Hantu Amnesia Part 16


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut reupload hantu amnesia nih. Happy Reading :v
Ketika ikatannya di lepas, Luthfi berlari kearah Sinka dan Rangga. Dari arah kanan salah satu teman Rangga memukul mukanya, langkahnya terhenti, ia hampir jatuh ke tanah. Luthfi melupakan kehadiran 10 teman Rangga yang sudah siap menghajarnya. Mereka maju satu persatu.
Terpaksa Luthfi harus berhadapan dengan mereka. Luthfi membalas pukulan yang ia terima tadi dengan sangat keras. Dari arah belakang, tampak ada yang akan menendangnya, Luthfi menahan tendangan itu dengan tangannya. Luthfi membalas tendangan cowok itu tepat mengenai pinggulnya. 2 teman Rangga sudah jatuh ke tanah sambil mengelus bagian badan yang terasa sakit.
Teman Rangga yang membawa baseball menyerang Luthfi dari arah jam 11. Tepat mengenai pundaknya. membuat cowok penggemar ramen itu tertunduk.  Luthfi mengerang kesakitan.
“Aaahhh”
“Rasain lo”
Luthfi memegang tongkat baseball itu. Mukanya menatap cowok itu dengan tajam, Dia melemparkan tongkat baseball itu dan melayangkan satu pukulan keras dengan tangan kanannya. Cowok itu tersungkur ke tanah dengan luka lebam di pipinya.
Dua orang menyerang Luthfi secara bersamaan. Luthfi mendapatkan satu pukulan di wajahnya dan satu tendangan di perutnya. Kali ini teman Rangga agak sulit dikalahkan. Ia sampai jatuh bangun karena di serang terus menerus secara bersamaan. Luthfi menenangkan dirinya dan mengeluarkan jurus wing-chun yang pernah dia pelajari.
“Bugh” satu orang teman Rangga terjatuh.
Tak lama setelah itu teman yang satunya lagi dapat dikalahkan. Andela yang menyaksikan Luthfi bertarung dengan 10 orang merasa khawatir, dia melihat Hp Luthfi tergeletak di tanah. Hantu itu berusaha mengendalikan kekuatannya. Ia mengambil Hp itu sama seperti mengangkat mangkuk ramen. Kemudian ia mencari nomer teman – teman Luthfi. Dia meminta agar mereka datang ke alamat yang telah ia tuliskan di sms itu.
“Tolong , gw di keroyok sama orang. Ini alamatnya……”
Selang beberapa menit muncul berbagai balasan dari temannya. Tapi pada intinya mereka dengan senang hati datang untuk menolong Luthfi. Sedangkan cowok yang sedang di kroyok itu masih berkelahi dengan 5 orang teman Rangga yang masih tersisa. Untuk menghindari kekalahan Rangga menyuruh mereka untuk menyerang secara bersamaan. Luthfi yang kewalahan, hanya bisa menahan dan menghindari serangan mereka, dia tidak di beri kesempatan untuk menyerang balik.
Sampai badannya terjatuh ke tanah. Mukanya sudah bonyok, banyak luka lebam di pipinya, matanya membengkak, keluar darah dari mulutnya. Semua badannya terasa sakit akibat pukulan yang bertubi – tubi. Teman Rangga terus menendangi Luthfi yang tergeletak di tanah.
“Hahahahaha, rasain lo fi. Itu rasanya karna lo udah berurusan sama gw” ledek Sinka.
“Itu juga pelajaran karena lo berani ngedeketin pacar gw” sambung Rangga.
Mereka berdua tertawa puas karena bisa membalaskan dendam mereka. Luthfi hampir kehilangan kesadarannya. Andela sampai menitikan air mata ketika melihat Luthfi dikeroyok.
“Yametee Kudasaaaaaaaaiiii” tiba – tiba saja suara Andela terdengar oleh Rangga dan teman-temannya.
Mereka juga bisa melihat sosok Andela yang saat itu menjadi menyeramkan dari biasanya. 5 orang teman Rangga yang melihat hantu langsung terbirit – birit keluar gudang. Sedangkan Rangga, Sinka dan teman Rangga yang tergeletak di tanah hanya terpaku diam saking takutnya.
Di saat teman Rangga keluar, disitu Shania cs masuk ke dalam gudang. Mereka melihat sosok Luthfi tergeletak tak berdaya diatas tanah. Dan alangkah shocknya Beby ketika melihat Rangga dan Sinka berduaan, dia penasaran ada hubungan apa diantara mereka.
Tyas dan Septyan menghampiri Luthfi, mencoba membantunya berdiri.
“Udah dah, gw bisa berdiri sendiri kok” ucap Luthfi.
“lo gak apa – apa fi ?” tanya Septyan.
“Gak kok ini bukan luka yang parah” jawab Luthfi.
Beby yang melihat Rangga bersama Sinka menduga bahwa mereka yang melakukan semua ini. Ia menghampiri pacarnya itu, dan melayangkan sebuah tamparan di pipinya. Dia begitu kesal dengan perbuatan Rangga, sedangkan Sinka terkesan cuek tidak begitu memperdulikan teman yang ada di sampingnya itu.
“Bego, kenapa lo lakuin ini ?” tanya Beby.
“Tunggu beb, biar gw jelasin” jawab Rangga.
“Oke gw mau denger penjelasan lo” ucap Beby.
“Gw ngelakuin ini karena gw cinta sama lo” balas Rangga.
“Cinta…?” ucap Beby heran.
“Iya gw nggak mau lo deket – deket sama Luthfi. Jadi gw beri dia pelajaran” balas Rangga.
“Tapi nggak gini caranya ga, gw kan udah bilang gw itu cuman kagum sama Luthfi” ucap Beby.
Di tengah obrolan, dengan jalan terpincang – pincang Luthfi menghampiri mereka.
“Udahlah ga, gw ngerti perasaan lo. Tapi lo itu posesif banget tau gak ?. Gw itu nggak ada perasaan sama sekali sama Beby. Mungkin yang dia katakan itu benar. Lo boleh cemburu sama orang, tapi jangan sampe kayak gini lagi. Beby juga butuh kebebasan untuk berteman” ucap Luthfi.
Rangga memikirkan semua perkataan yang keluar dari mulut Luthfi. Ia sadar harus merubah sifat posesifnya itu. Matanya mulai basah tergenang air mata, kemudian Rangga meminta maaf sampai bersujud kepada Luthfi. Cowok penggila ramen itu merasa tidak enak, dia membangunkan Rangga dari sujudnya dan berkata, “Gw udah maafin lo kok.”
Satu lagi masalah yang belum beres, setelah menyelesaikan biaya operasi ibunya,  Septyan mencoba membereskan masalah pribadinya. Ia mencoba meminta maaf dan mengajak Sinka untuk berteman kembali dengannya.
“Sin, maafin gw. Gara – gara sifat gw yang dulu elo jadi gini” ucap Septyan.
Sama seperti Rangga, dia menyadari perbuatannya selama ini sudah keterlaluan. Ia sampai menangis di pundak Septyan. Cowok pemenang lomba itu membalas dengan memeluk Sinka, mencoba menenangkannya.
“Maafin gw yan. Gw udah curang waktu lomba” ucap Sinka di tengah tangisannya.
“Maafin gw juga ya fi. Udah buat lo kayak gini” sambung Sinka sambil melihat kearah Luthfi.
Luthfi hanya membalas dengan senyuman. Di satu sisi Tyas dan Shania sedang berdiri saling bersampingan sambil melihat teman – temannya berbaikan.
“Masalah Beby sama Septyan beres juga yah” ucap Shania.
“Iya untung aja ada Luthfi. Kalo nggak kita juga….” balas Tyas.
“Udah yas, itu cuman masa lalu” ucap Shania.
“haha iya yah” balas Tyas.
Di tengah suasana yang indah, tampak seorang teman Rangga yang tadi memegang tongkat baseball kembali berdiri. Ia berlari kearah Luthfi, Andela yang melihat itu mencoba memperingatinya namun sudah terlambat. Luthfi mendapat pukulan keras di kepalanya. Badannya yang sudah lemas dan penuh dengan rasa sakit, terjatuh ke tanah.
Rangga yang melihat itu menghampiri temannya itu, ia meninju dengan sangat keras wajahnya dan berkata, “Cukup lo jangan pukul dia lagi,” dengan nada marah.
“Pergi lo semua” sambung Rangga.
Akhirnya semua teman Rangga yang menghajar Luthfi keluar dari gedung itu.
“Luthfi kamu nggak apa – apa ?” tanya Beby.
“fi…fi” ucap Rangga mencoba membangunkannya.
Rangga mengangkat tubuh Luthfi ke pangkuannya ia memegang belakang kepalanya, ia kaget ketika melihat darah yang membasahi rambutnya.
“Kita harus bawa dia ke rumah sakit. yas bantuin gw” ucap Rangga.
Semua teman Luthfi panik melihatnya tergeletak tak berdaya. Rangga dan Tyas menggotong tubuhnya, sementara Shania  menyiapkan mobil untuk mengantar Luthfi ke rumah sakit.
Andela hanya bisa melihat sembari cemas, dia mengikuti Shania masuk ke dalam mobil. Sinka, Rangga, Beby, dan Nabilah masuk ke dalam mobil Sinka, dan Luthfi, Andela, Tyas, Shania dan Septyan di mobil Shania.
Mereka bergegas menuju rumah sakit. Shania memacu kendarannya dengan cepat, ia takut temannya itu kenapa – kenapa. Sampainya di rumah sakit ia langsung dilarikan ke UGD. Teman – teman Luthfi menunggu di ruang tunggu. Mereka sangat cemas dengan keadaan Luthfi, ada yang duduk sambil menundukan kepalanya, ada yang mondar – mandir nggak karuan.
Selang beberapa menit, dokter yang memeriksa keadaan Luthfi menghampiri mereka. Dia menjelaskan keadaan Luthfi yang begitu parah. Rangga dan Sinka yang merasa bersalah tak henti – hentinya mencucurkan air matanya. Meskipun Rangga itu cowok, dia tidak malu menangis diahadapan banyak orang.
Dokter juga ingin mengetahui keberadaan kedua orang tuanya. Dia ingin menyampaikan anaknya ini harus di operasi. Sinka yang mendengar itu berinisiatif untuk membayar biaya operasi dan biaya rawat inap, karena orang tua Luthfi sedang di Jepang.
Andela yang penasaran masuk ke dalam ruang pasien yang menampung Luthfi. Sesampainya disana dia kaget melihat Luthfi sedang duduk di sebuah bangku.
“Luthfi kok kamu udah sadar ?” tanya Andela yang melihat sosok Luthfi duduk di sebuah bangku.
Cowok itu menghiraukan ucapan Andela dia menatap sosok cowok yang tengah terbaring di atas kasur. Andela yang penasaran, mendekat ke kasur pasien itu. Alangkah kagetnya ia, melihat Luthfi ada dua.
“Kok kamu jadi ada dua ?” tanya Andela.
“Gw juga nggak tau” jawab Luthfi.
“Jangan – jangan, yang tidur ini tubuh kamu, dan yang duduk ini roh kamu” ucap Andela.
“Jadi tubuh sama roh gw kepisah gitu ?” tanya Luthfi.
“Bisa jadi, kata dokter keadaan kamu sedang kritis” jawab Andela.
Mungkin jiwa dan raganya terpisah, dia menjadi sama seperti Andela. Dia hanya roh yang bergentayangan.
Tak lama kemudian dokter memindahkan tubuh Luthfi ke ruang operasi. Melihat tubuhnya dipindahkan, roh Luthfi dan Andela mengikutinya. Setibanya disana, operasi pun dimulai.
“haahh, mungkin ini akhir hidup gw. Mati gara – gara nolong orang” ucap Luthfi.
“Jangan gitu fi, kamu pasti sembuh kok” balas Andela.
“Mau sembuh gimana ? roh sama tubuh gw aja udah kepisah gini” ucap Luthfi.
Andela yang kesal dengan perkataan Luthfi menarik cowok itu keluar, dan menghampiri teman – temannya yang sedang menunggu diluar.
“Liat fi, apa kamu mau buat temen – temen kamu sedih ?”
“Kan gw udah bilang, dari awal juga gw nggak pernah nganggep mereka temen”
Karena sesama roh, Andela jadi bisa menyentuh Luthfi, ia langsung menampar Luthfi. Cowok itu memegang pipi yang ditampar Andela.
“Temee…..”
“Kalo aja nggak ada mereka, kamu pasti udah mati di gudang itu fi”
“Kalo nggak ada mereka juga, gw nggak akan keseret masalah”
“Apa kamu nggak punya seseorang yang berharga dalam hidup ?”
Luthfi termenung, ia mengingat sosok teman lamanya yang sudah lama berpisah. Ia juga mempunyai urusan yang belum terselesaikan dengan teman lamanya. Luthfi kemudian melihat teman – temannya secara begantian. Ia melihat wajah cemas mereka, semangat hidupnya kembali.
Beberapa jam kemudian, rohnya menghilang bersamaan dengan keluarnya dokter dari ruang operasi.
“Operasinya berhasil. Kita tunggu sampai sodara Luthfi siuman” ucap dokter itu.
Kabar gembira ini di sambut dengan suka cita oleh teman – teman Luthfi.
“Gimana kalo kita pulang dulu ke rumah ? Udah malem nih” ucap Tyas.
“Iya, mamah aku udah telpon nih” balas Shania.
“Oke besok pulang sekolah kita tengokin Luthfi” ucap Rangga.
Mereka pun membubarkan diri, sedangkan Andela tengah duduk di samping Luthfi. Ia menunggu Luthfi siuman.
“Luthfi-sama. Hayaku okiro yo” ucap Andela sambil melihat Luthfi yang belum sadar. *Luthfi ayo cepat bangun.
*~~~*
Jam terakhir akhirnya selesai. Teman – teman Luthfi bergegas ke rumah sakit, berjalan menuju ruang inap pasien yang bernama Luthfi Wahyudi. Ternyata cowok yang kemarin selesai operasi sudah sadar, dia memang cowok tangguh.
“wah, jagoan kita udah sadar nih” ucap Rangga sambil membuka pintu.
“Berisik lo” balas Luthfi yang sedang duduk diatas kasurnya.
“Tuh fi liat. Mereka dateng kan” ucap Andela.
Suasana kamar pun menjadi ramai, dengan diiringi canda dan tawa. Mereka menghibur Luthfi yang masih di rawat. Setelah kejadian itu Luthfi mulai menerima teman – temannya, namun tetap saja sikap dingin dan tak pedulinya belum hilang. Terkadang Luthfi tersenyum mendengar candaan Tyas.
#ToBeContinued