Magic Love Part 39


Hallo sahabat KSJ48. Nah, Magic Love part 39 sama 38, bukan gue yang nulis. Tapi temen gue Adit. Alur ceritanya tetep kok, cuman gaya nulisnya aja yang agak beda. Happy Reading :v
“Bajingan lo ya. Udah habisin mereka berdua.” Ucap Yosep  kepada para Preman tersebut.
“Siap bos…” Ucap kelima preman tersebut.
Tiga preman mengurusi Rizki dan 2 sisanya mengurusi bagian Adit.
Rizki yang hendak melawan digagalkan karena 2 preman memegangi kedua tangan Rizki dan membentangkanya.
Sehingga preman yang satunya lagi asyik memukul tubuh Rizki yang sudah tak dapat melawan.Darah pun terlihat di bagian wajah dan tubuhnya. Sedangkan Adit yang lengannya masih menggantung sama sekali tak berkutik ketika 2 preman memukulinya bergantian.
Adit hanya dapat mengerang dan berteriak kesakitan. Pukulan demi pukulan dilancarkan ke tubuh Adit yang sudah tak berdaya. Pukulan mengenai wajah dan perutnya sehingga  membuatnya baju seragamnya dipenuhi bercak – bercak darah.
Terlihat darah yang keluar dari pelipis matanya dan samping mulutnya. Elaine yang menyaksikan tersebut hanya bisa melihat sambil  menggoyangkan – goyangkan kursinya mungkin karena tidak kuat menyaksikan kedua temannya tersebut disiksa.
Sedangkan Yosep asik menonton hal tersebut seperti sebuah film yang ditayanngkan di bioskop bedanya ini secara langsung.
Beberapa menit kemudian…
“Hoamm…” Suara Yosep yang menguap menandakan bahwa dirinya mulai merasa bosan.
“Bosen nih gw. Hah, gw punya ide nih biar tambah seru.” Pikir Yosep sambil melihat Elaine dengan senyuman menyeringai.
Sedangkan Elaine masih terus memandangi penyiksaan tersebut tanpa bisa berbuat apa – apa.
“Stop…!” Teriak Yosep kepada para preman tersebut.
Preman – preman tersebut akhirnya menghentikan semua kegiatanya. Yosep berjalan mendekati Adit.
Adit hanya bisa melihat kedatangan Yosep dengan tatapan kebencian. Yosep berjalan memutari Adit.
“Lo, liat kan tuh si Elaine…” Ucap Yosep yang menunjuk Elaine yang berada di depan mereka berdua.
Sedangkan Elaine yang merasa ditunjuk hanya dapat berpikir bahwa sesuatu yang buruk akan menimpanya.
“Lihat betapa cantiknya dia…” Ucap kembali Yosep.Adit hanya menatap Yosep dengan tatapan bingung.
“Bagaimana kalo gw bermain – main sama dia?” Bisik Yosep yang dapat balasan tatapan tajam dari Adit.
“Apa maksud lo?” Teriak Adit.
“Lo tau lah maksud gw.”
“Cih. Bajingan lo…” Ucap Adit yang meludah ke muka Yosep.
“Brengsek lo ye…! Hajar lagi dia.” Ucap Yosep kepada para preman sambil meninggalkan Adit yang langsung menuju ke tempat Elaine berada.
Para preman tersebut memukuli kembali Adit. Adit dengan jelas dapat melihat Yosep mulai beraksi.
Ia mulai menyentuh pipi gadis nan imut itu dengan lembut. Elaine yang merasakan hal itu hanya dapat ketakutan.
Ia menyentuh rambut Elaine dengan lembut dan mencium aroma shampoo rambutnya tersebut.
“Huh, wanginya…” Ucap Yosep melihat Adit yang masih dipukuli tersebut.
Ia mulai membuat Adit panas.  Sedangkan Adit menundukan kepalanya dan larut dalam pikirannya. Entah apa yang ada di pikirannya.
Yosep melanjutkan dengan membuka jaket yang dipakai oleh Elaine.
Setelahh jaket terlepas. Yosep melepas dasi cewek yang lugu tersebut.Elaine berontak ketika tangannay mulai menyentuh dasinya tersebut.
“Tenang sayang.kamu nggak akan terluka kok…” Ucap Yosep dengan nada yang manja.
Elaine  malah makin memberontak. Yosep yang tak tahan dengan kelakuan Elaine melayangkan tamparannya yang mendarat di pipi Elaine sehingga menimbulkan jejak merah pada pipi Elaine.
“Diem…! Jangan banyak gerak – gerak atau kamu akan tau akibatnya” Ucap Yosep dengan nada keras.
Elaine yang mendapatkan tamparan tersebut mengeluarkan air mata yang menahan kesakitan.
Yosep melanjutkan melepaskan dasi yang menempel pada seragam Elaine. Belum kelar ia membuka dasi tersebut, ia terkejut mendengar ucapan yang tak terduga…
“Cuman segini kemampuan kalian? Hah dasar si Adit, sama orang kayak gini aja bisa kalah. Dasar lemah…!” Ucap Adit yang masih menunduk tiba - tiba yang membuat semua orang yang berada di ruangan tersebut terkejut dengan perkataannya.
Bagaimana tidak? Orang yang seharusnya tertekan malah dapat mengucapkan kata – kata tersebut dengan tenangnya.
“Hah? Apa yang lo bilang tadi?” Ucap Yosep kali ini memadtikan ia tidak salah mendengar.
“Gw bilang, dasar lemah. Emang kenapa kalo gw bilang lo lemah?” Ucap Adit yang mungkin ingin membuat emosi Yosep meledak ledak.
“Hah? Lo nggak sadar? Lo yang harusnya…”
Belum selesai Yosep mengakhiri kata – katanya, terpotong oleh suara Adit.
“Lo mau ngomong apa? Emang buktinya gitu kan?” Ucap Adit yang membuat Yosep terhenti berbicara.
“Maksud lo?” Tanya kembali Yosep.
“Pada kenyataannya lo manggil preman – preman ni buat ngehabisinn gw. Dan secara tidak sadar lo ngakui diri lo lemah. Bukankah begitu?” Ucap Adit menaikan alis kanan dan tersenyum licik.
Yosep yang mengatakan hal itu mendekatkan dirinya kearah Adit. Tanpa banyak bicara ia langsung melayangkan pukulannya kearah perut Adit yang reflek membuat Adit merasa  kesakitan. Namun Adit malah tertawa dengan puasnya.
“Oww…! ternyata benar lo bener – bener lemah. Lo bisa – bisanya nyerang orang yang nggak bisa berbuat apa – apa.” Ucap Adit yang membuat Yosep mulai berpikir.
“Baiklah kalo gitu, lepasin ikatannya.”Perintah Yosep kepada anak buahnya tanpa pikir panjang.
Anak buahnya pun langsung melepaskan ikatan tersebut. Sebenarnya Adit memang memancing Yosep agar melepaskan ikatannya dengan memancing emosinya. Yap, mungkin yang dilakukan Adit kali ini memang benar – benar keputusan yang tepat.
*~~~*
Sebelumnya di dalam pikiran Adit… “Apa yang harus gw lakuuinn sekarang, gw nggak bisa apa – apa?” ucap Adit pada dirinnya sendiri.
“Hoi dit, apa yang lo lakuin…?” ucap seseorang tiba - tiba dalam pikirannya yang tak lain adalah dirinya sendiri tapi dengan sifat yang berbeda dengan dirinya yang asli.
Adit sontak melihat ke belakangnya.
“Liat tuh, lo mau temen – temen lo mati?”
“Tapi apa yang harus gw lakukan?” ucap Adit yang sebenarnya kali ini.
“Lo serahin semuanya ke gw…” ucap dirinya yang lain dengan sombongnya.
“Tapi…”
“Tapi apa lagi? Lo mau temen – temen lo mati…” Ucapnya kembali menyudutkan Adit yang sekarang ini sedang kebingungan.
“Gw takut lo nanti yang akan nguasai tubuh gw!” Ucap Adit dengan nada yang sedikit menyentak.
“Daripada temen lo yang mati? Tapi itu mah terserah elu sih…” Ucapnya kembali dengan datar yang benar benar membuat Adit semakin tersudut.
“Baiklah kalo gitu gw akan lakuin apapun asalkan temen gw selamat meskipun harus ngorbanin persahabatan gw.” Ucap Adit yang tampak lemas.
Terlihat senyum penuh kebahagiaan yang tersirat dari raut wajah Adit yang satunya lagi.
Ya benar Adit adalah seorang Alter Ego atau lebih tepatnya berkepribadian ganda.
*~~~*
Beberapa menit yang lalu…
“Raf, lo bisa jemput gw sekarang nggak. Soalnya motor gw masih di bengkel nih.” Ucap Raito yang kebingungan mencari kendaraan untuk segera berangkat.
“Lha, emang si Adit kemana? Kenapa kagak bareng aja?”Balas Rafely dari balik telepon.
“Nggak tau, dari tadi dia belum pulang tuh…”
“Atau jangan – jangan…” Sambung  Raito yang terpotong.
“Atau jangan – jangan apa?”
“Udah jangan banyak tanya, sekarang lo cepetan ke sini.”
“Ok, gw akan segera ke sana.”
“Ok gw tunggu di depan rumah gw.”
Raito merasakan ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Pertanyaan tentang dimana Adit sekarang, apa yang terjadi sama Rizki, dan hilangnya Gracia sama Elaine membuatnya harus berpikir lebih keras lagi.
Pikiran itu terus berputar – putar dalam pikirannya. Tak terasa Rafely sudah berada di depan rumah. Raito beranjak dari rumahnya dan masuk ke motor Rafely. Rafely pun langsung menancap gasnya.
Keadaan hening di dalam motor karena mungkin larut dalam pikiran masing – masing hingga akhirnya Rafely membuka mulutnya.
“Eh to, lo tadi mau ngomong apa waktu di telpon?”
“Yang mana?”
“Itu yang tadi lo ngomongnya nggak jadi.”
“oh yang itu. Gimana yah, gw nggak tau ini bener apa nggak tapi kalo dipikir – pikir, akhir – akhir ini si Adit kayak banyak masalah.”
“Ya jelaslah, kan dia yang dituduh ngancurin base.”
“iya juga sih, tapi kayaknya yang ini beda deh.”
“Beda gimana?”
“Kayaknya si Adit tau deh soal hilangnya Elaine sama Gracia.”
“Lo tau darimana?”
“Gw sih asal nebak, tapi apa lo kagak aneh sama kejadian semua ini?”
“Iya juga sih kayaknya ada yang aneh. Kayak ada yang ngerancanain semua ini.”
“Nah itu juga yang gw rasakan. Sepertinya semua kejadian ini ada hubungannya dengan hilang Elaine sama Gracia deh.”
Diperjalanan Raito terhambat karena kondisi jalanan yang macet.
Sedangkan di tempat kejadian keadaan semakin menegangkan.
“Sekarang gw udah lepasin lo,dan sesuai keinginan lo. Kita duel sekarang, nentuin siapa yang paling kuat antara gw sama lo.”
“Tapi gw punya satu permintaan, kalo gw menang lo harus ngelepasin mereka.” Ucap Adit sambil melirik ke Elaine dan Rizki.
“Ok, dan kalo gw menang gw boleh bawa Elaine sama gw.”
“Baiklah.”
Sontak Elaine dan Rizki yang mendengar itu kaget, Rizki masih tak percaya dengan yang dikatakan Adit. Berani – beraninya ia membuat Elaine sebagai bahan taruhan.
“Dit, lo gila yah? Elaine yang lo sayangin mau lo jadiin bahan taruhan.” Teriak Rizki yang masih dipegangi oleh kedua preman.
Tapi para preman tersebut sudah tidak lagi memukulinya karena mungkin terpaksa untuk menonton duel tersebut.
“Tenang aja…” Ucap Adit sambil tersenyum kearah Rizki, lalu kembali menatap Yosep yang masih berdiri dan lanjut menatap Elaine. Elaine mengerti dengan apa yang dimaksud Adit. Elaine sekarang merasa lebih tenang.
“Bisa kita mulai sekarang?” Sambung kembali Adit.
“Ok, SEKARANG LO SIAP – SIAP TERIMA TINJUAN GW…!” Teriak Yosep sambil berlari ke arah Adit dengan kepalan yang siap dilayangkan ke muka Adit.
Sedangkan Adit hanya diam dengan santainya di tempatnya.Pukulan dilayangkan ke muka Adit.
Dengan mudahnya Adit menghindar tanpa harus menggerakan kakinya. Terlihat Yosep kesal karena pukulannya sama sekali tak mengenainya. Ia meluncurkan pukulan secara bertubi – tubi dengan cepat. Tapi lagi – lagi Adit hanya menghindari dengan mudahnya tanpa melakukan balasan hingga akhirnya satu pukulan mendarat di pipi Adit.
Terlihat darah keluar dari mulutnya.Adit hanya menatap Yosep dengan tenangnya.
“Lo ngehina gw hah?” Ucap Yosep kali ini.
“Sekarang rasain ni…!” Sambung Yosep. Kali ini ia melayangkan tendangannya kearah perut Adit dengan lututnya hingga Adit memuntahkan darah segar dari mulutnya. Yosep terlihat girang karena telah membuat Adit memuntahkan darahnya.Sedangkan Adit masih dengan wajah tenangnya.
“Lo rasain tuh tendangan gw.” Ucap Yosep dengan sombongnya.
“Lumayan juga lo yah, tapi apa cuma segini kemampuan lo?” Ucap Adit yang membuat emosi Yosep kembali memuncak.
“Apa maksud lo?”
“Butuh lebih dari itu bung, buat ngebunuh gw…!” Ucap Adit kali ini dengan tatapan tajam.
“Bajingan lo…!” Ucap Yosep.
Yosep pun mulai mengepalkan tangannya kembali kali ini.Ia sekarang benar – benar terlihat seperti ingin membunuhnya. Ketika hendak melayangkan pukulannya tiba – tiba…
#ToBeContinued