Majessty119 Chapter 10 : Terbang Di Udara

Hallo sahabat KSJ48. Bonus nih, buat yang setia nungguin series ini. Satu hari dua chapter. Happy Reading :v

Tyas dan Elaine sedang berlatih bersama para seniornya, layaknya Luthfi dan Andela. Mereka sedang berada di gedung pelatihan elemen angin, yang telah disulap Ve.

Ve mengubah isi gedung menjadi seperti dilangit, mereka berpijak disebuah awan. Terlihat beberapa awan lainnya terbang bebas diudara.

"Ayo masuk len" ajak Ve, hanya Elaine yang belum menginjakan kakinya diatas awan.

"Aku takut kak. Takut jatuh" balas Elaine, wajahnya begitu ketakutan.

"Gak bakalan kok len. Sini aku bantuin" ucap Rizki yang kembali melompat ke pintu gedung. Ada jarak antara pintu dan awan, membuat mereka harus melompat.

"Sini pegang tangan aku" perintah Rizki, Elaine menuruti apa yang dikatakan Rizki, ia memegang erat tangan kanan Rizki.

"Yaelah, modus lu ki" ledek Tyas.

"Sirik aja lu yas" balas Rizki.

"Dalam itungan ketiga, kita lompat bareng yah len" sambung Rizki. Elaine hanya menganggukan kepalanya, ia sudah tak bisa berkata-kata, mungkin saking takutnya.

"1...2....3"

HAP

Mereka berdua melompat, dan mendarat mulus diatas awan.

"Enak yah len ? Kayak berdiri diatas bantal empuk" ucap Ve.

"Iya kak, ini pengalaman pertama aku berdiri diatas awan" balas Elaine, ia masih saja ketakutan, terlihat dari raut wajahnya.

"Jangan takut len. Liat aku" ucap Tyas. Dia loncat-loncat diatas awan, membuat dirinya terpental-pental keatas dan kebawah.

"Tyas, awas jatuh" balas Ve. Ia takut juniornya terpental dan jatuh ke bawah.

"Tenang....aja...kak...Ve....aku...gak....bakalan.....U-waaaaa." Tyas baru saja ingin mengatakan bahwa dirinya tak akan jatuh, namun belum ia menyelesaikan kalimatnya, ia sudah terjatuh ke bawah.

"Tyas~" jerit Ve. Ia lalu ikut meloncat ke bawah untuk menolong Tyas.

"Kamu gak ikut nolong Tyas ?" tanya Elaine.

"Kak Ve juga cukup len buat nolong Tyas, mending kita liat dari atas" ajak Rizki. Mereka berdua berjalan menuju tepi awan, melihat Ve yang menyusul Tyas jatuh ke bawah.

"Tyas, pegang tangan kakak" ucap Ve sambil menyodorkan tangan kanannya kepada Tyas.

Tyas berusaha meraih tangan Ve. Dengan beberapa kali percobaan akhirnya ia bisa memegang tangan Ve.

DUSSHH

Ve menggunakan tangan kirinya untuk mengeluarkan hembusan angin yang cukup kuat untuk menahan berat badannya dan Tyas.

DUSSHH

DUSSHH

Untuk menyeimbangkan tubuh, ia mengeluarkan hembusan angin yang keluar dari kedua telapak kakinya. Posisi Tyas berada dibelakang punggung Ve, tangannya melingkar dipundaknya, kakinya mengapit pinggang Ve, layaknya anak kecil yang digendong.

"Pegangan yang kuat yas" ucap Ve.

"Baik kak" balas Tyas.

DUAAASSSHHH

Layaknya Iron Man saat terbang, Ve melesat terbang keatas menggunakan angin yang keluar dari kedua telapak tangan dan kakinya.

HAP

Mereka berdua kembali menginjakan kakinya diatas awan. Tyas pun turun dan kembali berdiri sendiri.

"Wah, enak lo yas, bisa digendong kak Ve" ucap Rizki kesal.

"Haha, sirik aja lu" balas Tyas diiringi dengan senyuman bangga(?)

"Udah-dah ki, sebaiknya kita mulai latihannya" ucap Ve. Keadaan menjadi serius.

"Baiklah, kalian berdua mempunyai elemen dasar sama seperti kamu, yaitu elemen angin. Satu hak yang harus dimiliki Imaginary berelemen angin adalah mereka harus bisa terbang bebas diudara" ucap Ve.

"Wah, emang seru tuh kak kalo bisa terbang diudara" balas Tyas.

"Cara kita supaya bisa terbang gimana kak ?" tanya Elaine.

"Nah kalo masalah itu gampang len. Aku ajarin yah. Pertama kamu harus ngilangin rasa takut kamu, kedua kamu harus berani buat terjun bebas. Waktu kamu jatuh jangan panik, tapi kamu harus berdelusi, pikirkan kalau kamu bisa terbang" jawab Rizki.

"Seperti ini" ucap Tyas, dia langsung terjun bebas ke bawah.

"Tyas~" kembali, Ve ingin menolong juniornya, namun saat ia hendak terjun, ia melihat Tyas kembali keatas menggunakan elemen angin yang ia punya.

"Hallo kak" sapanya.

Ve menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Hebat kamu yas, baru aja dikasih tau udah bisa" ucap Ve.

"Tyas gitu lho" balas Tyas sambil menepuk bangga dadanya.

"Kak Ve, aku mau jalan-jalan dulu yah, mau terbang mengitari gedung ini, sambil ngelatih kemampuan terbang aku" ucap Tyas.

"Tapi jangan jauh-jauh yas, kalau kamu cape istirahat diatas awan, kalo stamina kamu habis, kamu bisa jatuh ke bawah" balas Ve.

"Siap"

SYUUUUUTTT

Tyas melesat terbang diudara, seperti apa yang ia inginkan.

Ve dan Rizki melihat kearah Elaine yang terdiam melihat Tyas yang sudah terbang menjauh.

"Sekarang giliran kamu len" perintah Rizki.

"Sebentar ki, aku masih takut" tolak Elaine. Aura ketakutan terpancar begitu kuat, Elaine sudah bercucuran keringat padahal dia belum melompat ke bawah.

"Tenang len, kak Ve juga waktu pertama kali, takut banget, tapi ya. Setelah dicoba bisa kok" ucap Ve sambil merangkul Elaine, ia mencoba menenangkan juniornya itu.

"Iya kak. Aku lagi berusaha nenangin diri" balas Elaine, ia berusaha meredam rasa takutnya.

"Gini aja len. Kamu gak usah takut, aku bakalan jagain kamu dibawah, kalo kamu gak bisa mengendalikan elemen kamu. Aku bakal nahan tubuh kamu. Jadi kamu gak usah panik" ucap Rizki.

"Kak Ve juga bakal jagain kamu dari atas" sambung Ve.

Akhirnya, Elaine berani mencoba, perlahan ia melangkah ke tepi awan. Rizki sudah berada dibawah bersiap-siap, menangkap tubuh Elaine, kalau dia gagal.

"Aku loncat yah kak" ucap Elaine.

"Iya, kamu tenang aja, kak Ve sama Rizki bakal jagain kamu" balas Ve yang sudah terbang.

HAP

"Uwaaaaaaaaaaaaa" teriak Elaine saat ia menjatuhkan dirinya ke bawah.

"Tenangin dirimu len. Bayangin kamu bisa terbang" teriak Rizki, kedua tangannya sudah bersiap menahan tubuh Elaine.

"Haaaaaaaaaaaaa" Elaine terus berteriak panik, ia tak mendengarkan ucapan Rizki, takut itu yang ia rasakan, matanya tertutup seolah enggan melihat apa yang ada dihadapannya.

HEUP

Dengan sigap, Rizki menahan jatuhnya tubuh Elaine dengan kedua tangannya, layaknya menangkap bidadari turun dari khayangan.

"Kamu gak apa-apa len ?" tanya Rizki.

"Heuhheuuheuhheuheuuh"

"Makasih ki, untung ada kamu" balas Elaine.

"Elaine. Kamu gak apa-apa ?" tanya Ve.

"Gak apa-apa kok kak" jawab Elaine.

"Syukurlah. Sebaiknya kita naik lagi keatas awan" perintah Ve.

Rizki terbang, naik keatas awan, dengan tangan memegang tubuh Elaine.

"Sebagai Imaginary berelemen angin, kamu harus menghilangkan rasa takut dan panik len" ucap Ve.

"Maaf kak. Tadi aku belum siap" balas Elaine.

"Kamu mau coba lagi ?" tawar Rizki.

"Iya" balas Elaine. Ia berusaha menenangkan diri, dia mencoba menuruti saran Ve, dia berusaha membuang rasa takut dan kepanikannya.

Beberapa menit, tak ada yang mereka lakukan, Rizki dan Ve memberi waktu untuk Elaine untuk menenangkan diri.

"Ayo kak, kita coba lagi" ucap Elaine memecahkan keheningan.

"Oke. Ayo kak Ve" ajak Rizki.

"Kak Ve sama Rizki liat aja dari sini" ucap Elaine.

"Kamu yakin len ?" tanya Ve, ia seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Elaine.

"Yakin kak" jawab Elaine. Ia berjalan mantap menuju tepi awan.

HAP

Elaine kembali terjun bebas, bedanya kali ini ia lebih tenang, tak ada yang menandakan kalau dirinya sedang panik.

DUSSHH

Elaine mengeluarkan angin di telapak tangan dan kakinya. Ia akhirnya bisa terbang seperti Tyas.

"Yeay, liat kak. Akhirnya aku bisa terbang" ucap Elaine saat kembali keatas awan.

"Tuh kan kamu bisa" balas Ve.

"Oh iya ki. Aku hampir lupa. Aku kan dikasih tugas sama teh Imeh buat ngelatih Tyas. Aku susul dia dulu yah, takut kenapa-kenapa" sambung Ve.

"Yaudah kalo gitu. Elaine biar sama aku aja" balas Rizki.

"Oke. Len, Kakak nyusul Tyas dulu yah" ucap Ve.

"Iya kak" balas Elaine.

Ve pun melesat terbang kearah yang Tyas tuju tadi. Dia mencari-cari juniornya itu. Satu persatu awan ia lewati, namun Tyas belum ditemukan.

"Duuh, Tyas kemana sih ? Jangan bilang kalo dia jatuh ke bawah" gumam Ve.

"Kak Ve disini" teriak Tyas sambil melambaikan tangannya, ia sedang berdiri disebuah awan.

"Akhirnya ketemu juga" ucap Ve. Ia menuju awan dimana Tyas berada.

"Kakak kirain kamu jatuh ke bawah" sambung Ve saat kakinya kembali menginjak awan.

"Gak bakalan donk kak" balas Tyas.

"Sepertinya kamu udah lihai dalam masalah terbang. Gimana kalo kita lanjut belajar ke teknik selanjutnya ?" tawar kak Ve.

"Ayo kak. Teknik apa nih ? Jadi gak sabar" balas Tyas. Dia begitu bersemangat.

"Lihat ini" ucap Ve.

DSSHHH

Ve membuat sebuah pisau angin yang menutupi tangannya. Angin itu berputar pada porosnya.

#ToBeContinued