Hallo sahabat KSJ48. Update lagi nih, fanfict pertama gw. Yang pengen info kapan fanfict gw update bisa follow twitter gw @lueth119. Happy Reading :v
Situasi di kuarter kedua mulai membaik. Mereka saling mengejar angka, SMA J juga tidak mau kalah mereka selalu membalas angka yang dicetak SMA 48. SMA 48 mulai bangkit dari ketertinggalan, Raito yang panas akan aksi Luthfi. Memutuskan untuk bermain.
“Pelatih, izinkan saya bermain”
“Baiklah, tapi awas kalo kamu main seperti kuarter pertama”
“Siap pak, itu tak akan terjadi lagi”
Ketika bola keluar dari lapang. Wasit pun meniupkan peluitnya.
“Pritt”
“Pergantian pemain dari SMA 48. No 16 oleh No 9”
Ya, Raito menggantikan Indra di pertandingan. Di dalam hatinya ia berkata bahwa ia tidak ingin kalah oleh Luthfi. Dia juga ingin menunjukan hasil latihannya bersama Adit dan juga Luthfi.
“Gw juga bisa kayak lo fi” ucap Raito ketika sudah berada di lapang.
“hehe, buktikan aja to”
Pertandingan kembali dilanjutkan, bola saat ini dipegang oleh SMA 48. Yudha mengoper bola kepada Luthfi, dengan kecepatan yang hampir sama dengan aksinya yang tadi, ia mendrible bola ke daerah lawan.
Banyak pemain yang menghadangnya tapi berkat kerja sama tim, dia bisa melewati mereka dengan mudah. Sampai saat dia sudah berada di daerah three point lawan, dia melempar bola. Semua orang terkejut tadi dia melakukan slamdunk, sekarang dia mau melakukan three point ?.
Bola dilemparnya jauh keatas. Bola itu menukik tajam ke bawah. Tapi bola itu melenceng dari sasaran, tak tau karena Luthfi bukan SG atau apa.
Bola itu malah mengarah kepada Raito yang sedang berada di bawah ring. Raito langsung meloncat menangkap bola itu, dan tanpa mendarat lagi dia melakukan Slum dunk untuk pertama kalinya.
Semua orang bersorak – sorai. Ternyata SMA 48 belum berakhir mereka masih ada harapan untuk memenangkan pertandingan.
“Ternyata mereka berhasil” ucap Pelatih melihat dunk Luthfi yang diikuti dunk Raito.
Dunk Raito kini mencerahkan pikiran Rizki dan Rafely yang sedari tadi duduk di bangku pemain. Mereka tidak seharusnya membawa masalah pribadi ke lapangan. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bermain.
Pelatih mengiyakannya, dia melihat tatapan mereka yang berbeda pada saat main di kuarter pertama. Ketika semua pemain inti masuk, kendali pertandingan dipegang SMA 48.
Berkat strategi Run & Gun yang mereka latih setiap latihan. Membuat kejar mengejar score makin menegangkan. Kuarter kedua pun selesai, score sementara 46 – 40, SMA J masih unggul dengan 6 point. Mereka melakukan rehat sejenak, sambil memikirkan strategi berikutnya.
“Baik, kalian sudah bermain dengan bagus, tinggal 6 point lagi, kita bisa menyamakan kedudukan”
“Tidak ada perubahan strategi maupun pemain di kuarter tiga. Kita lanjutkan strategi ini kalian paham” ucap Pelatih.
“Paham pak”
“Priit” wasit meniupkan peluitnya tanda pertandingan akan dimulai kembali.
Kuarter tiga berjalan lebih sengit. SMA J yang ingin mempermalukan SMA 48 dengan mengalahkannya di kandangnya sendiri. Mendapatkan perlawanan sengit. SMA 48 juga tidak ingin kalah, meskipun ini hanyalah pertandingan percobaan.
Jual beli serangan terjadi, Luthfi yang fisiknya masih kurang bagus. Membuatnya tidak bisa melakukan slamdunk setiap saat. Apalagi dunknya itu belum sempurna. Dia harus mencari waktu yang tepat agar slamdunknya berhasil.
10 menit berlalu, akhirnya SMA 48 mampu menyamakan kedudukan. kuarter berakhir dengan score 75 – 75.
Di saat pemain sedang beristirahat, terlihat dari bangku penonton. Andela dan teman – temannya begitu sangat menikmati pertandingan basket ini.
“Luthfi bagus banget maennya. Dia sampai bisa slamdunk” ucap Andela.
“hehe, iya yah hebat banget Luthfi” balas Shani.
“Raito juga nggak kalah hebat” ucap Michele.
“Iya, nggak nyangka, anak gamers bisa maen basket juga” balas Zen.
“Adit lebih keren tau” ucap Elaine dengan nada rendah hampir tidak terdengar karena gemuruh penonton.
“Apa len ? tadi kamu ngomong apa ?” tanya Gracia.
“Itu grace..eummm” Elaine mencoba mencari jawaban.
“SMA 48 bagus banget maennya” Gracia terlihat bingung dengan tingkah laku Elaine.
Dia merasakan Elaine sedang memendam sesuatu. Setelah melihat foto yang diberikan oleh cowok itu, dugaannya selama ini benar. Gracia suka sama Adit, tapi apakah Adit menerimanya ?. Melihat foto itu membuat Elaine meyakinkan diri bahwa Adit membalas rasa Gracia. Elaine memiliki perasaan yang sama dengan Gracia, dia jatuh cinta kepada Adit. Tapi apalah daya, sahabatnya juga mencintai orang yang sama. Elaine dilanda dilema, dia bingung apakah dia mau mengorbankan perasaannya demi sahabatnya ?. Atau jujur dengan perasaannya sendiri ?.
Elaine yang berencana akan selalu ada buat Adit, mengurungkan niatnya itu. Mungkin sekarang sudah ada Gracia yang menjadi pacarnya. Mungkin dia harus menjauh dari Adit untuk sementara waktu.
Setelah istirahat untuk memulihkan tenaga. Kuarter penentuan pun dimulai…
Para pemain sudah kelelahan, tapi tatapan mereka masih bersemangat. Mereka tidak mau mengalah dari lawannya. Tidak jauh berbeda dengan kuarter sebelumnya.
Saling serang terjadi, angka demi angka bertambah di papan score. Rizal mendrible bola ,dia melewati Luthfi, dan Rafely dengan mudah. Dia mengoper kepada Dzulfi, dia langsung berlari ke daerah lawan.
Dia melakukan lay up shoot, tapi Yudha tidak membiarkannya begitu saja. Dia menghadang Dzulfi yang ingin meloncat. Mungkin dewi fortuna memihak kepada SMA J. Dzulfi berhasil mengelabui Yudha dan memasukan bolanya.
“Don’t mind. Yudha” ucap Luthfi sambil mengambil bola basket.
“Oke captain” Mereka membalas serangan itu, dan berhasil mencetak angka. Waktu terus berjalan.
Tak terasa kuarter keempat hanya menyisakan waktu 1 menit. Score sementara SMA 48 tertinggal kembali dengan angka 89 – 90.
"Mungkin ini serangan terakhir. Gw harus bisa melakukan slamdunk lagi” ucap Luthfi dalam hatinya.
“da, oper bolanya ke gw ya” ucap Luthfi yang bersiap melakukan serangan balik.
“Oke” Luthfi berencana untuk melakukan slamdunk lagi.
Mereka mulai menyerang. Tapi Rizal mengetahui rencana Luthfi itu, dia tidak akan tinggal diam. Ketika Yudha mendrible bola ke daerah pertahanan lawan. Luthfi dijaga ketat oleh Rizal.
“Sial gw di jaga man to man” ucap Luthfi dalam hatinya, dia terus bergerak mencoba melepaskan diri dari penjagaan Rizal.
“Gw nggak akan buat lo lepas fi” ucap Rizal dalam hatinya. Yudha yang berencana mengoper bola kepada Luthfi, mengurungkan rencananya itu. Dia mengoper bola kepada Raito.
Raito menusuk dari sisi kiri lapang. Dia melewati satu pemain, setelah itu dia melakukan lay up. Tetapi sayang shootingnya masih bisa di sentuh oleh Riki, membuat tembakan Raito meleset.
Saat bola itu jatuh, Luthfi yang sudah berada di bawahnya langsung meloncat setinggi mungkin, diikuti oleh Rizal.
Berkat latihannya bersama Adit, sekarang dia bisa memaksimalkan lompatannya, dia dengan mudah menangkap bola tu lebih dulu.
Dan mirip seperti Raito dia tidak mendarat dulu ke tanah. Dia langsung melakukan slamdunk, dan “Priiit”
Begitu melihat papan score, Luthfi sangat senang. Dia bisa menciptakan Buzzer Beat untuk pertama kalinya.
Para pendukung SMA 48 bersorak – sorai, menyambut kemenangan. Luthfi masih terdiam, masih belum percaya dengan apa yang telah dia lakukan.
Teman – temannya berlarian kearahnya. Ada dari beberapa dari mereka yang memeluknya dan ada juga yang sekedar mengucapkan selamat.
“Hebat lo fi” puji Raito.
“hehe” Luthfi tersenyum tersipu malu. Mereka sangat gembira, disisi lain para pemain SMA J hanya berdecak kagum melihat permainan SMA 48.
Sesudah pertandingan usai. Para pemain dari kedua sekolah berjajar di tengah lapang.
“Terima kasih atas pertandingannya” ucap semua pemain.
Setelah itu mereka bersalaman. Para pemain kembali ke ruang ganti, sedangkan para penonton satu persatu meninggalkan lapang basket indoor itu.
Di tengah sedang berjalan, Luthfi mengirim sms kepada Andela. “ndel tunggu aku di parkiran yah. Kita pulang bareng”
Setelah mandi, kemudian ganti pakaian. Luthfi membereskan perlengkapannya dan pergi berpamitan kepada teman dan pelatihnya.
“eh, aku duluan yah” ucap Luthfi sambil seraya meninggalkan teman – temannya yang masih berada di ruang ganti.
“Hati – hati di jalan fi” ucap Pelatih.
“Baik pak”
25 menit menunggu Luthfi di parkiran. Akhirnya Andela melihat Luthfi yang sedang berjalan menuju kearahnya.
“hei udah lama nunggu ?” tanya Luthfi.
“hehe, lumayan” jawab Andela.
“fi kamu maennya bagus banget. Kamu belajar slamdunk sama siapa ?” tanya Andela.
“Hmm”
“Jangan bilang belajar sendiri lagi ?”
“hehe nggak kok, aku belajar sama Adit dan Raito” balas Luthfi.
Sekarang mereka sedang mengobrol di parkiran. Saat itu keadaan terbilang sepi. Cuman satu dua orang yang berlalu lalang dihadapan mereka.
“Aku nggak nyangka, anak SMA bisa slamdunk”
“hehe, kamu bisa aja. kita mau pulang nggak nih. malah ngobrol terus ?” tanya Luthfi sambil menghidupkan motornya.
“Yaudah yuk” ucap Andela sambil naik ke motor Luthfi.
Luthfi pun mengantarkan Andela pulang. Ketika sedang memacu motornya, Luthfi mengingat kembali saat – saat, dimana base belum berantakan Dia bersama dua orang temannya, berlatih sungguh – sungguh. Mereka meluangkan waktu 3 hari dalam seminggu untuk berlatih slamdunk. Dan terbukti hasilnya pada pertandingan percobaan melawan SMA J.
Hari setelah pertadingan itu usai, Mereka sekolah seperti biasanya. Keadaan mungkin sudah lebih ramai saat ini.
Mungkin tertinggal saat ini, yaitu Adit yang masih dituduh sebagai pelaku. Luthfi terus memutar otaknya, bagaimana caranya agar Adit bebas dari tuduhan.
Hari itu saat sedang istirahat, dikelas hanya ada Elaine dan Adit. Mereka sedang sibuk membaca buku. Beberapa saat kemudian Adit berinisiatif untuk mendekati Elaine.
“len, kamu lagi baca buku apa ?” tanya Adit.
Tapi Elaine tidak menjawab pertanyaan Adit. Ia langsung pergi keluar kelas sambil menundukan kepalanya.
“Elaine kenapa yah ?” tanya Adit dalam hatinya.
“Perasaan kemaren – kemaren baik – baik aja” Adit mengejar Elaine yang keluar dari kelas.
Dia setengah berlari, ketika sudah dekat dia berteriak. “len tunggu” Elaine masih terdiam.
“Kamu kenapa ?”
“Nggak kok dit aku nggak apa – apa”
“Kemaren kamu baik – baik aja len, tapi kenapa sekarang kamu jauhin aku ?" tanya Adit heran.
“Bener dit aku nggak apa apa” jawab Elaine.
“Aku ke wc dulu yah” sambung Elaine seraya meninggalkan Adit.
“len tunggu….” Elaine meninggalkan Adit sambil meneteskan sedikit air mata. Ketika sedang berlari, terlihat selembar foto terjatuh dari saku Elaine. Dia tidak menyadarinya.
“foto apa ini ?” ucap Adit dalam hatinya.
“Ini kan….”
Alangkah terkejutnya Adit ketika melihat foto dirinya bersama Gracia sedang berpelukan. Dia penasaran, siapa dibalik semua ini ?.
#ToBeContinued