Pada 8 april 2008. Pemerintah megadakan pemakaman masal di hilir gunung fujiyama, yang tidak jauh dari kediaman noah dan teman-teman lainnya. Sungguh ironis, satu kelompok teman sepermainan dikubur pada wilayah dan waktu yang sama. Setiap kenalan ibu noah, saat ini sedang menangis, karena putra-putri mereka juga ada di alam baka sana.
Di ingatan setiap orang tua, mereka berpikir baru saja mereka melihat anak-anaknya tertawa bahagia, tapi sekarang mereka sudah tidak dapat memberikan senyumannya lagi kepada orang tua mereka.
“ Lyna...” ayah dan ibu terpungkur di tanah kuburnya, mengusap-ngusap batu nisan anaknya, menunjukan seberapa kehilangannya mereka. Sejak kecil lyna merupakan sosok yang baik, noahpun tahu itu. Ia memiliki keberanian akan kebenaran dan kasih sayang. Ia merupakan sosok terbaik dari diantara anak-anaknya.
“ tapi...”. Ibu mengais dengan deras, terus menangis, dan menangis, seakan bila ia masih memiliki air mata maka ia akan keluarkan semuanya.
***
Sebuah gadis imut yang masih kecil berjalan bersama ayahnya menuju salah satu ruangan di rumah sakit. Seorang gadis imut berambut hitam sepanjang punggung, berjalan menuju salah satu ruangan. Cukup ramai pikirnya, karena tempat yang seharusnya sepi tapi cukup ramai. Itu pikir anak ini ketika melihat banyak orang di sepanjang aula.
“ ini dia” ayahnya menggeser pintu ruangan ini, dan mengajak anaknya untuk masuk ke ruangan tersebut.
Di ruangan ini, tidak terlihat ke ramaian seperti yang barusan ia lihat. Ruangannya sepi, yang ada hanyalah seorang laki-laki yang penuh perban, baik itu mata hingga tubuh-tubuh lainnya.
Cukup buruk baginya. Bila ia pertama kali melihat kondisi kakaknya. Ini sudah ke-dua kalinya ia melihat kondisi kakaknya yang buruk, dan ini berada pada kondisi yang lebih baik dari pada dulu. Karena ia tidak dapat melihat darah banyak yang bercucuran seperti saat itu.
Kakak yang semuda ini telah mencapai godaan yang kuat yah, itu pikirnya. Meski ada yang selalu menghiburnya agar ia tidak kesepian.
Karena pemikirannya demikian, ia telah memutuskan dalam lubuk hatinya untuk bertemu dengan kakaknya setiap waktu, selagi ia sempat.
Di keesokan harinya ia mengujungi kakakna lagi, harapan hari ini berbeda dengan hari sebelumnya yang hanya ingin mengetahui kakak noah berada. Sekarang ini rencananya adalah untuk melihat kakaknya siuman. Ia duduk di sebuah kursi bundar yang telah disediakan suster. Kursinya tersebut tinggi sekali baginya, sehingga ia perlu mengeluarkan sekuat tenanga, dan secara tidak sengaja mengeluarkan “ ueeh”, suara lembutnya yang lucu.
-syukurlah
Ia memandang wajah kakaknya yang dibalut perban, dia tidak bisa melihat muka ganteng kakaknya saat ini, sehingga ia terdiam sejenak. Dia menunggu sedikit lama untuk melihat kakaknya siuman, sampai cahaya matahari diganti oleh cahaya bintang-bintang yang bersinaranpun ia masih menunggu.
-jadi dia tidak siuman yah hari ini, mungkin besok.
Keesokan harinya juga ia turut datang mengjenguk kakaknya, ia duduk lagi dengan susah payah dan mengeluarkan kata lucunya “ ueh” sekali lagi. Sinar matahari kembali digantikan oleh cahaya sinar-sinar bintang, kali ini ia tidak dapat melihat wajah kakaknya siuman. Ia kembali menjenguknya di keesokan harinya, keesokan harinya lagi, dan keesokan harinya lagi. Saat ia mengunjungi ia sering bercerita terhadap kakaknya tentang kondisi di sekolah, baik itu saat senang dan sedihnya, ia juga belajar di ruangan rumah sakit tersebut, membawa temannya untuk mengjenguk, hingga hal-hal lainnya. Ia rutin mengunjungi kakaknya sehingga tidak terasa, dedaunan yang ia selalu lihat setiap harinya melalui jendela ruangan kakaknya tersebut, telah berganti daun menjadi hijau yang asalnya mereh muda, lalu berganti menjadi coklat kepucatan, hingga menjadi tidak punya daun satupun. Musim semi pun datang lagi, kali ini pohon bunga sakura yang berada di luar dekat ruangannya kakaknya telah berubah warna menjadi warna merah muda, yang membaut ia telah terpana.
-sudah satu tahun yah.
Ia terus memandang bunga sakura yang membawa suasana taman kedalam ruangan ini,
Di tasnya, ia mengambil sebuah buku catatan. Ia sering membawa buku catatan ini setiap harinya. Di buku tersebut ia tulis secara periodik pengalamannya. Dan kali ini ia bermaksud untuk membacakan cerita singkat tentang dirinya selama satu tahun.
“ kakak tolong dengarkan yah, semoga kakak dapat terungah suasana hatinya dengan mendegar ini”..
“ ada seorang anak tk, ia masih kecil, polos, lugu dan hanya mengandalkan orang-orang disekitarnya. Berapa kali ia minta kepada orang tuanya ini itu, dan kepada kakaknya juga sama ini-itu. Ia berpikir bahwa sikapnya itu biasa saja, karena sifat yang seumuran dengannya emang seperti itu. Suatu saat terdapat sebuah kejadian yang menggetarkan jiwanya, kakaknya yang tersayang pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya, dan kakak satunya lagi terbaring di kasur rumah sakit. Mulai dari hari itu ia merasa kesepian, kakak yang sering ia ajak main tidak ada. Ibu dan ayahnya juga lebih sibuk bekerja. Setiap hari ku habiskan dengan berbincang bersama kakak ku yang sedang terbaring. Hari demi hari aku bercerita pada kakaknya, dan menceritakan pengalamannya setiap hari. Saat ia setelah selesai bercerita beberapa banyaknya, ia baru sadar, bahwa segala permasalahan bukan dari orang lain tapi dari dirinya. Semenjak ia menyadari hal itu, ia mulai bermain dengan ayahnya sebisa mungkin walaupun ia tahu bahwa ayahnya susah diajak, begitupun dengan ibunya, lalu ia berusaha mendapatkan sesuatu dari apa yang ia inginkan dengan kekuatan berusaha, dari kekuatan yang ia miliki. Ia berubah sejak saat itu tahu. Dia menjadi orang yang rajin, baik hati, pintar, ramah dan juga penyayang. Jauh sekali bukan dengan apa yang kakaknya kenal.
Sampai pada pengucapan itu air mata dari adik yang membaca cerita ini mulai meneteskan air mata.
“ oleh karena itu, kakak, merupakan sosok yang terbaik tempat aku bercerita, karena kakak yang selalu mendengarkan cerita akulah, aku jadi sadar. Terimakasih-terimakasih kakak”
Dipengucapan terakhir ini, buku manis yang penuh dengan warna-warna tersebut telah terkenakan oleh air tangisan yang menetes dari wajahnya. Sungguh sedih pikirnya, ia tidak bisa menahan tangisannya, setelah ia menyambungkan cerita terakhir dengan gambar yang ia baru saja buat hari ini disekolah, yaitu tangan dirinya bergandengan tangan dengan kakak tercintanya.
-kakak, kakak.
Anak itu menangis, menangis dan menangis, ia pikir hanya di depan kakanyalah ia dapat menangis, sehingga ia mengeluarkan semua tangisan yang ia miliki. Tangan kecil milikiknya ini telah dipenuhi oelh air matanya, ia mengusap beberapa kali semenjak ia menangis beberapa menit yang lalu. Tapi tetap saja tidak berhenti.
-tenanglah yuuki, kau yuuki bukan. Pemberani artinya. Aku yakin kau kuat menghadapi segala hal ini.
Anak kecil ini terkejut setelah melihat telapak tangan kanannya yang telah basah oleh air mata, digenggam oleh sebuah tangan kering, tidak berdaging.
-kakak?
Entah apa yang ia dengar barusan nyata atau tidak, tapi iya yakin bahwa kakaknya di dalam hatinya menyampaikan hal demikian. Anak ini langsung mengusap air matanya di tangan kirinya. Membuat senyuman terbaik yang ia bisa buat pada saat ini.
“baiklah kakak, aku akan melakukannya”.
Sang adik tahu bahwa lengan kanannya yang digenggam oleh tangan kanan kakaknya merupakan respon dari kasih sayang ia curahkan kepada kakaknya hingga selama ini.
-ia telah berjuang melawan penyakit, dan akhirnya sadar. Kakak hebat, aku yakinkan diri ku mulai hari ini, bahwa aku akan menjadi sosok yang sekuat kakak.
Sesetelah sejak saat itu, noah atau kakaknya yuuki telah siuman kembali. Ia mulai bisa menggerakan tangannya dan sudah mulai bisa berkata-kata. Di saat ini, ayah, ibu, serta adiknya sedang berkumpul. Bagi noah yang baru siuman, keluarga yang berkumpul lengkap seperti ini, merupakan hadiah luar biasa yang sulit ia lupakan.
“kakak tadi yuuki dapat pujian loh dari bu guru, beliau mengatakan” gambar pemancing dan danau adalah hal yang kreatif, karena merupakan gambar yang tidak mainstream seperti lainnya”.
Dipikirannya, sang kakak paham apa yang dia maksud. Sebuah gambar pemancing dan danau. Gambarnya tidak dipoles cukup baik, tapi bagi seusianya itu baik, ditambah lagi temanya, tidak seperti gambar gunung serta sawah dan keluarga. Cukup memalukan saat ia seusia yuuki, karena ia hanya menggambar dirinya beserta keluarganya.
“ hebaat, aku yakin kamu akan menjadi anak paling cerdas menggambar di sekolah mu”. Noah mengusap-ngusap kepala adiknya, yuuki merasa sungguh nyaman ketika diusap-usap, layaknya sosok kakak yang dulu hilang telah kembali.
“ nah, noah. Operasi mu akan segera di mulai”. Salah satu dokter berpakaian biru, tiba di lokasi. Ketika ia mengetahui bahwa di ruangan ini ramai. Dokter lalu menganguk dan berkata “ maaf, bagaimana noah?”
Naoh tersenyum, ia mengganguk. ‘ baiklah”. “ maaf yah, yuuki, kaka pergi dulu operasi.”.
Adiknya memegang lengan kakaknya dengan erat.
“ yuuki?”
“ semoga berhasil operasi matanya”. Di saat seperti ini yuuki sedang tersenyum tulus, entah apa yang noah rasakan. Dirinya merasa bahagia, ia tak yakin yuuki tersenyum saat ini. Tapi, semangat ia untuk bertahan hidup dan lancar operasi ini sungguh tinggi.
“ baiklah!!” suara noah dikeluarkan kali ini, lebih keras dari pada biasanya. Ia tersenyum dengan tulus dan bahagia.
Kursi roda noah di dorong oleh dokternya langsung, diikuti oleh ayahnya.
“ apakah kau sudah siap? Operasi ini bukanlah donor mata biasa, karena syaraf yang menghubungkan mata mu telah ruksak, kami akan menerapkan beberapa bagian micro mesin kami di mata mu, dan aku tidak yakin kamu dapat melihat dengan normal.”
“ tidak apa-apa, karena aku perlu melihat sekali lagi bertapa indahnya dunia”.
Dokter tersenyum, begitu pula dengan ayahnya noah. Kali ini tidak ada rasa janggal sedikitpun di hati dokter, karena ia sudah siap menangung resiko operasi ini jika berhasil.
Di dalam hati noah, noah tidak cukup puas dengan niat utamanya untuk melihat bertapa cantiknya dunia. Tapi masih ada satu lagi yang terbesit dalam hatinya.
“ ....”
Kelaurga noah saat ini sedang menunggu di ruang tunggu, dekat ruang operasi noah. cukup berapa khawatirnya mereka, karena bila gagal noah akan tetap tidak dapat melihat. Harapan sulit, tapi mereka yakin harapan noah melihat kembali cahaya indah dari tuhan di langit dan di bumi, dapat kembali terwujud”. Lampu ruangan tetap berada pada warna merah, menandakan sedang operasi. Adiknya noah, tetap tegar untuk beberapa jam, namun sekian jam kemudian dia mulai tertidur lelap. Operasi lama, tidak terujung itulah saat ini. Tapi, kedua orang tua noah, baik ayah dan ibunya, tetap senantiasa menunggu di sana dengan setia. “ teng”, tanda lampu hijau muncul di lampu tanda operasi, menandakan operasinya telah seleaai. Sang ibu langsung berlalrian menuju pintu ruangan tersebut, sang dokter keluar dari ruangan operasi, dan langsung dikasihkan ssebuah pertanyaan “ apakah operasinya berhasil atau tidak”. Sang dokter terdiam sedetak, dan melepaskan maskernya. “ ibu, noah sekarang dalam kondisi... Dapat melihat”.
Sang ibu, langsung terpungkur, ia tidak percaya bahwa operasi ini akan berhasil. Ia langsung memberikan sujud kepada tuhun karena telah mengabulkan doa ia, suaminya, anaknya bahkan doa noah sendiri. “ terimakasih dokter”. Dokter memberikan senyuman kepada sang ibu, suaminya, dan serta si kecil yuuki yang baru bangun. “ yuuki, mulai sekarang jaga dengan baik yah kaka mu, sayangiah dia, seakan dia merupakan diri mu sendiri”. Dokter tersebut mengusap rambut adiknya noah, yuuki tidak tahu eksresi apa untuk menjawab pernyataan dokter tersebut. Senang iya, namun sedih pun ada. Adiknya noah pun langsung menggaguk dan mengucapkan “ terimakasih kepada dokter”. Dokter tersenyum, layaknya seperti seorang berhati tulus, anak ini telah membuat diri sang dokterpun bangga. “ terimakasih kembali”. Ia memberikan anggukan kepada suster. Susterpun menggaguk atas respon tersebut. “ maaf, keluarga noah harap bersabar yah. Perbannya akan di buka 24 jam dari waktu ini.”. Kabar ini dikhawatirkan akan memberikan rasa tidak puas dan kecewa pada keluarga noah, tapi adiknya noah, yuuki. Ia tersenyum dan menggaguk “baiklah”. Senyum yang ia berikan telah lebih baik dari saat dokter tadi. Susterpun memberikan senyuman, lalu pergi meninggalkan mreka.
24 jam telah berlalu, inilah saatnya noah membuka matanya. Perban dibuka sedikit-demi sedikit dengan tangan extra kehati-hatian milik suster. Yuuki berada di posisi paling depan, ibu dan ayahnya ada di belah kiri rajang noah,. Meraka menunggu dengan sabar dan penasaran. “ baiklah telah selesai, silahkan buka matanya”. Noah membuka matanya secara perlahan-lahan, sulit baginya yang terus menutup mata, tiba-tiba membuka mata. Lalu, seberkas cahaya mulai dapat terlihat oleh noah saat ini.
-silau. Cahaya apa ini?. .. Cahaya sinar lampu kah?.
Cahaya buram tersebut, mulai hilang satu persatu, warna-warna dari ruangan sekitar mulai dapat tertangkap matanya. Sebuah benda buram di depannya, berubah sedikit demi sedikit menjadi sosok yang jelas. Sosok tersebut merupakan gadis yang memeiliki rambut sebahu, bermuka lucu, dan saat ini beraut muka sedih. Muka yang mirip dengan kakaknya, lyna.
“ yuuki?”.muka dari yuuki perlahan mulai gembira, hingga ia memeluk kakanya secara langsung dengan gembira, tapi dengan menangis juga. “ kakak, kakak!, kakak!!” ucapan ini ditelinga noah terasa begitu nyaring, tapi dihati noah begitu indah. “ yuuki, senang sekali melihat kamu sehat-sehat saja”. Noah, mengusap-ngusap rambut yuuki, yang saat ini yuuki sedang memeluknya dengan sangat kencang sambil menangis. “sungguh luar biasa yah, yuuki.”
“ apa?”. Mendegar perkataan ibunya yang saat ini juga sedang menanigs, ibunya berusaha menahan air mata sambil berusaha berkata pula” hingga saat ini, yuukilah orang yang selalu menemani mu dari awal, bahkan sejak pertama kali kamu ditemukan terluka”. “begitu yah”. Memandang ke sosok adiknya, ia merasa bahwa adiknya ini merupakan malaikat kedua dalam hidupnya, yang dapat memberikan dirinya rasa tentram dan rasa aman.
-dia mirip dengan kakanya, kakak lyna.
“terimakasih ibu, ayah, dan juga... Adik ku yang baik hati, yuuki”.
Ruangan noah yang awalnya sepi, menjadi ruangan yang penuh kehangatan seperti ini. Saat tubuhnya terbaring ia tahu, bahwa dirinya terasa kesepian. Tapi setelah membuka mata, ia salah. Saat ini, bahkan sejak awal ia koma, ia tidak sendirian. Bahkan sejak saat ia lahirpun ia tidak sendirian. Ada ibu, ayah dan juga kaka ku yang menyaksikan aku melahirkan, walaupun aku tidak tahu kebenaranya, tapi aku yakin itu benar. Karena dilihat dari manapun, ini adalah keluarga penuh kasih sayang. Musim semi, tanggal 14 april, menjadi saksi dalam hidup noah, bahwa ia merupakan sosok yang disayangi oleh setiap orang. Oleh karena itulah, ia berjannji, entah apapun yang tejadi, kali ini, ialah yang akan melindungi keluarganya, menggantikan sosok kakanya yang telah pergi terlebih dahulu meninggalkannya.
***
Di suatu tempat tidak jauh dari rumah sakit, seorang pria mengamati noah dan keluaraganya dengan teropong panjang kono, dari sebuah gedung berlantai 4.
“baguslah kau sadar, karena hal ini tidak akan menjadi menarik bila kamu tidak sadar”. Orang ini langsung menutup teropongnya, lalu ia pergi berjalan pergi dalam kegelapan bayang ruangan, tanpa satupun melihat kehadiran dan wajahnya.
* Telah diposting Prolog 5 di wattpad, silahkan anda untuk mengklik ini
* Telah diposting Prolog 5 di wattpad, silahkan anda untuk mengklik ini