Kenalin ini author baru di blog gue, namanya @RusdiMWahid untuk ke depannya blog gue bakal dihiasi oleh ff buatan dia. Happy Reading :v

10 tahun kemudian...
Era baru telah dimulai. Hari ini adalah hari perayaan, wajar hari ini
sangat ramai penduduk.

Dikerumunan penduduk, ada seorang pengelana yang membawa katana. Ia
membeli Onigiri, lalu pergi dari kerumunan itu. Tapi langkahnya
terhenti saat melihat poster buronan.

"Hah? Dicari hidup atau mati, Battousai?" sang pengelana membaca poster buronan.
"Battousai!!!" teriak seorang wanita, lalu memukul kepala sang
pengelana menggunakan kayu yang dibawanya.

"Aduh!" pengelana itu terjatuh, dan Onigirinya juga.
"Kenapa kau memukulku?" tanya sang pengelana.

"Dan kenapa kau membawa katana meskipun penggunaannya sudah dilarang?
Kau pasti Battousai!" tanya wanita itu.

"Aku bukan Battousai. Dan ini adalah katana Sakabatou, mata pisaunya
terbalik." pengelana itu berdiri, lalu membuka katananya.

"Katana itu tidak bisa memotong." ucap si wanita.
"Ya, katana ini dibuat agar penggunanya tidak bisa membunuh." jawab
sang pengelana, tersenyum lalu menyarungkan katananya.
"Aneh." ucap si wanita, lalu pergi meninggalkan sang pengelana.

Setelah cukup jauh berjalan, wanita itu melihat seorang pria membawa
katana. Lalu si wanita berlari kearah pria itu dan berniat memukul
kepala pria itu menggunakan kayu yang ia bawa.

Pria itu dengan mudah menghindarinya dan merebut kayu itu dari si
wanita. Lalu pria itu memukul dan menendang wanita tersebut hingga
terjatuh.

"Seorang wanita tidak pantas memegang senjata." ucap pria itu, lalu
membuang kayu si wanita.
"Diam!!! Kau Battousai, aku akan membunuhmu."ucap wanita itu, lalu
hendak mengambil kayu miliknya.

Tanpa diduga, pria itu melukai tangan si wanita menggunakan katananya.
Gerakannya sangat cepat, bahkan si wanita tidak melihat pria itu
membuka katananya.

"Arrgg!" si wanita kesakitan karna tangannya terluka.
"Kau keras kepala. Baiklah, aku akan membuatmu menemui
penciptamu.Bersiaplah!" ucap pria itu lalu mengangkat katananya.

Saat pria itu akan menebas si wanita dengan katananya, tiba-tiba
dengan cepat ada yang menangkis katananya. Pria itu mundur beberapa
langkah karna terkejut.

"Siapa kau?" tanya pria itu.
"Apa kau pria yang disebut Battousai itu?" tanya balik malaikat penolong itu.

"Kau? Kenapa ada disini?" tanya si wanita kepada malaikat penolongnya
yang tak lain adalah sang pengelana.
"Miten!" ucap pria itu.

"Mundur! Aku akan melawannya, dia adalah Battousai!" ucap sang pengelana.
"Aku... namaku Naomi!" ucap gadis itu yang bernama Naomi.

"Ilmu Miten tidak berpengaruh padanya. Dia bukan orang biasa, sejauh
ini hanya Battousai lah yang bisa menangkal ilmu Miten. Apa
jangan-jangan? Dia?" ucap pria itu dalam hati.

Prrriiitttt!!!
Suara itu terdengar, menandakan polisi akan segera tiba. Sang
pengelana lari menarik tangan Naomi. Tanpa diduga, Naomi balik menarik
tangan sang pengelana dan membawa sang pengelana ke rumahnya.

"Ini rumahmu?" tanya sang pengelana.
"Ya!" jawab Naomi singkat, lalu ia mengobati lukanya.
"Kenapa kau sangat nekat ingin membunuh pria tadi? Kau bisa terbunuh
karenanya." tanya sang pengelana.

"Karena aku ingin balas dendam atas kematian ayahku 6 bulan lalu. Dia
yang membunuhnya, karna ia adalah seorang Battousai!" ucap Naomi penuh
dendam.

"Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Balas dendam hanya
akan menimbulkan masalah baru. Itulah rantai setan, kebencian akan
terus muncul. Memaafkan adalah cara untuk memutuskan rantai setan
itu." jelas sang pengelana panjang lebar.
"Kau mudah mengatakannya, kau tidak tahu..." ucapan Naomi terpotong.

Prriiitttt...
Polisi tiba di rumah Naomi dan menangkap sang pengelana.
"Hey, kenapa kalian membawanya?" tanya Naomi.

"Dia akan kami tangkap karna membawa katana!" ucap salah satu polisi.
"Tunggu, setidaknya beritahu aku namamu?" tanya Naomi.
"Eren Miura." jawab sang pengelana lalu ia dibawa ke kantor polisi.

Setibanya di kantor polisi, Eren disuruh menunggu kedatangan pimpinan polisi.
"Ternyata benar, kaulah Battousai asli!" ucap pimpinan polisi.

"Kau? Melody?" tanya Eren.
"Ya, sekarang aku seorang pimpinan polisi." ucap pimpinan polisi yang
bernama Melody.

"Kemana saja kau selama10 tahun ini?" tanya Melody.
"Aku... berkelana." jawab Eren.

"Eren, kau pasti sudah tahu tentang pembunuhan 6 bulan belakangan
ini." tanya Melody.
"Battousai palsu itu ya?" tanya Eren.

"Yap, ia sudah sering meresahkan warga. Eren, kau harus membunuh
Battousai palsu itu." jawab Melody.
"Kenapa harus aku? aku hanya seorang pengelana." ucap Eren.

"Selama 6 bulan ini Battousai palsu itu membunuh orang-orang secara
brutal. Namanya Jean, seorang pejuang Kyoto. Eren, hanya kau yang bisa
membunuhnya. Karena Jean dan kau ada dalam peperangan era baru
Tokyo-Kyoto 10 tahun lalu." jelas Melody panjang lebar.

"Bukankah kau juga ada dalam peperangan itu?" tanya Eren.
"Tapi aku tidak bisa membunuhnya. Setiap aku bertemu dengannya, ia
selalu lari. Awalnya kukira ia takut padaku, tapi aku salah. Ternyata
ia tidak ingin melawan seorang wanita. Aku sadar saat aku ingat
perkataanmu 10 tahun lalu. Seorang wanita bukanlah tandingan seorang
pria. Dan sejauh ini korban yang Jean bunuh kebanyakan seorang pria.
Meskipun aku melawannya, aku juga tidak akan menang karna ia memiliki
ilmu Miten." jelas Melody panjang lebar.

"Selama ini kau tidak sadar bahwa ilmu Miten tidak berpengaruh padamu.
Dalam peperangan Tokyo-Kyoto 10 tahun lalu kau berhasil membunuh semua
bala bantuan terakhir musuh. Tapi kau menyisakan Jean yang bersembunyi
dibalik mayat seorang prajurit. Jean menatap mu dengan ilmu Miten,
tapi tidak berpengaruh padamu. Dan tadi pun sama, kau tidak sadar
bahwa kau telah menangkal ilmu Miten." sambung Melody panjang lebar.


BERSAMBUNG

Jika kalian punya saran, kritik dan pertanyaan silahkan mention ke @RusdiMWahid
Saya tidak akan membalas komentar apapun di Fanfic ini.

Share :

Facebook Google+ Twitter

Related Posts :