Hantu Amnesia Part 19






Hallo Sahabat KSJ48. Masih dalam suasana lebaran. Gue sebelumnya mau mengucapkan minal aidzin wa faidzin mohon maaf lahir dan batin. Sorry kalo gue ada salah-salah kata. Karena liburan lebaran gue belum sempet nulis lagi, jadi ngereupload dulu part yang hilang.

Happy Reading
#AsKriting




 “iiihhh, kenapa lengket gini sih” ucap Yona.

“Kayaknya ada yang ngerjain kita deh” balas Naomi.

Ve melihat ke kursi yang ia duduki, dia berpendapat ada orang yang melapisi bangku dengan alteco. Ve langsung marah sambil berkata “Siapa yang berani ngerjain kitaaa”.

Semua siswa yang ada di kantin hanya diam sambil melanjutkan kegiatan mereka masing – masing.

“Mungkin ini kerjaan cowok yang kemarin” ucap Yona.

“Bisa jadi” balas Melody.

Melody cs tampak kesal, yang biasanya mengerjai orang, sekarang malah terbalik, ada orang yang berani mengerjai mereka. Daripada rok mereka menjadi sobek, Yona memanggil ayahnya. cewek itu meminta ayahnya untuk mengutus beberapa bawahannya untuk datang ke kantin.

Beberapa menit kemudian, bawahan kepala sekolah itu datang ke kantin. Mereka membubarkan semua siswa yang sedang jajan itu termasuk penjaga warung untuk pergi sejenak. Akhirnya Melody cs bisa terbebaskan dari kursi yang melekat ke rok mereka dengan dibantu oleh orang suruhan Yona.

Sesudah guru terakhir keluar, Melody cs langsung melabrak ke kelas cowok yang kemungkinan mengerjai mereka. Luthfi yang tengah membereskan alat tulisnya, kaget. Lagi – lagi dia di kelilingi oleh 4 cewek yang sedang marah. Luthfi yang sudah cape belajar berjam – jam, tidak menanggapi keempat cewek itu. Suasana di kelas berangsur sepi, tinggal beberapa murid saja yang masih disana.

“hehhh, lo yang ngerjain kita kan ?” tanya Naomi sambil menggebrak meja belajar cowok itu.

“Ngerjain ? maksudnya?” jawab Luthfi.

Luthfi terus mengelak ketika ditanya atau diancam oleh Melody cs. Memang ia tidak melakukan apa – apa, waktu jam istirahat dia hanya berdiam diri sambil menyantap roti yang ia bawa dari rumah.

Yona terus mengancam, dia akan melaporkan kejadian ini kepada kepala sekolah. Luthfi yang merasa tidak melakukannya hanya berkata “Laporin aja”.

“Nggak bisa gitu donk” timpal Sinka, sepertinya teman sebangku Luthfi ini tidak terima dengan tuduhan Yona. Dia juga tau betul dari jam istirahat, Luthfi tidak pergi kemana – mana. Ditambah lagi ia kesal dengan kelakukan sombong kakaknya yang tidak kunjung membaik.

“Emang kalian punya bukti ? Jangan nuduh orang sembarangan donk” sambung Sinka.

“lo bisa diem gak sih, gw nggak ada urusan sama lo” balas Yona.

“Urusan Luthfi, ya urusan gw juga” ucap Sinka dengan nada marah.

Di kelas hanya tertinggal 3 murid, yaitu Luthfi, Sinka, dan Frieska. Luthfi yang dituduh mengerjai Melody cs hanya terdiam tanpa menanggapi cemoohan mereka, malah Sinka yang marah, mungkin dia ingin membalas budi terhadap apa yang telah di lakukan Luthfi. Cowok yang tinggal sendiri itu hanya memakan roti terakhir yang ia bawa ke sekolah di hari itu. Sementara Hantu yang senantiasa menemani Luthfi itu, hanya menyimak sambil sesekali membela Luthfi.

“Lo suka yah sama cowok pendiam ini ?” tanya Naomi.

Seketika Sinka terdiam dengan wajah yang mulai memerah. Ada apa gerangan ?. Sinka tidak tau harus menjawab apa, sama seperti Beby jauh di dalam hatinya ia mempunyai rasa kagum pada Luthfi yang mungkin bisa menjadi cinta.

“Dari tadi kalian ngomong apa sih ?” tanya Luthfi.

“Kurang ajar, dari tadi lo nggak ngedengerin kita ?” jawab Melody.

Perdebatan terus berlanjut, kali ini Sinka di bantu Luthfi. Hari itu Frieska pulang agak telat karena tengah mengerjakan sesuatu, dari tadi ia menyadari kakaknya itu sedang marah – marah kepada teman sekelasnya. Setelah selesai dengan kegiatannya, adik Melody itu mencoba untuk melerai perdebatan yang tidak ada gunanya itu.

“Udah donk kak, ngapain sih marah – marah terus” ucap Frieska sambil memegang pundak Melody.

“lo jangan ikut campur urusan orang lain” balas Melody sambil membantingkan pegangan tangan Frieska yang membuat cewek lugu itu terjatuh ke lantai.

Melihat itu Luthfi beranjak dari duduknya, sesudah menghabiskan sebungkus roti dan telah memasukan alat tulisnya ke dalam tas. Ia menghampiri Frieska, melewati Melody cs yang sedari tadi berdiri di hadapan mereka.

Luthfi membantu Frieska berdiri, sambil menahan rasa sakit di lengannya, ia bangun kemudian duduk di sebuah bangku. Untung saja Frieska tidak terluka sama sekali, mengetahui keadaan teman sekelasnya itu baik – baik saja, cowok penyuka roti itu keluar dari kelas, menghiraukan cemoohan Melody cs.

“Liat tuh, masa orang baik kayak dia, ada niatan buat ngerjain kalian ?” tanya Sinka sambil menyusul Luthfi keluar kelas.

“Arrrghhh, ayo girls kita cabut” ucap Melody mengisyaratkan teman – temannya untuk pergi dari kelas.

Frieska di tinggalkan seorang diri, karena waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, ia lebih baik pulang ke rumah.

*~~~*

Disaat menyusuri koridor sekolah yang saat itu sudah sepi, Melody cs masih membicarakan masah di kantin tadi. Karena tidak ada bukti yang kuat, Yona tidak melaporkan Luthfi kepada ayahnya. Mereka penasaran kalo benar bukan Luthfi pelakunya lalu siapa?

“duuuhhh, kesel gw sama adek gw” ucap Naomi.

“sama mi, gw juga kesel sama si Frieska” balas Melody.

Yona merasa ada yang aneh akhir – akhir ini, semenjak mereka bertemu dengan cowok ngeselin itu, Ve jadi pendiam.

“eh Ve, gw perhatiin kok lo jadi pendiem sih ?” tanya Yona.

“ah masa ? enggak kok” jawab Ve.

“Iya bener yon, pas tadi di kelas juga lo cuman diem Ve” ucap Melody.

“lo kenapa Ve ? lagi sakit ?” tanya Naomi.

“Nggak kok, gw gak apa – apa” jawab Ve berusaha meyakinkan teman – temannya bahwa keadaan baik – baik saja.

“Nggak biasanya lo cuman diem aja” ucap Yona.

“hehe, perasaan kalian aja kali” balas Ve.

Mereka terpisah setelah sampai di parkiran, masuk ke dalam mobil pribadi masing – masing dan pulang ke rumah.

Berbeda dengan Melody cs, Luthfi senantiasa memakai jasa bus kota. Bukan berarti dia tidak bisa membeli sebuah mobil, toh ayahnya juga pengusaha sukses, kalo mau dia tinggal meminta ke ayahnya kalo ia mau. Dalam pikirannya kesederhanaan akan membawa kita kepada kenyamanan. Dia lebih suka hidup sederhana daripada hidup glamor penuh dengan harta dan kekayaan.

Mukanya tampak malas ketika membuka pintu rumah dan melihat Yupi melambaikan tangan kearahnya. Mungkin sekitar 3 kali dalam seminggu ia sering berkunjung ke rumah Luthfi. Mungkin Luthfi malas menanggapi teman sekelasnya ini, tapi Andela ? ia begitu antusias dan senang ketika melihat Yupi berada di depan rumah Luthfi.

“Hallo fi,” sapa Yupi sambil celingak – celinguk mencari sosok hantu yang mendiami rumah Luthfi.

“hahhh, lo cari hantu itu kan ? dia ada tuh lagi makan” balas Luthfi.

“Aku masuk ya fi” ucap Yupi sambil nyelonong masuk ke rumah Luthfi dan mendatangi Andela.
“Hallo ndel” sapa Yupi ketika melihat Andela.

“eeh, ada Yupi” balas Andela.

Layaknya cewek yang sedang ngerumpi mereka bercanda gurau membicarakan semua yang mereka tau. Sesudah menutup kembali pintu rumah, ia kembali ke ruang tamu dimana Andela dan Yupi berada. Dia kembali melanjutkan memakan roti yang di temani dengan secangkir tea.
Rumahnya semakin ramai karena seringnya Yupi bermain ke rumahnya. Ia hanya menyimak obrolan mereka tanpa menanggapi apapun, menurutnya lebih asyik maen COC daripada ngobrol sama orang.

“fi, kamu nggak mau buatin Yupi minum ?” tanya Andela.

“Tangan sama kakinya juga masih utuh, bisa bikin sendiri kaliii” jawab Luthfi sambil meneguk tea-nya.

“iiihh, sama tamu kok gitu sih” ucap Andela.

“Udah – udah ndel, aku bisa buat sendiri, toh aku juga tau cara bikinnya, kamu mau nemenin aku gak ?” ajak Yupi.

“Ayo, sekalian bikinin buat aku yah.”

Yupi menganggukan kepalanya.

“Ini hantu, kerjaannya nyuruh mulu” ledek Luthfi dengan penekanan di kata nyuruh.

“Biarin, wlueee”

Mereka berdua beranjak menuju dapur. Dan Luthfi masih duduk di ruang tamu sambil memainkan game kesukaannya itu. Hari – harinya lebih berwarna karena kedatangan Andela, ditambah lagi Yupi yang sering main ke rumahnya. Dia tidak lagi hanya di temani oleh Laptop dan Hpnya, tapi juga ada teman dan hantu amnesia yang mengisi harinya.

Beberapa menit kemudian, terdengan langkah kaki dari dapur. Itu adalah Yupi sambil memegang nampan yang diatasnya ada 2 cangkir tea. Ia meletakan tea itu diatas meja dan melanjutkan lagi mengobrol dengan Andela.

Disela obrolan, Luthfi memotong pembicaraan mereka “orang tua lo lagi gak ada di rumah yah ?”

Yupi menanggukan menandakan iya.

Orang tua Yupi hampir sama dengan orang tua Shania, mereka orang super sibuk yang bekerja dari pagi hingga larut malam. Bedanya kesibukan orang tuanya tidak mengubaj sifat Yupi seperti Shania. Ia lebih memilih pergi ke rumah Luthfi ketika orang tuanya sedang lembur di kantor, atau tengah berada di luar kota.

“Gw suka aneh sama mereka, lebih mementingkan pekerjaan ketimbang anaknya sendiri” ucap Luthfi.

“Dengan alasan, semua ini demi kalian. Papah kerja larut malam demi membahagiakan kamu. Tapi kenyataaannya malah sebaliknya. Gw kasian sama lo yup, sering kesepian” sambung Luthfi.

“Lah, kamu kan sama fi ? orang tua kamu di Jepang, terus kamu juga tiap hari sendirian, apalagi kalo nggak ada aku, kamu udah mati kesepian kalii” ledek Andela.

Yupi tertawa lepas mendengar perkataan Andela itu, sedangkan Luthfi mulai salah tingkah ia berkata “Urusai” kemudian ia meneguk teanya kembali.

“haha, kamu lucu fi” ucap Yupi.

Yupi merasa ia mulai nyaman berada di dekat Luthfi. Memang sifatnya terkesan cuek dan dingin dalam menganggapi perempuan, namun jauh di lubuk hatinya ia sangat peduli dengan perasaan orang lain. Malam itu suasana hangat menyelimuti rumah Luthfi yang dulu sangat sepi.

*~~~*

Disaat berkumpul bersama keluarga, selalu saja Melody mendapatkan pujian dari kedua orang tuanya. Entah itu prestasi akademiknya atau hal – hal yang lainnya. Meskipun sikap angkuh dan sering ngebully orang, tersimpan otak yang cerdas. Frieska yang belajar setiap hari berusaha untuk menjadi seperti kakaknya. Sering kali ia mendapatkan teguran dari orang tuanya. Mereka berpendapat putri keduanya ini tidak akan bisa menandingin kakaknya.

Malam itu, keluarga kecil itu tengah berkumpul di ruang keluarga sambil menonton acara tv yang sedang berlangsung.

“mel gimana hasil ulangan Matematika kemarin ?” tanya Ibu.

“Ya jelas lah mah, aku dapet seratus”

“Memang hebat anak papah satu ini” ucap ayah.

“Tapi kenapa muka kamu kok di tekuk gitu ?”

“Aku kesel mah, tadi di sekolah ada yang ngerjain aku.”

“Siapa yang berani ngerjain kamu ?” tanya ibu.

“Kok bisa ada orang yang ngerjain kamu ?” tanya ayah

Melody menjelaskan semua yang terjadi di kantin. Kedua orang tuanya mulai kesal dengan orang yang mengerjai putri kesayangannya. Ayahnya sampai ingin melaporkan kejadian sepele ini kepada polisi. Tapi Melody mencegahnya, ia merasa bisa menyelesaikan masalah ini sendiri.
Berbeda dengan keluarga Melody, di rumah Naomi sedang sepi – sepinya. Orang tuanya sudah tertidur pulas karena baru pulang dari luar kota, sementara kakak tertuanya kak Mayang sedang mengerjakan tugas di kamarnya. Alhasil di ruang keluarga hanya ada Sinka dan Naomi yang sedang menonton tv.

“lagi iklan noh, pindahin channelnya donk, sinetronnya udah mulai nih” ucap Naomi.

“gak mau, gimana kalo nanti filmnya udah mulai pas di pindahin channelnya ?” tanya Sinka.

“Sini remote tvnya” ucap Naomi sambil berusaha merebut remote control yang sedang di pegang Sinka.

“Nggak mauu, lo jadi kakak ngalah kenapa sih” balas Sinka sambil memegang erat remote tv.

Suara gaduh terus bergema, sampai terdengar ke kamar kak Mayang yang saat itu tidak di tutup. Konsentrasinya menjadi buyar saat mendengar kedua adiknya itu berantem memperebutkan sesuatu. Karena tidak bisa melanjutkan mengerjakan tugasnya, ia berinisiatif untuk mendatangi mereka dan melerainya.

“Aduuuh, kalian ini nggak liat waktu kalo lagi berantem, ini tuh udah malam. Mamah papah udah tidur, kakak lagi ngerjain tugas, kalian bisa diem nggak sih ?” ucap kak Mayang dengan nada marah.

“Abis ini kak, masa sama adek nggak mau ngalah” balas Sinka sambil menunjuk kearah Naomi.
“lo nya aja jadi adek serakah banget. Masa lagi iklan channelnya gak boleh di pindahin” ledek Naomi.

“Terserah gw donk, lagian sinetron itu gak ada seru – serunya buat di tonton” balas Sinka dengan nada tinggi.

“kok lo jadi bawa – bawa sinetron sih ? mending gw lah, daripada lo suka sama Drama Korea yang bahasanya juga buat gw pusing tujuh keliling” ucap Naomi.

“SINKAAAA…..NAOMI….” Teriak kak Mayang.

Seketika mereka berdua terdiam, kak mayang memerintahkan mereka untuk pergi ke kamar masing – masing. Akhirnya suasana kembali sunyi dia bisa melanjutkan mengerjakan tugas kulaihnya.

#ToBeContinued
Previous
Next Post »