Hantu Amnesia Part 18





Hallo Sahabat KSJ48. Dikarenakan Part 34nya belum beres gue memutusukan buat ngereupload dulu part-part yang dulu. Buat yang belum baca monggo.

Happy Reading 
#AsKriting

“Sorry gw nggak liat” ucap Melody sambil menatap layar Hpnya.

“woyy, kalo jalan pake mata donk” balas Jeje marah.

“Dimana – mana kalo jalan pake kaki kali” ucap Naomi.

“hahahaha” Melody cs tertawa lepas.

“Senior kok sifatnya kayak gini” ledek Kinal dengan nada sewot.

“Jangan nyolot lo. Lo nantangin kita” balas Ve dengan nada tak kalah sewot.

“Iya kita nantangin lo pada. Jangan mentang – mentang kalian kelas tiga, bisa seenaknya” ucap Jeje dengan nada marah.

Seperti cewek pada umumnya, mereka saling dorong sambil meledek satu sama lain. Kinal cs tidak terima Ayana di senggol begitu keras sampai tangannya lecet, ia di bantu Dhike, sedangkan kedua temannya yang lain malah marah – marah sama orang yang menabraknya. Melody cs yang merupakan grup cewek tercantik di kelas tiga merasa tidak perlu minta maaf. Permusuhan terjadi diantara mereka.

“Udah mel, ngapain ngeladenin cewek ingusan kayak mereka” ucap Yona memisahkan perdebatan meeka.

“Bener banget, minggir anak – anak ingusan kita mau lewat” ucap Melody sambil melewati Kinal cs.

Tanpa rasa bersalah Melody cs meninggalkan Ayana yang masih duduk kesakitan. Kinal dan Jeje masih kesal dengan perlakuan kakak kelasnya itu. Mereka berencana akan membalasnya, yang terpenting saat ini membawa Ayana ke UKS.

*~~~*

Pintu rumah terbuka, Melody masuk ke dalam rumah melewati adiknya Frieska yang sedang belajar di ruang tengah. Sama seperti Sinka dan Naomi, adik kakak ini mempunyai sifat yang berbeda, Melody memang mempunyai sifat yang hampir sama dengan Naomi.

Frieska yang mempunyai sifat pemalu namun sangat pintar dalam hal pelajaran. Wajahnya mirip dengan kakaknya. Namun sifatnya 180 derajat berbeda.

Tak jarang Melody meledek atau mengerjai adiknya itu. Dia seolah enggan mempunyai adik yang cupu di sekolah, itu bisa mengotori imagenya.

“Kak liat pulpen aku diatas meja itu gak ?” tanya Frieska yang baru kembali dari kamar mandi.

“Nggak tuh. Gak ada kerjaan banget ngumpetin pulpen orang” jawab Melody.

“Duuuhh mana yah” ucap Frieska sambil mencari – cari pulpennya.

Melody tersenyum licik melihat adiknya itu. Belum lama setelah ia keluar dari kamarnya, ia melihat pulpen Frieska yang berada di atas meja. Dalam rangka mengerjai adiknya, ia menyembunyikan pulpen itu, supaya tidak bisa belajar.

Frieska keluar rumah, untuk membeli pulpen yang baru. Beberapa menit sesudah itu, ia kembali ke rumah. Frieska melihat pulpen yang ilang itu masih ada di atas meja. Ia memegang pulpen itu sambil menatap kakaknya.

“Kak Melody yah, yang nyembunyiin pulpen aku” ucap Frieska.

“kok lo nuduh gw. Gw kan lagi tweteran dari tadi. Ngapain juga gw ngelakuin itu, lo kali yang matanya udah rabun” balas Melody.

“Hmm, mungkin kali yah” ucap Frieska sambil meneruskan mengerjakan tugas sekolah.

“hehe, dasar anak lugu plus polos. Masih percaya aja kalo bukan gw pelakunya” ucap Melody di dalam hatinya.

Sering kali saat Frieska belajar, cewek idaman pria di sekolah itu mengerjainya, ada aja cara untuk membuat Frieska lelah atau kebingungan.

Kinal cs mempunyai satu kebiasaan, setiap malam mereka akan kumpul di salah satu rumah, etah itu rumah Ayana, Dhike, Kinal, Jeje. Mereka selalu bertukar pikiran, saling membagikan masalah satu sama lain. Malam itu, mereka sedang kumpul di rumah Ayana.

“ay, tangan lo udah baikan ?” tanya Kinal.

“Udah kok, nih liat…” jawab Ayana sambil menunjukan luka di tangannya yang sudah di beri handsaplas.

“Syukur deh kalo gitu” ucap Dhike.

“Gw mau ngasih perhitungan sama mereka. Berani –beraninya nantangin gw” ucap Jeje dengan nada kesal.

“haha, sama je. Gw juga mau ngerjain mereka” sambung Kinal.

“Hmmm…..” Jeje memikirkan cara bagaimana membalas perbuatan Melody cs.

“Oh iya, sini – sini gw bisikin rencananya” ucap Jeje sambil merangkul semua temannya.

“blblablablabla….”

“Gimana ngerti kan ?” tanya Jeje.

Ayana dan Dhike merasa rencana Jeje terlalu berlebihan, mungkin mereka tidak sengaja menabrak Ayana. Dia juga tidak ingin memperpanjang masalah ini. Pendapat Ayana sama dengan pendapat Dhike.

“dah lah, ay gw cuman nggak mau murid seangkatan kita jadi korban bullyan mereka” ucap Jeje.
“Betul tuh ay” balas Kinal.

Sifat Jeje memang begitu, dari dulu ia yang menjaga ketiga temannya kalau ada orang lain yang bertingkah laku jahat kepada mereka. Setelah itu Ayana hanya mangut – mangut, dan akan mengikuti rencana Jeje.

*~~~*

Hari ini adalah hari kedua Luthfi sebangku dengan Sinka. Sejauh ini cewek pecinta panda ini tidak mengganggu kebiasaannya. Sampai jam istirahat berbunyi, Sinka mendadak mengajak Luthfi ke kantin. Cowok itu menolak ajakannya dengan alasan dia sudah membawa bekal dari rumah.

Keinginan Sinka didukung oleh teman – temannya, Shania cs membujuk lelaki pendiam itu untuk sesekali pergi ke kantin. Dari kelas 1 SMA dia hanya beberapa kali ke kantin. Hantu yang setia disisinya juga membujuk Luthfi.

“hahhh, kenapa sih kalian doyan banget maksa gw ?” tanya Luthfi kesal dengan semua ajakan temannya.

“Sekarang kan kita udah jadi temen fi” jawab Shania.

“haha, bener sekarang kita bukan hanya teman sekelas saja” sambung Beby.

Tyas menawarkan kembali ajakan untuk pergi bareng ke kantin. Dengan perasaan malas untuk melangkahkan kaki, ia menyetujui permintaan teman sekelasnya.

Sudah sekian lama ia tidak pernah ke kantin, dan sekarang dia akan menginjakan kakinya kembali kesana. Suasana ramai dan banyak siswa yang mengantri untuk membeli jajanan yang mereka inginkan. Meja yang dipakai untuk menikmati jajanan itu juga sudah penuh, hanya tersisa satu meja lagi.

Luthfi berjalan mendahului teman – temannya yang masih mengantri, dia duduk di meja kosong itu. Baru saja ingin membuka mulutnya, matanya tertuju kepada seluruh murid yang ada di kantin. Dia kembali serasa menjadi pusat perhatian, mereka memandang heran, teman – temannya memberi isyarat untuk beranjak dari duduknya.

Sifatnya yang cuek ditambah dengan perut yang lapar, membuat ia mengabaikan semua itu dan mulai menyantap bakso yang baru saja ia beli. Suasana kantin yang biasanya ramai menjadi hening, mereka melihat Melody cs berjalan menuju meja yang dipakai Luthfi.

“Ehemmm”

Luthfi melirik kearah suara itu, tampak 4 orang cewek mengililinginya sambil menyilangkan kedua tangan mereka. Dia tidak mengenali sama sekali wajah keempat cewek itu, ia kembali menatap makanannya, dan melanjutkan menyantapnya. Andela yang dari tadi melihat keempat cewek itu berkata “fi mendingan kita pindah aja” ajak Andela”.

“hehh, cowok gak tau diri, mending lo minggir dari meja ini” ucap Melody dengan nada kesal.
“Terserah gw donk, mau duduk dimana aja” balas Luthfi sambil terus menyantap baksonya dengan lahap.

“lo berani sama kita ? haahhh ? lo nggak tau siapa kita ?” cerocos Naomi sambil menggebrak meja.

Seorang lelaki berlari kearahnya, dan kemudian menarik tangannya, Tyas membujuknya agar Luthfi tidak berurusan dengan Melody cs. Tapi Luthfi masih memakan baksonya , Shania cs sudah memohon – mohon maaf atas kelakuan temannya itu.

“Ngapain lo minta maaf sama mereka shan ?” tanya Luthfi sambil beranjak dari duduknya.
“udah – udah mending lo minta maaf aja, biar gak panjang urusannya” ucap Shania setengah berbisik.

“Bener banget tuh kata temen lo, kalo lo mau sujud di kaki gw. Lo, gw maafin” ucap Melody.

Luthfi dengan lantangnya melawan semua ucapan mereka. Ia berpendapat semua orang bisa makan di meja ini. Tidak ada perlakuan khusus untuk Melody cs. Dan mereka juga tidak berhak melarang siswa lain untuk duduk disini. Melody membalas ucapan Luthfi dengan judesnya, ia berpendapat bahwa genknya adalah yang tercantik sesekolah, jadi dia bisa berbuat apa saja, lagian ayahnya Yona adalah kepala sekolah di SMA itu.

Setelah meneguk minumannya, dan meninggalkan bakso yang belum habis. Ia berkata “udah ah, gw males kalo ada orang yang ngeganggu jam makan gw” sambil berdiri.

Ve yang dari tadi hanya melihat cowok itu, tanpa berkata apapun. Sempat dia bertatap mata, saat melihat Luthfi berjalan melewatinya. Ada perasaan yang belum pernah Ve rasakan, dia belum pernah merasakannya saat menatap cowok yang menaksirnya.

Keadaan berangsur normal, Melody cs duduk di tempat yang tadi di duduki Luthfi, ia memanggil salah satu tukang dagang yang biasa melayani mereka. Sedangkan Luthfi berjalan meninggalkan kantin, yang diikuti oleh teman – temannya.

*~~~*

Di kelas Luthfi kembali duduk di bangkunya, ia mengambil roti di tasnya, dan memuaskan nafsu makan yang belum terpenuhi. Seperti biasa teman – temannya berkumpul di dekatnya. Untuk kedua kalinya Shania memperingatkannya untuk tidak berurusan dengan Melody cs. Luthfi hanya diam sambil menganggukan kepalanya.

Berbeda dengan Shania, Sinka malah kagum dengan sikap Luthfi, ia memuji keberaninannya melawan mereka.

“Gw belum pernah liat ada orang yang berani ngelawan mereka” ucap Sinka.

“Iya sih, tapi lo bisa jadi target bully mereka fi” sambug Beby.

“Uhuk-uhuk” mendengar perkataan Beby membuatnya tersedak, dia menepuk dadanya sampai roti itu jatuh ke lambung.

“gw…dibully ?” tanya Luthfi sambil menunjuk dirinya sendiri.

“Itu bisa jadi fi, soalnya setiap orang yang neglawan mereka, pasti akhir – akhirnya pindah sekolah” jawab Nabilah.

“hahh, gw gak bakalan kayak mereka, kalo di bully yaa tinggal bales aja” ucap Luthfi.

“Sasuga Luthfi-sama” timpal Andela.

Melody cs menjadi topik obrolan saat itu, Luthfi yang jarang ke kantin dan bertemu siswa selain kelasnya, tidak tau menau tentang mereka. Sinka memberitaukan kelaukan kakaknya bersama teman – temannya yang suka semena – mena di sekolah. Luthfi jadi tau ternyata Melody adalah kakak dari Frieska, dia juga aneh kenapa sifat mereka bisa berbeda sekali.

Guru Ekonomi membubarkan obrolan mereka, dan memulai mata pelajaran selanjutnya. Pelajaran berjalan seperti biasa tanpa ada masalah. Tak terasa bel pulang berbunyi, Luthfi tengah membereskan alat tulisnya, ia mendengar ajakan Sinka untuk pulang bareng. Seperti biasa ia menolak ajakan itu. Dia lebih suka pulang sendiri, dia juga tidak ingin merepotkan orang lain.

Di perjalanan menuju halte bus, ada seorang cewek yang memperhatikannya dari dalam mobil. Ia mengikuti Luthfi sambil melihat gerak – gerik Luthfi yang aneh. Perlahan mobil itu melaju seiring dengan langkah cowok yang sedang berjalan itu. Sesudah sampai di rumah Luthfi, Cewek itu memutar arah kembali, mungkin ia hanya ingin dimana rumah cowok mandiri itu.

“Kayaknya ada yang lagi kesel nih” ledek Sinka sambil menghampiri Naomi.

“Berisik lo” balas Naomi dengan nada marah.

“Yaelah nyantai aja kali, gak usah marah – marah” ucap Sinka sambil duduk di samping Naomi.

Mereka sedang duduk di sofa yang berada di ruang tengah, wajah Naomi terlihat masih kesal dengan perlakuan Luthfi. Sinka tampak senang, melihat kakaknya yang sedang kesal.

“lo masih kesel ya sama cowok itu” ucap Sinka.

“lo kenal sama dia ?” tanya Naomi.

“Kenal gak yah…..” jawab Sinka.

“Issshh, awas aja, gw sama temen – temen gw bakal ngebalas dia” ucap Naomi.

“haha, coba aja kalo bisa” balas Sinka sambil beranjak pergi meninggalkan kakaknya.

*~~~*

“Brugh”

“Maaf – maaf aku nggak liat” ucap Frieska.

“Ckc”

Luthfi membantu Frieska membereskan kembali buku yang berantakan akibat dia menabrak Cowok cuek itu.

“Makasih” ucap Frieska seraya meninggalkan Luthfi.

Tiba – tiba ada cowok yang merangkulnya dari belakang sambil berkata “wess, siapa lagi yang lo tolongin fi.”

“Berisik lo yas” balas Luthfi sambil melepaskan rangkulan temannya itu.

“haha, kalian lucu deh” ucap Andela.

Luthfi kembali berjalan menuju kelas yang diikuti Andela dan Tyas. Kinal yang melihat Luthfi masuk ke kelas, terus memperhatikan cowok itu sampai duduk di bangkunya. Ia kemudian mengalihkan pembicaraan ke kejadian kemarin.

“eh, kalian ta gak, gw denger dari Beby, kemarin Melody ribut lagi” ucap Kinal.

“sama siapa nal ?” tanya Jeje.

“Tuhh….” sambil menunjuk sosok Luthfi.

“haha, bagus, biar senior somplak itu tambah kesel” ucap Jeje.

“Kayaknya cowok ini bisa dimanfaatin” ucap Jeje dalam hatinya.

“Jangan gitu juga kali je” balas Dhike.

Waktu terus berlanjut, dan tak terasa waktu istirahat sudah tiba. Serupa dengan biasanya, Melody sudah berada di kantin dan menempati meja yang seolah disediakan khusus untuk mereka. Pesanan mereka telah tiba, dengan ria mereka menyantap pesanan itu sambil mengobrol ringan.
Makanan di meja sudah tak tersisa, Melody cs bersiap – siap untuk beranjak kembali menuju kelas. Ada yang janggal ketika mereka hendak berdiri.

#ToBeContinued