Hallo Sahabat KSJ48. Dikarenakan Part 34nya belum beres gue memutusukan buat ngereupload dulu part-part yang dulu. Buat yang belum baca monggo.
Happy Reading
#AsKriting
“Sorry
gw nggak liat” ucap Melody sambil menatap layar Hpnya.
“woyy,
kalo jalan pake mata donk” balas Jeje marah.
“Dimana
– mana kalo jalan pake kaki kali” ucap Naomi.
“hahahaha”
Melody cs tertawa lepas.
“Senior
kok sifatnya kayak gini” ledek Kinal dengan nada sewot.
“Jangan
nyolot lo. Lo nantangin kita” balas Ve dengan nada tak kalah sewot.
“Iya
kita nantangin lo pada. Jangan mentang – mentang kalian kelas tiga, bisa
seenaknya” ucap Jeje dengan nada marah.
Seperti
cewek pada umumnya, mereka saling dorong sambil meledek satu sama lain. Kinal
cs tidak terima Ayana di senggol begitu keras sampai tangannya lecet, ia di
bantu Dhike, sedangkan kedua temannya yang lain malah marah – marah sama orang
yang menabraknya. Melody cs yang merupakan grup cewek tercantik di kelas tiga
merasa tidak perlu minta maaf. Permusuhan terjadi diantara mereka.
“Udah
mel, ngapain ngeladenin cewek ingusan kayak mereka” ucap Yona memisahkan
perdebatan meeka.
“Bener
banget, minggir anak – anak ingusan kita mau lewat” ucap Melody sambil melewati
Kinal cs.
Tanpa
rasa bersalah Melody cs meninggalkan Ayana yang masih duduk kesakitan. Kinal
dan Jeje masih kesal dengan perlakuan kakak kelasnya itu. Mereka berencana akan
membalasnya, yang terpenting saat ini membawa Ayana ke UKS.
*~~~*
Pintu
rumah terbuka, Melody masuk ke dalam rumah melewati adiknya Frieska yang sedang
belajar di ruang tengah. Sama seperti Sinka dan Naomi, adik kakak ini mempunyai
sifat yang berbeda, Melody memang mempunyai sifat yang hampir sama dengan Naomi.
Frieska
yang mempunyai sifat pemalu namun sangat pintar dalam hal pelajaran. Wajahnya
mirip dengan kakaknya. Namun sifatnya 180 derajat berbeda.
Tak
jarang Melody meledek atau mengerjai adiknya itu. Dia seolah enggan mempunyai
adik yang cupu di sekolah, itu bisa mengotori imagenya.
“Kak
liat pulpen aku diatas meja itu gak ?” tanya Frieska yang baru kembali dari
kamar mandi.
“Nggak
tuh. Gak ada kerjaan banget ngumpetin pulpen orang” jawab Melody.
“Duuuhh
mana yah” ucap Frieska sambil mencari – cari pulpennya.
Melody
tersenyum licik melihat adiknya itu. Belum lama setelah ia keluar dari
kamarnya, ia melihat pulpen Frieska yang berada di atas meja. Dalam rangka
mengerjai adiknya, ia menyembunyikan pulpen itu, supaya tidak bisa belajar.
Frieska
keluar rumah, untuk membeli pulpen yang baru. Beberapa menit sesudah itu, ia
kembali ke rumah. Frieska melihat pulpen yang ilang itu masih ada di atas meja.
Ia memegang pulpen itu sambil menatap kakaknya.
“Kak
Melody yah, yang nyembunyiin pulpen aku” ucap Frieska.
“kok
lo nuduh gw. Gw kan lagi tweteran dari tadi. Ngapain juga gw ngelakuin itu, lo
kali yang matanya udah rabun” balas Melody.
“Hmm,
mungkin kali yah” ucap Frieska sambil meneruskan mengerjakan tugas sekolah.
“hehe,
dasar anak lugu plus polos. Masih percaya aja kalo bukan gw pelakunya” ucap
Melody di dalam hatinya.
Sering
kali saat Frieska belajar, cewek idaman pria di sekolah itu mengerjainya, ada
aja cara untuk membuat Frieska lelah atau kebingungan.
Kinal
cs mempunyai satu kebiasaan, setiap malam mereka akan kumpul di salah satu
rumah, etah itu rumah Ayana, Dhike, Kinal, Jeje. Mereka selalu bertukar
pikiran, saling membagikan masalah satu sama lain. Malam itu, mereka sedang
kumpul di rumah Ayana.
“ay,
tangan lo udah baikan ?” tanya Kinal.
“Udah
kok, nih liat…” jawab Ayana sambil menunjukan luka di tangannya yang sudah di
beri handsaplas.
“Syukur
deh kalo gitu” ucap Dhike.
“Gw
mau ngasih perhitungan sama mereka. Berani –beraninya nantangin gw” ucap Jeje
dengan nada kesal.
“haha,
sama je. Gw juga mau ngerjain mereka” sambung Kinal.
“Hmmm…..”
Jeje memikirkan cara bagaimana membalas perbuatan Melody cs.
“Oh
iya, sini – sini gw bisikin rencananya” ucap Jeje sambil merangkul semua
temannya.
“blblablablabla….”
“Gimana
ngerti kan ?” tanya Jeje.
Ayana
dan Dhike merasa rencana Jeje terlalu berlebihan, mungkin mereka tidak sengaja
menabrak Ayana. Dia juga tidak ingin memperpanjang masalah ini. Pendapat Ayana
sama dengan pendapat Dhike.
“dah
lah, ay gw cuman nggak mau murid seangkatan kita jadi korban bullyan mereka”
ucap Jeje.
“Betul
tuh ay” balas Kinal.
Sifat
Jeje memang begitu, dari dulu ia yang menjaga ketiga temannya kalau ada orang
lain yang bertingkah laku jahat kepada mereka. Setelah itu Ayana hanya mangut –
mangut, dan akan mengikuti rencana Jeje.
*~~~*
Hari
ini adalah hari kedua Luthfi sebangku dengan Sinka. Sejauh ini cewek pecinta
panda ini tidak mengganggu kebiasaannya. Sampai jam istirahat berbunyi, Sinka
mendadak mengajak Luthfi ke kantin. Cowok itu menolak ajakannya dengan alasan
dia sudah membawa bekal dari rumah.
Keinginan
Sinka didukung oleh teman – temannya, Shania cs membujuk lelaki pendiam itu
untuk sesekali pergi ke kantin. Dari kelas 1 SMA dia hanya beberapa kali ke
kantin. Hantu yang setia disisinya juga membujuk Luthfi.
“hahhh,
kenapa sih kalian doyan banget maksa gw ?” tanya Luthfi kesal dengan semua
ajakan temannya.
“Sekarang
kan kita udah jadi temen fi” jawab Shania.
“haha,
bener sekarang kita bukan hanya teman sekelas saja” sambung Beby.
Tyas
menawarkan kembali ajakan untuk pergi bareng ke kantin. Dengan perasaan malas
untuk melangkahkan kaki, ia menyetujui permintaan teman sekelasnya.
Sudah
sekian lama ia tidak pernah ke kantin, dan sekarang dia akan menginjakan
kakinya kembali kesana. Suasana ramai dan banyak siswa yang mengantri untuk
membeli jajanan yang mereka inginkan. Meja yang dipakai untuk menikmati jajanan
itu juga sudah penuh, hanya tersisa satu meja lagi.
Luthfi
berjalan mendahului teman – temannya yang masih mengantri, dia duduk di meja
kosong itu. Baru saja ingin membuka mulutnya, matanya tertuju kepada seluruh
murid yang ada di kantin. Dia kembali serasa menjadi pusat perhatian, mereka
memandang heran, teman – temannya memberi isyarat untuk beranjak dari duduknya.
Sifatnya
yang cuek ditambah dengan perut yang lapar, membuat ia mengabaikan semua itu
dan mulai menyantap bakso yang baru saja ia beli. Suasana kantin yang biasanya
ramai menjadi hening, mereka melihat Melody cs berjalan menuju meja yang
dipakai Luthfi.
“Ehemmm”
Luthfi
melirik kearah suara itu, tampak 4 orang cewek mengililinginya sambil
menyilangkan kedua tangan mereka. Dia tidak mengenali sama sekali wajah keempat
cewek itu, ia kembali menatap makanannya, dan melanjutkan menyantapnya. Andela
yang dari tadi melihat keempat cewek itu berkata “fi mendingan kita pindah aja”
ajak Andela”.
“hehh,
cowok gak tau diri, mending lo minggir dari meja ini” ucap Melody dengan nada
kesal.
“Terserah
gw donk, mau duduk dimana aja” balas Luthfi sambil terus menyantap baksonya
dengan lahap.
“lo
berani sama kita ? haahhh ? lo nggak tau siapa kita ?” cerocos Naomi sambil
menggebrak meja.
Seorang
lelaki berlari kearahnya, dan kemudian menarik tangannya, Tyas membujuknya agar
Luthfi tidak berurusan dengan Melody cs. Tapi Luthfi masih memakan baksonya ,
Shania cs sudah memohon – mohon maaf atas kelakuan temannya itu.
“Ngapain
lo minta maaf sama mereka shan ?” tanya Luthfi sambil beranjak dari duduknya.
“udah
– udah mending lo minta maaf aja, biar gak panjang urusannya” ucap Shania
setengah berbisik.
“Bener
banget tuh kata temen lo, kalo lo mau sujud di kaki gw. Lo, gw maafin” ucap
Melody.
Luthfi
dengan lantangnya melawan semua ucapan mereka. Ia berpendapat semua orang bisa
makan di meja ini. Tidak ada perlakuan khusus untuk Melody cs. Dan mereka juga
tidak berhak melarang siswa lain untuk duduk disini. Melody membalas ucapan
Luthfi dengan judesnya, ia berpendapat bahwa genknya adalah yang tercantik
sesekolah, jadi dia bisa berbuat apa saja, lagian ayahnya Yona adalah kepala
sekolah di SMA itu.
Setelah
meneguk minumannya, dan meninggalkan bakso yang belum habis. Ia berkata “udah
ah, gw males kalo ada orang yang ngeganggu jam makan gw” sambil berdiri.
Ve
yang dari tadi hanya melihat cowok itu, tanpa berkata apapun. Sempat dia
bertatap mata, saat melihat Luthfi berjalan melewatinya. Ada perasaan yang
belum pernah Ve rasakan, dia belum pernah merasakannya saat menatap cowok yang
menaksirnya.
Keadaan
berangsur normal, Melody cs duduk di tempat yang tadi di duduki Luthfi, ia
memanggil salah satu tukang dagang yang biasa melayani mereka. Sedangkan Luthfi
berjalan meninggalkan kantin, yang diikuti oleh teman – temannya.
*~~~*
Di
kelas Luthfi kembali duduk di bangkunya, ia mengambil roti di tasnya, dan
memuaskan nafsu makan yang belum terpenuhi. Seperti biasa teman – temannya
berkumpul di dekatnya. Untuk kedua kalinya Shania memperingatkannya untuk tidak
berurusan dengan Melody cs. Luthfi hanya diam sambil menganggukan kepalanya.
Berbeda
dengan Shania, Sinka malah kagum dengan sikap Luthfi, ia memuji keberaninannya
melawan mereka.
“Gw
belum pernah liat ada orang yang berani ngelawan mereka” ucap Sinka.
“Iya
sih, tapi lo bisa jadi target bully mereka fi” sambug Beby.
“Uhuk-uhuk”
mendengar perkataan Beby membuatnya tersedak, dia menepuk dadanya sampai roti
itu jatuh ke lambung.
“gw…dibully
?” tanya Luthfi sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Itu
bisa jadi fi, soalnya setiap orang yang neglawan mereka, pasti akhir – akhirnya
pindah sekolah” jawab Nabilah.
“hahh,
gw gak bakalan kayak mereka, kalo di bully yaa tinggal bales aja” ucap Luthfi.
“Sasuga
Luthfi-sama” timpal Andela.
Melody
cs menjadi topik obrolan saat itu, Luthfi yang jarang ke kantin dan bertemu
siswa selain kelasnya, tidak tau menau tentang mereka. Sinka memberitaukan
kelaukan kakaknya bersama teman – temannya yang suka semena – mena di sekolah.
Luthfi jadi tau ternyata Melody adalah kakak dari Frieska, dia juga aneh kenapa
sifat mereka bisa berbeda sekali.
Guru
Ekonomi membubarkan obrolan mereka, dan memulai mata pelajaran selanjutnya.
Pelajaran berjalan seperti biasa tanpa ada masalah. Tak terasa bel pulang
berbunyi, Luthfi tengah membereskan alat tulisnya, ia mendengar ajakan Sinka
untuk pulang bareng. Seperti biasa ia menolak ajakan itu. Dia lebih suka pulang
sendiri, dia juga tidak ingin merepotkan orang lain.
Di
perjalanan menuju halte bus, ada seorang cewek yang memperhatikannya dari dalam
mobil. Ia mengikuti Luthfi sambil melihat gerak – gerik Luthfi yang aneh.
Perlahan mobil itu melaju seiring dengan langkah cowok yang sedang berjalan
itu. Sesudah sampai di rumah Luthfi, Cewek itu memutar arah kembali, mungkin ia
hanya ingin dimana rumah cowok mandiri itu.
“Kayaknya
ada yang lagi kesel nih” ledek Sinka sambil menghampiri Naomi.
“Berisik
lo” balas Naomi dengan nada marah.
“Yaelah
nyantai aja kali, gak usah marah – marah” ucap Sinka sambil duduk di samping
Naomi.
Mereka
sedang duduk di sofa yang berada di ruang tengah, wajah Naomi terlihat masih
kesal dengan perlakuan Luthfi. Sinka tampak senang, melihat kakaknya yang
sedang kesal.
“lo
masih kesel ya sama cowok itu” ucap Sinka.
“lo
kenal sama dia ?” tanya Naomi.
“Kenal
gak yah…..” jawab Sinka.
“Issshh,
awas aja, gw sama temen – temen gw bakal ngebalas dia” ucap Naomi.
“haha,
coba aja kalo bisa” balas Sinka sambil beranjak pergi meninggalkan kakaknya.
*~~~*
“Brugh”
“Maaf
– maaf aku nggak liat” ucap Frieska.
“Ckc”
Luthfi
membantu Frieska membereskan kembali buku yang berantakan akibat dia menabrak
Cowok cuek itu.
“Makasih”
ucap Frieska seraya meninggalkan Luthfi.
Tiba
– tiba ada cowok yang merangkulnya dari belakang sambil berkata “wess, siapa
lagi yang lo tolongin fi.”
“Berisik
lo yas” balas Luthfi sambil melepaskan rangkulan temannya itu.
“haha,
kalian lucu deh” ucap Andela.
Luthfi
kembali berjalan menuju kelas yang diikuti Andela dan Tyas. Kinal yang melihat
Luthfi masuk ke kelas, terus memperhatikan cowok itu sampai duduk di bangkunya.
Ia kemudian mengalihkan pembicaraan ke kejadian kemarin.
“eh,
kalian ta gak, gw denger dari Beby, kemarin Melody ribut lagi” ucap Kinal.
“sama
siapa nal ?” tanya Jeje.
“Tuhh….”
sambil menunjuk sosok Luthfi.
“haha,
bagus, biar senior somplak itu tambah kesel” ucap Jeje.
“Kayaknya
cowok ini bisa dimanfaatin” ucap Jeje dalam hatinya.
“Jangan
gitu juga kali je” balas Dhike.
Waktu
terus berlanjut, dan tak terasa waktu istirahat sudah tiba. Serupa dengan
biasanya, Melody sudah berada di kantin dan menempati meja yang seolah
disediakan khusus untuk mereka. Pesanan mereka telah tiba, dengan ria mereka
menyantap pesanan itu sambil mengobrol ringan.
Makanan
di meja sudah tak tersisa, Melody cs bersiap – siap untuk beranjak kembali
menuju kelas. Ada yang janggal ketika mereka hendak berdiri.
#ToBeContinued