Eh, kalian udah tau belum JKT48 ngadain audisi gen 2 lho"
"Kamu tau dari mana cind ?" tanya Licia.
"Dari mamahku"
"Ikutan daftar yuk" ajakku.
"Lha kalo kita bertiga daftar San Onna mau dikemanain cind ?" Hanmei menolak ajakanku.
Aku reflek terdiam, Hanmei memang benar kalo kita jadi member JKT48 , otomatis San Onna akan bubar.
"Maaf cind, aku juga sependapan sama mei" sambung Licia.
Aku mencoba mengolah kata yang ingin ku keluarkan. "Tapi aku udah terlanjur daftar".
Ekspresi mereka seketika berubah menjadi kecewa. Mungkin aku mengatakan hal yang tidak perlu ku katakan.
"Yaudah, sana jadi member JKT48, aku tetep mau nerusin San Onna, mungkin jadi Ni Onna kalo Licia ikut" ucap Hanmei meninggalkanku yang diikuti oleh Licia.
Aku menghela nafas dikelas yang sudah sepi ini. Aku pun memutuskan untuk pulang sekolah.
*~~~*
Kejadian kemarin memberi dampak buruk. Hanmei dan Licia menjauhiku, mereka sampai pindah bangku, dan saat aku menyapanya mereka langsung pergi begitu saja.
Hanmei memang orang yang mengajakku dan Licia untuk membentuk grup dance ini. Dan dia sangat kecewa ketika diajak daftar menjadi member JKT48 yang secara tidak langsung menyuruhnya untuk membubarkan San Onna.
Sudah terlanjur, aku akan tetap mengikuti audisi itu, aku tidak ingin mengecewakan mamah dan aku juga berharap Hanmei dan Licia bisa menerimaku kembali.
Aku terus berlatih dan berlatih, aku benar-benar ingin menjadi member JKT48.
"Mah...mamah.." Aku berlari masuk ke ruang keluarga mencari sosok mamah.
"Mah...mamah dimana ?" Aku berteriak berharap mamah mendengarku.
"Mamah di dapur cind" akhirnya dia mendengar suaraku. Aku bergegas menuju dapur, dan langsung memeluk mamahku dari belakang. Mamah yang sedang mengiris sayuran heran "Ada apa cind ? Kayaknya lagi seneng nih anak mamah".
"Coba liat ini mah" ucapku sambil menenteng sebuah kertas. Mamah menghentikan aktivitasnya lalu berbalik kehadapanku. Aku memberikan senyuman termanisku "Aku lolos audisi tahap pertama mah".
Mendengar itu mamah memelukku sambil mengelus-elus rambutku. "Kamu memang anak yang hebat cind mamah bangga sama kamu".
Aku membalas pelukan mamah yang hangat ini " Doain aku ya mah, supaya bisa lolos tahap kedua".
"Tanpa kamu suruh, mamah selalu mendoakan anak-anak mamah". Aku memang anak beruntung, mempunyai mamah yang baik banget sama aku.
"Mamah, lagi masak apa ?" Tiba-tiba datang adik aku yang lucu, dia heran ada apa gerangan sampai aku dan mamah peluk-pelukan segala.
"Eh kamu wind, baru pulang. Wind kakak kamu lolos audisi tahap pertama" ucap mamah sambil melepaskan pelukannya.
"Yang bener kak ?" Windy menghampiriku dengan senyuman indah diwajahnya, ia lalu memegang kedua telapak tanganku.
Aku menganggukan kepala untuk meyakinkan Windy.
"Wahhh, selamet yah kak" kali ini aku dipeluk adikku.
Siang itu, dipenuhi oleh kebahagiaan, karena saat aku membuka kotak pos, ada surat pemberitauan, bahwa aku lolos audisi tahap pertama.
Dalam surat tertera kalo audisi tahap kedua akan segera dilakukan, aku tambah panik ketika membaca keterangan kalau audisi ini akan diliput salah satu tv swasta. Aku ingin membuat keluargaku lebih bangga lagi.
*~~~*
Audisi tahap kedua hampir sama dengan lomba waktu itu. Aku disuruh menunggu di ruang tunggu. Sampai akhirnya namaku dipanggil untuk memasuki judging room. Perasaanku campur aduk, tegang, deg-degan, grogi itu sudah pasti.
"Sebutkan nama dan umur"
"Hallo nama aku Cindy Yuvia, umurku 14 tahun".
Sesudah itu, aku dipinta untuk menampilkan kemampuanku. Ku kumpulkan segenap keberanian dan kepercayaan diri, dan mulai menari.
10 menit kemudian aku keluar dari ruangan itu, dan sama seperti waktu itu, keluargaku sudah menunggu diluar. Aku langsung memeluk erat mamahku, tampak mereka heran melihat kelakuanku.
Aku meneteskan air mata dipelukannya, Windy melihat itu, ia memegang pundakku dari arah samping.
"Kakak kok nangis ?" tanya Windy dengan nada sedih, matanya juga sudah digenangi air mata.
"Gak apa-apa cind kalo kamu kalah lagi, yang penting kamu udah mencoba" lagi, mamahku mencoba menenangkanku.
Untuk menghindari kesalahpahaman, aku menggelengkan kepalaku, dan melepaskan pelukan. "Bukan mah, aku lolos tahap kedua, dan audisi tahap akhir bakal di Jepang".
"Beneran cind ?" papah yang sedari tadi cuman diam, kali ini membuka suaranya.
Sekali lagi, aku anggukan kepala ini dengan senyuman diwajahku.
"Kakak selamet yahh" Windy memelukku, lalu diikuti mamah. "Selamat yah cind".
Kami sekeluarga berpelukan, dengan genangan air mata yang jatuh perlahan. Ya, itu adalah air mata kebahagian.
Mungkin penampilanku memukau para juri, banyak pujian yang terlontar dari mulut mereka, ada juga kritik membangun yang membuatku harus lebih berlatih lagi.
Malamnya, aku menonton audisi gen 2 JKT48 yang ditayangkan di salah satu tv swasta. Aku cekikikan sendiri saat melihat diriku di layar kaca, aku menontonnya bareng Windy, mamah, dan papah. Banyak juga peserta audisi yang menurutku lebih bagus daripada aku.
Keberangkatanku ke Jepang tinggal beberapa hari lagi, saat ini aku sedang mempersiapkan apa-apa saja yang harus kubawa bersama Windy dan mamah.
Ingin rasanya aku berpamitan kepada Hanmei dan Licia, namun setelah difikir kembali, lebih baik tidak usah, menurutku itu bisa menyulut perdebatan yang berkepanjangan.
Suasana haru kembali terjadi saat keluargaku mengantarkan kepergianku ke Jepang. 4 hari kedepan aku akan berpisah dengan mereka. Setelah berpisah dengan mereka, mata ini sudah memerah, mata yang daritadi bergelinang air mata, sekarang mulai surut.
Sebelum keberangkatan ke Jepang, aku dan peserta lainnya melewati pelatihan dance dan vokal. Pelatihan yang menurutku lebih susah dari latihanku saat masih bersama San Onna. Badan ini serasa dibanting tanpa henti, ingin rasanya berhenti, tapi aku gak mau nyerah, gerbang masuk JKT48 ada didepan mata.
Sesampainya disana, kami bertemu dengan Akimoto Yasushi, dan beberapa orang Jepang lainnya yang tak kukenal namanya. Dia menanyakan nama dan umurku, dan aku dipinta untuk bernyanyi.
Selama audisi, kami terus diliput, membuat keluargaku bisa melihatku dari sebrang sana. Proses audisi yang panjang dan penjurian yang sangat ketat, aku lalui dengan penuh kesabaran. Usaha dan doaku akhirnya terbayar, ketika aku dan 30 peserta audisi lainnya diterima sebagai generasi kedua JKT48.
*~~~*
Singkat cerita aku sudah menjadi trainee JKT48. Sepulang sekolah tak ada lagi kata bermain atau sekedar menonton kartun bersama adikku. Aku disibukan dengan jadwal latihan yang cukup padat.
Setiap hari badanku ini bermandikan keringat, pagi aku sekolah, siang aku langsung latihan dance dan vokal, ditambah lagi  kalau ada jadwal theater. Fyuuh. Menjadi member JKT48 tak seenak yang aku kira, disela istirahat latihan aku suka bertukar cerita bersama member lain.
"Nih minum dulu"
"Makasih"
Sinka yang melihatku kecapean memberiku sebotol pocari sweet. Dengan senang hati aku menerima dan meminumnya. Sinka duduk disebelahku, dengan botol pocari satu lagi ditangan kanannya.
"Yup, kalo bawain setlist pajama drive kamu mau bawain unit song apa ?"
"Kalo aku sih maunya Tenshi no Shippo"
"Kenapa ?"
"Iyaa lucu aja, ada ekor-ekornya gitu"
"Haha, bener juga. Kapan yah tim K3 terbentuk"
"Baru aja beberapa hari, kita jalanin aja dulu".
Menjadi member JKT48, aku mendapatkan panggilan baru. Yupi, ya kayak nama permen, emang sih lucu aku juga tidak mempermasalahkannya.
Disana aku mempunyai banyak teman baru, dari mulai seumuran sampai yang lebih tua, bahkan ada yang lebih muda daripadaku.
Saat menjadi member JKT48, aku tengah menimba ilmu di salah satu SMK jurusan akuntansi. Awalnya memang sulit mengimbangi antara latihan dan belajar, sampai-sampai aku ditegur guru karena ketauan tidur di kelas.
"Cindy" teriak Bu Ani mendapatiku sedang tertidur dimeja.
Aku yang berada di alam mimpi, bangun seketika mendengar ucapan Bu Ani. "Iya, buu" ucapku dengan muka kaget.
"Kamu ini tidur dikelas ibu, sini maju kedepan"
Aku menuruti kemauan guru itu, ketika berjalan, semua murid menatap ke arahku, ada juga cemoohan yang terdengar ke telingaku "Mentang-mentang member JKT, maen tidur aja".
Bu Ani menyuruhku untuk mengerjakan soal yang tertera di papan tulis. Untung saja soal yang ada bisa ku kerjakan, dan aku kembali ke bangku.
Karena latihan yang padat, terkadang aku tertidur dikelas, waktu belajarku terpotong. Ada juga peraturan yang disebut golden rules, membuatku tidak boleh pacaran, dan kalo kemana-mana harus ditemani wali. Hahhhh.
Waktu bermain bersama adikku menjadi tiada, tampak Windy ingin mengajakku berbicara, namun ia mengurungkan niatannya, karena setiap pulang ke rumah aku sudah kelelahan, Windy mengerti itu. Apalagi sekarang aku menjadi pelapis tim J bilamana ada member yang izin di show RKJ, maka aku akan menggantikannya.
Berhembus kabar JKT48 akan merilis single kedua,   aku senang mendengar itu, dan aku tambah seneng saat aku dan temen-temen dari trainee dipercaya buat bawain single itu bareng kakak-kakak tim J. Dari situ aku mendapat pengalaman baru.
Perkembanganku, terlihat oleh pelatih. Aku terpilih menjadi member K3 bersama member trainee lainnya, aku juga ikut sedih saat ada dua member yang tidak terpilih. Aku juga dipercaya buat bawain single berikutnya.
Aku yang notabenenya tidak punya akun sosmed, seperti facebook atau apalah, sekarang diwajibkan mempunyai akun twiter, belum lama kubuat, sudah banyak orang yang memfollow twiterku. Aku jadi punya kebiasaan baru yaitu, nge-tweet.
Tim K3 dipercaya membawakan setlist baru yang judulnya Boku no Taiyou. Aku bangga banget bisa bawain setlist baru ini.
*~~~*
Hampir setiap hari, badan ini bermandikan keringat, terkadang juga mencucurkan air mata. Apalagi kalo JKT48 ngadain konser. Huuhhh. Latihan menjadi lebih padat lagi, membuatku kekurangan waktu untuk mengistirahatkan tubuhku ini.
Keadaan backstage saat berlangsungnya konser, seperti halnya medan perang, kru kocar-kacir, ada juga beberapa member yang kebingungan. Tak dipungkiri ada juga member yang kelelahan dan mengalami sesak nafas. Tapi saat maju ke stage semua itu hilang, tampak senyuman di wajah kami. Ya. Mungkin para fans yang meneriaki nama kami, membuat rasa lelah ini berubah menjadi senyuman.
3 hari sudah konser berlangsung, aku dijemput papah pulang ke rumah, saat membuka pintu kamar aku melihat adikku Windy sedang tertidur. Aku yang kelelahan langsung tidur disampingnya. Baru saja akan menyebrang ke alam mimpi, aku merasakan pelukan hangat dari sebelahku, ya itu Windy.
"Eh dek, kamu belum tidur ?" tanyaku sambil menoleh ke arahnya.
Dia menggelengkan kepalanya "Aku nunggu kakak pulang" lanjutnya.
Aku merubah posisi tidurku menjadi berhadapan. "Maaf ya akhir-akhir ini kakak sibuk" aku mengelus pipinya secara perlahan.
"Iya kak, aku ngerti kok" balasnya dengan nada yang teramat lembut.
"Aku cuman kangen nonton kartun bareng kakak" sambungnya.
Terfikir olehku untukmembeli CD kartun terbaru. "Gimana kalo besok kita beli CD Despicable Me 2, lalu kita tonton bareng ?".
"Emang besok kakak nggak latihan ?" .
"Besok kakak libur wind".
Raut mukanya berubah, terlihat senyum yang merekah indah.
"Ayo kak"
"Yaudah, sekarang kamu temenin kakak tidur yah"
Kami berdua tidur sambil memeluk satu sama lain. Aku bahkan sudah lupa, kapan aku tidur bareng dengan adikku ini.
Alam mimpi begitu cepat ku lewati, sang fajar sudah menampakan dirinya dari arah timur. Sesuai janji hari ini aku akan menghabiskan waktuku bersama Windy, tapi sebelum itu, aku membersihkan tubuh dan mengisi perut terlebih dahulu.
Sepulangnya dari toko CD, aku dan Windy mengambil cemilan dan sebotol air minum, untuk dinikmati saat film berlangsung. Tampak Windy begitu senang bisa menonton kartun bersama aku lagi. Pertama kalinya aku melihat adikku sesenang ini, setelah aku masuk JKT48.
Detik demi detik kami lalui bersama, mamah yang saat itu selesai memasak, menghampiri kami berdua. "Serius banget nontonnya" ujarnya melihat mata kami tak lepas dari layar tv.
Kami menoleh ke sumber suara itu "eh, mamah. Sini ikutan nonton. Biar tambah rame" ajakku.
"Boleh, kayaknya seru" balasnya sambil duduk di samping Windy.
Tak lama kemudian, papah kembali ke rumah, katanya sih, hari ini dia izin, pas ditanya alasannya kenapa malah jawab "Papah mau nemenin keluarga kecil papah ini nonton kartun".
Akhirnya kami berempat menonton film kartun, tawa menghiasi suasana hangat ini. Aku juga seneng bisa meluangkan waktu bareng keluarga, sebelum masuk ke jadwal latihan yang padat.
*~~~*
Aku sangat kesal kepada waktu, kenapa waktu senang ini berlalu begitu cepat. Aku sudah harus melalui latihan yang teramat menguras keringat ini. Sore ini aku sedang keluar mencari minum di mall fx dimana theater JKT48 berada, bersama Sinka.
Saat berjalan menyusuri mall, aku memicingkan mataku melihat seseorang yang tak asing bagiku. Benar saja mereka adalah Hanmei dan Licia.
"Sin, aku ke toilet bentar yah. Kamu duluan aja beli minumannya".
"Oh, yaudah sini uangnya biar aku aja yang beliin" balas Sinka sambil menadahkan tangannya.
Aku kemudian memberikan selembar uang sepuluh ribu " Makasih ya sin" ucapku sambil berpisah dengan Sinka.
Aku berbohong kepadanya, sebetulnya aku ingin menghampiri sahabat lamaku.
"Hanmei, Licia kalian lagi ngapain disini ?" tanyaku saat berhadapan dengan mereka.
"Heyy, tunggu dulu. Jangan kayak gini terus donk mei" aku mencoba menghentikan Hanmei dan Licia yang lagi-lagi menghindar dariku.
"Lepasin" balasnya sambil mencoba melepaskan genggaman tanganku.
"Pliss, mei aku nggak mau kita kayak gini terus"
"Emangnya kamu mau gimana ?" tanya Licia dengan nada tinggi.
"Aku mau kita kayak dulu lagi cia"
"Kamukan yang ngerubah semuanya. Kalo aja....kalo aja...." Hanmei menutup wajah dengan tangannya, lalu tubuhnya jatuh ke posisi duduk.
Aku yang merasa bersalah memegang kedua pundak Hanmei, mencoba untuk meminta maaf. "Maafin aku mei, aku gak bermaksud keluar dari San Onna. Aku cuman pengen ngembangin bakat aku lebih jauh lagi".
"Kita cuman gak mau kehilangan kamu cind" ucap Licia yang ikut duduk bersebelahan dengan Hanmei.
"Maksudnya ?"
"Kalo kamu jadi member JKT48 kan kamu jadi sibuk. Dan kemungkinan besar kamu bakal lupa sama kita. Kita juga gak mau ikutan audisi karena minder dan pengen mempertahankan San Onna" jawab Licia.
"Aku gak bakalan gitu kok. Kalian bakal tetep jadi sahabat terbaik aku" balasku sambil memeluk kedua sahabatku ini.
"Maafin aku ya cind udah ngejauhin kamu" ucap Hanmei.
Ya. Akhirnya aku, Hanmei, dan Licia berbaikan, senang rasanya. Kami berpelukan di tengah suasana mall yang cukup sepi. Banyak orang yang melihat kami, tapi tak ada respon dari mereka.
*~~~*
1 tahun 2 tahun, akhirnya aku bisa mengatur waktu, antara belajar, berlatih, dan bermain bersama adikku. Aku juga senang bisa berteman lagi dengan Hanmei dan Licia. Karirku di JKT48 terus meningkat, pada pemilihan member single ke 10 aku menempati posisi ke 9.Ya, meningkat dari tahun lalu yang hanya menempati posisi 12.
Ku kira menjadi member JKT48 itu mudah. Tapi nyatanya, banyak waktu dan tenaga yang diperlukan, banyak keringat dan air mata yang harus dikeluarkan. Dibalik angka 48, dibalik ketenaran nama JKT48, dibelakang senyuman manis para member, terdapat usaha keras mereka yang tak hentinya berlatih untuk menjadi lebih baik lagi, terdapat peluh keringat dan air mata yang keluar saat menghibur fans.
The End.
Gw juga selaku penulis butuh perjuangan ekstra untuk menulis cerpen ini. Gw nulis ini cerpen pake Hp Android, karena laptop gw harus gw gadein buat biaya kuliah. Sedih memang.
Satu lagi yang perlu diingat, cerita ini cuman fiksi, bukan biografi perjalanan Cindy Yuvia menjadi member. Gw cuman ngegabungin fakta-fakta tentang Yupi yang ada di web ini sama delusi gw.


Untuk cerita yang lebih menarik lainnnya, anda bisa lihat disini
Silahkan Berkomentar!
Terima kasih.