Hantu Amnesia Part 20





Hallo sahabat KSJ48. Akhirnya lengkap sudah part yang hilang.Tinggal fokus ke part yang baru. Doain cepet selesai yaah. Thanks banget buat yang selalu setia menunggu.

Happy Reading
#AsKriting




Hari berikutnya, Luthfi dan teman – temannya sudah berada di kelas. Seperti biasa dia dikerubuni teman dekatnya , akhir – akhir ini dia tidak lagi menghindar dari teman – temannya, ia mulai bisa menerima kembali sosok teman di sisinya. Apalagi setelah kejadian di rumah sakit. Mungkin Luthfi sudah bisa menerima kembali sosok teman setelah sekian lama ia menutup diri pada orang lain.

“Kenapa sin, keliatannya lo lagi kesel” ucap Septyan.

“Iya yan, gw lagi keseellll banget sama kakak gw” balas Sinka.

“Emang kakak lo kenapa ?” tanya Beby.

“hal kecil aja bisa diributin, apalagi kemarin dia nuduh Luthfi” jawab Sinka.

“Nuduh apaan sin ?” tanya Tyas.

Sinka menjelaskan kejadian kemarin, tentang datangnya Melody cs yang datang – datang langsung marah dan nuduh Luthfi yang menaruh alteco di kursi mereka. Teman – temannya memperhatikan Sinka, sedangkan orang yang dituduh seperti biasa kalian juga pasti tau dia lagi apa.

“Belagu banget si Melody itu. Berani – beraninya dia nuduh temen gw tanpa bukti apapun” ucap Tyas dengan nada kesal.

“Udah lah yas, ngapain juga marah – marah buang – buang energi” balas Luthfi.

“Daripada kita ngobrolin orang lain, mending kita belajar buat ulangan minggu depan, sambil nunggu bu Fatma datang gitu” ajak Yupi.

“Bener banget yup, yaudah bentar yah gw ambil buku paketnya” balas Shania sambil beranjak dari duduknya.

Alhasil mereka belajar bareng sambil menunggu guru pertama yang tak kunjung datang. Bu Fatma tidak masuk kelas, guru piket memberitahukan beliau sedang sakit dan memberikan sebuah tugas untuk XI IPS 2.

Di tengah mengerjakan tugas, Kinal cs mengobrol untuk mengusir kesuntukan saat mengerjakan tugas.

“eh je, kok mereka malah nuduh si Luthfi sih ?” tanya Kinal.

“Mungkin mereka pikir dia yang ngelakuin itu, dia kan pernah ada masalah sama mereka” jawab Jeje.

“Kasian Luthfi, jadi masalah besar nih kalo dia sampe di laporin sama Yona ke kepala sekolah” ucap Dhike.

“Iya nih, kamu sih je ngerjainnya berlebihan” ucap Ayana.

“haha, abisnya mereka yang mulai duluan” balas Jeje.

Kinal cs terbebas dari tuduhan berkat Luthfi. Mereka terlindungi oleh cowok gamers itu, kalo saja Melody cs tau, mungkin sekarang mereka sudah menyusun rencana untuk membalas perbuatan mereka.

Disaat bersamaan, Ve sedang belajar Bahasa Inggris bersama teman sekelasnya. Matanya boleh tertuju kepada sosok guru yang sedang menerangkan di depan kelas, tapi pikirannya sedang memikirkan hal lain. Dia sedang memikirkan cowok yang pernah duduk di tempat biasa mereka makan di kantin. Menurutnya dia cowok yang berbeda dengan yang lainnya.

Semua cowok di sekolah pasti menyukai salah satu dari The Beautiful Girl sebutan dari Melody cs. Belum pernah ada cowok yang berani menantang mereka, atau sekedar menempati tempat biasa mereka makan di kantin. Ve juga sering mempermainkan hati cowok, terkadang dia mempermalukan cowok di depan umum.

“Luthfi”

“Dia beda banget yah sama cowok – cowok yang lain. Dia keliatannya gak suka sama gw atau yang lainnya”

“Gw jadi tertarik sama dia. Gw mau coba godain dia ahhh” ucap Ve dalam hatinya.

*~~~*

Di waktu istirahat Luthfi terpaksa harus pergi ke perpustakaan karena ada materi yang harus ia cari. Ve yang melihat itu, mengikutinya dari belakang.

“Gw harus coba narik perhatiannya” ucap Ve dalam hatinya.

Di perpustakaan Luthfi mencari materi untuk dijadikan sebuah makalah, semua orang di perpus terlihat aneh ketika melihat sosok Ve masuk ke dalam perpus. Ve sendiri jarang sekali ke perpus maka dari itu semua murid tampak aneh melihatnya.

Ve melihat Luthfi yang tengah sibuk mencari bahan materi, dia sesekali menghalangi wajahnya dengan sebuah buku. Dia memulai rencananya ketika Luthfi berjalan kearahnya. Ia berjalan ke arah cowok yang sedang memegang beberapa buku itu.

“Gw harus coba sekarang”

Ve pura – pura terjatuh di hadapannya, berharap cowok gamers itu menolongnya. Dengan dinginnya Luthfi menghiraukan cewek yang terjatuh itu. Andela yang dari tadi mengikutinya marah – marah, ia kesal karena Luthfi tidak menolongnya.

Ve terlihat kesal, sejak ia masuk SMA tidak pernah ada cowok yang mengabaikannya. Tapi dari situ ia malah lebih tertarik kepada Luthfi. Dia berniatan untuk mencoba lagi menarik perhatian cowok tertutup itu.

*~~~*

“Frieskaaaa” teriak Melody sambil mengetuk pintu kamar adiknya itu.

“Iya sebentar kak, “ balas Frieska dari dalam kamar.

Kesal dibuat menunggu, Melody terus mengetuk pintunya dengan keras. Sepertinya Frieska sedang mengerjakan sesuatu yang tidak ingin siapa pun tau. Mendengar ketukan semakin keras, ia memutuskan untuk menunda pekerjaannya dan membuka pintu kamarnya.

“lo ini, kalo gw ada perlu buka dulu donk pintunya” ucap Melody dengan nada kesal.

“Maaf kak, tadi aku lagi ngerjain tugas” balas Frieska.

“Ngerjain tugas mulu, toh lo nggak akan pernah sepinter gw” ledek Melody.

“Tuh lo disuruh makan dulu sama papah” sambung Melody.

Kakak beradik itu menghampiri kedua orang tuanya yang sedang makan malam di ruang makan. Setelah duduk di kursinya masing – masing, mereka mulai mengambil nasi dan lauk pauk yang tersedia.

“Kamu ini fries, jangan sampe lupa jam makan donk” ucap ayah.

“Maaf pah, tadi Frieska lagi ngerjain tugas” balas Frieska.

“Ngerjain tugas juga jangan sampe lupa jam makan donk, contoh tuh kakak kamu, bahkan dia lebih pinter dari kamu” ucap Ibu.

“Iya mah, maaf Frieska gak akan mengulanginya lagi” balas Frieska.

Melody hanya tersenyum mendengar kedua orang tuanya lebih mengunggulkannya daripada adiknya itu. Hal sekecil apapun, Frieska selalu di bandingkan dengan kakaknya, memang Melody lebih sempurna daripada dia, dari segi apapun dia kalah telak. Frieska sering panas ketika disbanding – bandingkan, tapi dia berusaha sabar menanggapinya.

Sementara itu di rumah Luthfi, ia sedang menyusun makalah di laptopnya. Tiba – tiba saja Andela menanyakan pendapatnya tentang adiknya Melody itu.

“fi menurut kamu Frieska orangnya kayak gimana sih ?” tanya Andela.

“Ore wa aitsu no koto nani mo shiranai” jawab Luthfi. *Gw nggak tau apa – apa tentang dia.

“Kayaknya dia seperti Sinka, gak pernah akur sama kakaknya” ucap Andela.

“Mungkin – mungkin aja, tapi gw peringatin sama lo jangan pernah ikut campur urusan orang lagi” balas Luthfi.

“eeeee. nande ?” tanya Andela. *Kenapa ?

“Ujung – ujungnya pasti lo minta bantuan gw lagi, gw males” jawab Luthfi.

“hehe, sona no ?” tanya Andela sambil tersenyum malu. *Benar kah ?.

“Sou dayou” balas Luthfi. *Iya benar.

Malam itu Yupi kembali datang ke rumah Luthfi, terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Luthfi sudah menduga, orang itu adalah Yupi dengan perasaan malas ia membukakan pintu untuk teman sekelasnya itu.

Seperti kemarin, ia bercanda gurau dengan Andela, dan Luthfi melanjutkan menyusun makalahnya.

“eh iya fi, aku penasaran sama cewek yang pura – pura jatuh di perpus itu, namanya siapa yah ?” tanya Andela.

“Keluar nih keponya, kalo gw liat sih dia salah satu cewek yang nuduh gw waktu itu” jawab Luthfi.

“hehhh, maksud kamu temennya kak Melody sama kak Naomi ?” tanya Andela.

“Bisa jadi” jawab Luthfi.

“Pipinya kembu kayak bakpau bukan ?” tanya Yupi berusaha mengenali teman Melody itu.
“Iya bener, aku liat pipinya tembem kayak bakpau” jawab Andela.

“Oh itu, kak Ve” ucap Yupi.

Mendengar cerita hantu itu, Yupi menjadi penasaran kenapa kak Ve pura – pura jatuh dihadapan Luthfi ?. apa ia ingin menarik perhatian temannya itu ?. Dalam hatinya ia berkata “Wah, bakal ada saingan cinta nih”.

Yupi berkata seperti itu karena ia mulai nyaman dengan Luthfi, mungkin benih – benih cinta telah tumbuh di hatinya. Dia merasa lega ketika mendengar Luthfi mencuekan kakak kelasnya itu.

Sifat Luthfi yang berbeda dengan murid lelaki di sekolah, membuat Ve terkena Magic Love, ia yang biasanya mempermainkan cowok, sekarang harus berusaha mencari perhatian seorang cowok. Malam itu ia sedang tiduran di kamarnya sambil memikirkan cara untuk berkenalan dengan cowok tertutup itu.

“Belagu banget tu cowok, seumur – umur gw gak pernah dicuekin sama cowok” ucap Ve.

“Pokoknya gw harus cari cara buat bisa kenalan sama dia”

“Tapi kok gw ngotot gini yah pengen kenalan sama cowok itu ?”

“Aduuuh…Ve kenapa kamu ini jangan – jangan….”

“ahhh ngapain sih mikirin dia terus, mendingan gw tidur”

*~~~*

Suara kicauan burung menandakan fajar telah tiba, Sinka dan keluarganya sudah terbangun dari tidurnya. Setelah mandi sarapan dan mempersiapkan apa saja yang akan di bawa ke sekolah. 3 bersaudara ini berangkat bersama di dalam satu mobil yang dikendarai oleh mang Ujang, dia adalah supir pribadi mereka.

Letak sekolah Sinka dan Naomi lebih dekat daripada kampus kak Mayang, membuat mereka lebih dulu diantarkan. Sinka diapit oleh kedua kakaknya, ia duduk di tengah – tengah. Mereka duduk di jok belakang mobil.

Setibanya di sekolah, Sinka hendak turun dari mobil. sementara Naomi malah asyik chattingan.

“Woyy, udah sampe lo bisa turun gak ?” tanya Sinka dengan nada kesal.

“Biasa aja kali jangan pake marah – marah” jawab Naomi sambil turun dari mobil.

“duuhhh, ini masih pagi lho ? masa udah ribut aja” ucap kak Mayang.

“Abisnya dia yang mulai duluan kak” balas Sinka.

“Kok lo jadi nyalahin gw ?” tanya Naomi.

“Kan elo yang ngalangin gw buat turun dari mobil ?” jawab Sinka.

“Udah – udah kalian masuk kelas sana, biar nggak ribut mulu” ucap kak Mayang.

Kedua adiknya itu menuruti perintahnya. Kak Mayang menginstruksikan mang Ujang untuk menjalankan kembali mobilnya.

“Mereka berdua memang gk pernah akur ya non ?” ucap mang Ujang di sela sedang mengemudi.

“Begitulah mang, mamang juga bisa liat sendiri” balas Mayang.

Untung saja mereka berdua beda kelas, kalo aja mereka kembar terus sekelas ? bisa ribut tiap hari.

Tak seperti biasanya, Ve belum tiba di kelas, ketiga temannya pun heran.

“Ve kemana sih ? jarang – jarang jam segini belum dateng” ucap Melody.

“iya mel, kemana yah tu anak” balas Naomi.

“Jangan – jangan dia beneran sakit lagi” ucap Yona.

Ketiga temannya dibuat bingung, Ve sendiri pagi ini sedang mengintip kelas yang didiami Luthfi. Ia berdiri di samping jendela sambil sesekali melihat ke dalam kelas, dengan posturnya yang tinggi membuat ia bisa leluasa melihat ke dalam kelas. Tampak beberapa murid yang sudah datang termasuk Luthfi.

Terkadang ada murid yang heran ketika melihat Ve, mereka berjalan melewati Ve dengan tatapan bingung,

“kok kak Ve ada disini ?”

“Dia lagi ngapain yah ?”

Itulah pertanyaan yang terbesit di benak mereka, Ve sendiri mengabaikan tatapan itu ia lebih memilih untuk melihat tingkah laku cowok yang membuat ia tertarik itu.

Saking penasarannya ia sampai mengintip adik kelasnya itu. Dari sana ia menjadi tau siapa saja teman Luthfi, Ve mengentikan aktivitasnya ketika melihat salah seorang murid menyapanya.
“Kak Ve ? ngapain disini ?” tanya Yupi.

“ehh…kamu yup….kakak…lagi….” jawab kak Ve dengan terbata – bata.

“kakak lagi jalan – jalan aja yup” sambung kak Ve sambil tersenyum seolah menutupi sesuatu.
“Ouhh, jangan bilang kakak lagi ngintip ?” tanya Yupi.

“Nggak kok, nggak ada kerjaan banget. Kakak ke kelas dulu yah” jawab Ve sambil meninggalkan Yupi.

Dengan perasaan gugup karena ketauan sedang mengintip Luthfi, ia berjalan menuju kelasnya. Yupi menyusul teman – teman lainnya masuk ke dalam kelas. Di dalam sana ia langsung menghampiri Luthfi dan teman – temannya yang sedang mengobrol.

Disana Sinka sedang curhat tentang kakaknya, ia jengkel setiap kali bertemu dengannya pasti ada saja yang diributkan.

“haha, emang ngeselin yah kakak kamu” ucap Yupi.

“Iya yup, aku iri banget sama lo, kak Ve nggak pernah cari gara – gara sama kamu” balas Sinka.

“kak Ve ?” ucap Luthfi heran.

“Jadi kak Ve itu kakak lo yup ?” tanya Luthfi.

Yupi hanya menganggukan kepalanya kemudian berkata “Baru tau yah ?”

“hahaha kemana aja lo fi ?” ledek Tyas.

“iya, yang gituan aja lo gak tau?” sambung Shania.

“Tapi, tadi malem kenapa lo nggak ngasih tau gw, kalo dia itu kakak lo ?” tanya Luthfi.

“hehe, abisnya kamu nggak nannya sih”

Luthfi akhirnya tau, bahwa Ve dan Yupi itu kakak beradik, dia sedikit kaget mendengar berita itu.

#ToBeContinued

Previous
Next Post »