Hantu Amnesia Part 25


Hallo sahabat KSJ48. Update lagi nih Hantu Amnesia. Buat yang gak mau ketinggalan apdetan ini blog yuk follow twitter gue @lueth119, gue follback kok, asal mention aja :v
Risman melangkah masuk ke dalam kelas, melewati beberapa murid yang duduk di bangku depan. Ia duduk dengan perasaan senang sambil memegang Hpnya. Saat itu dia sedang bertukar pesan dengan seseorang, ya seseorang yang ia idamkan.
Terkadang saat ia membaca pesan balasan dari kak Ve, ia senyum-senyum sendiri, membuat para murid yang lain aneh melihat tingkah laku ketua kelasnya ini. Selang beberapa menit , wakil ketua kelas datang ke kelas bersama tiga orang sahabatnya. Mereka menyimpan tasnya di meja masing – masing, lalu menghampiri Risman.
“Ciee..cieee kayaknya ada yang lagi seneng nih” ejek Jeje sambil duduk di bangku samping Risman.
Risman tersenyum mendengar ucapan itu, ia masih menatap layar Hpnya.
“Cerita donk man, jangan lagi sedih mulu lo cerita ke gw.” Kinal yang sudah duduk didepan bangku Risman penasaran hal apa yang membuat Risman sesenang ini.
“hehe, maaf-maaf, abisnya lagi seru banget” balas Risman yang kemudian diiringi dengan senyuman, Risman memasukan Hpnya ke saku bajunya.
“lo lagi smsan sama siapa sih ?” tampaknya Dhike juga ikut penasaran.
“Sama Kak Ve lah….” Ayana yang sedari tadi sudah tidur di bangku depan yang bersebelahan dengan Kinal, dia antara bicara atau mengigau, karena matanya sudah tertutup rapat.
“Ni anak pagi-pagi udah ngigo aja” ucap Jeje dengan nada kesal.
“hehe, tapi yang diucapin Ayana bener kok” Risman membetulkan apa yang diomongkan Ayana.
Dengan perasaan heran Kinal melemparkan satu pertanyaan lagi
“emang kak Ve kasih nomernya ke elo ?”
Risman dengan bangganya menganggukan kepalanya “nih kalo gak percaya” lanjutnya sambil memperlihatkan Hpnya yang didalamnya penuh dengan pesan dari kak Ve.
“Kok bisa yah….” ucap Jeje terheran-heran.
“Iya, gw juga gak habis pikir” sambung Dhike dengan ekspersi bingung.
“Kalian kenapa sih ? gak suka kalo gw deket sama kak Ve ?” ucap Risman dengan nada agak membentak, ia mulai kesal dengan perkataan Jeje dan Dhike.
“Bukannya gitu man, kita gak mau aja lo cuman dimanfaatin, atau cuman dimainin aja sama kak Ve” Kinal mencoba meredam amarah Risman, seluruh murid menatapnya ketika ia membentak Jeje dan Dhike.
Risman menggebrak meja dengan cukup keras, membuat Ayana terbangun dari tidurnya.
“Maksudnya lo apa nal ?, gw sadar dia itu primadona sekolah, dia juga suka mainin cowok, tapi gw pengen dengan deketnya sama gw, sifatnya menjadi berubah nall” ucap Risman yang kemudian meninggalkan kelas.
“Gw cuman gak mau lo disakiti man, itu aja, gw sayang sama lo” ucap Kinal dalam batinnya.
“Duuuhh, ada apaan sih ?” tanya Ayana yang terbangun dari tidurnya, matanya belum terbuka sempurna, ditambah lagi dengan mukanya yang terlihat masih mengantuk.
“Dah, gak ada apa-apa kok ay, lo jangan tidur lagi bentar lagi guru dateng” jawab Kinal.
Mereka kembali ke bangku yang biasa mereka pakai untuk belajar.
Sama seperti Ayana, Luthfi yang mendengar gebrakan meja yang cukup keras terbangun dari tidurnya. Ia duduk di bangku dengan mata yang masih terpejam, ia perahan membuka kedua bola matanya, dan disampingnya sudah ada Sinka.
Perasaan mengantuk masih menggentayangi Luthfi, ia mencoba memelekan mata yang sukar untuk dibuka.
“eh, elo udah dateng sin” sapanya dengan nada orang ngigo.
“duuh, ini anak ketularan Ayana kali yah, pagi-pagi udah tidur aja” ledek Sinka yang sedang berselancar ria di sosial media.
“Tadi siapa sih yang gebrak-gebrak meja ? gak ada kerjaan banget” sambil menggisik matanya ia bertanya kepada Sinka.
“Tadi Kinal sama Risman ribut fi” malah Andela yang membuka mulutnya.
“Tadi itu…” hendak menjawab pertanyaan Luthfi, ucapan Sinka terpotong oleh Luthfi.
“Udah dah tau gw” sambil mengangkat satu tangannya ke depan mukanya.
“lo tau darimana ? kan tadi lo tidur pules banget ?”
Sinka merasa ada kejanggalan dengan ucapan Luthfi. Kembali cowok penggila game ini mencari-cari alasan.
“eu.mm… tadi gw denger Risman ribut sama Kinal”
“Hmmm, masa sih ? gw liat lo tadi tidur kayak orang mati” ledek Sinka dengan tatapan curiga sambil menunjuk ke arah Luthfi.
“Ah, itu cuman pengliatan lo doang” balasnya sembari memalingkan wajahnya dari Sinka.
Di tengah obrolan, Septyan datang menghampiri mereka berdua, ia melihat kedekatan Luthfi yang makin akrab dengan Sinka.
“Ciee….cieee makin deket aja nih” ejeknya saat tiba di bangku mereka berdua.
“Apaan sih yan…” balas Sinka dengan nada malu-malu.
“Stop yan, lo jangan ngomong gitu, terakhir kali ada yang cemburu, ujung-ujungnya gw masuk ke rumah sakit”
Yaa Luthfi tau, Septyan menaruh rasa kepada Sinka teman masa SMPnya. Dia juga tidak ingin kejadian Beby dan Rangga, terulang kembali.
“hehe, nyantai bro, gw gak gitu kok orangnya” ucap Septyan dengan diiringi senyuman.
Beberapa menit kemudian, datang teman-teman Luthfi yang lainnya, pertama Tyas, lalu Shania, Beby, dan yang terakhir Nabilah. Yupi juga kembali ke bangku Luthfi setelah membaca beberapa buku di bangkunya.
Mereka berkumpul seperti biasa, pagi ini mereka sedang membicarakan tentang rencana mereka yang akan pergi ke pameran kota.
“oh, iya nanti malem jangan lupa yah” ucap Yupi mengingatkan teman-temannya.
“Pastilah yup gak akan lupa” Andela yang pertama kali merespon, yang kemudian ditanggapi dengan senyuman oleh Yupi.
Sesudah Andela teman-teman Yupi menjawabnya dengan berbagai respon.
Sinka juga menghimbau kepada teman-temannya untuk berkumpul terlebih dahulu di depan gerbang alun-alun. Ia juga memberitahu mereka agar berpasangan saat berjalan-jalan di pameran nanti.
“Nanti malem, gw mau sama Septyan, kalo lo shan ?” tanya Sinka.
“Jelas lah, gw sama Tyas, iya kan yas ?” jawab Shania sambil memberi sebuah kode kedipan kepada Tyas.
Cowok yang dimaksud tersenyum lau berkata, “Pastilah sama gw”
“Gw juga mau ngajak Rangga, kalo lo fi ?” ucap Beby.
“Luthfi sama aku” Yupi menjawab pertanyaan Beby, cewek berlesung pipi ini hanya membulatkan mulutnya ketika mendengar jawab Yupi.
“Yah, gw sama siapa donk ?” tanya Nabilah dengan ekspresi kebingungan.
Shania berkata, “Tenang bil, disana banyak cowok cakep kok”
Nabilah hanya pasrah pada nasib, ia berharap ada cowok ganteng super keren, yang mengajaknya jalan.
Tak lama setelah itu, Risman kembali ke kelas didampingi oleh pak Yanto. Dia melewati Kinal cs tanpa sepatah kata apapun. Mungkin Risman kecewa kepada sahabat baiknya itu. Pak Yanto memulai pelajarannya….
*~~~*
Setelah mendapatkan nomer kak Ve, hampir setiap menit ia mengecek kotak masuknya, berharap kak Ve membalas pesan darinya. Dia akan menunda aktivitasnya ketika ada pesan dari kak Ve entah itu saat makan, belajar atau kegiatan lainnya.
Jantungnya bergebu-gebu, matanya melotot, tampak senyum di wajahnya ketika datang pesan baru dari kak Ve.
“yesss….yess…huuuu..uuuu”. Risman bertingkah laku seperti orang gila, guling-guling di kasur tak karuan.
man, ntar malem kamu ada waktu gak ? kalo ada, kita jalan yuk
Dengan nafas yang masih terengah-engah dia membalas sms dari kak Ve itu.
ada kok, buat kak Ve selalu ada waktu, jalan kemana kak ?
Setelah menyentuh tombol kirim, ia kembali mengeluarkan ekspresi senangnya dengan bersorak gembira dengan mengayunkan kedua tangannya ke depan dan kebelakang.
Ddrrrt…dddrrtttt
Risman membawa kembali Hp yang ia letakan diatas kasur dan membaca lagi pesan yang datang.
Ke pameran kota, gw tunggu di rumah gw jam 7 malem
Tingkahnya semakin tidak karuan, ini pertama kalinya ia diajak jalan oleh seorang perempuan yang sekaligus gebetannya.
Sore harinya Risman sedang membersihkan tubuhnya, ia tidak ingin kencan pertamanya gagal gara-gara hal kecil. Selesai mandi, ia mengenakan baju yang sekiranya bias membuat kak Ve memuji penampilannya. Tak lama kemudian ia pergi ke rumah kak Ve setelah menerima alamatnya.
*~~~*
Tiiddiiiddd
Terdengar suara klakson mobil didepan rumah Luthfi, tak lain dan tak bukan adalah mobil jazz milik Yupi, kali ini ia mengendarai mobilnya seorang diri. Didalam rumah Andela sudah cerewet minta ampun.
“Luthfi-sama hayaku hayaku” sembari melambaikan tangan kearah Luthfi yang sedang memakai pakaiannya. *Luthfi cepetan donk.
“Chotto matte” Luthfi mempercepat gerakan memakai bajunya. Ia lalu menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum ke badannya.
“Ikkuyo” ucap Luthfi sambil meninggalkan rumahnya diikuti oleh Andela. *Ikkuyo = Ayo.
“Yupi, maaf lama yah, itu Luthfi mandinya lama banget” ejek Andela setelah sampai didepan mobil.
“Apaan sih lo” tampak raut muka kesal saat Luthfi mendengar perkataan itu.
Yupi merespon Andela dengan senyuman kecil dibibirnya, “Ayo cepet naik” ujarnya.
Mobil pun melaju ke tempat tujuan.
Tok-tok-tok
“non Shania, dibawah ada den Tyas” ujar seorang pelayan setelah mengetuk pintu kamar Shania.
Tanpa membuka pintu Shania membalas dengan nada agak keras.
“Suruh tunggu di ruang tamu bi, bentar lagi saya kesana”
“Baik non” pelayan itu lalu kembali ke bawah setelah menerima perintah dari Shania.
Didalam kamar, Shania sedang make-up, dia ingin lebih cantik dari biasanya malam hari ini. Merasa cukup cantik Shania menyusul Tyas dengan mengenakan sebuah jaket.
“Haiii” sapa Shania saat tiba di ruang tamu.
Tak seperti biasanya Tyas tidak merespon Shania, ia malah menatap Shania tanpa berkedip sekalipun. Shania merasa ada yang aneh, ia mendekati Tyas lalu melambaikan tangannya didepan muka Tyas.
“yas, lo nggak apa-apa ?”
Ucapan kedua Shania terdengar oleh Tyas, ia mengedipkan matanya lalu menggelengkan kepalanya singkat.
“eh, nggak, gw gak apa-apa kok. Lo udah siap ?”
“Udah”
“Yaudah kita berangkat sekarang yuk”
Sesudah meminta izin dari kedua orang tuanya, Shania berangkat ke pameran kota. Sesuai janji, mereka berdua tidak mengenakan kendaraan, Shania dan Tyas berjalan kaki menyusuri dinginnya udara.
“Shan yakin lo mau jalan kaki ?”
“Yakin yas, jaraknya kan deket dari rumah gw”
“Oke, tapi kalo lo lelah, kasih tau gw yah”
“Oke”
Itulah percakapan yang terjadi saat Tyas dan Shania berjalan menuju alun-alun kota.
Disisi lain, tampak satu orang cowok sedang memacu motornya, dibelakangnya ada seorang cewek yang memeluknya erat. Mereka adalah Beby dan Rangga. Hubungan mereka sudah membaik setelah kejadian itu.
“ga, cepetan, aku takut yang lain udah nyampe” suara Beby bercampur dengan hembusan angin yang kencang.
“Oke beb” balas Rangga, sambil menggas pol motornya, membuat Beby semakin erat memeluk Rangga.
*~~~*
“duuuh, mereka pada kemana sih ? kok telat sih ?”
“hehe, mereka bukan telat, tapi kita yang datangnya terlalu cepet”
“Kan, aku udah gak sabar pengen jalan-jalan sama kamu”
Glagat malunya keluar, saat Sinka mengucapkan kalimat terakhir. Septyan meresponnya dengan senyuman manis.
“Iya sin, aku juga gak sabar pengen jalan sama kamu”
Sedikit berbeda dari sebelumnya, omongan mereka menjadi lebih sopan, bahkan tidak memakai lo gw lagi tapi aku kamu.
5 menit kemudian, datang sebuah pasangan, berjalan menuju mereka berdua. Malam itu Luthfi memakai celana jeans, sepatu vans, ditambah dengan sebuah jaket hitam polos membuat kesan casual yang kental.
Sedangkan Yupi memakai jaket hello kitty warna pink yang teramat lucu.
Luthfi, Yupi, dan Andela menghampiri Sinka dan Septyan. Mereka menunggu yang lainnya dengan mengobrol seputar apa-apa yang akan dilakukan pada saat pameran berlangsung.
“itu bukannya Tyas yah ?” tanya Yupi melihat seorang cowok dari kejauhan.
"Maaf yah, yas. Jadinya kayak gini"
"Gak apa-apa shan, aku seneng kok"
Tyas terlihat sedang menggendong Shania. Ya, alih-alih mau jalan bareng, malah Shania digendong Tyas karena kakinya terkilir.
Yupi yang melihat itu merasa heran
"wah-wah ada acara gendongan segala" ucapnya saat Shania tengah turun dari punggung Tyas.
Tyas hanya tersenyum mendengar itu, Shania yang merasa bersalah membuka mulutnya, "Ini gara-gara aku....".
Tyas menutup mulut Shania dengan satu jari manis yang menempel dimulutnya, "Udah shan, jangan gitu ah, itukan gara-gara kaki kamu terkilir"
"Ciee, dah makin deket aja nih" ledek Septyan.
"Apaan sih lo yan" balas Tyas sambil melepas jarinya dari mulut Shania.
"Kaki lo udah mendingan shan ?" tanya Tyas.
"Udah kayaknya yas. Makasih yah" jawabnya.
"Sama-sama"
"Emang gimana ceritanya sih, lo bisa digendong Tyas ?" tanya Luthfi.
Kita kembali ke beberapa menit yang lalu, dimana Tyas dan Shania berjalan berdua menuju pameran kota.
"Aduhh" Shania yang keasikan ngobrol dengan Tyas, tak menyadari ada lubang kecil dipinggir jalan. Tubuh Shania hampir terjatuh, namun berhasil ditahan Tyas.
"Shan lo gak apa-apa ?"
"Aduuh, kayaknya kaki gw terkilir deh"
"Yaudah, duduk dulu disana" Tyas menuntun Shania menuju bangku pinggir jalan.
Shania duduk dibangku sambil menahan rasa sakit dikakinya. Tyas memeriksa kaki Shania, "Tahan ya shan, ini mungkin agak sakit" ucapnya sambil memijat kaki Shania.
"Awwww," Shania memejamkan matanya sambil mengerang kesakitan. Rasa sakit itu perlahan memudar.
"Mendingan ?" tanya Tyas saat usai memijat.
"Iyaa, tapi masih kerasa sakit"
Tyas jongkok didepan Shania, "Ayo, gw gendong lo ke pameran"
"Gak usah yas gw bisa jalan sendiri kok" Shania mencoba berdiri tanpa bantuan Tyas. Namun beberapa detik ia berdiri, Shania terjatuh kembali ke bangku.
"Tuh, kan apa gw kata. Ayo cepet naik, kita udah telat nih"
Tyas memaksakan kehendaknya.
Alhasil, Shania digendong oleh Tyas. Dengan segenap tenaga Tyas menggendong teman kecilnya ini ke pameran kota. Diperjalanan Shania terus meminta maaf karena menyusahkan teman baiknya itu.
"Udah shan, gak usah minta maaf gitu. Gw seneng kok bisa ngegendong lo"
"Ouuh gitu ceritanya" Sinka mengangguk-anggukan kepalanya pertanda mengerti. Kembali ia melihat 2 orang yang ia kenali. Yap. Itu adalah Beby dan Rangga.
"Lama banget sih" kesal Sinka karena ketelatan temannya ini.
"Sorry-sorry tadi kejebak macet" ucap Beby dengan wajah memohon.
"Dah-dah, yuk kita berangkat" ucap Luthfi, berjalan meninggalkan teman-temannya yang masih berdiri diluar alun-alun kota.
"Chotto matte yo" Andela bergegas menyusul Luthfi bersamaan dengan Yupi dibelakangnya, lalu disusul yang lainnya.
*~~~*
Pameran kota, ditujukan untuk para masyarakat sekitar yang membutuhkan tempat refresing, wisata kuliner, dan berburu barang-barang obral. Luthfi dan teman-temannya masuk berjibaku dengan padatnya orang disana. Karena perbedaan tujuan seperti Luthfi yang ingin membeli game, Shania yang ingin membeli baju dan yang lainnya, dan kondisi pameran yang ramai pengunjung, membuat mereka memisahkan diri. Niatnya sih mau makan bareng dulu, tapi ah gak apa-apa deh, kan jadinya bisa berduaan sama pasangan masing-masing.
"duuh, ini yang jualan game mana sih" Luthfi sudah bernafsu ingin memainkan game baru, ia celingak-celinguk mencari stan yang menjual CD game.
"Tenang fi, nanti juga ketemu" balas Yupi yang berjalan disamping kanan Luthfi.
"Mending kita makan dulu" timpal Andela sekenanya, ia langsung mendapatkan lirikan tajam dari Luthfi, senyum di wajah Andela melebar ketika mengetahuinya. Tepat waktu. Yupi melihat stan yang menjual aneka makanan Jepang.
"Pas banget, tuh ada kedai makanan Jepang. Kita makan disana yuk" ajak Yupi sambil menunjuk ke arah stan itu.
Luthfi menghembuskan nafasnya, ia menahan nafsunya untuk membeli CD game, tanpa sepatah kata, ia berjalan menuju stan tersebut.
"Yeayy, okonomiyaki....okonomiyaki" dengan riang Andela berjalan mengikuti Luthfi sambil menyebut-nyebut salah satu makanan Jepang itu. Yupi hanya menampakan senyuman diwajahnya sambil berjalan.
"Shania, Beby tega banget sih. Kok gw ditinggal" kesal Nabilah setelah membaca sms dari sahabatnya yang berisi bahwa mereka sudah masuk kedalam.
"Hahhh~~"
"Udah gak ada pasangan, ditinggal lagi"
Wajah lesu terlihat jelas, udah terlanjur make-up dan lain-lain, sayang kalo langsung pulang pikirnya.
"Mana laper lagii" tambahnya sambil memegang perutnya.
Alhasil Nabilah masuk ke dalam pameran, mencari stan yang menjual makanan yang dikiranya bisa memenuhi kebutuhan perut ini. Tak butuh lama ia sudah duduk di sebuah stan yang menjual ayam goreng.
Untung saja dia bergerak cepat, kalo tidak Nabilah tidak akan kebagian meja. Stan ini banyak pembeli, mungkin karena bumbu ayam goreng yang enak ditambah sambalnya yang ajib bener.
Nabilah mengotak-atik Hpnya, curhat di twiter dan facebook, selagi menunggu pesanannya datang.
"Ini pesananya mbak" ucap pelayan itu sambil meletakan satu piring nasi, dan satu potong ayam goreng yang telah masak, tak lupa ditambah air putih, sambal dan lalabnya.
"Makasih mbak" balasnya sambil menganggukan kepala.
"Sikatt~~" baru saja ingin memegang ayam, pandangannya teralihkan oleh seorang cowok bertubuh tinggi dan kekar.
"Maaf, boleh gabung gak, meja yang lain sudah penuh soalnya" terlihat cowok itu sedang memegang 1 buah nampan yang diatasnya hampir sama dengan Nabilah.
"Kyaa~"
"Ganteng banget" ucapnya dalam hati, tanpa disadari, Nabilah memberikan senyuman termanisnya dengan kedua tangan memegang kedua pipinya.
"Eu....eumm, kalo gak boleh sih gak apa-apa" karena tak kunjung dijawab, cowok itu mengurungkan niatnya.
"Ehh, boleh kok boleh, duduk aja" ucap Nabilah yang tersadar dari hipnotis cowok itu. Haha, hipnotis.
"Thanks" balasnya sambil duduk di depan Nabilah, dan mulai menyantap makanannya.
Cewek bergingsul ini hanya menatap cowok itu, dengan satu tangan menahan kepalanya dan satu tangan hanya menyentuh nasi yang tak kunjung ia masukan ke mulutnya.
"Kok perut gw mendadak kenyang gini yah ?" ucapnya didalam hati.
"Lho, kok gak dimakan ?" tanya cowok itu yang membuat Nabilah sadar untuk kedua kalinya.
"Eh iya hampir lupa" Nabilah akhirnya menyuapkan nasi ke mulutnya.
Dipikirannya ia ingin sekali tau, siapa nama cowok yang ada dihadapannya itu.
"Oh iya kita belum kenalan, nama gw Marcel, nama lo siapa ?" tanya Marcel sesudah meneguk air putih. Tangannya yang jenjang, putih dan mulus diulurkannya kedepan.
"Gw Nabilah" tangan Marcel disambar oleh teman Luthfi itu.
Mereka berjabat tangan cukup lama, sampai Marcel memberi sebuah glagat yang membuat Nabilah melepaskan tangannya.
"Btw, lo kesini sendirian ?" tanya Marcel sembari menyantap makanannya.
"Niatnya sih sama temen, tapi malah ditinggal" jawabnya.
"Kalo lo, sendiri ?" Nabilah menanyakan hal yang sama.
"Kok sama kayak gw sih ?"
"Maksudnya ?"
"Yaa, gw juga sama, kesini niatnya sama temen, tapi mereka malah jalan sama cewek mereka"
Marcel lalu menghela nafas.
"Haha, lucu kok nasib kita bisa sama yah ?"
"Mungkin takdir Tuhan"
Nabilah sepertinya nyaman dengan Marcel, doanya akhirnya terkabul. Mereka terus menceritakan tentang dirinya secara bergantian, sampai makanan yang ada di piring habis tak tersisa.
"Semuanya jadi 20 ribu mbak" ucap pelayan saat Nabilah menanyakan berapa harga makanan yang tadi ia makan.
Tangan kanannya mencari dompet didalam tasnya. Terasa tangan hangat yang menyentuh tangannya, ia melirik kearah Marcel.
"Udah bil, biar gw yang bayar" ucap Marcel dengan ramahnya. Ahhh, udah ganteng, tinggi, keren, baik lagi, dia sudah berhasil menarik perhatian Nabilah.
Nabilah memperlihatkan senyuman terindah sepanjang masa "makasih".
"Sama saya jadi berapa mbak ?"
"Jadi 50 ribu mas"
Nabilah begitu beruntung malam ini, yaa dia bertemu dengan cowok yang ia idamkan.
"Abis ini mau kemana lagi ?" tanya Marcel.
"Maunya sih, jalan-jalan tapi..."
"Tapi gak ada temen ?"
Nabilah mengayunkan kepalanya keatas dan kebawah.
"Gw temenin mau ?"
Ekspresinya berubah dari sedih lesu tak berdaya menjadi lebih ceria terlihat senyuman dimukanya. Ia menerima ajakan Marcel.
#ToBeContinued