Hantu Amnesia Part 6


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut reupload HA nih. Buat SR alias silent readers, komen-komenlah. Biar karya gw kedepannya bisa lebih mantep lagi. Happy Reading :v
Luthfi menyusuri koridor yang biasa ia lewati ketika pulang sekolah. Dengan santai dia berjalan sambil menempelkan earphone di telinganya.
“fi gawat fi” Andela tiba – tiba muncul dihadapannya.
“Berisik banget sih lo” ucap Luthfi, ia kesal selalu dikagetkan Andela.
“Kamu harus bantuin Shania fi, dia ditarik – tarik gitu sama kakak kelasnya” ucap Andela memelas.
“eee..nande orewa taskeni ikundayou ?” *kenapa gw harus menolongnya ?
Tiba – tiba Hp Luthfi berbunyi, dia mengambilnya dan di layar Hpnya tertera nama Tyas.
“Ckck, ni lagi” keluh Luthfi, kemudian ia mengangkat telpon itu.
“fi, tolongin gw fi. Shania di bawa sama 2 orang cowok ke gudang sekolah”
“Kalian berdua sama aja”
“Maksudnya ?”
“eu..mmm… kenapa nggak lo aja yang nyelametin dia ? Kenapa harus gw ?”
“Gw takut”
“Terus lo mau lari lagi gitu ? lo nggak mau Shania kayak dulu lagi ? Kalo lo lari nggak akan ngerubah apapun yas”
Setelah itu Luthfi menutup telponnya. Ia pun melanjutkan perjalanannya dengan memasang kembali earphone yang ia lepas ketika melihat Andela. Andela sudah membujuk Luthfi agar membantu Tyas, namun dia tetap kokoh dengan pendiriannya. Akhirnya Andela menghilang dan muncul di samping Tyas.
Di samping itu di sebuah gudang sekolah, Shania diikat ke sebuah bangku dengan tali tambang oleh Ryan.
“Lepasin gw” teriak Shania sambil berusaha melepaskan ikatan tali itu.“
Jangan teriak – teriak donk sayang, nanti ketauan” ucap Ryan sambil memegang wajah Shania.
Namun Shania malah meludahi wajah Ryan.
“Belagu banget lo” ucap Ryan sambil membersihkan mukanya.
Hilman berinisiatif melakban mulutnya agar tidak berteriak terus menerus.
“Oi, lo lepasin nggak Shania ?” bentak Tyas yang datang, membuka pintu gudang tersebut.
Hilman mengurungkan niatnya itu, dia menghampiri Tyas.
“Tyas” ucap Shania kaget melihat Tyas.
“Wah-wah ada pahlawan nih” ledek Ryan.Tyas memberanikan diri melawan kedua seniornya itu. Ryan dan Hilman memang mempunyai postur yang tinggi dan besar, Ryan adalah Ketua eskul karate, sedangkan Hilman wakilnya. Tyas berlari menuju mereka, berusaha memukul. Namun pukulannya begitu lemah sehingga dengan mudah ditangkis. Tangannya dipegang Ryan, kemudian ia melayangkan 1 buah pukulan ke bagian perut Tyas. Dia mengangkat kepala Tyas dan melayangkan`1 buah pukulan keras tepat di wajahnya membuat teman Shania itu tersungkur.
“Ini yang mau nyelametin Shania” ledek Hilman sambil memegang kerah baju Tyas.
Dia terus memukul wajah Tyas terus – menerus. Shania yang merasa bersalah hanya bisa menangis sambil berkata, “tolong hentikan”.
Tyas hampir tidak sadarkan diri, dia sangat berharap ada bantuan yang datang, sedangkan Andela ? dia masih hantu junior, masih belum tau bagaimana caranya menakut – takuti manusia, atau pun kekuatan hantu lainnya.
Braakkk
Terdengar seseorang menendang pintu gudang.
“Siapa lagi tuh ? kayaknya mau bonyok juga” ledek Ryan.
“Luthfi akhirnya kamu datang juga” ucap Andela.
“Uruzain dayou” balas Luthfi. *Berisik.
“Gw kesini cuman geram aja ngeliat kelakuan lo berdua” sambung Luthfi.
“Belagu banget lo” balas Hilman sambil berlari kearah Luthfi.
Hilman melontarkan pukulan ke wajah Luthfi, namun dengan mudah ia menghindarinya. Luthfi langsung menendang tubuh belakang Hilman, membuat ia terjatuh. Hilman kembali bangkit dan kini Ryan sudah bersiap membantunya.
“1 lawan 2 yah ? omoshiroi so da” ucap Luthfi sambil memasang kuda–kuda. *Kedengarannya menarik.
Ryan dan Hilman menyerang dari sisi kanan dan sisi kiri. Namun Luthfi bisa menghindarinya, dia melayangkan pukulan upper cut pada Hilman, tubuh Hilman melayang sekejap di udara dan terjatuh kembali ke tanah. Ryan melihat kesempatan untuk menyerang, dia melihat Luthfi membelakanginya. Dia mengambil ancang – ancang, ia lalu melayangkan tendangan ke punggung Luthfi kayak jurus Liu Kang di Mortal Kombat.
Luthfi mengetahui ada orang yang menyerangnya dari belakang. Dia mengelak, menggeserkan tubuhnya sedikit ke kanan, membuat tendangan ala Liu Kang itu meleset. Luthfi langsung meloncat, ia lalu berputar dengan kaki kanan dijulurkan kedepan. Luthfi berhasil menendang punggung Ryan sampai ia tersungkur ke tanah.
“Jangan serang musuh lo dari belakang” ucap Luthfi.
Ryan hanya mengelus – ngelus punggungnya yang amat terasa sakit. Dia terus mengerang kesakitan menahan rasa sakit itu. Sedangkan Hilman, ia sudah pingsan tak sadarkan diri.
Luthfi mendatangi Tyas yang tergeletak tak jauh dari Hilman. Dia mengangkat tubuh Tyas kemudian dia menahannya dengan tangan kirinya.
“Nah gini baru keren. lo udah nyoba buat nyelametin Shania” ucap Luthfi.
Tyas hanya tersenyum mendengar perkataan Luthfi itu.Lalu mereka berdua melepaskan tali yang diikatkan pada tangan dan kaki Shania. Shania merasa bersalah pada dirinya sendiri karena sudah membully teman lamanya itu. Akhirnya ia pun meminta maaf pada Tyas dengan tulus.
“Gw minta maaf ya yas. gw selama ini suka ngebully lo…Hiks….” ucap Shania sambil menangis didepan Tyas.
“Udah gak apa – apa kok, toh gw udah ngelupain semua perbuatan lo ke gw” ucap Tyas sambil mengelus kepala Shania.
“Sekali lagi maaf ya yas…”
“Udah udah jangan ngungkit-ngungkit yang kemarin, yang berlalu janganlah diingat selalu” ucap Tyas berusaha nenangin Shania.
"Ada angin apa kamu dateng kesini fi ?” tanya Andela.
“Makasih ya fi udah nolongin gw tadi” ucap Tyas berbarengan dengan ucapan Andela.
“Lo sewot banget sih !! ditolongin masih aja salah emangnya gw mesti gimana sih ??” teriak Luthfi membentak Andela.
“eehhh…..gw salah ya ?” ucap Tyas kebingungan.
“eumm. gak kok bukan ke lo yas” ucap Luthfi sambil meninggalkan Tyas, Shania dan Andela.
“Tunggu, aku kok ditinggalin sendirian lagi sih” ucap Andela.
“Bukannya akhir – akhir ini dia sering ngomong sendiri ya yas ?” tanya Shania kepada Tyas.
“Emang iya, kalo dia lagi sendirian dia suka gitu kok” jawab Tyas.
“Tapi yang terpenting dia udah nyelametin kamu yas” ucap Shania.
“Kita berdua kali” balas Tyas.
Kedatangan Luthfi dan keberanian Tyas menyelamatkan Shania dari kejahatan seniornya. Tapi mereka masih bingung dengan tingkah laku Luthfi yang suka ngomong sendiri. Shania membawa Tyas ke UKS untuk mengobati luka lebam karena pukulan Ryan.
Pada malam hari Tyas mendatangi rumah Luthfi untuk mengucapkan terimakasih karena Luthfi sudah menyelamatkan Tyas dan Shania dari ancaman seniornya.
“Hihihi seorang pahlawan kini tengah main Hpnya..” ucap Andela menyindir Luthfi.
“berisik lo, yang terpenting dia selamat dari bahaya kan? lagian bukannya itu kemauan lo?” tegas Luthfi meneriaki Andela.
“Tumben nih jadi peduli ama Tyas, iya yang terpenting mereka berdua selamat. Aku juga mau ngucapin terima kasih sama kamu” ucap Andela.
Saat mereka berdua sedang membicarakan masalah tadi, terdengar suara ketukan pintu rumah Luthfi.
Tok – tok – tok..
“Ckc…Pasti dia lagi” ucap Luthfi dengan malasnya.
“Jangan begitu fi, siapa tau Tyas mau ngucapin terimakasih sama kamu” balas Andela.
“Ahh…nggak butuh ucapan terima kasih gw” ucap Luthfi.
Pintu pun dibuka oleh Luthfi. Memang benar yang datang bertamu kerumah Luthfi adalah Tyas seorang diri.
“Ehh…. elo yas “ ucap Luthfi.
“Haloo fi, boleh mampir ?” tanya Tyas.
“Yaudah” jawab Luthfi dengan malasnya.
Tyas pun dipersilahkan duduk diruang tamu oleh Luthfi sedangkan Andela duduk dikursi ruang tamu bersebelahan dengan Tyas.
“fi gw bawa ramen kesukaan lo nih” ucap Tyas sambil menyerahkan ramen favoritnya kepada Luthfi.
“wahh ramen lagi nih asyiiikkk” ucap Andela.
“Siapa juga yang mau ngebagi lo” ucap Luthfi setengah berbisik.
“Pelit” ucap Andela.
“Nggak bawa juga nggak apa – apa. Lagian stok masih banyak kok” ucap Luthfi.
“Nggak apa – apa fi, ini sebagai ucapan terimakasih karena udah nyelametin gw” jawab Tyas.
“ehh tapi….”
“Apa fi ? ramennya udah kadaluwarsa?” tanya Tyas.
“Bukan itu maksud gw kok ramennya ada 3? bukannya kita cuma berdua?” tanya Luthfi kebingungan.
“gw dah tau kok fi, akhir – akhir ini lo suka bicara sendiri, dan firasat gw pasti ada yang selalu bareng sama lo” ucap Tyas.
Mendengar ucapan itu Luthfi pun terkejut. tetapi Andela hanya tersenyum sambil berkata.
“Akhirnya ada yang mengakui keberadaanku selain kamu fi” ucap Andela.
“kok jadi bengong fi ? ayo cepet seduh tuh 3 ramen buat kita makan” ucap Tyas.
“Kenapa lo jadi nyuruh – nyuruh gw?” balas Luthfi.
“Ayolah fi, jangan marah – marah terus” ucap Andela.
Dengan berat hati, ia pergi ke dapur untuk memasak tiga ramen instant.
“Temannya Luthfi..” ucap Tyas kepada Andela. Meskipun ia tidak bisa melihat Andela, namun dia mencoba berkomunikasi dengannya.
“ehh…hai….doustanou ?” ucap Andela sambil melihat Tyas. *artinya ehh…iya…ada apa?
“Walaupun gw gak bisa ngeliat dan ngedengerin lo, gw cuma mau ngucapin terimakasih karena sudah ngebujuk Luthfi buat ngebantu aku” ucap Tyas kepada Andela.
“Ohh hehe doitashimaste” balas Andela sambil tersenyum *artinya sama – sama
“Tenang kok aku gak bakalan bilang siapa – siapa” ucap Tyas kepada Andela.
Luthfi yang ada di dapur merasa kebingungan dengan perkataan Tyas yang tadi.
“ahh sudahlah. Kenapa gw yang ribet ?” ucap Luthfi dalam hatinya.
Luthfi keluar dari dapur membawa 3 ramen tersebut menuju tyas dan Andela.
“Ramennya udah jadi, nih buat lo yas dan ini gw buang aja” ucap Luthfi.
“Ehhh….damee…” ucap Andela.
“Joudan joudan, nih ramen lo” ucap Luthfi dengan menyerahkan ramen tersebut kepada Andela. *joudan artinya bercanda.
“Asyiiik…makasih ya Tyas” ucap Andela sambil tersenyum kepada Tyas.
“Dia bilang makasih buat ramennya yas” ucap Luthfi menjelaskan apa yang diomongin oleh Andela.
“ohh oke sama – sama” ucap Tyas kepada Andela.
“Ittadakimasu” ucap mereka bertiga menyantap ramennya. *Selamat makan.
Tyas terkejut ketika pertama kali melihat Andela makan. Mangkuk dan sumpit seolah terbang di udara. Sumpit seolah bergerak sendiri mengangkat ramen dan tiba – tiba ramen itu hilang perlahan. Itu karena dia tidak bisa melihat sosok Andela
#ToBeContinued