Hallo sahabat KSJ48. Lanjut part 5 nih. Moga aja masih ada yang baca part awal-awal HA. Jadi usaha gue terbayar. Happy Reading :v
Bel pulang berbunyi. Luthfi pun membereskan bukunya dan pulang, sedangkan Tyas tidak pulang dulu dikarenakan ia disuruh Shania cs buat ngerjain piketnya yang seharusnya itu bagian Shania.
“Oy Mau kemana?” ucap Shania memanggil Tyas.
“Gw mau pulang mau beres – beres rumah” jawab Tyas.
“Yaelah ini kelas kan belum bersih ngapain lo pulang dulu !” ucap Shania sambil nunjukin ruangan kelas yang kotor.
“Tapi kan itu bagian kamu Shan..” balas Tyas.
“Ahh udah sama aja kalee dibersihin sama lo juga gak masalah. yang penting ruangan ini bersih” tegas Shania.
“tapi kan…”
“Udah ayo cepet bersihin !” ucap Shania.
“Iya - iya deh gw yang bersihin” balas Tyas mengeluh.
“nah gitu donk...gw balik dulu ya yas” ucap Shania meninggalkan Tyas.
Tyas dengan rela membersihkan ruangan kelas itu sendiri. sementara itu Andela berbicara kepada Luthfi.
“nee…kamu bantu dia gih. kasian ngebersihin ruangannya sendirian” ucap Andela membujuk Luthfi untuk membantu Tyas.
“ahh males gw, buang – buang energi” jawab Luthfi mencari alasan.
“Ayolah fi, kasian Tyas, hari ini dia piket sendirian” ucap Andela.
“urusai zo!!” teriak Luthfi.
Mendengar teriakan Luthfi pun orang – orang sekelas pada ngeliatin Luthfi dengan penasaran.
“Kenapa fi ?” ucap Tyas menghampiri Luthfi.
“Asem bener nih hantu udah mempermalukan gw didepan banyak orang” ucap Luthfi didalam hatinya sambil ngeliatin Andela yang cengar – cengir.
“oy. kenapa lo jadi ngelamun ?” sambung Tyas sambil menepak bahu Luthfi.
“Ohh…ahh…gak, gak ada apa – apa kok, gw pulang dulu ya” ucap Luthfi sambil meninggalkan TyasAndela yang melihat Tyas membersihkan ruangan kelas sendirian merasa kasihan. tanpa pikir panjang Andela pun membantu Tyas dengan cara….
“Preeeeng….”
“suara apa itu ? asal suaranya kayak dari belakang kelas ini, kalo kaca bisa gawat nih” ucap Tyas sambil meninggalkan ruangan kelasnya yang masih kotor.
“etdah kirain apaan ternyata suara keramik. bikin kaget aja” ucap Tyas sambil mengelus dada.
Sesampainya Tyas dikelas ia dikagetkan kembali oleh ruangan kelas yang semula kotor menjadi bersih. malahan sampai dipel ruangan kelas tersebut.
“Perasaan tadi ruangan ini kotor banget deh kok jadi bersih gini ya ?” ucap Tyas sambil menggaruk – garuk kepalanya.
“ahh yang penting udah bersih ruangan ini. mending gw pulang aja deh” sambung Tyas sambil membawa tasnya dan pergi meninggalkan kelas.
Andela yang ada di depan pintu pun senang bisa membantu Tyas dan pergi ke rumah Luthfi.
Sementara itu Luthfi yang sedang dirumah sedang asyik memasak mie ramen favoritnya sambil maen game COC di Hpnya.
“ehh perasaan ada yang kurang ya ?” ucap Luthfi.
“Ohh iya, itu hantu kemana yah ? kok dari tadi gak nongol – nongol ya ? biasanya kalo masalah makan dia selalu aja ngeganggu” sambung Luthfi yang sedang menaburkan bumbu kedalam mienya.
Tak lama kemudian Andela pun muncul disamping Luthfi sambil mengagetkannya.
“Domo.. Luthfi-sama” ucap Andela mengagetkan Luthfi.
Untuk kesekian kalinya Luthfi dikagetkan oleh hantu itu. Bumbu mie yang seharusnya berada di mangkuk mie, malah berserakan di lantai. Luthfi marah sambil berbalik badan ke Andela yang tepat berada disampingnya.
“anta nee!!” ucap Luthfi dengan nada marah. *Kamu ini yah.
“ehh..nande ?” jawab Andela kebingungan. *ehh...kenapa?
"Bumbu mienya jadi tumpah gara – gara loe!” ucap Luthfi sambil menunjukan bumbu yg ada dilantai.
“Ohh .sumimasen desuta” ucap Andela sambil menundukan kepalanya. *Maafkan saya.
“ma taku” ucap Luthfi. *ya ampun.
Luthfi mencari pengganti bumbu yang tumpah itu dengan garam dan kecap buat ramennya. sedangkan ramen yang satu lagi diberikan kepada Andela.
“nih..ini ramen loe” ucap Luthfi sambil memberikan ramen kepada Andela.
“Ehh tapi kamu bagaimana?” balas Andela.
“Kalo gak mau gw ambil lagi itu ramen!” ucap Luthfi dengan nada tinggi.
“ehh jangan..iya - iya deh aku mau.makasih ya fi” jawab Andela sambil tersenyum kepada Luthfi.
“Malah senyum - senyum, mau makan nggak ?” ucap Luthfi dengan nada tinggi.
“hai hai.atashi wa tabemasyou” ucap Andela sambil menerima ramen tersebut. *Iya iya, aku akan memakannya.
Luthfi dan hantu amnesia itu pergi ke kamarnya untuk memakan ramen kesukaannya. Sebenarnya di rumah Luthfi ada ruang makan, tapi dia lebih suka makan di kamar.
Ada sebuah rumah yang sangat besar, namun sayang hanya ditinggali oleh 3 orang saja mungkin ditambah oleh beberapa pembantu. Yap itu adalah rumah Shania. Papahnya yang kini menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan, sedangkan mamahnya menjadi salah satu pengacara handal. Kedua orang tuanya berkerja siang dan malam membuat mereka jarang sekali berada di rumah. Ketika Shania pulang dari sekolah dia hanya disambut oleh beberapa pelayannya. Dia sangat berharap setidaknya ada mamahnya yang menyambut kepulangannya, seperti dulu.
*~~~*
Esok harinya Luthfi bangun seperti biasa. ia pun mandi dan bergegas berangkat sekolah. Andela yang terbangun dari tidurnya itu melihat Luthfi bergegas mau berangkat sekolah. dan itu pun membuat Andela heran karena hari ini adalah hari Minggu.Ketika sedang memakai sepatunya, Andela menghampiri Luthfi.
“Kamu rajin bener fi” sapa Andela.
“Ya mau sekolah lah. Abis mau ngapain lagi” sahut Luthfi.
“Hoouuh, mau sekolah. Emang hari ini hari apa ?” tanya Andela.
“Hari…..”
“ah sialan, hari ini kan hari minggu” ucap Luthfi sambil menepuk jidatnya.
Dengan perasaan kesal, Luthfi kembali ke kamarnya dan mengganti bajunya. Sedangkan Andela tertawa puas melihat tingkah Luthfi. Karena hari ini minggu, Luthfi menyalakan laptopnya untuk bermain game online. berjam – jam dicuekin Luthfi maen game, membuat Andela boring.
“nee..kita jalan – jalan yuk” ajak Andela.
“lo aja sendiri” balas Luthfi.
“ayo donk fi, daripada stress”
“Siapa juga yang stress. Orang cuman lupa hari”
“Ya itu contoh orang stress. Jarang keluar rumah”
Awalnya Luthfi cuman mengiraukan ucapan Andela, Tapi lama kelamaan telinganya mulai panas dengan celotehannya.
“Oke-oke… sekarang kita jalan – jalan. oke ?” ucap Luthfi menghentikan ocehan Andela.
“Yatta” *Berhasil.
Aneh benar – benar aneh. Seharusnya kalo dia tidak ingin diganggu Andela, dia tinggal mengeluarkan tasbih atau mengusirnya dari rumahnya. Tapi kenapa dia seolah – olah menerima kehadiran Andela. Andela juga kalo bosen di rumah kenapa nggak jalan – jalan aja sendiri?. Mungkin Luthfi dan Andela sudah terkena Magic Love ?.
Akhirnya Luthfi dan Andela pergi ke sebuah taman kota di dekat rumahnya. Untung saja hari itu taman sedang sepi, hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang melewati indahnya taman. Dia menjadi leluasa untuk berbicara dengan Andela tanpa harus dikira orang gila.
“nee…tau nggak ?” tanya Andela.
“nggak” jawab Luthfi.
“ihh…gitu amat jawabannya. Kemaren tuh yah, aku bantuin Tyas beresin kelas lho”
“lo ini, ke Tyas ngebantuin. Sedangkan di rumah cuman bisa makan, nonton tv, sama tidur ?” ucap Luthfi dengan nada marah.
“hehe gomen. Kamu nya sih marah – marah mulu” ucap Andela sambil tersenyum.
“Apa hubungannya marah sama nggak mau ngebantuin ?”
“haha, kamu jangan marah – marah donk. Nanti deh aku bantuin”
Selang beberapa waktu, Luthfi memutuskan untuk pulang. Andela pun terlihat sudah puas menghirup udara luar, dia pun mengikuti Luthfi pulang ke rumahnya.
*~~~*
Hari selanjutnya Luthfi sudah berada di kelas setelah mengikuti upacara bendera. Mereka menunggu pelajaran pertama dimulai. Seperti biasa Andela mengikutinya ke sekolah, dia seolah belajar kembali. Ketika guru pertama masuk yang tak lain dan tak bukan adalah wali kelas mereka.
Alangkah terkejutnya Ibu Tina disaat melihat kelasnya yang teramat bersih.
“Sebelum ibu mulai pelajarannya. Ibu mau tanya yang membereskan kelas ini siapa ?” tanya Bu Tina.
Tyas hendak mengacungkan tangannya, namun didahului oleh Shania. Yang membereskan kelas memang Tyas dengan bantuan Andela, namun yang piket hari sabtu kan Shania.
“Wah hebat banget kamu shan. Ibu kagum sama kamu” puji bu Tina.
“Terima kasih bu” balas Shania.
“lho kok malah Shania sih ? kan Tyas yang beresin ?” tanya Andela.
Bu Tina memulai pelajarannya…..
“udah, masalah gitu doang diributin” ucap Luthfi.
“Tapi kan….” balas Andela.
“Jadi, materi yang akan kita bahas adalah…” ucap bu Tina.
“Ribet banget sih lo” ucap Luthfi dengan nada tinggi.
“Kenapa Luthfi ?” tanya bu Tina.
“Nggak bu, nggak apa – apa. Lanjutin saja” jawab Luthfi mengelak.
Sekali lagi, Andela mempermalukan Luthfi. Dia seolah membentak orang lain, padahal yang dimaksudnya adalah Andela. Haha derita diikuti hantu. Di kelas lain, tampak Ryan dan Hilman sedang membicarakan rencana mereka untuk membalas semua perbuatan Shania.
“man lo siap kan hari ini ?” tanya Ryan.
“Siap donk” jawab Hilman.“
Jangan lupa sama rencananya” ucap Ryan.
“eee..ummm emang rencananya apa ?” tanya Hilman dengan polosnya.
“Sialan lo, masa udah lupa. Sini gw bisikin rencananya” ucap Ryan.
Di tengah perjalanan berlangsung Ryan membisikan rencananya. Setelah ini Hilman memasang muka mengerti akan rencana Ryan.
“Gimana lo ngerti ?” tanya Ryan.
“Nggak”
“Asem dah” ucap Ryan dengan nada setengah berteriak.
“Ryaan, kamu bisa diam nggak ?” tanya Bu Santi.
“Bi..bisa bu. “ jawab Ryan.
*~~~*
Sepulang sekolah Ryan dan Hilman sudah siap dengan rencananya. Mereka tengah menunggu Shania di koridor yang biasa dilewatinya saat pulang sekolah.Sementara di kelas, Luthfi celingak – celinguk mencari sosok hantu yang biasa menganggunya. Sedangkan Shania sudah keluar dari kelas.
“duuh….nih hantu kemana lagi. lagu dicariin nggak ada” ucap Luthfi dalam hatinya.
Andela emang gitu hantunya, dia sering ngilang dan muncul tanpa aba – aba.
15 menit menunggu akhirnya Shania menampakan wajahnya dihadapan Ryan dan Hilman.
“Hai…Shania sayang” ucap Ryan menghentikan langkah kaki Shania.
“apa – apaan lo bilang gw sayang ?” tanya Shania.
“Ikut aku yuk” ajak Ryan sambil membelai rambut Shania.
“Apaan lo pegang – pegang gw” balas Shania.
“Nggak usah takut, lo aman kok sama kita berdua” ucap Hilman.
Ryan menarik – narik tangan Shania dengan kasar, Shania berusaha melawan tapi apalah daya Hilman membantunya.
“Lepasin gw” ucap Shania memelas.
Ryan tidak menggubris perkataan Shania, dia hanya menarik badannya ke sebuah gudang sekolah. Sementara itu Tyas melihat semua perlakuan seniornya itu.
“Duuhhhh, gimana nih.” ucap Tyas kebingungan.
Apakah Tyas akan melarikan diri lagi ? Atau dia akan mencoba menyelamatkan Shania ?
#ToBeContinued