Hantu Amnesia Part 12


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut reupload hantu amnesia nih. Happy Reading :v
Sepulang sekolah Beby ada janji dengan pacarnya. Rangga berencana mengajak Beby jalan – jalan ke mall. Dia mengantar Beby membeli pakaian.
“Ga, yang ini bagus nggak buat aku ?” tanya Beby sambil memegang sebuah pakaian.
“Bagus – bagus, cobain gih” jawab Rangga.
Setelah mencoba beberapa baju, akhirnya Beby menemukan pakaian yang cocok untuknya. Puas berbelanja, mereka memutuskan untuk mengisi perut di sebuah restoran.
“Beb kamu mau pesen apa ?” tanya Rangga.
“Aku pesen ini….” jawab Beby sambil menunjukan salah satu makanan di daftar menu.
“Tunggu sebentar ya, mas mbak. Sebentar lagi pesanan akan segera datang” ucap pelayan itu sambil pergi meninggalkan mereka berdua.
Pesanan pun datang, mereka melahap makanan itu sampai tak tersisa. Sesudah mengisi perut, mereka beristirahat sejenak di restoran itu. Beby mengeluarkan Hpnya dan memutar kembali tugas kelompok bahasa Inggris itu.
“Kamu lagi nonton apaan sih beb ?” tanya Rangga.
“Ini ga, aku lagi nonton tugas kelompok bahasa Inggris” jawab Beby.
“Coba aku liat” ucap Rangga sambil mendekatkan diri.
Beby pun memperlihatkan hasil tugasnya itu. Rangga agak risih ketika melihat adegan, pacarnya berduaan dengan Luthfi. Dia terbakar api cemburu. Selama ini Beby jarang dekat dengan cowok kecuali dia.
Video yang berdurasi 4 menit itu pun selesai. Rangga yang terlanjur kesal berkata “beb, lebih baik kamu jangan terlalu deket sama Luthfi.”
Beby merasa aneh mendengar perkataan Rangga itu.
“lho, emang kenapa ga ?” tanya Beby.
“Ya aku nggak mau aja kamu diapa – apain sama Luthfi” jawab Rangga.
“Kata kamu dia orangnya baik” ucap Beby.
“Udah deh, pokoknya aku nggak suka kamu deket – deket sama cowok lain” balas Rangga.
“Ciee, cemburu nih ceritanya” ledek Beby sambil mencubit pipi pacarnya itu.
“Nggak, siapa yang cemburu” balas Rangga mengeles.
Namun mukanya berkata lain, tampak wajahnya itu sudah memerah. Beberapa menit beristirahat, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
*~~~~*
“Fi, menurut kamu nanti pas lomba yang menang siapa ?” tanya Andela.
“Menurut lo ?” Luthfi malah balik bertanya.
“Kalo menurut aku sih, Septyan yang bakal menang” ucap Andela.
“Nah itu tau” balas Luthfi.
Luthfi yang tengah mengerjakan tugas di rumahnya memang selalu dihujani pertanyaan. Andela sering menanyakan kalo si itu orangnya gimana ? Kalo menurut kamu blabalala. Banyak sekali pertanyaan yang membuat Luthfi malas untuk menjawabnya.
Sepulang dari jalan – jalan bareng Rangga, sifat pacarnya itu sedikit berubah. Rangga sampai meminta bantuan Nabilah untuk mengawasi Beby. Dia tidak ingin pacarnya itu dekat – dekat dengan cowok lain. Sebagai teman yang baik, Nabilah hanya mengiyakan permintaan Rangga itu.
Bil, bisa kamu jagain Beby nggak biar nggak deket – deket sama cowok lain ?
Rangga mengirim sms ke Nabilah.
Emang kenapa ga ? kok lo jadi posesif gini ?
Nabilah membalas sms Rangga.
Siapa yang posesif, gw cuman mau ngejaga dia, biar nggak deket – deket sama cowok nggak bener.
Oke, gw akan laporan deh. Kalo Beby lagi deket sama cowok. Asalkan ada itung - itungannya
Kalo masalah duit mah gampang
Keesokan harinya, Nabilah mulai mengawasi Beby. Dia yang sebangku dengan Shania. Selalu menoleh ke belakang, bangku Beby memang tepat di belakang Nabilah.
“Bil, hari ini kok lo aneh banget ?” tanya Beby.
“Aneh kenapa ? perasaan kamu aja kali” jawab Nabilah.
Beby menyadari perubahan sikap Nabilah. Ia terlihat lebih sering menatap kearahnya. Saat itu pelajaran sedang berlangsung.
“Kalian kerjakan dulu tugasnya yah. Ibu ada perlu, kalau sudah kumpulin di meja ibu. Kalau belum kerjakan di rumah” ucap Bu Nanien.
“Baik bu”
Para murid mulai mengerjakan tugas yang diberikan guru itu. Beby yang lemah dalam pelajaran Indonesia, mulai kebingungan. Dia mulai celingak – celinguk ke kiri ke kanan. Pandangannya berhenti ke sosok cowok yang berada di bangku paling belakang. Dia melihat Luthfi yang tengah memakai earphonenya. Beby berinisiatif menghampirinya.
“Fi, lo kok malah denger musik sih ?” tanya Beby.
Luthfi tidak mendengar perkataan Beby itu. Hantu yang ada disampingnya mengulang ucapan Beby dengan nada yang lebih tinggi. Luthfi langsung melepaskan earphonenya.
“Iya ada apa beb ?” jawab Luthfi.
“Tugas kamu udah beres ?” tanya Beby.
“Udah emang kenapa ?” jawab Luthfi.
“Cepet amat beresnya fi. Bisa bantuin gw nggak ?” ucap Beby.
“Bantuin ?” tanya Luthfi.
“Gw nggak ngerti nih, soal nomer 7 sampe 10” jawab Beby.
“Bantuin donk fi, dia kan temen kamu” bujuk Andela.
“Hahh” dengan perasaan malas, Luthfi membantu Beby mengerjakan soal yang ia belum paham. Beby pun duduk disisi Luthfi.
“Tuliskan contoh – contoh ungkapan?”
“Itu sih gampang. Pacar gw cemburu buta, ketika gw deket sama temen cowok gw.” Beby menulis jawaban yang diucapkan Luthfi. Ia kemudian menanyakan soal selanjutnya, Luthfi menjawab semua pertanyaan yang belum diisi Beby. Luthfi yang tidak terbiasa berdekatan dengan cewek, merasa cenat – cenut. Dia mencuri – curi pandang kearah Beby yang sedang menulis.
“Cieeee…cieee yang suka sama Beby” ledek Andela yang melihat kelakuan Luthfi.
“Baka, Aitsu wa mo koibito irundayou” balas Luthfi. *Bodoh, dia sudah punya pacar.
“Kamu ngomong apa fi ?” tanya Beby yang mendengar bahasa asing di telinganya.
“Nggak kok, kamu salah denger kali” jawab Luthfi mengeles.
Nabilah yang sedari tadi melihat Beby yang pergi ke belakang, sudah memegang Hp di tangannya. Ia memfoto Beby yang sedang berduaan dengan Luthfi. Shania yang melihat itu merasa ada yang aneh dengan teman sebangkunya itu.
“Bil, lo kenapa sih ? hari ini agak aneh deh” ucap Shania ditengah mengerjakan tugasnya.
“Nggak kok shan” balas Nabilah.
“gw liat – liat lo tuh kayak ngawasin Beby gitu” ucap Shania.
“Ahh, perasaan lo aja kali shan” balas Nabilah yang kemudian memasukan Hpnya dan meneruskan tugas yang belum beres.
Rangga yang berbeda sekolah dengan Beby, menerima sebuah foto dari Nabilah. Matanya langsung melotot, darahnya serasa mendidih.
Rangga memang mempunyai sifat posesif, tapi selama ini dia menyembunyikannya dari Beby. Dia sudah tidak bisa menahan ketika melihat kedekatan Beby dengan Luthfi.
Pulang sekolah, dia mengirim sms ke Beby. Dia berencana akan main ke rumah pacarnya itu. Beby membalas sms itu, dia tidak keberatan pacarnya main ke rumah. Toh papah sama mamahnya sudah tau mereka pacaran.
“Permisi” ucap Rangga yang sudah ada di depan rumah Beby.
“Sebentar” ucap Beby sambil berjalan keluar rumah.
“Ayo masuk ga” Rangga lalu tersenyum, ia masuk ke rumah pacar cantiknya itu.
Mereka mengobrol di ruang tamu, Rangga tidak langsung menanyakan tentang foto itu, dia memilih untuk membahas topik lain, bercanda ria dengan Beby.
“Oh iya beb, tadi di sekolah kamu belajar apa aja” ucap Rangga.
“Tadi aku belajar, matematika, ekonomi, sama Indonesia” balas Beby.
“Hari ini kamu ada tugas ?” tanya Rangga.
“Nggak, tadi sih ada tugas Indo, tapi untung di bantu sama Luthfi. Jadi nggak perlu dibawa ke rumah deh” jawab Beby.
“Beb, kan aku udah bilang buat nggak terlalu deket lagi sama Luthfi”
“Aku kan cuman nanyain soal ga”
“Kan bisa sama Nabilah, kalo nggak sama Shania”
“Tapi…..”
Belum sempat kembali bicara. Rangga sudah mengeluarkan foto yang dikirim Nabilah itu.
“Nanyain soal, harus deket kayak gini yah ?” tanya Rangga.
“Itu.. darimana kamu dapet foto kayak gitu ?” jawab Beby.
“Gak penting foto itu darimana. Kamu tega beb….” ucap Rangga.
“Kamu kok jadi cemburuan gini sih ? Aku sama Luthfi cuman temenan doank, nggak lebih” balas Beby.
“Udah ah, gw mau pulang dulu” ucap Rangga dengan nada marah. Ia beranjak keluar dari rumah Beby.
Beby berusaha menahan pacarnya itu. cewek berlesung pipi itu kecewa dengan Rangga. Dia menjadi posesif, Beby mulai mencururkan air mata setelah kepergian Rangga. Perasaannya pada Luthfi hanya perasaan kagum tidak lebih, dia benar – benar mencintai Rangga.
*~~~*
Tak terasa perlombaan akan digelar 2 hari lagi. Semua peserta tengah gencar melakukan latihan, termasuk Septyan dan Sinka. Sinka yang tidak mau kalah lagi, sedang berlatih di kamarnya sendiri.
“Hooouuwooooooww” Ketika sedang bernyanyi, pintu kamarnya terbuka.
“elo ganggu aja sih, udah tau gw lagi latihan” ucap Sinka saat melihat kakaknya yang sedang berdiri di depan pintu.
“Berisik tau, gw lagi belajar ke ganggu” balas Naomi dengan nada marah.
“Salah sendiri kenapa belajarnya barengan sama latihan gw” ledek Sinka.
“lo tuh yah, jadi adik gk tau diri banget” balas Naomi.
“elo tuh, yang jadi kakak nggak mau ngalah” ucap Sinka.
Kebiasaan kakak beradik ini memang terus berlanjut. Mamah sama Papahnya suka menegur mereka, dan menasihati mereka agar rukun. Tapi tetap saja didepan kedua orang tuanya mereka mangut – mangut seolah mengeri. Namun dibelakang, mereka tetep aja musuhan, kayak kucing sama anjing.
Beda dengan Septyan, dia mempunyai seorang adik. Dia sangat rukun dengan adiknya itu. Dia tidak pernah ribut sekali pun. Adiknya juga sangat mendukung kakaknya menjadi seorang penyanyi.
Saat itu, mereka sedang makan malam. Tiba – tiba saja adiknya menanyakan tentang lomba yang akan diikuti kakaknya itu.
“Kak, 2 hari lagi yah ?” tanya adiknya.
“Iya, doain kakak yah, biar jadi juara satu” jawab Septyan.
“Iya kak, tami selalu dukung kakak kok” ucap Utami.
“Kamu emang adik kakak yang paling baik deh” balas Septyan sambil tersenyum.
“Kakak bisa aja deh” ucap Utami dengan muka yang mulai memerah.
Sehabis makan, Septyan kembali ke kamarnya. Ia berlatih kembali, pada perlombaan kali ini ia ingin kembali memenangkannya, dan Septyan juga ingin Sinka kembali seperti dulu, si dudut yang menggemaskan.
*~~~*
Hari berganti dengan cepat, sepulang sekolah Luthfi sedang bermain game di laptopnya.
“Fi, lo mau dateng nggak ke lomba besok ?” tanya Andela.
“Gak tau, ngapain juga gw kesana. Toh gw nggak ikut lombanya” jawab Luthfi.
“Kan Septyan ikut….” ucap Andela.
“Terus ?” balas Luthfi.
“Iya kita dukung dia, supaya menang gitu” ucap Andela.
“Hahhh, males ah” balas Luthfi.
“Ayo donk fi….”
“Ikut yah….yah” Andela terus membujuk Luthfi supaya dia datang ke lomba yang diadakan di SMA 11 itu.
Telinganya mulai panas, dia melogout gamenya, lalu mematikan laptopnya. Ia beranjak keluar rumah.
“Fi kamu mau kemana ?” tanya Andela yang berniat mengikuti Luthfi.
“Yamero, hotto ite kure yo” jawab Luthfi menghentikan langkah Andela. *Berhenti, biarkan gw sendirian.
Andela mengerti gelagat Luthfi, mungkin ia ingin menenangkan dirinya. Ia kembali duduk dan membuka laptop Luthfi, kali aja ada film yang seru.
Luthfi sedang menenangkan diri di taman dekat rumahnya. Ia duduk di sebuah bangku taman, sambil memakaikan earphone di telinganya.
#ToBeContinued