Setelah gue cukup jauh masuk ke dalam bangunan
tersebut, gue melihat seseorang yang memunggungi gue. Karena gue penasaran gue
pun berniat mengajaknya bicara. Tapi dia langsung berbalik ke arah gue.
“lo siapa ? ngapain lo kesini ?”ucap orang itu
dengan ekxpresi wajah yang kaget.
“gue Cuma mau tau, kenapa dari tadi lo ngawasin
Michele ?”tanya gue.
“itu bukan urusan lo”jawab orang itu.
“lo jangan bercanda deh, lo juga kan yang tadi
kendaliin Michele di sekolah ?”tanya gue kembali.
“maksud lo apaan, gue udah gak sekolah lagi”jawab
orang itu lagi.
“lo jangan pura-pura gak tau deh, maksud lo apaan
ngedeketin Michele kayak gitu ?”ucap gue.
“oy gue bilang ya, gue udah berhenti sekolah dan gue
disini cuman ngawasin Michele biar dia gak dalam bahaya”ucap orang itu.
“maksud lo apaan ?”tanya gue, karena gue penasaran
apa sih maksud orang itu.
“sebenernya dulu waktu Michele SMP, dia sempet
jadian sama adik gue, terus karena suatu masalah, tiba-tiba Michele mutusin
adik gue itu”jawab orang itu.
“terus masalahnya apaan ?”tanya gue.
“setelah kejadian itu, adik gue bisa gunain semacam
kekuatan buat ngendaliin orang yang telah ia sentuh, dan bisa memberikan sebuah
teror kedalam pikirannya, dan dia berencana untuk celakain Michele, dengan
kekuatan itu”jawab orang itu.
“Cuma masalah itu adik lo mau celakain Michele,
terus tadi Michele bilang gak tau sama orang itu ?”ucap gue.
“kemungkinan Michele ngelupain adik gue, karena
itulah adik gue mau celakain Michele”ucap orang itu.
“dia sudah datang”ucap orang itu yang merasakan
keberadaan adiknya.
Pembicaraan gue dengan orang itu terhenti, karena
dia ngerasain keberadaan adiknya yang tidak jauh dari rumah Michele. Gue lihat
orang itu langsung berlari keluar bangunan yang belum jadi ini, dan gue pun
langsung mengikutinya, sebab dia bilang adiknya bakalan celakain Michele.
Gue dan orang itu berlari sangat kencang kearah
rumah Michele, beberapa meter dari rumahnya, gue mendengar sebuah teriakan dari
dalam rumah Michele. Kejadian itu sempet membuat gue kaget, kenapa cewek
secantik dan sebaik Michele bisa kenal dan sempet jadian dengan orang yang
pikirannya ancur kayak gitu.
Akhirnya gue dan orang yang enggak gue kenal itu,
sampai di depan gerbang rumah Michele. Di sana gue melihat seseorang yang mirip
dengan orang itu, sedang menuju kearah sini.
“lo masuk ke dalam rumah sekarang, adik gue, biar
gue yang ngadepin”ucap orang itu, yang memerintah gue.
“di rumah kan ada orang tuanya, dia pasti aman
dong”balas gue.
“lo belum tau yah, Michele itu tinggal sendirian di
rumahnya, orang tuanya lagi pergi ke luar negeri untuk urusan perusahaan,
pembantunya lagi mudik”ucap orang itu.
Mendengar ucapan itu gue gak banyak pikir, gue
langsung lari ke rumah Michele, dan menggedor pintu rumahnya. Lama gue di depan
pintu, Michele dan kunjung membuka, malah terdengar suara jeritan orang yang
ketakutan.
“sial, apa yang harus gue lakuin”ucap gue dalam hati
yang mulai panik.
Karena gue udah mulai pusing, gue pun langsung
muter-muter di sekitar rumahnya buat nyari jendela yang mudah gue buka dari
luar, tetapi gue gak nemuin juga. Akhirnya gue mutusin buat dobrak pintu
rumahnya.
DUGH
DUGH
BRAKK......
Dengan tenaga yang gue keluarin, akhirnya pintu
berhasil gue dobrak. Tanpa pikir panjang gue langsung masuk kerumahnya dan
mencari keberadaan Michele.
“Michele, kamu di mana ?”teriak gue, sambil
mencari-cari Michele.
Tapi gue gak mendengar jawaban apapun, malah gue
makin pusing mencarinya, karena rumahnya sangat besar dan yang tinggal hanya
Michele seorang. Lama gue keliling seisi rumah, gue mendengar suara jeritan
kembali yang berasal dari lantai atas, gue pun langsung berlari kearah suara
itu berasal.
Setelah gue naik keatas, gue menemukan kamar Michele
dan tanpa pikir panjang langsung aja gue dobrak. Di dalam sana gue lihat
Michele lagi ketakutan, dan gue langsung menghampirinya.
“oy,, kamu gak papa ?”tanya gue.
Tapi Michele nggak merespon ucapan gue, dia malah
memasang tatapan yang kosong.
“oy,, Michele, Michele”gue mencoba menyadarkannya.
Melihat hal tersebut, gue langsung memeluknya dan
terus mencoba memanggil namanya.
“hey kamu tenang, kamu gak sendirian”ucap gue sambil
berusaha menenangkannya.
Tak lama kemudian, akhirnya Michele sadar juga, dan
tatapannya mulai berubah, dari tatapan kosong menjadi tatapan orang yang
ketakutan.
“aku takut”ucap Michele yang memeluk gue.
“tenang, aku ada disini, aku bakalan jagain kamu”ucap
gue mencoba menenangkan.
Setelah lama gue berusaha menenangkannya, akhirnya
dia tenang juga, dan detak jantungnya mulai stabil. Gue pun langsung membawanya
keluar dari kamar dan menyuruhnya duduk di sofa yang berada di lantai satu.
“hati-hati, dapur dimana dapur ?”tanya gue.
Michele pun tidak menjawab pertanyaa gue, dia hanya
menunjuk sebuah ruangan dengan jari telunjuknya.
“kamu tunggu dulu disini”ucap gue.
Lalu gue pergi ke dapur untuk membuat segelas
minuman, gue gak bisa bikin apa-apa, jadi gue Cuma bikin susu anget aja,
soalnya Cuma itu yang bisa gue buat di rumahnya. Tanpa pikir panjang gue
langsung membawa segelas susu tersebut kepada Michele.
“nih minum dulu”ucap gue sambil menyerahkan segelas
susu.
Michele pun langsung meminum susu tersebut sampai
habis.
“kenapa kamu bisa disini ?”tanya Michele ke gue.
“tadi aku kebetulan belum pulang, terus aku denger
suara teriakan, jadinya aku langsung kesini”jawab gue.
“ini kan udah jam 10 malam, masa sih Cuma
kebetulan”ucap Michele.
“iya, tadi kebetulan aja, aku lapar, terus aku cari
dulu makan”ucap gue cari-cari alasan.
“makasih ya, kamu udah kesini”ucap Michele.
“iya sama-sama”balas gue.
“kok kamu tinggal Cuma sendiri ?”tanya gue.
“iya mau gimana lagi, orang tua aku pergi keluar
Negeri, pembantu aku lagi pulang kampung, katanya mau jenguk sodaranya yang
lagi sakit”jawab Michele.
“untuk sementara, gimana kalo kamu tinggal di rumah
aku aja, lagian di rumah aku cuma ada aku sama kakak perempuan aku, kalo gak
mau gak papa sih”tawar gue, karena gue gak mau Michele kenapa-napa. Jadinya gue
pikir rumah gue tempat yang aman karena ada kakak gue.
“iya setidaknya, sampai orang tua kamu pulang”lanjut
gue.
“tapi aku gak mau ngerepotin kamu”ucap Michele.
“udah, jangan dipikirin, yang penting kamu bisa
tidur nyenyak”ucap gue.
“tapi gimana kalo kakak kamu gak ngijinin”ucap
Michele.
“kakak aku pasti ngijinin kok, kamu tenang aja”balas
gue.
Tak lama kemudian Michele mulai menyetujuinya, dan gue
pun membantunya buat membawa beberapa barang-barang yang ia butuhkan waktu
dirumah gue.
Setelah selesai beres-beres, gue dan Michele pun langsung
pergi keluar rumah, dan langsung mengunci pintu rumahnya. Di luar gue gak
melihat orang yang tadi gue temuin dan adiknya itu. Apakah orang itu berhasil
mengalahkannya atau dia gagal ?. ah tapi gue yakin dia berhasil, soalnya
sekarang Michele udah tenang.
“eh kok bengong”ucap Michele.
“maaf”ucap gue yang tersadar dari lamunan gue.
Tanpa banyak pikir, gua langsung mengajak Michele
kerumah gue dengan jalan kaki, karena jarak rumahnya kerumah gue gak terlalu
jauh, kemungkinan Cuma memakan waktu 45 menit.
Diperjalanan gue mengirim pesan singkat ke kakak gue,
bakalan ada temen gua yang nginep, karena suatu hal yang rumit gue jelasin.
Lama Gue dan Michele jalan. Akhirnya gue sampai juga
di rumah gue, dan gue langsung mengajak Michele ke dalam rumah.
“aku pulang kak”ucap gue yang langsung membuka pintu
dan masuk kerumah.
Gue pun langsung menyuruh Michele buat duduk di sofa
yang ada di ruang tamu, dan gue langsung pergi buat cari kakak gue. Setelah gue
nemu keberadaan kakak gue, gue langsung mengajaknya untuk menemui Michele.
“kak ini temen yang mau nginep itu”ucap gue.
“malam kak, nama aku Michele”ucap Michele kepada
kakak gue.
“eh.... jadi yang mau nginep itu perempuan dek”bisik
kakak gue ke telinga gue.
“iya kak, alasannya belum bisa aku jelasin, tapi aku
mohon ijinin dia buat nginep di rumah kak, soalnya kasihan kalo dia tinggal
sendirian”bisik gue.
“iya boleh, tapi kamu harus secepatnya jelasin
dek”bisik kakak gue lagi.
“iya iya, aku jelasin entar”balas gue.
“nama kakak Shani”ucap kakak gue memperkenalkan
dirinya.
“yaudah dek, kamu anter Michele ke kamar yang di
sebelah kamar kakak ya”lanjut kakak gue.
“iya kak, ayo syel”ucap gue dan langsung diikuti
Michele dari belakang.
Gue pun mengantarkan Michele ke kamar yang sudah di beritahukan
oleh kakak gue tadi.
“itu kamar kamu, aku pergi dulu, selamat tidur”ucap
gue dan langsung berjalan untuk pergi ke kamar gue yang ada di lantai 2.
“tunggu”ucap Michele yang menahan gue.
“iya ada apa ?”tanya gue.
“makasih ya, kamu udah baik banget sama aku”ucap
Michele.
“iya sama-sama, udah kamu tidur sana”ucap gue. Dan
gue langsung dikagetkan, karena tiba-tiba sebuah ciuman mendarat tepat dipipi
gue dan Michele langsung masuk ke kamarnya.
Setelah kejadian itu, detak jantung gue berhenti
sekitar beberapa detik karena baru pertama kali ini gue dapet ciuman dari
seorang cewek kecuali kakak gue dan nyokap gue. Lalu Gue pun langsung
melanjutkan perjalanan gue ke kamar gue.
Di dalam kamar. meskipun ini udah malam, gue
langsung pergi ke kamar mandi, karena dari tadi pulang sekolah gue belum mandi.
Beberapa menit kemudian gue beres mandi dan gue langsung ganti pakaian gue,
lalu gue tidur di kasur gue yang empuk sambil dengerin lagu JKT48 dengan
earphone di telinga gue.
......................................................................................................................................................
Pagi pun tiba, gue pun langsung pergi ke kamar mandi
buat bersihin tubuh gue dari kotoran-kotoran yang menempel waktu gue tidur. Beberapa
menit kemudian gue denger seseorang manggil gue.
“dek, udah bangun belum ?”teriak seseorang yang
ternyata kakak gue.
“udah kak”balas gue.
“yaudah cepet turun buat sarapan”ucap kakak gue.
“iya kak”ucap gue.
Setelah gue pikir-pikir bahwa tubuh gue bener-bener
udah bersih, gue pun udahan mandinya dan langsung keluar kamar mandi. Lalu gue
ganti pakaian gue dengan seragam sekolah. Karena kemarin gue belum belajar,
jadinya buku gue masih kosong, gue pun mutusin buat nggak ganti buku-buku
pelajaran gue dan gue langsung turun ke bawah buat sarapan.
Di dapur gue lihat kakak gue seperti biasa, dia
sedang menunggu gue buat sarapan, tetapi ada sesuatu hal yang berbeda yang
tambah menghiasi pagi gue, yaitu senyuman Michele yang sedang melakukan hal
yang sama dengan kakak gue, tepatnya menunggu gue buat sarapan bareng.
“pagi”sapa Michele dengan senyuman yang diarahkan ke
gue.
“pagi juga”balas gue.
“oh iya dek, hari ini kakak gak bisa bareng kamu,
soalnya pacar kakak mau jemput kakak, kamu berangkat sama Michele aja ya”ucap
kakak gue.
“eh, kakak udah punya pacar ? siapa kak ? orangnya
gimana, baik gak ?”tanya gue.
“iya, nanti kakak ceritain, sekarang sarapan dulu”ucap
kak Shani.
“iya kak, terserah kakak aja deh”ucap gue dengan
muka datar.
Setelah selesai sarapan, kak Shani langsung pergi
keluar karena pacarnya sudah menjemputnya, dan dirumah tinggal ada gue dan
Michele. Setelah kak Shani berangkat, gue dan Michele pun beresin meja makan,
karena di rumah gue gak ada pembantu, nyokap gue udah gak ada, dan bokap gue
lagi kerja di luar negeri.
Beberapa menit kemudian, akhirnya gue dan Michele telah
selesai membereskan meja makan, lalu gue mutusin buat berangkat sekolah
sekarang.
“yuk berangkat”ajak gue kepada Michele.
“yuk”ucap Michele.
Gue dan Michele pun langsung pergi keluar rumah. di
luar gue langsung mengunci pintu rumah gue dan berjalan kegarasi, karena hari
ini gue males naik bus.
“kamu mau kemana ?”tanya Michele.
“tunggu bentar, aku mau bawa motor dulu”jawab gue
sambil pergi ke garasi.
Didepan pintu garasi, gue langsung membukanya dan
langsung menaiki motor gue, terus gue idupin dan menjalankannya hingga depan
rumah.
“ayo naik syel”ucap gue.
Michele pun lalu mendekati gue, dan naik ke motor
gue.
“nih pake”ucap gue sambil memberikan helm kepada
Michele.
“makasih”ucap Michele sambil menerima helm tersebut
dan langsung dipakainya.
“pegangan”ucap gue.
Lalu gue pun bergegas menjalankan motor gue untuk
pergi ke sekolah. Diperjalanan gue menjalankan motornya nggak fokus, karena gue
masih mikirin soal kejadian tadi malam waktu dirumah Michele, dan status orang
yang mau celakain Michele.
“hey, jangan melamun, nanti nabrak orang loh”ucap
Michele yang tiba-tiba menyadarkan gue dari lamunan.
“eh iya, maaf”ucap gue.
Tak lama kemudian gue sampai juga di depan gerbang Houshinomi
Akademi, di sana gue langsung memasukan motor gue ke halaman sekolah dan
memarkirnya di tempat parkir. Michele dan gue turun dari motor dan berjalan ke
kelas, yaitu ruang kelas X IPA 2.
Sebelum gue masuk kelas, gue melihat seseorang yang
mirip dengan orang yang ingin nyelakain Michele di dekat pintu gudang. Gue pun
mutusin buat menghampirinya dulu, dan membiarkan Michele masuk kelas duluan.
“kamu duluan ya, aku mau ke toilet dulu”ucap gue.
Michele pun hanya menganggukan kepalanya dan
langsung berjalan ke kelas, sedangkan gue menghampiri orang yang mau celakain
Michele.
“woy.. lo orang yang mau celakain Michele kan
?”tanya gue.
“iya emangnya lo mau apa ?”ucap orang itu, dengan
tatapan yang dipenuhi oleh kebencian.
“terus kenapa lo mau celakain Michele ?”tanya gue.
“itu bukan urusan lo”ucap orang itu dan masuk
kedalam gudang.
Tanpa pikir panjang gue langsung ngikutin itu orang,
karena gue pengen tau kebenarannya dan pengen ngehentiin dia agar tidak
mencelakai Michele lagi.
Setelah gue masuk mengikuti orang itu ke dalam
gudang, gue ngerasain keberadaan orang lain yang entah berapa jumlahnya.
“oy anak-anak, kita dapat mangsa nih”ucap orang itu.
Dan tiba-tiba gue lihat, dari belakang tiang yang
ada di gudang, keluar beberapa orang berbadan besar dengan sebuah pemukul
bisbol ditangannya. Gue gak abis pikir, kenapa orang-orang yang mirip preman
ini bisa ada disekolah dan apa tujuan orang yang mau celakain Michele itu
ngelakuin ini.
“bunuh dia”ucap orang itu.
“pengecut lo”ucap gue.
Lalu orang-orang berbadan besar itu mendekati gue
dan mencoba untuk memukul gue.
..............To Be Continued..................