Di tengah pelajaran, ada seorang cewek yang memperhatikan Luthfi. Tak tau apa yang menarik perhatiannya. Yupi malah menghiraukan guru, apakah Yupi suka sama Luthfi ?. Sampai jam istirahat akhirnya Yupi memalingkan pandangannya dan pergi ke kantin.
Mirip dengan kemarin, Luthfi hanya memakan beberapa roti yang dibekalnya dari rumah. Sementara Tyas sudah sibuk dengan memesan makanan temannya di kantin.
“nee..kamu udah punya pacar belum ?” tanya Andela.
Luthfi langsung tersedak mendengar pertanyaan Andela itu. Dia menepuk–nepuk dadanya sampai akhirnya roti itu jatuh ke lambungnya.
“lo tuh yah, kalo muncul pake aba-aba donk” bentak Luthfi.
Untung saja suasana di kelas sedang tidak ada orang.
“hehe, maaf. Kan cuman nanya”
“Emang kenapa sih, tiba-tiba lo nanya begituan ?” ucap Luthfi kesal.
“Soalnya dari tadi ada cewek yang liat kamu terus fi” balas Andela.
“Siapa sih ?”
“Itu yang duduk disana” jawab Andela sambil menunjukan bangku Yupi.
“Sonna wa ke neii darou” Luthfi mengelak. *Itu hal yang mustahil.
Yap memang betul, meskipun Luthfi orangnya pendiam, tapi tidak menutup kemungkinan ada cewek yang suka padanya. Pernah pada saat ia masih kelas satu SMA, ada cewek yang nembak dia. Tapi dengan dinginnya ia menjawab “Sorry, lo bukan tipe gw”. Dari sana banyak cewek yang mengurungkan niatnya untuk mendekati Luthfi.
*~~~*
“nee… kita jalan – jalan dulu yu, jangan langsung pulang” ajak Andela disaat sedang berjalan menuju halte bus.“
lo aja sendiri, gw mau langsung tidur di rumah” balas Luthfi.
“ih, kamu kok gitu sih. Ayo donk fi, satu kalii aja” ucap Andela sambil memohon – mohon.Melihat muka Andela yang super lucu ketika memohon seperti itu. Luthfi akhirnya mengiyakan keinginan Andela. Dia mengajak Andela pergi ke sebuah taman kota.
“uuwaaahh…indah banget” ucap Andela saat melihat taman kota yang dihiasi oleh puluhan bunga yang cantik.
“Kita duduk dulu disana yuk” ajak Andela sambil menunjuk sebuah bangku taman.
Dengan malas Luthfi mengikuti hantu itu. Mereka duduk sambil melihat matahari senja yang indah. Andela terus berdecak kagum, semenjak ia tinggal di rumah Luthfi, dia jarang keluar rumah. Sementara Luthfi ia hanya mendengarkan lagu favoritnya.
“nee…itu bukannya Tyas yah ?” tanya Andela sambil menunjuk Tyas yang sedang berjalan.
“Terus ?” jawab Luthfi jutek.
“Keliatannya dia baru dapet masalah deh, liat aja mukanya ditekuk gitu” ucap Andela.
“Peduli banget lo sama dia. Lo suka yah ?” tanya Luthfi.
“ih, bukan gitu. Kan dia temen sekelasmu. Kenapa nggak kamu ajak ke rumah ?” jawab Andela.
“Ngapain juga gw ajak dia ke rumah”
Merasa kesal terus dijutekin sama Luthfi, Andela marah. Angin berhembus kencang menerpa tubuh Luthfi. Earphonenya tercabut dan Hpnya mengapung di udara.
“oii…berhenti nggak ?” tanya Luthfi.
Tapi Andela masih marah dia menghiraukan ucapan Luthfi.
“iya-iya…gw bakal bawa Tyas ke rumah”
Seketika amukan hantu itu berhenti, orang yang melihat Luthfi langsung berlarian, mereka mengira Luthfi tengah diganggu oleh makhluk halus. Memang benar sih.
Dengan perasaan kesal Luthfi menghampiri Tyas yang sedang berjalan menuju rumahnya.
“Kenapa muka lo ditekuk gitu ?” tanya Luthfi dengan nada jutek.
“eh elo fi, nggak kenapa – napa kok” jawab Tyas kaget seorang Luthfi mengajak ngobrol.
“eu..mm.. kebetulan rumah gw deket-deket sini, lo mau mampir nggak ?” dengan perasaan malu bercampur malas. Kalo nggak dipaksa hantu itu, mungkin dia nggak akan ngajak Tyas ke rumahnya.
“Nggak usah deh fi, takut ngerepotin. Gw langsung pulang aja” ucap Tyas sambil berlari meninggalkan Luthfi.
“Cihh, belagu bener tuh anak” ucap Luthfi.
“haha, kawaii so nee anta” ledek Andela. *Kasian banget sih kamu.
“Uruzai!” *Berisik.
*~~~*
Waktu terus bergulir, Andela jarang menganggu Luthfi, tapi dia akan terus merengek apabila ada permintaannya yang tidak dituruti. Luthfi yang awalnya sangat terganggu dengan kedatangan hantu amnesia ini, sedikit demi sedikit ia mulai bisa menerima kehadiran Andela. Meskipun sikapnya terhadap Andela tidak berubah sama sekali.
Sedangkan Tyas ?, dia menjalani hidupnya seperti biasanya. Di jajah cewek, di ledek sama cewek dan sebagainya. Apalagi kalo sudah berurusan dengan Shania, cewek ini paling sering membully Tyas daripada teman – temannya yang lain. Tyas menerima semua olokan dari Shania, dia sadar Shania seperti itu karena salahnya.
“Woii, itu ramen gw” ucap Luthfi melihat Andela memakan ramennya.
“Minta dikit fi, pelit amat kamu” balas Andela sambil terus memakan ramen itu.
“Baru aja ditinggal ke wc, udah diembat aja ramen gw” Luthfi merebut mangkuk ramen itu.
“Hidoii” *Jahat.
“Aku laper banget nih” Andela memelas, mengisyaratkan ingin dibuatkan semangkuk ramen.
“Haahhhh, dasar Hantu Amnesia” ledek Luthfi sambil memberikan mangku ramen yang ia rebut tadi.
Dia bergegas kembali ke dapur untuk memasak ramen, tapi langkahnya terhenti ketika mendengar pintu rumahnya diketuk.
Tok-tok-tok
“Permisi” ucap seseorang.
“Ckck, ini lagi, siapa sih namu malam - malam gini” ucap Luthfi sambil berjalan menuju pintu rumah.
Pintu rumah terbuka, Luthfi terkejut melihat Tyas datang ke rumahnya. Didalam hatinya ia berkata “ni anak, kemaren – kemaren gw ajakin kerumah nggak mau. lha sekarang datang sendiri kesini”.
Dengan senyuman Tyas melambaikan tangannya.
“Ada apa lo kesini malem – malem ?” tanya Luthfi dengan nada kesal
“Eu…itu…tadi gw abis dari sana, kebetulan lewat sini. Jadi gw mampir deh ke rumah lo” jawab Tyas glagapan.
“Wahh, ada Tyas. Ajakin masuk fi” ucap Andela yang mengetahui kedatangan teman Luthfi itu.
“Ckck, yaudah masuk” ucap Luthfi.
Tyas melangkah masuk kedalam rumah Luthfi, meskipun sudah 1 tahun lebih kenal dengan Luthfi. Tapi ini adalah pengalaman pertamanya berkunjung ke rumah cowok pendiam ini. Tyas masuk ke kamar Luthfi, sedangkan Luthfi pergi ke dapur untuk membuatkan 2 buah tea.
Tyas melihat sekeliling kamar Luthfi, dekorasi yang sederhana tapi indah dilihat. 10 menit kemudian Luthfi datang membawa 2 cangkir tea.
“wah, fi nggak usah repot – repot” ucap Tyas.
“lho, kok cuman 2 sih bikinnya ?” tanya Andela.
“Berisik lo” balas Luthfi sambil meletakan cangkir itu diatas meja.
Keadaan hening sejenak, Tyas merasa ada perkataannya yang salah, membuat Luthfi membentaknya. Tapi sebenarnya dia tidak bermaksud seperti itu. Dia kesal dengan celotehan hantu amnesia yang numpang di rumahnya.
Hampir 3 menit berlalu tapi tidak ada obrolan sama sekali. Tyas hanya meminum tea yang disuguhkan Luthfi. Melihat keadaan ini Andela heran, mereka berdua kayak orang yang baru kenal.
“Sepi banget kayak kuburan, ajak ngobrol donk fi. Kasian Tyas kayaknya dia butuh temen curhat” ucap Andela.
“Ckck, mendokuseinaa” *Merepotkan
“Kayaknya lo lagi banyak masalah” ucap Luthfi membuka memecah keheningan.
“kok lo bisa tau ?” balas Tyas sedikit malu.
“yaelah yas, ketauan lagi dari muka lo juga” ucap Luthfi.
“hehe, jadi malu gw”
Tyas mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada didalam hatinya. Dia menceritakan bagaimana dia diperlakukan tidak baik oleh teman sekelasnya. Dia dibully para cewek, terutama Shania. Luthfi hanya menganggukan sambil sesekali meneguk tea yang telah ia buat. Dia seolah tidak peduli, mungkin ia hanya menghargai temannya ini yang telah jauh – jauh datang ke rumahnya.
Sedangkan Andela mendengar curhatan Tyas dengan antusias. Terkadang dia membalas perkataanya meskipun tidak didengarkan oleh Tyas.
“Terus kenapa Shania ngebully lo ?” tanya Luthfi memotong pembicaraan Tyas.
“Shania kayak gitu, gara - gara gw” jawab Tyas.
“Gara - gara lo ?”
“Jadi gini ceritanya…….”
Shania dan Tyas, adalah dua sahabat yang tidak terpisahkan sejak kecil. Saat itu Shania berserta kedua orang tuanya masih tinggal di rumah kecil. Rumah yang bersebelahan dengan rumah Tyas. Dari SD mereka sering bermain bersama, belajar bersama, menghabiskan waktu berdua.
Sampai pada suatu ketika, ayah Shania naik jabatan. Keadaan berubah, ayah Shania semakin sibuk, dan ibunya mendapatkan pekerjaan yang bisa membantu ekonomi keluarga. Rumah kecil penuh kenangan itu, ditinggalkan begitu saja saat ayahnya mempunyai uang untuk membeli sebuah apartemen yang lebih besar.
Jarak memisahkan kedua sahabat itu. Kini Tyas tidak bisa bermain sepanjang waktu dengan Shania. Tapi jarak tidak menghalangi pertemanan Tyas dan Shania, mereka masih bermain seperti biasa meskipun tidak seintensif dulu.Tyas selalu ada ketika Shania sedih maupun senang.
Dia akan menghibur Shania dengan guyonan yang mengocok perut. Itu bisa menghilangkan kesedihan Shania walaupun hanya sekejap. Pertemanan mereka bertahan sampai duduk di bangku SMP.
Yap disitulah friendship problem datang. Pada suatu saat Shania hendak pulang sekolah, dia berjalan seorang diri meninggalkan Tyas yang sedang piket kelas karena sedang terburu – buru. Di perjalanan ia dijegat oleh 2 orang kakak kelas.
“Wes, ada cewek cantik nih”
“Kalian mau apa ?”
Disaat bersamaan Tyas yang sudah menyelesaikan piketnya menyusul Shania, ia melihat Shania sedang dipalak oleh kakak kelasnya.
“Terus lo nolongin Shania ?” tanya Luthfi memotong cerita Tyas.
Tyas hanya menggelengkan kepalanya sambil menekuk mukanya.
“aaaahh, bego banget sih lo jadi cowok. Kenapa lo nggak nolongin Shania ?”
“Gw takut, soalnya kakak kelas itu ada 2 orang badannya gede - gede lagi”
“Kalo lo liat dinding dihadapan lo, Tegakin kepala lo dan ancurin dinding itu”
“Pantes aja Shania jadi benci sama lo” ucap Luthfi dengan nada kesal
“Ya begitulah bro” balas Tyas
“alay banget lo panggil gw bro. Emang gw sodara lo ?” ucap Luthfi dengan nada malas.
“Hey kamu jangan begitu kasian dia tau ” ucap Andela.
“Ouhh maaf, kalo kebiasaan gue lagi cerita ke temen akrab panggilannya pasti bro” balas Tyas.
Mendengar kata itu pun Luthfi heran karena baru aja kenal dia sudah menganggap teman akrab.
“Yaudah deh gw pulang dulu ya fi, makasih ya untuk waktunya” ucap Tyas meninggalkan rumah Luthfi.
“Yoo..” jawab Luthfi dengan malasnya.
“Kamu ini…” ucap Andela.
“Apa ?” tanya Luthfi.
“Kasian tau dia udah capek-capek kesini kamu jawabannya malah kayak orang cuek” jawab Andela.
“Ahhh Berisik lah. kan dianya juga gk komentar soal sikapku” ucap Luthfi.
“Hai-Hai wakatta wayo” ucap Andela *Iya-iya aku mengerti
#ToBeContinued