Hallo sahabat KSJ48. Sorry banget gue akhir-akhir ini gak apdet. Yang lagi nunggu seriesnya diupdate, yuk baca dulu ff kiriman dari seseorang yang ceritanya pengen di post disini. Happy Reading :v
“Ay ...” Belum selesai aku berucap,
“ ana ...” Potong Ayana yang tiba-tiba muncul dari belakang Mama.
Aku menampakan mimik wajah sebal dan meliriknya sinis. Aku berdecak lidah, menghentakan kaki lalu masuk ke dalam rumah, menabrakan bahu ku dengan bahu nya.
BRAKK!!
Ku tendang pintu kamarku hingga tertutup rapat. Menyebalkan sekali harus tinggal satu rumah dengan Ayana!! Aku tau ia penggemar K-POP.
Tapi, apakah tak bisa menghargai kegemaranku menari jaipong!? Aku menari dengan iringan musik yang baru saja ku nyalakan di tape ku. Ya, hitung-hitung sebagai penghilang rasa kesal ku
-o0o-
Keesokan harinya ...
Trang! Trang! Suara sendok yang ku hentakan ke piring terdengar nyaring. Nafsu makan ku menurun drastis.
“Delima, kenapa makannya tak dihabiskan?” Tanya Mama.
“Aku gak nafsu makan, Ma. Aku mau ke rumah Lidya aja yaa.. Assalamu’alaikum,” alibi ku.
Aku langsung ke rumah Lidya Belum sampai pintu, tiba-tiba ...
“Eehh!! Dell! Gue ikut yaa?” Pinta Ayana dengan tampang muka memelas Aku memutar bola mata ku.
“Ya udah, cepetan!” Sentak ku, daripada dapet ceramah dari Mama.
“Dell, selera lo gak oke banget sih? Apa bagusnya coba tari jaipong? Kerenan juga modern dance!” Ocehnya sambil memasangkan earphone di telinganya.
Mendengarkan lagu korea mungkin? “Au ah!” aku mempercepat langkahku.
“Eeh! Dell! Tunggu Dell!!” Ia berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah ku.
Ting Tong!
Ku tekan bel rumah Lidya beberapa kali.
“Ehh Delima, ayo masuk. Hmm, kamu juga masuk yuk,” ajak Lidya ramah.
“Kamu Ayaa ...” Lidya belum selesai berucap.
“ naa ...” lagi-lagi Ayana memotong ucapan.
Sungguh menjengkelkan! Lidya hanya tersenyum miring.
“Dell, nari yuk? Praktekin yang kemarin diajarin Kak Melody,”
“Yuk!” Aku bersemangat 45 Lidya menyalakan tapenya. Aku dan Lidya mulai menari walau tak menggunakan selendang. Ayana menganga. Terpesona, mungkin?
Prok Prok Prok!
Ayana bertepuk tangan. Ia tersenyum lebar.
“Dell, Lid, ajarin aku dong?” Ia tertunduk, pipinya menampakan rona merah karena malu.
“Serius kamu Ayana? Mau belajar tari jaipong!? Selama ini kan kamu PALING ANTI SAMA BUDAYA INDONESIA?” Ucap ku dengan penekanan pada setiap kata yang ter-caps lock.
“Maafin aku Dell, aku emang salah. Ternyata budaya Indonesia lebih keren daripada budaya luar,” Ayana masih tertunduk malu.
“Ya udah lah Dell, ajarin aja. Ayana, kita harusnya pelajari budaya kita dulu. Kalo kita udah bisa memaknai arti budaya kita, kita jaga, jangan sampai diakui sama negara lain,” nasihat Lidya.
“Kalo suka sama budaya luar gak papa, tapi hargai dulu budaya kita,” ucap Lidya ‘lagi’.
“Maafin aku yaa. Aku udah ngejelek-jelekin tari jaipong. Aku sadar. Maafin aku yaa, mau kan kalian ngajarin aku?” Pinta Ayana.
“Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara. Memperkenalkan budaya-budaya Indonesia ke kancah internasional,” ucapku tersenyum bangga .
“Iyaa, aku janji,” jawab Ayana tersenyum manis dengan mata berbinar.
“Ya udah, yuk latihan,” ajak Lidya.
5 tahun kemudian ...
“Dell, ternyata seru yaa keliling dunia dengan ngenalin budaya kita,” ucap Lidya dengan wajah yang berseri-seri.
“Iya. Seru banget. Kita bisa sekalian liburan,” jawab ku.
“Iyaa.. ternyata asik yaa jadi penari jaipong,” balas Ayana.
‘Terimakasih Ya Allah. Engkau telah menyadarkan Ayana akan pentingnya menjaga budaya yang kita miliki’ batinku.
“Ehh ayo! Jangan ngobrol aja. Habis ini kita yang tampil!” Ujar Lidya.
“Iya,” aku mengangguk mantap
“And further. We offer Jaipong Dance from Indonesia!” Ucap MC itu dengan bahasa Inggris.
*Translate: Dan selanjutnya. Kami persembahkan Tadi Jaipong dari Indonesia*
Sebenarnya sekarang kami sedang ada di Korea. Negara yang diidam-idamkan Ayana, dulu. Tetapi karena tamunya banyak yang dari Eropa, maka MC itu menggunakan bahasa Inggris. Sungguh menyenangkan bila mengingat saat-saat itu. Selalu saja aku tersenyum-senyum sendiri membayangkannya. Kini aku bersama Lidya melanjutkan sanggar milik Kak Gesri. Sedangkan Ayana masih berkeliling dunia mengahrumkan nama Jaipong sebagai salah satu budaya Indonesia.
TAMAT
Karya : Ekky_Maul