Doumo minna-san. Kangen yah sama aku? Siapa aku? Itu lho hantu yang cuman inget namanya doang, alias amnesia. Aku juga kesel gara2 authornya gk ngeupdate2 ff Hantu Amnesia, padahal banyak yang nanyain. Mau dibawa kemana ff ini kalo gk dilanjutin? Jadi aku diam-diam masuk ke kamar kosannya bang luth (Author), aku pinjem laptopnya bentar, ini juga aku nulis, bang luthnya lagi ngorok. Ayo dibaca sampe abis yah, terus tungguin part2 selanjutnya. Happy Reading... :v
Pagi itu seperti biasa Luthfi terbangun dari tidurnya, dan seperti biasa pula Andela menyapanya di hari yang cerah itu.
"Ohayou~" Sapa Andela saat melihat Luthfi keluar dari kamarnya dan menuju ke wc.
"....."
Tak ada balasan, ia hanya menggaruk rambutnya yang berantakan itu.
Ekspresi cemberut spontan keluar dari wajah Andela. "Luthfi kenapa lagi sih? Ada masalah apa lagi?" Pertanyaan itu muncul di benak Andela.
"Chikisou. Nande ore wa ano hi mata mitanda?" ucapnya di dalam hati. *Sial. Kenapa aku melihat lagi hari itu?
Brak
Ia membuka pintu wc dengan pukulan, tidak seperti biasanya. Apa arti dari mimpi semalam?
Dia berangkat ke sekolah dengan rasa malas, Andela pun merasakan ada yang janggal saat berjalan dari rumahnya ke stasiun bus.
"Luthfi-sama doushita no?" tanya Andela.
"Nandemoneo."
"Mondai arimasuka?" *Apakah ada masalah?
"Omae no kankenai darou," ucap Luthfi sambil naik ke bus yang sudah berhenti di depannya.
Terpaksa Andela harus menahan rasa penasarannya dan mengikuti Luthfi naik ke bus.
Saat duduk di bus. Ada dua orang perempuan yang menarik perhatiannya. Kedua siswi SMA itu sedang memakan sebuah donat di tangan kirinya.
"Donat kah???"
"Aitsu wa ima doko kana? Genki kana?" gumam Luthfi dalam hati. *Dia sekarang ada dimana yah? Apa keadaanya baik-baik saja?
Saat masih SMP Luthfi duduk rapih di bangkunya, sendirian. Di depannya sudah siap beberapa donat yang ia bekal setiap harinya ke sekolah.
Saat makan tiba-tiba terdengar bunyi perut dari seorang siswi tepat di belakangnya. Reflek, Luthfi menengok ke belakang. Dan perempuan tersebut tersenyum malu karenanya.
"Anata taberu?" tanya Luthfi sambil menyodorkan satu buah donat yang tersisa. *Apakah kamu mau makan?
"Kamu ngomong apa?"
"Ah gomen-gomen. Kamu mau donat?" Luthfi mengulang pertanyaannya yang sudah ia ubah ke dalam bahasa Indonesia.
Awalnya perempuan itu ragu menerima tawaran dari Luthfi. Saat itu masih tahun ajaran baru, jadi mereka belum saling mengenal betul satu sama lain. Bahkan Luthfi tidak tau nama perempuan tersebut.
"Sudahlah, jangan malu-malu. Nih ambil," tambah Luthfi.
Sambil tersenyum malu, ia mengambil donat itu, "Makasih yah."
"Do itashimashite," balas Luthfi.
"Dari tadi kamu ngomong bahasa apa sih?"
"Sore wa nihon-go desu. Itu tuh bahasa Jepang," jawab Luthfi.
"Kamu bisa bahasa Jepang?"
"Hai, boku no chichi wa nihon karashimasta," jawab Luthfi.
"Duuh, jangan pake bahasa Jepang dong. Aku gak ngerti," ucapnya kesal, diperkuat dengan bibirnya yang cemberut.
"Haha, oke2. Papah aku asalnya dari Jepang. Dan ibuku dari Indonesia. Jadi aku blasteran gitu Jepang-Indo, wajar dong kalo aku bisa bahasa Jepang?" balas Luthfi.
"Oh, gitu...."
Kembali, terdengar suara perut perempuan itu. Luthfi mengerutkan dahinya.
"Kamu masih laper?" tanya Luthfi.
Perempuan itu mengangguk malu. "Aduuh, nih aku kasih lagi," ucap Luthfi. Ia mengeluarkan sekotak makanan yang berisikan donat.
"Ini buat aku semuanya fi?" tanya gadis yang duduk di belakang Luthfi itu.
"Iya ambil aja. Aku udah kenyang kok," jawab Luthfi.
"Wah makasih fi." Dengan rakusnya perempuan itu menghabiskan satu demi satu donat yang diberikan Luthfi .
"Kamu suka banget yah sama donat?" tanya Luthfi.
"Iya suka banget," jawabnya dengan penuh yang masih penuh dengan donat. Kejadian itu mengundang tawa Luthfi.
"Nama kamu siapa?" tanya Luthfi.
"Nama aku tiiiiiiiiiiiiiittttt.....
Suara klakson bus yang nyaring, seolah ingin memecahkan gendang telinga Luthfi. Hal itu membuat ia sadar dari lamunannya.
"Ckc. Nandayou?"
"Kayaknya ada mobil yang ngerem mendadak di depan bus deh," jawab Andela.
"Ada-ada aja," ucap Luthfi sambil memasang wajah kesal.
*~~~*
Saat sedang berjalan menuju bangkunya, tiba-tiba saja tangan Luthfi ditarik Yupi dan itu memaksanya untuk duduk di sampingnya.
"Ada apaan sih yup main tarik-tarik aja?" tanya Luthfi kesal.
"Sini fi, aku ada hal penting yang mau aku omongin sama kamu," jawab Yupi.
"Ngomongin apa?"
"Kemaren aku liat koran lama di rumah aku, terus ada berita siswi yang bunuh diri di sekolah. Nah waktu aku liat emblem sekolah itu sama dengan emblem yang dipake Andela."
"Oh, jadi kamu pikir, siswi yang bunuh diri itu Andela gitu?" tanya Luthfi.
"Iya fi, pulang sekolah aku mau ke sekolah itu. Mau nanyain biodata siswi yang bunuh diri itu," jawab Yupi.
"Yaudah kamu selidik aja," ucap Luthfi sambil beranjak dari duduknya.
"Temenin yah, fi."
"Gak ah males," jawabnya cuek.
"Ih Luthfi-sama. Kok gitu? Kan udah janji mau bantuin aku buat ngembaliin ingatan aku lagi," ucap Andela.
"Jyoudan dayou, jyoudan. Ayo gue temenin yup," ucap Luthfi sambil berjalan ke bangkunya.
Waktu berjalan dengan cepat, Luthfi, Andela, dan Yupi sudah berada di SMA 97 Bandung. Mereka langsung menanyakan ke bidang kesiswaaan tentang biodata siswa yang bunuh diri itu.
"Atas dasar apa adek-adek ini meminta biodata siswa tersebut?"
"Eu..mmm.." Mereka kebingungan mencari alasan.
"Kami teman siswi yang bunuh diri itu pak," celetuk Luthfi.
Ya. Tidak mungkin Luthfi beralasan bahwa ada kemungkinan arwah siswi yang bunuh diri itu menghantui dirinya
"Untuk apa kalian meminta biodata teman kalian?" tanya bapak itu.
Belum sempat menjawab, bapak tersebut langsung melanjutkan kalimatnya, "Maaf dek bapak tidak bisa memberikan biodata siswa-siswi ke sembarang orang. Sudah yah, sudah sore, bapak mau pulang."
Dengan berat hati, mereka pulang dengan hasil nihil.
"Yah, padahal sedikit lagi aku bakalan tau siapa aku sebenarnya," ucap Andela.
"Yaelah. Belum tentu elu juga," balas Luthfi.
"Tenang ndel, aku punya cara buat dapetin biodata siswi yang bunuh diri itu," ucap Yupi.
"Elo kayaknya peduli banget sama Andela yup."
"Yaiyalah. Kita kan sahabat, iya kan ndel?" tanya Yupi.
"Iya bener. Atashi-tachi wa tomodachi desu," jawab Andela.
Luthfi hanya mendengus kesal mendengar perkataan hantu itu.
"Gitu sih, boro-boro punya pacar, sahabat aja gak punyaa," ledek Andela.
"Urusai. Lo mau gak makan lagi?" ancam Luthfi dengan nada keras.
"Gomen," balas Andela pelan.
Luthfi pergi meninggalkan mereka berdua.
"Luthfi kenapa sih?" tanya Yupi.
"Gak tau yup. Tiap kali aku ngomong tentang sahabat sama pacar bawaannya marah mulu," jawab Andela.
"Mungkin ada sesuatu yang terjadi di masa lalu," tebak Yupi.
*~~~*
Selain berusaha menguak masa lalu Andela. Yupi juga terus mencari informasi kenapa hantu bisa amnesia?
Ia berhasil menemukan jawabannya setelah mencari dari sumber dan malam harinya ia langsung pergi ke rumah Luthfi.
Tok-tok-tok
"Siapa yah?" tanya Andela.
"Paling juga Yupi," jawab Luthfi ketus, ia sedang menikmati secangkir teh dan beberapa bungkus roti.
"Masuk aja yup," teriaknya Luthfi dari dalam kamarnya.
Dan beberapa menit kemudian, pintu kamar Luthfi terbuka oleh seorang gadis yang tak lain adalah Yupi.
"Hai Yupi, tau aja nih kalo aku lagi butuh temen curhat," ucap Andela.
"Haha, tau dong. Kita kan udah terikat benang merah."
"Benang merah." Luthfi mengulang kembali kata terakhir yang dikatakan Yupi. Entah kenapa ia tersenyum setelah mendengar kata tersebut.
"Kok kamu selalu tau kapan aku laper?" tanya seorang perempuan yang sedang memakan donat.
"Iya, karena kita udah terikat benang merah," jawab Luthfi.
"Benang merah itu apa fi?" tanya perempuan itu.
"Benang merah itu, benang yang tak terlihat yang menghubungkan hati aku dengan hati kamu. Jadi aku tau kamu lagi mikirin apa."
"Masa sih. Coba tebak sekarang aku lagi mikirin apa?"
"Kamu lagi mikirin aku yah?" tanya Luthfi.
"Ih Luthfi, malah ngegombal," jawab perempuan itu........
"Kenapa fi?"
"Nandemoneo," jawab Luthfi, tangannya lalu mengambil cangkir teh yang ada di atas meja dan meminumnya.
"Oh iya fi. Aku bawa berita bagus nih."
"Berita apa yup?" tanya Andela.
"Aku udah tau kenapa hantu amnesia," jawab Yupi.
"Asli? Lo udah tau yup?" Luthfi seolah tak percaya.
"Iya, menurut sumber yang aku baca, hantu jadi amnesia itu gara-gara dua sebab."
"Apa aja yup?"
"Yang pertama...."
Koi shichattan da
Tabun kizuite nai deshou?
Hoshi no yoru negai
Komete
Tabun kizuite nai deshou?
Hoshi no yoru negai
Komete
Tiba-tiba ringtone Hp Yupi berbunyi, reflek ia mengangkat terlebih dahulu telpon tersebut.
"Hallo, Sinka ada apa?" tanya Yupi.
"Yup...yupi, kakak kamu disekap" ucap Sinka panik.
"Disekap? Sama siapa?" Yupi terbawa suasana.
"Gak tau, pokoknya mereka disekap sama beberapa cowok, kakak aku sama frieska juga disekap yup."
"Kamu udah nelpon polisi?"
"Udah tapi gk diangkat," jawab Sinka panik.
"Kamu sekarang ada dimana?" tanya Yupi.
"Aku sama Frieska ada di gudang sekolah. Udah dulu yah, aku takut ketauan."
Beep
"Kenapa yup?" tanya Andela.
"Kak Ve sama temen-temennya disekap di gudang sekolah ndel," jawab Yupi, ia terlihat begitu resah.
"Fi, please fi tolongin kak Ve," pinta Yupi.
Luthfi melihat sorotan mata Yupi yang begitu memohon. Tapi dia tak ingin masuk kembali ke dalam sebuah masalah.
"Sorry yup. Tapi itu bukan urusan gue," tolak Luthfi.
Yupi sangat kecewa dengan jawaban Luthfi, ia mencoba memaksakan kehendaknya, namun cowok tertutup itu masih teguh akan pendiriannya.
"Ayolah fi. Tolongin kak Ve. Apa kamu tega kalo terjadi apa-apa sama kak Ve?" tanya Andela.
Yupi sudah mencoba menelpon polisi, namun mereka menganggap itu hanyalah laporan palsu.
"Yaudah fi kalo kamu gak mau tolongin kak Ve. Aku bakalan tolongin kakak aku sendiri," ucap Yupi sambil beranjak pergi dari kamar Luthfi.
"Dasar cowok pengecut," ledek Andela, ia mengikuti Yupi.
Seketika amarah Luthfi naik, ia tidak terima diledek 'cowok pengecut' dan hal itu mengubah pendiriannya.
"Matte you. Ore ga yaru. Aitsurawa, ore ga butshubusu," ucap Luthfi sambil beranjak dari duduknya. *Tunggu. Aku akan melakukannya. Aku akan menghancurkan mereka.
Sementara itu di gudang sekolah, Melody, Naomi, Ve, dan Yona disekap oleh segerombolan lelaki.
Tubuh mereka ditali ke sebuah kursi, mulut mereka disumpal agar tidak bisa berbicara.
Segerombolan lelaki itu adalah mantan-mantan pacar atau mantan lelaki yang pernah dilukai hatinya oleh mereka berempat. Terlihat Farhan dan Fauzan yang notabenenya masih menjadi pacar mereka memimpin gerombolan itu.
Mereka menyuap satpam sekolah, dan kantor polisi agar saat ada yang melaporkan mereka akan dianggap sebagai laporan palsu.
#ToBeContinued
banyakin SMUT scenenya Bang Luth :v
BalasHapusena wkwk
Haha, janganlah masih banyak anak dibawah umur wkwk
HapusEna ena ena
BalasHapusKapan lanjutan nya bang luth?? :v
BalasHapusLanjut bang ditunggu part berikutnya (y)
BalasHapus