Magic Love Part 37


Hallo sahabat KSJ48. Update lagi nih, cerbung pertama gue. Moga aja gak bosen sama jalan ceritanya, apalagi sama tokohnya. Happy Reading :v
Hari menjelang sore. Luthfi dan teman – temannya sudah beres merapihkan base. Seperti waktu itu untuk masalah property akan menjadi tugas Rizki. Mereka pulang ke rumah, Shani di antarkan Rizki pulang, sedangkan Raito dan Rafely pulang sendiri – sendiri sepertinya mereka ada urusan sampai terburu – buru.
Mereka sampai tidak sempat mengantarkan Elaine dan Gracia pulang ke rumahnya. Sementara Deri pulang lebih dulu karena ibunya sudah menelponnya.
“len sorry yah aku nggak bisa nganter kamu pulang, soalnya aku ada urusan” ucap Raito.
“Nggak apa – apa kok to, aku bisa pulang sendiri” balas Elaine.
“Aku juga nggak bisa gre, sekarang aku mau beli gitar baru sama nyokap” ucap Rafely.
“Iya raf, lagian kalo aku bareng sama kamu, kasian Elaine” balas Gracia.
Gracia memilih untuk pulang bareng Elaine naik bis. Sedangkan Ndellueth couple seperti biasa mereka selalu bersama ketika pulang sekolah.
Elaine dan Gracia pulang naek bis. Mereka berjalan menuju halte terdekat. Halte dekat sekolah itu sangat sepi. Tidak ada seorang pun di halte itu. Sesampainya disana mereka duduk menunggu bis datang.
Saat itu sore menjelang magrib. Matarahi mulai tenggelam dari barat.
“len, sepi banget yah” ucap Gracia.
“Iya grace. Aku jadi takut nih” balas Elaine.
“Takut kenapa len ?”
“Yah, takut ada orang jahat gitu”
“Kamu keseringan nonton film sih len”
“hehe gitu yah”
Angin sepoy – sepoy  berhembus menusuk tulang Elaine dan Gracia. Sekarang mereka kedinginan. Bis tak kunjung datang. Sampai seseorang datang menghampiri Elaine dan Gracia.
“Hey len, grace. Kayaknya kalian kedinginan. Nih pakai jaket aku” ucap seorang cowok yang menyodorkan dua buah jaket.
“eh kamu…..” ucap Elaine.
Siapakah cowok itu ?, agar lebih penasaran kita pindah scene dulu ke Ndellueth couple.
*Woii fi  lo namain mereka alay banget Ndellueth ?
*Biarin serah gw donk, kan gw Author utama.
Sesampainya di rumah Andela, Luthfi pamit pulang.
“ndellu, aku pulang dulu yah”
“Iya lueth. Hati – hati dijalan yah” ucap Andela sambil mengecup pipi Luthfi.
Luthfi tersenyum sambil memakai kembali helmnya. Setelah itu ia pulang ke rumahnya.
Hari berikutnya, Adit dibangunkan dengan nada dering sms.
“Hoamm”
“Ckck, Siapa sih yang sms pagi buta kayak gini” ucap Adit yang kesal tidurnya terganggu.
Haii dit lo baru bangun yah ? lo kenal sama dua cewek ini ?
Ternyata sms itu, dari cowok yang kemaren.
“Inikan , Elaine sama Gracia ?” ucap Adit dalam batinnya.
Karena smsnya takut tidak dibalas lagi, Adit berinisiatif untuk menelpon cowok itu. Dan cowok itu mengangkatnya.
“Mau lo apa sih ?” ucap Adit kesal dengan sms dari cowok misterius ini.
“Tenang bro, gw cuman pinjem kedua cewek cantik ini”
“Kurang ajar lo, lo sembunyiin dimana mereka ?” ucap Adit dengan nada tinggi.
“hehe, lo mau nyelametin mereka berdua ?” tanya cowok itu.
“Nggak usah buru – buru dit. Gimana kalo kita maen game dulu” ucap cowok itu dengan nada santai.
“Gw nggak ada waktu buat maen game” Adit sudah tidak bisa menahan amarahnya.
“Yaudah kalo gitu, gw bunuh aja kali yah dua cewek ini” cowok itu mengancam.
“awass lo, kalo nyentuh jari mereka aja, lo gw bunuh”
“Nama gamenya itu ‘Rescue Elaine & Gracia’ gimana lo mau ikutan?”
Sambil menahan amarahnya Adit berkata “yaudah gw ikutin permainan lo”.
“Nah gitu donk. Pertama gw kasih tugas pertama. lo akan nemuin salah satu dari mereka”
“Apa tugas pertamanya ?”
“……”
Setelah mendengar tugas pertamanya, Adit menjadi tambah kesal kepada orang misterius yang sepertinya tidak suka akan keberadaannya. Jikalau saja bertemu nanti pasti muka cowok itu sudah nggak berbentuk karena ditonjok sama Adit.
Ketika sedang berangkat sekolah, dia memikirkan tugas pertamanya itu. Di saat memacu motornya dia hampir menabrak sebuah mobil yang ada didepannya. Untung saja dia bisa mengerem motornya.
Di kelas keadaan semakin membaik. Luthfi dan teman –temannya seakan sudah lupa dengan apa yang telah menimpa base mereka. Mereka kembali seperti yang dulu bercanda gurau, saat menunggu guru pertama datang.
“eh ki, gimana base udah lo dekorasi ulang ?” tanya Deri.
“Udah donk, nanti abis istirahat liat aja” jawab Rizki.
“wah jadi nggak sabar nih” ucap Raito.
“Hmm, Elaine sama Gracia kemana yah ? kok jam segini belum datang juga. Di sms juga nggak di bales, telpon nggak diangkat” ucap Michele mengkhawatirkan kedua temannya itu.
“Mereka telat kali” balas Rafely.
“Tapi nggak biasanya mereka telat” ucap Andela.
“Mungkin mereka sakit. Nanti pulang sekolah aku ke rumah mereka deh. Tanyain sama orang tuanya.” balas Luthfi.
Ketika sedang mengobrol, terlihat Adit masuk ke kelas. Dia menyadari bahwa ucapan sama foto dari cowok itu benar. Elaine dan Gracia tidak masuk sekolah saat itu.
3 jam berlalu, waktu istirahat pun datang. Luthfi dan teman – temannya pergi ke base dengan perasaan senang. Mereka tidak sabar bagaimana perubahan base setelah di dekorasi ulang.
Dan ketika mereka sampai disana, alangkah terkejutnya mereka saat melihat base yang begitu indah. Pintu base diganti dengan yang baru. temboknya sekarang berwarna biru langit cerah. Di belakang ruangan diletakan dua buah sofa yang saling berhadapan yang ditengahnya terdapat meja. Sedangkan disisi kanan terdapat loker. Berbeda dengan sebelumnya di tengah ruangan terdapat meja bundar yang cukup besar dengan di kelilingi oleh kursi yang bisa digunakan untuk belajar bareng. Dan di pojok kiri belakang terdapat sebuah meja dan kursi untuk Raito bermain game.
“Wah, keren banget yang” ucap Shani.
“hehe kamu bisa aja yang” balas Rizki.
Setelah masuk mereka duduk – duduk di sofa yang baru, dan yang lebih empuk. Mereka melihat sekeliling base dan foto yang sobek waktu itu, tampak kembali menjadi utuh.
“ki, lo cetak lagi yah foto yang waktu itu rusak ?” tanya Luthfi.
“hehe, iya fi” balas Rizki.
Perasaan mereka diliputin oleh perasaan senang. Mereka bercanda gurau di base yang telah diperbaiki itu. Sampai tak terasa bel masuk pun terdengar.
Luthfi dan teman – temannya bergegas kembali ke kelas. Seperti biasa satu persatu guru bergantian memberikan mereka materi. Setelah bel pulang dibunyikan, Luthfi pergi mengantar Andela pulang terlebih dahulu.Dia memacu motornya ke rumah Elaine. untuk menanyakan kenapa Elaine tidak sekolah hari itu. Setibanya disana, Luthfi memarkirkan motornya di depan rumah Elaine dan membunyikan bel.
Ting – tong
Beberapa detik kemudian, terlihat pembantun Elaine membukakan pintu rumah.
“Maaf mau cari siapa yah ?” tanya Mang Asep.
“Elainenya ada ?” jawab Luthfi.
“Oh, kamu den Luthfi yang waktu itu kemari yah”
Setelah itu Mang Asep masuk kembali kerumahnya, kemudian ia kembali menghampiri Luthfi.
“Masuk dulu den” ucap Mang Asep.
Disaat melangkah masuk kedalam, Luthfi dipandu mang Asep ke ruang keluarga. Disana tampak ada Ibu dan Ayah Elaine yang terlihat bingung. Ketika Luthfi masuk semua tatapan mata tertuju kepadanya. Luthfi merasa canggung,apa sebernarnya yang terjadi ?.
“Ini nyonya tuan, temannnya non Elaine” ucap Mang Asep.
“Hallo om tante” sapa Luthfi.
“Nama kamu siapa ?” tanya ayah Elaine.
“Luthfi pak” jawab Luthfi.
“Duduk dulu nak Luthfi. Ibu mau tanya sesuatu” ucap ibu Elaine.
Luthfi hanya menganggukan kepala, ia berjalan menuju sofa didekat kedua orang tuanya.
“Jadi begini, nak Luthfi, om mau tanya. Kemarin kamu tau nggak Elaine pulang kemana dulu ?” tanya ayah Elaine.
“Kemarin itu Elaine, ngerapihin ruang belajar kami sampai sore. terus pas pulang dia bareng dengan Gracia om” jawab Luthfi.
“Habis itu ?”
“Saya berpisah dengan Elaine di gerbang sekolah om”
“Kenapa yah om tanya itu ke saya ?”
“Elaine dari kemarin belum pulang” Mendengar ucapan ayah Elaine itu, Luthfi kaget, dia beransumsi mungkin Elaine dan Gracia diculik. Tapi siapa penculiknya ?
“om udah lapor polisi ?”
“udah, tapi polisi masih belum menemukan petunjuk”
Setelah percakapan yang cukup panjang, Luthfi akhirnya pamit kepada kedua orang tua Elaine. Di perjalanan ia berfikir, mungkin Gracia juga diculik, karena mereka kemarin pulang bareng.
Sementara itu di sebuah gudang tua, tampak Elaine sudah membuka matanya.
“eeu..emm…aku ada dimana ?” ucap Elaine dengan terbata – bata.
“Tenang aja sayang, disini kamu aman kok” balas Yosep.
“Yosep ?” Elaine kaget dihadapannya berdiri teman barunya itu.
“Gracia mana ?” Elaine menyadari bahwa teman baiknya itu tidak ada didekatnya.
“Tenang dulu dong sayang” ucap Yosep sambil membelai wajah Elaine. Dia tidak bisa melawan karena tangan dan kakinya diikat pada suatu kursi.
“Lepasin aku” teriak Elaine.
“Wesss, cantik – cantik galak bener” ucap Yosep sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Elaine. Belum sempat mereka berciuman Elaine sudah meludahi Yosep.
“Cuihh”
“Jadi lo maunya dikasarin ? haah ?” ucap Yosep marah.
“Plaakkk” satu tamparan di pipi kiri Elaine.
Elaine hanya bisa terdiam sambil menahan rasa sakit. Dia berharap ada seseorang yang menolongnya, Elaine juga khawatir dimana Gracia berada, apakah dia baik – baik saja?
Dan kenapa Yosep teman baru mereka menculik Elaine dan Gracia? Apakah dia yang memfitnah Adit? Pertanyaan itu terus bekelayangan di pikiran Elaine yang sedang menahan rasa sakit di pipinya.
Elaine dan Gracia sudah di culik selama 1 malam. Polisi sudah gencar mencari pelakunya. Tapi karena tidak ada saksi mata dan barang bukti di lokasi kejadian. Mereka belum bisa melacak keberadaan pelaku. Kedua orang tua Elaine dan Gracia hanya bisa pasrah sambil berdoa agar anaknya ini baik – baik saja.
Berita diculiknya Elaine dan Gracia sudah diketahui oleh teman – temannya. Mereka berniat akan membantu polisi mencari pelaku penculikan itu. Saat ini mereka sedang mengobrol di base ketika jam istirahat berlangsung.
“Nggak bisa dibiarin nih orang” ucap Deri.
“Bener der, pulang sekolah kita harus cari Elaine dan Gracia” balas Luthfi.
Semua orang di base terkejut ketika melihat seorang cowok yang tampak tidak asing bagi mereka. Ya itu adalah Adit orang yang katanya memporak – porandakan base beberapa hari yang lalu.
“Mau apa lo kesini ?” tanya Rizki dengan nada marah.
“Gw cuman ada urusan sama si Luthfi” jawab Adit yang masih berdiri di depan pintu base.
Luthfi mengikuti perkataan teman baiknya itu. Luthfi di giring Adit ke sebuah wc cowok.
“dit lo udah tau Elaine dan Gracia di culik ?” tanya Luthfi.
Adit hanya diam, dan tak ada angin tak ada badai tak ada hujan. Tanpa bicara sepatah kata pun. Ia hanya menundukan kepalanya dan mengigit bibir bawahnya. Adit langsung memukul perut Luthfi.
Bugh
Luthfi mengerang kesakitan, dia berkata sambil menahan rasa sakitnya, ”Woi, dit kenapa lo mukul gw ?” Luthfi heran dengan perubahan drastis yang diperlihatkan Adit.
Namun Adit tidak berani melihat wajah sahabatnya itu. Ia hanya memukul Luthfi secara terus menerus. Luthfi mencoba melawan tapi pukulannya selalu di tangkis Adit, badannya sudah sakit serasa remuk di seluruh badan.
“Sorry fi, gw terpaksa.” ucap Adit sambil meninggalkan Luthfi tergeletak tak berdaya.
Dengan bibir yang mengeluarkan darah, pelipisnya yang memar. Dan seluruh badannya serasa tidak bisa digerakan lagi. Luthfi mengambil Hpnya dan mengirim sms kecil kepada Rizki.
ki, tolong bantuin gw. Gw ada di wc cowok
Luthfi yang 100% percaya kepada sahabatnya ini, sekarang merasa di lecehkan. Dia kira Adit akan membahas tentang kasus penculikan yang menimpa temannya itu. Tapi kenapa dia malah memukulnya ? Ia masih tidak mempercayai dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu. Ia semakin penasaran, mengapa ia melakukan hal sekejam itu.
#ToBeContinued