Persona48 : OVA 1

Hallo sahabat KSJ48.... beneran kabar dari twitter Andela bisa memberi dampak kayak gini......mimin jga yang nge oshiin dia nyesek banget negedengernya....hiks hiks... ya mau gimana lagi... mimin hanya bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan saja....tapi jadinya malah kayak gini lagi.....

OVA 1
Tribute to Andela !

ZAE POV
 
Cewek yang yang berambut panjang itu terlihat meneteskan airmata. Ia sedang membereskan kamarnya sangat rapih. Ia memasukan beberapa baju koper miliknya itu. Aku hanya tertunduk diam tanpa kata. Dia melambaikan tangan kepadaku di sebuah stasiun kereta. Seakan-akan dia akan pergi menjauh dari kehidupanku selamanya.

Kriiingg…Kriinggg…. Ternyata suara alarm yang membangunkan dari tidurku ini. Suara dari jam weker yang selalu ku setel tiap hari, kini mebuyarkan mimpi ku ini, apa harus aku bilang ini mimpi buruk ? ya sudahlah……

Kulihat jam weker tersebut, ternyata masih pukul 5, waktu dimana ku selalu bangun tiap hari. Kuputuskan tuk membuka mata yang masih berat ini, dan kulangkah kaki ini menuju kamar mandi.
Kumulai membuka semua pakaianku, dan kubuka keran air yang berada diatas agar semua air mancur dan bisa membersihkan tubuhku, dari kotoran-kotoran yang menempel ketika tidur. Seketika mata ini kembali segar terbuka lebar. 

Kupandangi cermin dan ku malah terpikir mengenai mimpiku semalam. Sebenarnya apa maksud mimpiku semalam ? aku merasa sudah mengenal perempuan tersebut. Tetapi siapa ? dan dimana ? No idea.

Setelah mandi, kuputuskan tuk memakai seragamku, iya seragam sekolah baruku, Akademi Teitan. Sekolah yang selalu berubah tiap malam menjadi sebuah menara raksasa yang disebut Tartarus. Aku juga masih belum tahu, kenapa semua ini bisa terjadi dalam kehidupanku. Terus kenapa aku mmpunyai kekuatan yang dipanggil Persona. Tapi aku gak terlalu mikirin, kujalanai hari seperti biasanya.

Aku sudah terbiasa dengan semua aktivitas sehari-hari ku. Dari bangun hingga berangkat kesekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. Hari ini merupakan hari sabtu, hari dimana aku mempunyai kegiatan ekskul basket di sekolah. Kuputuskan tuk membuat bekal terlebih dahulu didapur.

Ketika kaki ini melangkah keluar kamar dan sampai pada sebuah tangga menuju lantai 1, kulihat seorang perempuan sedang mondar-mandir di ruangan utama. Ya dia adalah Andela Yuwono, teman sekelasku sekaligus teman seperjuanganku dalam membasmi shadow. Aku melihat dia sedang meneteskan air mata. Andela kenapa ya ?

Aku menyusulnya kebawah. Tetapi waktu aku mau memanggilnya, dia sudah terlebih dahulu pergi keluar dari asrama ini. Kulihat apa yang tergeletak dimeja. Hmmmh passport dan surat pindah..pikirku santai. Ehhh….pindah…. aku terkejut sejadi-jadinya ketika kulihat nama andela tertera dalam passport tersebut.

Maksudnya apa ? apa perempuan dalam mimpiku semalam adalah Andela. Tapi kenapa dia mau pindah ? aku masih tidak percaya saja. Aku masih syok melihat berkas-berkas tersebut. Dengan muka yang tertunduk lesu, kulangkah kan kaki ini keluar asrama, tanpa membuat bekalku terlebih dahulu karena rasa laparku hilang sudah.

Aku pergi kesekolah seperti biasa naik kereta monorel. Setelah masuk monorel tersebut, kumasukan beberapa koin recehan kepada kotak ongkos disamping masinis tersebut. Setelah itu kuputuskan tuk mencari tempat duduk. Sialan! Sudah penuh. Terpaksa ku harus berdiri sambil memegang pada sebuah besi untuk menjaga keseimbanganku.

Tadi kulihat andela akan pindah, sekarang monorel malah penuh, sungguh sial pagiku ini. Aku yang notabenenya pendiam, memilih tanpa mengucap sepatah katapun pada beberapa siswa yang kukenal pada monorel tersebut.

25 menit berlalu, aku sudah turun dari monorel itu. Aku mulai berjalan kaki menuju sekolah ku itu. Sekolah yang mempunyai aturan baru, jika terlambat masuk langsung dipulangkan kerumah.
Hah…..sungguh pagi yang melelahkan.

“Oii Zae…..”teriak salah satu temanku, Yudi. Ternyata ia sedang nongkrong di warung dekat stasiun pemberhentian kereta.

“Ada apa yud ?”tanyaku dengan muka lesu.

“Elo kenapa ? pagi-pagi gini udah kayak baju yang lagi dicuci aja ?”Tanya nya balik menghampiriku.
“kamu tahu nggak Yud, Andela mau pindah.”jawabku pelan.

“oh..mau pindah yaudah nggak papa. Eh.. mau pindah ? pindah kemana Zae ? berarti keluar dari SEES dong”tanyanya terkejut. Matanya melotot kearahku, seolah-olah tak percaya saja.

“nggak tahu Yud, aku nggak sempet baca tadi. Cuma baca depan passportnya aja.”jawabku setengah panik.

“Elo nggak bohong kan ?”tanyanya terus menerus kepadaku. Seakan akan aku sedang bercanda padanya.

“enggak lah Yud. Mana mungkin aku bohong. Yaudah Yud nanti aku jelasin, lebih baik kita segera kekelas aja nanti keburu bel bunyi, berabe kita jadinya”jawabku sedikit mengeras. 

Aku lansung pergi menyusuri koridor mencari kelas tempat dimana kutiap hari belajar. Temanku Yudi hanya menyetujuinya dan mengekoriku dari belakang.

Pelajaran pertamapun dimulai, ya haha..hari ini pelajaran favorit ku, sastra inggris. Guru sastra inggris yang selalu ku kagumi, Miss Haruka, telah memasuki ruang kelas. Memang sudah biasa, sebelum mengajar ia selalu mengabsennya terlebih dahulu.

“Andela !”panggil guru sastra inggrisku, Miss Haruka.

Berulang kali Miss Haruka menyebut namanya. Ternyata benar ada yang aneh, Andela tidak masuk sekolah hari ini. Aku juga bingung kenapa ? tadi kan aku lihat dia keluar asrama memakai seragam. Tapi kemana perginya Andela. Kuputuskan tuk mengobrol sebentar kepada Yudi.

“Yud, andela nggak masuk sekolah.”ujarku.

“Wah wah..beneran kata lo Zae. Mungkin Andela masih belum bisa ninggalin asrama. jadinya dia pergi buat nenangin diri kayaknya.”ujarnya setengah berbisik.

“kita harus buat pesta perpisahan Yud untuk Andela. Biar dia nggak nyesel kalau mau ninggalin kita.”ujarku memberi usulan.

“Bener juga ide lo. Kalau gi…”

“Yudi”potong Miss Haruka mengabsen nama Yudi yang menghentikan pembicaraanku. Sekilas kuhanya termenung terdiam setelah namaku di panggil demi bisa memahami apa yang akan disampaikan oleh guru sastra inggrisku. 

Kelas yang terbilang ramai itu, kini tengah melaksanakan ulangan harian. Yang cukup menguras isi otakku. Dan bisa menghilangkan masalah andela sementara waktu. Tuk terfokus pada sebuah kertas ulangan dimeja belajarku.

Setengah jam berlalu, Miss Haruka menyuruh seluruh siswa untuk mengumpulkan kertas ulangan didepan kelas. Temanku-temanku banyak sekali yang memasang muka kecewa disertai dengan omelan-omelan yang nggak jelas.

Aku memilih diam, dan mengumpulkan kertas ulangan didepan kelas. Kudapat senyuman manis dari guru tersebut, ketika ia melihat sekilas kertas ulanganku. Aku sudah sepenuhnya yakin dengan jawaban ulangan tersebut.

Masalahnya cuma satu yang masih mengambang-ambang dipikiranku. Iya kepindahan Andela. Masih saja ku teringat dia disaat-saat seperti ini. Kuputuskan mengajak Yudi tuk merencanakan pesta perpisahaan nanti.

“Yud, kita beli dekorasinya dulu yuk di pusat kota.”ajakku yang berjalan keluar dari ruang kelas.

“ayok ayok. Emang nya elo nggak ada latihan basket gitu hari ini ?”tanyanya padaku.

“Sebenarnya ada sih yud, tapi yasudahlah basket bisa lain hari.”jawabku sedikit tersenyum bingung. 

“haha... Elo knapa kok sampai segitunya sama Andela ? elo suka ya ?”tuduhnya dengan muka menyindir sembari menepak-nepak bahuku.

Tanpa ragu-ragu, akupun menjawab pertanyaanya. “Iya Yud, mungkin”jawabku tersipu malu. Aku menatap Yudi dengan tajam. “Tolongin aku ya Yud, buat pesta perpisahan buat Andela.”pintaku sambil merapatkan kedua tanganku didepannya.

“ok, yuk kita berangkat.”jawabnya tertawa. 

Aku pergi menuju gerbang sekolah. Aku sudah merencanakan bagaimana dekorasi acara dan bagaimana ku mengejutkannya bersama Yudi matang-matang.

“Yudi..Zae.”aku mendengar suara dari belakangku dan kutoleh sedikit kebelakang.

“Kalian mau pulang ?”Tanya seorang perempuan yang ternyata kakak kelasku, kak Melody.

“Iya kak mel, tapi kita mau ke pusat kota dulu.”ujarku.

“Mau ngapain ?”tanyanya penasaran.

“Kak mel tahu nggak, Andela mau pindah kak”jawabku

“Hah beneran Zae. kamu tahu dari mana ? dia kan anggota SEES, mana mungkin Andela pindah”tanyanya terkejut dengan muka yang seolah tak percaya kepadaku.

“Tadi pagi kak, di asrama, aku lihat andela menangis sambil lihat passportnya dimeja.”jawabku menjelas.

“Wah..kalo gitu kakak pulang duluan ya, takutnya Andela sudah bersiap-siap buat pindah.”ujarnya berpamitan.

“Iya, hati-hati kak.”

“Eh..kakak lupa.”ujar kak Melody menghentikan langkahnya. Ia mengeluarkan sebuah koper dari tas sekolahnya. “kalian bisa gunakan ini.”lanjutnya sembari mengeluakan benda dari koper tersebut.

“Bukannya ini Evoker kak ?”Tanya Yudi, aku hanya memasang muka datar saja bersama Yudi. Ya kan ? bukannya setiap orang udah dikasih evoker satu persatu ?

“Ya, tapi ini Ex-Evoker. Kalian bisa memanggil Persona tanpa menungu Dark Hour terlebih dahulu.”ujarnya menjelaskan.

“Wah, beneran kak ?”tanyaku memastikan.

“Iya nih, semoga ini bisa membantu buat kalian.”jawabnya seyakin-yakinnya.

“Wah..makasih kak.” Aku dan juga temanku Yudi menerima Ex-Evoker tesebut masing-masing.

Lama mengobrol ternyata, aku sampai lupa harus membeli apa tadi yang harus kusiapkan buat pesta perpisahan Andela. Baru kali ini ku persiapkan dengan serius hanya untuk pesta seperti ini saja. Dengan muka yang masih tidak percaya, ku berjalan kaki menuju pusat kota bersama Yudi.
Aduh..aku dah nggak sabar pengen coba nih, Evoker. Tapi apa orang lain bakal bisa ngeliat Persona kita. Yasudahlah.. mungkin sekarang bukan waktunya.

Kira-kira 15 menit berjalan kaki menuju sebuah mall yang bener-bener gedenya. Fx sudirman kah ? tak taulah aku lupa namanya. Aku sudah menenetukan beberapa barang yang harus kubeli.
Aku berpisah bersama bersama temanku, Yudi di lantai 2 mall tersebut. Aduh pengalaman pertama nih harus belanja, sendirian. Tapi nggak papalah, kalau buat Andela, sedikit perjuangan tidak apa-apa.

Aku memutuskan untuk membeli kain halus yang ukurannya panjang, berwarna biru dan juga pink. Untuk menutupi background dinding. Kuhanya teringat akan pesta ulang tahun sebelumnya, jadi aku membeli juga beberapa pita yang berwarna warni dan dibungkus dalam sebuah kantong plastik.

Lama berjalan di mall tersebut, kaki ini merasa pegal, dan kuistirahatkan kaki ini dengan duduk pada salahsatu kursi tempat istirahat. Kukeluarkan minuman kaleng yang kubeli tadi. Dan kuteguk perlahan-lahan. Wiuh..seketika rasa lelahku menghilang sedikit demi sedikit.

Aduh ndel..apa benar kamu mau pindah sekaligus keluar dari SEES. Aku teringat kembali, mimpi yang terjadi semalam tentang seorang perempuan yang sedang memasukan beberapa baju pada sebuah koper. Apa iya itu Andela. 

Tanpa disengaja, aku melihat seorang wanita sedang duduk dikursi melalui salahsatu jendela dari mall. Aku melihatnya dengan seksama, ia berada dibawah ditempat tongkrongan biasanya. Aku melihat dia sedang menggisik-gisikan matanya. Wah bener dari seragam yang aku lihat, ia mirip banget sam Andela. Tapi ndel kenapa kamu nangis.

Tapi ku tak berani mendekatinya. Aku lebih baik segera menyiapkan pestanya. Aku melihat barang-barang pada kantong platik tersebut dan kusesuaikan dengan daftar barang yang akan kubeli. Untungnya sudah semua barang kubeli. Tinggal satu, kenang-kenangan buat Andela. Andela suka apa ya ? aku berpikir sejenak. No idea.

Dengan barang bawaan yang kutenteng ditangan, dan muka yang penuh keringat karena cuaca hari ini sangat panas, kuputuskan tuk segera keluar dari mall itu. Kulangkahkan kaki ini ke sebuah tangga dan turun menuju lantai paling bawah.

Aku berjalan dengan penuh semangat, walaupun sedikit cape sih. Hati ini terasa sakit, jika mendengar kepindahan Andela. Haha lebay… aku hanya terus melangkahkan kaki ini sambil melamun. Sampai-ampai tak terasa kutelah berada diluar mall.

“Yudi..!”teriaku kaget. Aku melihatnya sedang membawa banyak sekali makanan dan beberapa meja yang cukup besar. Tetapi itu ternyata Persona milik Yudi, Hermes. Sedangkan temanku itu hanya menyilangkan kedua tangannya, terlihat menungguku dengan muka sombongnya tanpa memegang satu barangpun.

“Yud, kenapa kamu mengeluarkan kekuatanmu disini ? Disnikan banyak orang”lanjutku bertanya setelah menghampirinya.

“Elo nggak tahu ya. Orang lain nggak bisa lihat Persona Zae. lihat aja. Nggak ada yang merhatiin gue kan ? Zae, elo cuma beli ini  ?”tanyanya balik, ia membuatku sedikit kesal. Ia selalu saja menyombongkan kekuatannya.

Tapi memang bener cuma aku yang bisa lihat Hermes disini. Aku hanya terkejut sejadi-jadinya. Mulutku mangap melihat Persona milik Yudi, yaitu Hermes. Ia sedang melayangkan semua barang bawaan yang Yudi beli. Dari bahan makanan, hingga mejapun ia bawa. Kaya mau parasmanan aja bawa meja gede..*Peace.

“Oy..malah bengong”ujarnya mengagetkanku.

“Maaf maaf. Mending kita pulang aja yud.”ujarku mengalihkan pembicaran. Aku sebenarnya lupa apa yang Yudi tanyakan tadi. aku tidak ingin saja terlihat bodoh didepannya.

Sorenya, setelah sampai di asrama dengan barang bawaan yang kubawa. Aku bertemu dengan kedua kakak kelasku, kak Melody sama kak Raven. Tampaknya mereka sedang duduk dikursi berdua. Kayaknya aku ganggu kak Raven nih..haha ya sudahlah.. tetapi aku tidak melihat Andela. Sepertinya ia belum pulang ke asrama.

“Senior, nih aku dah bawa banyak bahan makanan. Tolong masakin yang enak yah.”perintah Yudi, pada seniornya itu kak Raven.

“Hah..kebiasaan deh Yud, kamu panggil dengan senior. Bisa panggil dengan kakak saja napa ?”ujar kak Raven, ia memang selalu marah, jika Yudi memanggilnya dengan sebutan senior. Aku tidak tahu alasannya kenapa.

“santai aja senior, biasanya juga nggak marah kan.”ujarnya tertawa.

“sini cepat mana bahan makanannya.”perintah kak Raven. Yudi memberikan semua bahan makanannya. 

“Kak Raven aku bantu ya.”ujarku menawari. Aku kasihan saja sama kak Raven, ia yang selalu memasak di asrama sendirian. Aku tidak tahu kenapa kak Melody gak bisa masak tapi kalo seola pelajaran dia juara umumnya. Katanya ia hanya akan membantu mendekorasi ruangan depan saja. Ya aku tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya.

Aku mulai menata bahan makanan, dari bahan yang ringan, hingga yang berat tuk dimasaknya. Sebenarnya aku sudah merasa lelah, karena daritadi pagi aku belum sempat makan, cuma minum air saja. Itu juga di mall tadi. tapi kupaksankan demi bisa memasak makanan kesukaan andela.

“Wah Zae bahannya terlalu banyak, apa kita berdua bisa sempat memasaknya ?”Tanya kak Raven kaget. Ia tidak memperkirakan waktu yang akan terbuang demi memasak makanan buat acara nanti.
Tanpa pikir panjang aku pun menjawabnya. “Aku punya ide kak”, perlahan kuambil Ex-Evoker dalam sakuku. Dengan mengabaikan semua rasa lelahku. Kuarahkan pada kepala di pelipis kananku dan mulai menarik pelatuknya. “Orpheus Telos”lanjutku berteriak.

Duarr…..suara Evoker yang ditekan pelatuknya seakan-akan suaran pistol yang sedang ditembakan.
Akhirnya temen seperjuanganku berhasil aku panggil, namanya Orpheus Telos. Salahsatu personaku yang bisa bicara. Haha gapap ini Cuma OVA kok…*Peace

“Orp, tolong bantu kak Raven memasak ya.”perintahku pada persona milikku itu. Orp nama panggilan yang kubuat untuknya. Dia menganggukan kepalanya saat kuperintah memasak.

Bahan masakan yang tadi tertata sangat raph, kini berterbangan di udara. Aku nggak percaya saja. Ternyata Orpheus bukan jago dalam hal bertarung saja, dia juga jago memasak. Ku berdecak kagum melihatnya.

Srrrt Srrt Srrrt Srrt terdengar suara sayuran yang dipotong dengan cepat.

Kucuci bahan makanan lainnya yang akan dimasak sedangkan, kak Raven memanaskan minyak pada penggorengan dan memanaskan air pada sebuah panci. Rasa pusing telah menyerang kepalaku. Membuat mata ini sulit untuk dikendalikan. Serasa ada yang memaksanya untuk tetap tertutup.
“Zae..tolong potong bawangnya.”perintah kak Raven menyuruhku.

“Iya kak”aku mengiyakan saja. Aku kira dengan memotong bawang, mata ini bakal kembali lagi melotot, tetapi malah sebaliknya.

Aku merasakan kantuk yang sudah tak tertahankan. Mataku perih. Tubuh ini serasa tidak bisa lagi digerakan. Aku jatuh perlahan di lantai. Pandanganku seketika menghitam. Hanya suara didihan air, sayuran yang sedang dipotong dan teriakan-teriakan memanggil namaku yang tak begitu jelas kudengar. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya.

Akhirnya aku bisa membuka kembali mata ini. Kubuka dengan perlahan, kulihat ruangan ini beda dari asrama yang pernah kutinggali. Aku merasa lemas sekali setelah beberapa kegiatan yang tadi kujalani.

“Zae kamu sudah bangun.”ternyata itu suara kak Melody.

“kak Raven sudah beres masaknya kak ?”tanyaku pelan.

“Udah, tuh lihat sana.”jawabnya sembari menunjuk kearah ruangan utama. Wah..alangkah terkejut ketika melihat ruangan asrama depan yang notabenenya sering acak-acakan, sekarang sudah seperti ruang pesta saja. Layaknya hotel berbintang 5. *Ngaco..

“Gimana Zae, suasana asramanya beda sekali kan ?”Tanya kak Raven, mencoba membuatku berpendapat.

Aku hanya terdiam. Mataku tidak bisa berkedip sekalipun. Makanan yang tadinya belum beres dimasak, sekarang sudah berjajar rapih diatas meja. Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur. Aku sudah tak tahan ingin melihat ekspresi Andela ketika melihat ini semua. Apa ini bakal jadi perpisahan yang terindah, pikirku.

“ Zae..lihat Andela sudah pulang.”panggil salahsatu temanku, Yudi, ia sedang mengintipnya dari jendela asrama.

“Semua bersiap ya.”ucap kak Melody berbisik.

Aku menunggu dengan sabarnya, detik demi detik jam dinding yang bergerak kurasakan lamanya. Muka ini bukannya ingin menyambutnya malah ingin kutundukan saja. Kujuga merasakan Andela yang telah berada didepan asrama. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang dari biasanya. Ndel cepet masuk… inikah pesta terakhirku bersama andela.

Kreeeeeeeeeeeeekkkkkk aku mendengar pintu asrama dibuka. Tepatnya jam 8 malam, kulihat Andela sedang membawa beberapa hadiah yang dibungkus dalam plastik yang ditenteng di tangan kanannya.
“Aku pulang”suara itu, suara yang tak asing ku dengar ditelingaku. Serasa akan terbang jauh meninggalkanku. Kumelihat wajah lesu perempuan itu, kayaknya dia baru menangis.

 “Ndel jangan pernah lupain kakak ya.”ucap kak Melody, ia kayaknya merasa kehilangan juga.
“Iya ndel, jangan pernah lupain semua momen di SEES ya.”dilanjutkan dengan ucapan dari kak Raven, baru kali aku melihatnya matanya berbinar.

“gue bakal kangen ndel, bertengkar sama elo.”Yudi juga yang notabenenya orang keras hanya menundukan kepalanya dengan pelan.

Aku hanya diam, tanpa mengatakan sepatah katapun. Mataku berbinar dan hampir menjatuhkan air mata ini ketanah melihat Andela yang seakan-akan dia akan pergi meninggalkanku. Tapi kuberanikan tuk mengucapkan perpisahan. “Ndel..good luck ya diluar sana.”tanpa kusadari, sedikit air mataku menetes, membasahi pipiku ini.

“Eh..ini pesta apaan ? siapa yang mau pindah ?”Tanyanya kebingungan.
Hah..aku tidak mengerti dengan andela. Bisa bisa dia bercanda disaat seperti ini, di malah pura-pura bingung. Dengan muka yang berlinang air mata ini. Kulemparkan satu pertanyaan padanyanya. “Ndel, bukannya kamu pindah ?”tanyaku sembari memberikan passport milik andela. Aku masih menundukan kepalaku.

“Aduuh kamu lucu Zae.”katanya, ia malah tertawa sejadi-jadinya, seakan-akan tak merasa kehilangan.

“Zae..kamu salah paham. iya ini memang passport aku. Tapi aku bukan mau pindah. Aku cuma mau mengunjungi mamahku dulu diluar negeri.”lanjutnya.

“Terus kenapa tadi pagi kamu menangis ?”tanyaku mengelak.

“Soal surat pindah ini kan. Ini surat pindahku dulu, waktu aku datang kesini pertamakali. Tadi pagi aku beres-beres dikamar dan tanpa sengaja aku menemukan surat pindah ini dilokerku yang udah lama nggak aku buka. Terus pas aku baca dibawah, aku teringat kembali dengan kampung halamanku dulu. Ya kuputuskan untuk mengunjungi mamahku.”ujarnya menjelaskan.

“Lalu kenapa kamu nggak sekolah ? teru kenapa kamu tadi menangis di tempat nongkrong biasa itu ?”tanyaku memastikan. Aku merasa sedang mewawancarinya saja haha. Tapi nggak papalah aku butuh kebenarannya.

“aku lagi cari oleh-oleh sama makanan kesukaan mamah, kamu lupa ya ? kita kan suka makan bakso disana, kebetulan tadi aku menjatuhkan bsaonya lagi ke mangkuknya bakso dan tanpa disengaja cabenya masuk kemataku.”jawabnya sedikit datar.

“jadi kmu gak jadi pindah ndel. ?”Tanya memastikan.

“iya, aku cuma mau mengujungi mamah aja untuk beberapa hari.”jawabnya sedikit pelan, kelihatannya ia sudah terlihat lelah dengan semua pertanyaanku yang begitu jelas.

Perkataan itu terdengar jelas ditelingaku. Wajahku yang sedari tadi tertunduk lesu dan tak bersemangat, kini kucoba mengangkatnya dan mulai kembali ceria seperti biasanya. Kuusap sendiri, air mata yang menetes dipipiku. Badanku refleks mendekat kepada  Andela dan langsung memeluknya.

“KYAAAAA” PLAKK

“Maksudnya kamu apa Zae ?”tanyanya mengagetkanku. Aku mendapat tamparan tepat di pipi kiriku. Aku tidak tahu apa yang terjadi sama Andela, aku hanya ingin mengkspresikan semua rasa suka ku padanya.

“HAHAHA”semua orang di asrama tersebut mentertawakanku. Tapi aku tidak kenapa-kenapa, ku beri dia senyuman terindahku. Karena mimpi buruku itu hanya khayalan semata yang ku anggap berlebihan saja.

The End.

Sorry kalo ceritanya gak jelas.....
Ya mimin harap ini cuma mimpi buruk yang panjang...
Tapi kenapa nggak ada akhirnya.....
Setelah stalking-stalking di twitter aku lihat alasannya.....
Ndel mimin harap, di luar ini kamu bisa lebih maju... dan lebih sukses.....
Dan penyakitnya segera di angkat oleh yang berkuasa.......
Mimin gak bakalan lupain semuanya semasih kamu berada di JKT48.....
Ima made Arigatou ! Hayaku naoshite kudasai Andela.


Untuk cerita yang lebih menarik lainnnya, anda bisa lihat disini
Silahkan Berkomentar!
Terima kasih.