Andromeda Part 2

Hallo Sahabat KSJ48. Update lagi nih kelanjutan dari Andromeda. Pengen tau orang yang berada di bangunan kosong itu yaudah.....Selamat membaca...!!!


 

Setelah gue cukup jauh masuk ke dalam bangunan tersebut, gue melihat seseorang yang memunggungi gue. Karena gue penasaran gue pun berniat mengajaknya bicara. Tapi dia langsung berbalik ke arah gue.

“lo siapa ? ngapain lo kesini ?”ucap orang itu dengan ekxpresi wajah yang kaget.

“gue Cuma mau tau, kenapa dari tadi lo ngawasin Michele ?”tanya gue.

“itu bukan urusan lo”jawab orang itu.

“lo jangan bercanda deh, lo juga kan yang tadi kendaliin Michele di sekolah ?”tanya gue kembali.

“maksud lo apaan, gue udah gak sekolah lagi”jawab orang itu lagi.

“lo jangan pura-pura gak tau deh, maksud lo apaan ngedeketin Michele kayak gitu ?”ucap gue.

“oy gue bilang ya, gue udah berhenti sekolah dan gue disini cuman ngawasin Michele biar dia gak dalam bahaya”ucap orang itu.

“maksud lo apaan ?”tanya gue, karena gue penasaran apa sih maksud orang itu.

“sebenernya dulu waktu Michele SMP, dia sempet jadian sama adik gue, terus karena suatu masalah, tiba-tiba Michele mutusin adik gue itu”jawab orang itu.

“terus masalahnya apaan ?”tanya gue.

“setelah kejadian itu, adik gue bisa gunain semacam kekuatan buat ngendaliin orang yang telah ia sentuh, dan bisa memberikan sebuah teror kedalam pikirannya, dan dia berencana untuk celakain Michele, dengan kekuatan itu”jawab orang itu.

“Cuma masalah itu adik lo mau celakain Michele, terus tadi Michele bilang gak tau sama orang itu ?”ucap gue.

“kemungkinan Michele ngelupain adik gue, karena itulah adik gue mau celakain Michele”ucap orang itu.

“dia sudah datang”ucap orang itu yang merasakan keberadaan adiknya.

Pembicaraan gue dengan orang itu terhenti, karena dia ngerasain keberadaan adiknya yang tidak jauh dari rumah Michele. Gue lihat orang itu langsung berlari keluar bangunan yang belum jadi ini, dan gue pun langsung mengikutinya, sebab dia bilang adiknya bakalan celakain Michele.

Gue dan orang itu berlari sangat kencang kearah rumah Michele, beberapa meter dari rumahnya, gue mendengar sebuah teriakan dari dalam rumah Michele. Kejadian itu sempet membuat gue kaget, kenapa cewek secantik dan sebaik Michele bisa kenal dan sempet jadian dengan orang yang pikirannya ancur kayak gitu.

Akhirnya gue dan orang yang enggak gue kenal itu, sampai di depan gerbang rumah Michele. Di sana gue melihat seseorang yang mirip dengan orang itu, sedang menuju kearah sini.

“lo masuk ke dalam rumah sekarang, adik gue, biar gue yang ngadepin”ucap orang itu, yang memerintah gue.

“di rumah kan ada orang tuanya, dia pasti aman dong”balas gue.

“lo belum tau yah, Michele itu tinggal sendirian di rumahnya, orang tuanya lagi pergi ke luar negeri untuk urusan perusahaan, pembantunya lagi mudik”ucap orang itu.

Mendengar ucapan itu gue gak banyak pikir, gue langsung lari ke rumah Michele, dan menggedor pintu rumahnya. Lama gue di depan pintu, Michele dan kunjung membuka, malah terdengar suara jeritan orang yang ketakutan.

“sial, apa yang harus gue lakuin”ucap gue dalam hati yang mulai panik.

Karena gue udah mulai pusing, gue pun langsung muter-muter di sekitar rumahnya buat nyari jendela yang mudah gue buka dari luar, tetapi gue gak nemuin juga. Akhirnya gue mutusin buat dobrak pintu rumahnya.

DUGH

DUGH

BRAKK......

Dengan tenaga yang gue keluarin, akhirnya pintu berhasil gue dobrak. Tanpa pikir panjang gue langsung masuk kerumahnya dan mencari keberadaan Michele.

“Michele, kamu di mana ?”teriak gue, sambil mencari-cari Michele.

Tapi gue gak mendengar jawaban apapun, malah gue makin pusing mencarinya, karena rumahnya sangat besar dan yang tinggal hanya Michele seorang. Lama gue keliling seisi rumah, gue mendengar suara jeritan kembali yang berasal dari lantai atas, gue pun langsung berlari kearah suara itu berasal.

Setelah gue naik keatas, gue menemukan kamar Michele dan tanpa pikir panjang langsung aja gue dobrak. Di dalam sana gue lihat Michele lagi ketakutan, dan gue langsung menghampirinya.

“oy,, kamu gak papa ?”tanya gue.

Tapi Michele nggak merespon ucapan gue, dia malah memasang tatapan yang kosong.

“oy,, Michele, Michele”gue mencoba menyadarkannya.

Melihat hal tersebut, gue langsung memeluknya dan terus mencoba memanggil namanya.

“hey kamu tenang, kamu gak sendirian”ucap gue sambil berusaha menenangkannya.

Tak lama kemudian, akhirnya Michele sadar juga, dan tatapannya mulai berubah, dari tatapan kosong menjadi tatapan orang yang ketakutan.

“aku takut”ucap Michele yang memeluk gue.

“tenang, aku ada disini, aku bakalan jagain kamu”ucap gue mencoba menenangkan.

Setelah lama gue berusaha menenangkannya, akhirnya dia tenang juga, dan detak jantungnya mulai stabil. Gue pun langsung membawanya keluar dari kamar dan menyuruhnya duduk di sofa yang berada di lantai satu.

“hati-hati, dapur dimana dapur ?”tanya gue.

Michele pun tidak menjawab pertanyaa gue, dia hanya menunjuk sebuah ruangan dengan jari telunjuknya.

“kamu tunggu dulu disini”ucap gue.

Lalu gue pergi ke dapur untuk membuat segelas minuman, gue gak bisa bikin apa-apa, jadi gue Cuma bikin susu anget aja, soalnya Cuma itu yang bisa gue buat di rumahnya. Tanpa pikir panjang gue langsung membawa segelas susu tersebut kepada Michele.

“nih minum dulu”ucap gue sambil menyerahkan segelas susu.

Michele pun langsung meminum susu tersebut sampai habis.

“kenapa kamu bisa disini ?”tanya Michele ke gue.

“tadi aku kebetulan belum pulang, terus aku denger suara teriakan, jadinya aku langsung kesini”jawab gue.

“ini kan udah jam 10 malam, masa sih Cuma kebetulan”ucap Michele.

“iya, tadi kebetulan aja, aku lapar, terus aku cari dulu makan”ucap gue cari-cari alasan.

“makasih ya, kamu udah kesini”ucap Michele.

“iya sama-sama”balas gue.

“kok kamu tinggal Cuma sendiri ?”tanya gue.

“iya mau gimana lagi, orang tua aku pergi keluar Negeri, pembantu aku lagi pulang kampung, katanya mau jenguk sodaranya yang lagi sakit”jawab Michele.

“untuk sementara, gimana kalo kamu tinggal di rumah aku aja, lagian di rumah aku cuma ada aku sama kakak perempuan aku, kalo gak mau gak papa sih”tawar gue, karena gue gak mau Michele kenapa-napa. Jadinya gue pikir rumah gue tempat yang aman karena ada kakak gue.

“iya setidaknya, sampai orang tua kamu pulang”lanjut gue.

“tapi aku gak mau ngerepotin kamu”ucap Michele.

“udah, jangan dipikirin, yang penting kamu bisa tidur nyenyak”ucap gue.

“tapi gimana kalo kakak kamu gak ngijinin”ucap Michele.

“kakak aku pasti ngijinin kok, kamu tenang aja”balas gue.

Tak lama kemudian Michele mulai menyetujuinya, dan gue pun membantunya buat membawa beberapa barang-barang yang ia butuhkan waktu dirumah gue.

Setelah selesai beres-beres, gue dan Michele pun langsung pergi keluar rumah, dan langsung mengunci pintu rumahnya. Di luar gue gak melihat orang yang tadi gue temuin dan adiknya itu. Apakah orang itu berhasil mengalahkannya atau dia gagal ?. ah tapi gue yakin dia berhasil, soalnya sekarang Michele udah tenang.

“eh kok bengong”ucap Michele.

“maaf”ucap gue yang tersadar dari lamunan gue.

Tanpa banyak pikir, gua langsung mengajak Michele kerumah gue dengan jalan kaki, karena jarak rumahnya kerumah gue gak terlalu jauh, kemungkinan Cuma memakan waktu 45 menit.

Diperjalanan gue mengirim pesan singkat ke kakak gue, bakalan ada temen gua yang nginep, karena suatu hal yang rumit gue jelasin.

Lama Gue dan Michele jalan. Akhirnya gue sampai juga di rumah gue, dan gue langsung mengajak Michele ke dalam rumah.

“aku pulang kak”ucap gue yang langsung membuka pintu dan masuk kerumah.

Gue pun langsung menyuruh Michele buat duduk di sofa yang ada di ruang tamu, dan gue langsung pergi buat cari kakak gue. Setelah gue nemu keberadaan kakak gue, gue langsung mengajaknya untuk menemui Michele.

“kak ini temen yang mau nginep itu”ucap gue.

“malam kak, nama aku Michele”ucap Michele kepada kakak gue.

“eh.... jadi yang mau nginep itu perempuan dek”bisik kakak gue ke telinga gue.

“iya kak, alasannya belum bisa aku jelasin, tapi aku mohon ijinin dia buat nginep di rumah kak, soalnya kasihan kalo dia tinggal sendirian”bisik gue.

“iya boleh, tapi kamu harus secepatnya jelasin dek”bisik kakak gue lagi.

“iya iya, aku jelasin entar”balas gue.

“nama kakak Shani”ucap kakak gue memperkenalkan dirinya.

“yaudah dek, kamu anter Michele ke kamar yang di sebelah kamar kakak ya”lanjut kakak gue.

“iya kak, ayo syel”ucap gue dan langsung diikuti Michele dari belakang.

Gue pun mengantarkan Michele ke kamar yang sudah di beritahukan oleh kakak gue tadi.

“itu kamar kamu, aku pergi dulu, selamat tidur”ucap gue dan langsung berjalan untuk pergi ke kamar gue yang ada di lantai 2.

“tunggu”ucap Michele yang menahan gue.

“iya ada apa ?”tanya gue.

“makasih ya, kamu udah baik banget sama aku”ucap Michele.

“iya sama-sama, udah kamu tidur sana”ucap gue. Dan gue langsung dikagetkan, karena tiba-tiba sebuah ciuman mendarat tepat dipipi gue dan Michele langsung masuk ke kamarnya.

Setelah kejadian itu, detak jantung gue berhenti sekitar beberapa detik karena baru pertama kali ini gue dapet ciuman dari seorang cewek kecuali kakak gue dan nyokap gue. Lalu Gue pun langsung melanjutkan perjalanan gue ke kamar gue.

Di dalam kamar. meskipun ini udah malam, gue langsung pergi ke kamar mandi, karena dari tadi pulang sekolah gue belum mandi. Beberapa menit kemudian gue beres mandi dan gue langsung ganti pakaian gue, lalu gue tidur di kasur gue yang empuk sambil dengerin lagu JKT48 dengan earphone di telinga gue.


......................................................................................................................................................


Pagi pun tiba, gue pun langsung pergi ke kamar mandi buat bersihin tubuh gue dari kotoran-kotoran yang menempel waktu gue tidur. Beberapa menit kemudian gue denger seseorang manggil gue.

“dek, udah bangun belum ?”teriak seseorang yang ternyata kakak gue.

“udah kak”balas gue.

“yaudah cepet turun buat sarapan”ucap kakak gue.

“iya kak”ucap gue.

Setelah gue pikir-pikir bahwa tubuh gue bener-bener udah bersih, gue pun udahan mandinya dan langsung keluar kamar mandi. Lalu gue ganti pakaian gue dengan seragam sekolah. Karena kemarin gue belum belajar, jadinya buku gue masih kosong, gue pun mutusin buat nggak ganti buku-buku pelajaran gue dan gue langsung turun ke bawah buat sarapan.

Di dapur gue lihat kakak gue seperti biasa, dia sedang menunggu gue buat sarapan, tetapi ada sesuatu hal yang berbeda yang tambah menghiasi pagi gue, yaitu senyuman Michele yang sedang melakukan hal yang sama dengan kakak gue, tepatnya menunggu gue buat sarapan bareng.

“pagi”sapa Michele dengan senyuman yang diarahkan ke gue.

“pagi juga”balas gue.

“oh iya dek, hari ini kakak gak bisa bareng kamu, soalnya pacar kakak mau jemput kakak, kamu berangkat sama Michele aja ya”ucap kakak gue.

“eh, kakak udah punya pacar ? siapa kak ? orangnya gimana, baik gak ?”tanya gue.

“iya, nanti kakak ceritain, sekarang sarapan dulu”ucap kak Shani.

“iya kak, terserah kakak aja deh”ucap gue dengan muka datar.

Setelah selesai sarapan, kak Shani langsung pergi keluar karena pacarnya sudah menjemputnya, dan dirumah tinggal ada gue dan Michele. Setelah kak Shani berangkat, gue dan Michele pun beresin meja makan, karena di rumah gue gak ada pembantu, nyokap gue udah gak ada, dan bokap gue lagi kerja di luar negeri.

Beberapa menit kemudian, akhirnya gue dan Michele telah selesai membereskan meja makan, lalu gue mutusin buat berangkat sekolah sekarang.

“yuk berangkat”ajak gue kepada Michele.

“yuk”ucap Michele.

Gue dan Michele pun langsung pergi keluar rumah. di luar gue langsung mengunci pintu rumah gue dan berjalan kegarasi, karena hari ini gue males naik bus.

“kamu mau kemana ?”tanya Michele.

“tunggu bentar, aku mau bawa motor dulu”jawab gue sambil pergi ke garasi.

Didepan pintu garasi, gue langsung membukanya dan langsung menaiki motor gue, terus gue idupin dan menjalankannya hingga depan rumah.

“ayo naik syel”ucap gue.

Michele pun lalu mendekati gue, dan naik ke motor gue.

“nih pake”ucap gue sambil memberikan helm kepada Michele.

“makasih”ucap Michele sambil menerima helm tersebut dan langsung dipakainya.

“pegangan”ucap gue.

Lalu gue pun bergegas menjalankan motor gue untuk pergi ke sekolah. Diperjalanan gue menjalankan motornya nggak fokus, karena gue masih mikirin soal kejadian tadi malam waktu dirumah Michele, dan status orang yang mau celakain Michele.

“hey, jangan melamun, nanti nabrak orang loh”ucap Michele yang tiba-tiba menyadarkan gue dari lamunan.

“eh iya, maaf”ucap gue.

Tak lama kemudian gue sampai juga di depan gerbang Houshinomi Akademi, di sana gue langsung memasukan motor gue ke halaman sekolah dan memarkirnya di tempat parkir. Michele dan gue turun dari motor dan berjalan ke kelas, yaitu ruang kelas X IPA 2.

Sebelum gue masuk kelas, gue melihat seseorang yang mirip dengan orang yang ingin nyelakain Michele di dekat pintu gudang. Gue pun mutusin buat menghampirinya dulu, dan membiarkan Michele masuk kelas duluan.

“kamu duluan ya, aku mau ke toilet dulu”ucap gue.

Michele pun hanya menganggukan kepalanya dan langsung berjalan ke kelas, sedangkan gue menghampiri orang yang mau celakain Michele.

“woy.. lo orang yang mau celakain Michele kan ?”tanya gue.

“iya emangnya lo mau apa ?”ucap orang itu, dengan tatapan yang dipenuhi oleh kebencian.

“terus kenapa lo mau celakain Michele ?”tanya gue.

“itu bukan urusan lo”ucap orang itu dan masuk kedalam gudang.

Tanpa pikir panjang gue langsung ngikutin itu orang, karena gue pengen tau kebenarannya dan pengen ngehentiin dia agar tidak mencelakai Michele lagi.

Setelah gue masuk mengikuti orang itu ke dalam gudang, gue ngerasain keberadaan orang lain yang entah berapa jumlahnya.

“oy anak-anak, kita dapat mangsa nih”ucap orang itu.

Dan tiba-tiba gue lihat, dari belakang tiang yang ada di gudang, keluar beberapa orang berbadan besar dengan sebuah pemukul bisbol ditangannya. Gue gak abis pikir, kenapa orang-orang yang mirip preman ini bisa ada disekolah dan apa tujuan orang yang mau celakain Michele itu ngelakuin ini.

“bunuh dia”ucap orang itu.

“pengecut lo”ucap gue.

Lalu orang-orang berbadan besar itu mendekati gue dan mencoba untuk memukul gue.


..............To Be Continued..................