Hantu Amnesia Part 28


Hallo sahabat KSJ48. Akhirnya bisa apdet juga. Sumpah gue sampe hilang semangat buat nulis pas masuk kuliah. Sibuk banget. Gue sampe kepikiran buat gak bakalan nulis lagi. Tapi ya, gue gak mau jadi author yang gak tanggung jawab. So. Selamat membaca. Sorry kelamaan updatenya.
"Hai juga kak Ve," balas Luthfi, aksennya masih menunjukan kalo dia malas berhubungan dengan Ve.
"Ayo fi, kasian kak Ve, dia itu suka sama kamu. Hargain perasaan wanita dong." Andela berusaha membujuk Luthfi agar ia bisa menerima kedatangan Ve.
"Ayo, masuk kak," ajak Luthfi, kali ini ia menambahkan senyum diwajahnya.
Ve membalas senyumannya dan dengan langkah mantap ia masuk ke rumah Luthfi untuk yang pertama kalinya.
"Maaf yah kak, rumahku agak berantakan." Luthfi tau diri kalau rumahnya memang tak rapih.
"Gak apa-apa fi. Kak Ve ngerti kok," balasnya.
Dan saat sampai di ruang tamu, kak Ve sedikit kaget saat melihat adiknya sendiri sedang duduk disofa. Yupi yang tadi di kamar Luthfi berpindah ke ruang tamu.
"Yupi? Kamu lagi ngapain disini?" tanya Ve.
"Halo kak, lagi main aja," jawabnya datar. "Sini duduk kak."
"Aku bikinin tea dulu yah." Luthfi pergi ke dapur sementara Ve menghampiri Yupi, duduk disebelahnya.
"Tumben kak Ve mampir ke rumah Luthfi," ucap Yupi, dia pura-pura tidak tau apa-apa.
"Ya, main aja, sama kayak kamu yup," balas Ve, dia agak gerogi saat menjawab pertanyaan tersebut.
3 gelas tea hangat dibawa Luthfi dari dapur, ia meletakan tea tersebut diatas meja. "Silahkan diminum kak," ucap Luthfi.
"Kok kak Ve doang yang ditawarin? Kok aku enggak?" tanya Yupi.
"Iya, kamu juga diminum teanya yup," jawab Luthfi.
Senyum manis muncul diwajah Yupi, ia lalu meminum tea buatan Luthfi yang menurutnya sangat enak itu.
"Duh, kenapa harus ada Yupi sih? Gue kan mau pedekate sama Luthfi? Apa yang dia omongin waktu itu bener? Dia juga suka sama Luthfi?" gumam Ve dalam hatinya.
Ve meniru apa yang Yupi lakukan, ia meneguk tea yang dibuat Luthfi. Dan nampaknya ia setuju dengan adiknya itu.
"Eummm, fi. Tea yang kamu buat enak banget. Baru pertama kali kak Ve minum tea seenak ini." Ve memuji tea yang baru saja ia minum. Luthfi mendapat senyuman manis dari kakak Yupi itu.
"Tuh kan bener. Kak Ve juga suka sama Luthfi. Aku juga gak mau kalah," gumam Yupi didalam hati.
"Iya dong kak. Makanya aku suka banget main ke rumah Luthfi, tea buatannya enak banget," puji Yupi. Ia juga mengeluarkan senyum terindahnya.
"Cieee, kayaknya ada cinta segitiga nih," ledek Andela. Ia duduk tepat disamping Luthfi, berhadapan dengan Yupi yang duduk bersebelahan dengan Ve.
Luthfi memberi kode agar Andela tetap diam. Dan hantu itu mengerti, ia langsung bungkam seribu bahasa.
"Oh iya fi. Kak Ve mau minta maaf, waktu itu udah nuduh kamu yang enggak-enggak." Sepertinya Ve ingin mengubah imagenya dihadapan Luthfi menjadi lebih baik.
"Iya nyantai aja kak, lagian yang nuduh aku, kak Naomi sama kak Melody kok," ucap Luthfi dengan santainya. Ia lalu meneguk tea buatannya sendiri.
"Kamu emang beda dari cowok yang lain fi. Gak salah aku..."
"Aku apa kak?" potong Yupi.
"Gak-gak jadi," jawab Ve dengan gelagapan.
"Aneh, mereka berdua kenapa sih? Apa jangan-jangan mereka suka sama gue? Ah, gak mungkin. Gue kan cuek sama cewek? Lagian, gue masih belum bisa lupain dia," gumam Luthfi dalam hatinya. Dia tidak habis pikir, dengan sifatnya yang seperti ini, masih saja ada wanita yang mencintainya.
Diwaktu yang bersamaan, Naomi sedang keluar dari bioskop bersama pacarnya, Ivan. Layaknya pasangan pada umumnya, mereka berjalan keluar bioskop sambil bergandengan tangan.
"Hmm, kayaknya, waktunya mutusin si Ivan nih," ucap Naomi dalam hatinya.
"Van, kita duduk dibangku itu dulu yuk, ada yang mau aku omongin," ucap Naomi sambil menunjuk sebuah bangku diluar bioskop.
"Mau ngomongin apa mi?" tanya Ivan.
"Udah, ayo. Ikut aku aja," rengek Naomi manja. Ia menarik tangan Ivan, dan pacarnya itu hanya menuruti keinginan wanita seksi itu.
Setelah duduk, Naomi sudah merangkai kata-kata untuk memutuskan pacarnya. Intinya hampir sama, namun pola kalimatnya yang agak berbeda.
"Van," sapa Naomi manja.
"Ada apa mi?" tanya Ivan.
"Kita baru pacaran satu minggu. Dan aku sayaang banget sama kamu. Kamu selalu nurutin kemauan aku, gak pernah marah sama aku." Ivan hanya tersenyum mendengar perkataan pacarnya itu.
"Tapi kamu tuh..."
Drrrtt...ddrrttt
"Bentar mi." Ivan mengeluarkan Hpnya yang bergetar itu. Ia lalu mengangkat sebuah telepon yang ternyata dari papahnya.
"Sial, ganggu aja," keluh Naomi dalam hati.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Ivan selesai menelpon. "Mi, kita pulang yuk. Mobilnya mau dipake papah," ucap Ivan.
"Tapi van. Aku belum selesai ngomong," balas Naomi.
"Udah, besok aja bisa kan?" tanya Ivan.
Dengan perasaan kesal ia mengiyakan pertanyaan Ivan. Pergantian pacarnya tersendat. Dan setelah dipikirkan kembali, tak enak bila memutuskan pacar didepan umum.
"Fi, kamu bisa buat tea seenak ini darimana?" tanya Ve.
"Kalo di Jepang tuh yang kayak gini disebut ocha. Aku dapet resep ocha ini dari papah aku," jawab Luthfi.
"Oh, kamu keturunan orang Jepang fi?" tanya Ve.
"Iya,"
Ve terus mengorek informasi seputar latar belakang Luthfi, apa kebiasaannya saat santai dirumah. Semua seluk beluk tentang Luthfi ia tanyakan.
Luthfi merasa risih, ia layaknya seorang saksi yang diminta keterangan. Ditambah Yupi yang selalu ikut andil dalam obrolannya bersama Ve. Dan keadaan diperparah dengan Andela yang sering meledek Luthfi, "Cie yang lagi direbutin." Itu salah satu ledekan Andela.
Luthfi sendiri hanya menjawab pertanyaan dengan sedikit senyuman. Lama kelamaan ia ingin keluar dari keadaan ini.
"Ini, dua cewek ini kenapa sih? Jadi agresif gini?" gumam Luthfi dalam hati.
"Kak Ve aku mau tanya satu hal?" tanya ditengah obrolan panjang ini.
"Mau nanya apa fi?" Sepertinya Ve penasaran apa yang akan ditanyakan Luthfi.
"Kenapa kak Ve mau jadi temen aku?" tanya Luthfi.
Ve sempet bingung menjawab pertanyaan Luthfi. Ia berusaha mencari alasan. "Ya, mau temenan aja fi. Kamu tuh beda sama cowok yang lain, kamu tuh keren, gak mudah terpikat sama cewek, itu sebabnya aku suka sama kamu," ucap Ve.
Pipinya seketika memerah, kalimat terakhir yang ia ucapkan sepertinya ada yang salah.
"Ciee, yang ditaksir kak Ve," ledek Andela.
"Eh, maaf fi. Aku salah ngomong."
Yupi hanya terdiam mendengar perkataan kakaknya itu. Sedangkan Luthfi tak mengambil pusing. Ia hanya menghela nafas, dan pergi ke dapur.
"Fi, kamu mau kemana?" tanya Ve.
"Mau masak ramen," jawab Luthfi datar.
"Kak Ve bantuin yah," ucap Ve sambil beranjak dari duduknya.
Yupi mengetahui modus kakaknya itu. Ia juga mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Mereka berdua berjalan, berlomba menuju dapur. Sementara Luthfi hanya terdiam terpaku melihat tingkah laku adik kakak ini.
"Duh, mereka kenapa sih? Aneh gue," gumam Luthfi.
Hantu amnesia yang sedari tadi duduk mendengarkan obrolan mereka bertiga, kali ini sedang tersenyum puas. Dia selalu senang, bila ada teman Luthfi yang berkunjung ke rumahnya.
Luthfi hanya kesal saja ia bisa dimanfaatkan hantu amnesia itu. Cowok penggila ramen ini pun menyusul ke dapur. Ia memasak ramen bersama dua wanita cantik disebelah kiri dan kanan.
*~~~*
"Gimana nal, besok kita jadikan ngerjain balik Melody cs?" tanya Jeje.
"Jadi dong je. Ide lo kali ini briliant banget," jawab Kinal.
"Bener, gue juga udah gak sabar pengen balas dendam," timpal Dhike.
Malam itu, Kinal cs sedang berkumpul dirumah Ayana. Nampaknya mereka betul-betul ingin membalas kembali kakak tingkatnya itu.
Ayana sendiri malah terdiam saat ketiga sahabatnya membicarakan rencana itu.
"Ay lo kenapa? Sakit?" Jeje menyadari kalo temannya yang satu ini hanya terdiam.
"Gak je. Gue gak apa-apa. Gue cuman lagi mikir aja. Rencana kalian itu berlebihan, gimana kalo ada yang celaka? Gimana kalo kita ketahuan lagi? Terus kita dibales lagi? Bukan gini je caranya ngebalas perbuatan mereka." Ayana mencurahkan semua pendapatnya tentang rencana Jeje.
"Tapi ay. Kalo gak kita bales..." Omongan Kinal terpotong. "Mereka bakal terus semena-mena sama junior gitu? Mereka bakal tambah dendam sama kita nal, je. Meskipun mereka gak tau kita yang ngelakuinnya, mereka bakal terus cari tau, bisa saja ada murid tak berdosa jadi korban," ucap Ayana.
"Terus lo punya rencana buat mereka? Supaya mereka sadar gitu?" tanya Dhike.
"Biarlah waktu yang menjawabnya. Gue yakin bakal ada orang yang menyadarkan mereka. Gue gak mau ada yang terluka je, nal. Gue gak mau kehilangan kalian." Saat mengucapkan kalimat terakhir nada Ayana begitu pelan. Dia sampai menitikan air mata.
Ketiga temannya mengerti maksud dan tujuan Ayana. Mereka memutuskan untuk membatalkan misi balas dendam tersebut.
"Aaah. Ayana. Maafin gue," ucap Jeje sambil memeluk Ayana.
"Iya ay, maafin gue juga. Gue terlalu egois pengen ngebales mereka," sambung Kinal.
"Iya ay. Maafin gue juga yah," ucap Dhike.
Keempat sahabat ini berpelukan hangat diatas kasur. Saling menyadari kesalahan mereka, bahwa yang namanya balas dendam itu tidak baik.
*~~~*
Karena perbuatan Andela yang mengambil Hp Luthfi tanpa seizinnya. Ia sedang menjalani masa hukuman tidak diberi makan selama seminggu. Terkadang dia merasa sudah tak tahan, hantu juga butuh makan. Dia selalu ngiler saat melihat Luthfi sedang menikmati semangkuk ramen dikamarnya.
Malam itu, Luthfi sedang belajar sendirian, untuk persiapan UAS. Saking rajinnya, ia makan sambil membaca sebuah buku.
Di meja belajar yang biasanya ia pakai bermain game, malam itu kembali pada fungsinya yang semula, tempat belajar. Dia meletakan semangkuk ramen disamping kanannya.
Luthfi begitu serius saat belajar, sesekali ia menyuapkan ramen ke mulutnya. Andela tak begitu memperhatikan Luthfi, matanya tak bisa lepas dari semangkuk ramen yang tak jauh dari Luthfi.
Suara perut Andela begitu keras terdengar. Namun dirinya sudah terlanjur janji kepada Luthfi untuk tidak meminta jatah makanan selama seminggu.
Suara perut itu terdengar sampai telinga Luthfi, membuat konsentrasinya agak terganggu. Ia melirik kearah Andela, nampak mukanya yang lebih pucat daripada biasanya, tubuhnya begitu lemas.
"Lo laper?" tanya Luthfi.
Andela mengangguk pelan. Luthfi lalu memalingkan wajahnya dan mengambil satu suap ramen.
SRUUUUPT
"Gue kan udah bilang, kalo lo mau hidup bareng gue jangan bikin gue kesel. Pake maling Hp gue lagi," ucapnya ketus sambil mengunyah mie tersebut.
"Aku kan cuman pinjem fi, tapi lupa bilang," balas Andela, suaranya begitu pelan. Tangannya memegang perutnya.
"Sama aja kali. Kalo lo mau pinjem ya bilang dulu. Dah pergi sana, lo ganggu jam belajar gue." Andela menuruti perintah Luthfi, ia keluar dari kamar Luthfi dan duduk disofa ruang tamu.
"Haaaahhh. Niat baik belum tentu berbuah baik," keluh Andela saat duduk di sofa. Ia lalu melamun seputar makanan favoritnya, tangan kanan hantu itu menopang dagunya.
Beberapa menit ia terus mengkhayal menyantap makanan favoritnya. Suara perutnya kian keras terdengar.
"Duuh, laperrr," rengek Andela manja.
Tiba-tiba aroma dari kuah ramen terdeteksi oleh indra pencium Andela. Ia lalu mencari-cari sumber aroma tersebut.
"Nih makan. Gue gak tega liat lo kayak gini. Lain kali jangan lakuin itu lagi. Sama satu lagi, jangan pernah suruh-suruh gue lagi." Ternyata orang yang membawa semangkuk ramen itu adalah Luthfi. Ya, begitulah sifat Luthfi.
"Hiks...arigatou..nee...hiks...Luthfi-sama...hiks." Andela berfikiran kalau Luthfi benar-benar akan menghukumnya selama seminggu, nyatanya cuman 3 hari.
"Udah nih, makan."
"Hontou ni Arigatou Luthfi-sama," balas Andela sambil menerima semangkuk ramen tersebut.
"Hai-hai." Ia lalu berjalan masuk kembali ke dalam kamarnya untuk melanjutkan belajarnya.
*~~~*
Tinggal beberapa hari lagi, para siswa akan menghadapi Ujian Akhir Semester. Dan siang itu, Melody cs sedang memenuhi asupan gizi mereka ditempat yang selalu mereka tempati saat makan dikantin.
"Duhh, Luthfi kok lama banget yah balesnya. Sekali ngebales singkat lagi smsnya," keluh Ve. Sambil menikmati pesanannya ia bertukar pesan dengan Luthfi.
"Eh, guys gue mau cerita nih," ucap Melody membuat mata ketiga temannya itu tertuju padanya.
"Mau cerita apa mel?" tanya Yona.
"Kali ini gue jadian sama cowok," jawab Melody.
"Wah, yang bener mel? Kok bisa sih cowok itu jadi pacar lo?" tanya Naomi.
"Gue juga gak tau, yang jelas hati gue nyuruh gue buat pacarin itu cowok," jawab Melody.
"Siapa mel cowok beruntung itu?" tanya Ve.
"Namanya Farhan, dia anak SMA 13," jawab Melody.
"Coba liat fotonya mel!" Naomi penasaran akan wajah lelaki tersebut.
"Nih." Melody menunjukan sebuah fotonya bersama cowok yang bernama farhan itu. Pilihan Melody tidak salah, wajah lelaki itu bisa membuat 3 cewek ini terkesima.
"Lo emang pinter kalo masalah cowok mel," puji Ve.
"Melody gitu," jawab Melody dengan sombongnya.
"Gue juga baru jadian sama cowok gue," celetuk Yona.
"Siapa yon?" tanya Melody.
"Namanya Fauzan, gak kalah OK kok sama Farhan," jawab Yona.
Yona melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Melody. Dan ia pun mendapatkan respon yang hampir sama.
"Kalo lo mi, masih sama si Ivan?" tanya Melody.
"Iya, bentar lagi mau gue putusin kok, udah bosen gue sama dia," jawab Naomi.
"Haha, emang lo udah dapet penggantinya mi?" tanya Ve.
"Belum sih, tapi kan yang ngantri banyak," jawab Naomi.
Begitulah, Melody cs. Bagi mereka mendapatkan lelaki yang sempurna itu bukanlah perkara yang sulit. Hanya dengan kedipan dan sedikit rayuan mereka langsung mendapatkan apa yang mereka inginkan.
*~~~*
Siang itu, Naomi diajak Ivan untuk menghadiri acara reuni SMP 24, sekolah Ivan dulu. Sebenarnya Naomi sudah bosan untuk jalan dengan Ivan, sudah 9 hari mereka berpacaran.
"Duuh, maleess jalan sama Ivaan," keluh Naomi. Dia sedang tidur malas diatas ranjangnya. Terbesit niat untuk menolaknya, namun tiba-tiba ide muncul diotaknya.
Senyum jahat menyeruak, terlihat begitu jelas di wajahnya. Apa yang sedang ia pikirkan?
"Hmm, kalo gue putusin dia didepan teman-temannya seru kayaknya." Semangat 45 muncul, ia dengan penuh semangat bersiap-siap untuk pergi bersama Ivan.
Setelah 30 menit berlalu, dan Ivan sudah berada didepan rumah Naomi dengan mobil berwarna ungu tuanya.
"Hai."
"Hai, yuk berangkat."
Dengan senyuman di kedua wajah, sepasang kekasih ini pergi ke reuni SMP-nya Ivan. Kaos polo shirt berwarna abu menjadi pilihannya saat hendak menghadiri acara tersebut, sedangkan Naomi memakai sebuah dress putih yang membuatnya begitu menawan.
Sesampainya disana, Ivan dan Naomi langsung menjadi pusat perhatian teman-teman lamanya. Sempat terlihat wajah kaget yang tampak jelas di wajah mereka. Ivan nampak beda sekarang.
Saat sudah menandatangani daftar hadir, ada seorang lelaki yang menghampirinya, "Lo Ivan kan?" tanya salah satu temannya yang mengenakan kemeja berwarna biru.
"Van temen lo cantik juga," Pernyataan yang meragukan Ivan mempunyai pacar keluar dari mulut temannya.
"Sembarangan lo ris kalo ngomong, ini cewek gue," balas Ivan kesal.
"Haha, hebat lo van bisa dapetin bidadari kayak dia." Tatapan genit dilancarkannya ke arah Naomi. Pacar Ivan itu hanya tersenyum simpul.
"Iewww. Nora banget nih orang," ucap Naomi dalam hatinya.
"Ayo masuk van, yang lain udah di dalem," ajak temannya yang bernama Aris itu.
Sama seperti halnya Aris, teman-teman Ivan yang sudah berada di dalam gedung tak menyangka seorang Ivan mempunyai pacar secantik Naomi.
Layaknya reuni pada umumnya, mereka bertukar cerita tentang pengalaman mereka saat sedang mengenyam pendidikan di jenjang SMA.
Dan terkadang mereka mengenang kembali masa-masa SMP mereka, dengan ditemani beberapa makanan dan minuman, serta dihibur oleh beberapa orang temannya yang menampilkan bakatnya di atas panggung yang telah disediakan.
"Gue masih gak percaya van lo bisa dapet cewek secantik Naomi," ucap Tya.
"Haha, kan semua orang bisa berubah tya," balas Ivan.
"Apalagi kalo sifat lo pas SMP, gue yakin Naomi bakalan ilfeel sama lo," ledek Deni.
"Emang Ivan waktu SMP orangnya kayak gimana?" tanya Naomi.
"Udah dong den, jangan diceritain, itu kan cuman masa lalu." Ivan mencoba mencegah Deni menceritakan masa lalunya yang kelam.
"Gpp dong van. Aku kan mau tau kamu dulu tuh kayak gimana. Jangan ada rahasia diantara kita van," ucap Naomi.
"Tuh van, dengerin kata pacar lo."
Deni lalu menceritakan masa lalu Ivan kepada Naomi. Terkadang beberapa teman lainnya ikut andil menceritakan masa lalu Ivan.
Ivan memang terlahir dari orang yang berada, namun dulu ia sangat pemalu dan penakut. Sifat itu membuat teman-temannya sering membully-nya.
Banyak kejadian-kejadian memalukan yang tak seharusnya didengar oleh Naomi.
"Udahlah, itu cuman masa lalu. Ayo mi, kita ambil cemilan disana," ajak Ivan sambil menggandeng tangan Naomi.
Tapi genggaman Ivan itu dihempaskan Naomi begitu saja, membuat Ivan heran.
"Kamu kenapa mi?" tanya Ivan.
"Sebelum itu, gue mau ngomong sesuatu sama lo." Suara Naomi begitu keras membuatnya langsung menjadi pusat perhatian.
"Ada apa mi. Gak usah teriak-teriak juga kali," ucap Ivan.
"Gue ngerasa udah gak cocok sama lo van."
"Maksudnya?
"Gue ngerasa udah gak nyaman sama lo van..."
"Tunggu-tunggu, gara-gara dulu aku culun? Jadi kamu ngerasa udah gak cocok?"
"Bukan itu van, dari dua hari yang lalu gue mau bilang ini sama lo. Tapi lo ngehindar. Gue gak bisa lagi sama lo van."
Teriakan ledekan terdengar begitu jelas dilontarkan para teman Ivan.
"Tunggu dulu mi. Selama ini kita gak ada masalah, aku juga selalu baik sama kamu. Kamu ini kenapa mi?" tanya Ivan dengan penuh kecemasan.
"Gue udah bosen sama lo van." Naomi lalu memegang kedua tangan Ivan, "Makasih selama 10 hari ini lo udah jadi pacar gue." Pipi Ivan mendapatkan kecupan mesra dari Naomi, dan cewek itu keluar dari tempat tersebut.
"Hahaha, kasian banget lo van, diputusin di depan orang banyak," ledek Aris.
Banyak ledekan dan bully yang keluar dari mulut teman SMP-nya itu. Membuat Ivan teringat lagi dirinya yang SMP. Ivan lari keluar ruangan, dia sadar kalau dia tetap berdiri keadaan akan lebih parah.
*~~~*
Ditengah luasnya pekarangan sekolah, ditengah banyaknya para siswa yang duduk dibangku pekarangan sambil bercerita. Tampak seorang lelaki yang memakai kacamata berjalan seorang diri, dengan beberapa buku ditangannya.
Brugh
"Eh, lo ngerasa nabrak sesuatu gak?" tanya seorang siswa lelaki yang bertubuh kekar.
"Gue juga gak tau ben," jawab Kiki.
Sedangkan cowok berkacamata itu sedang mencari-cari kacamatanya yang terjatuh saat bertabrakan tadi.
"Awwww," erang cowok berkacamata itu.
"Ki, kok kaki gue berasa nginjek sesuatu yah?" tanya Benny, padahal kakinya begitu jelas menginjak tangan si cowok berkacamata itu.
Bugh
"Mending kita pergi dari sini, ngeri gue," ucap Kiki. Kedua cowok itu pergi dari tempat itu, namun sebelum itu sempat saja kaki Benny menendang wajah cowok berkacamata itu sampai hidungnya berdarah.
Cowok itu terus memegang hidungnya yang terasa ngilu.
Datang seorang perempaun yang bertubuh mungil, "Kamu gak apa-apa?" tanya perempuan itu sambil menyodorkan sebuah tissue.
Namun niat baiknya itu tak ditanggapi dengan baik juga. Cowok itu menampik tangan cewek yang memegang tissue itu, ia lalu membawa barang-barangnya lalu lari pergi meninggalkan cewek itu dalam kebingungan.
"HEUAAAAAAAAAAHH" teriak seorang cowok yang terbangun dari tidurnya. Keringat dingin mengelimuti sekujur tubuhnya. Nafasnya terengah-engah.
"Luthfi-sama doushita nou?" tanya Andela. *Kamu kenapa fi?
"Nandemoneoo," jawabnya ketus. Ia lalu menyelimuti kembali tubuhnya dengan selimut dan mencoba kembali memejamkan matanya.
#ToBeContinued

7 Comments

  1. Akhirnya update juga nih fanfic kesayangan.... (y) nice job thor

    BalasHapus
  2. Lanjut terus thor jangan lama lama

    BalasHapus
  3. update ke web lama(daftar fanfic jkt48) dong kak, please....

    BalasHapus
  4. Kemana aja thor udah 1 bulan kaga pernah update?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi sibuk2nya sama tugas kuliah. Minggu ini gue usahain update deh

      Hapus
  5. Thor kapan update lagi? (Di tunggu lanjutannya)

    BalasHapus