Magic Love Part 36


Hallo sahabat KSJ48. Hari ini gw pengen update, tapi gak ada mood buat nerusin ff series atau buat yang baru. Yaudah. Gw update aja Magic Love, masih ada stock 5 part lagi kok. Happy Reading :v.
Dengan perasaan kesal, Adit membawa foto itu dan kembali ke kelas. Di kelas dia termenung, apa salahnya sampai–sampai ada orang yang membuat semua teman–temannya menjauh darinya.
Dia melamun sambil melihat foto yang dijatuhkan Elaine itu. Foto itu membuatnya kesal, dia langsung menyobek foto itu. Jam istirahat pun selesai. Kini semua murid kembali ke kelasnya.
Di kelas mungkin yang masih mempercayainya cuman 2 orang, yaitu Luthfi dan Gracia. Bahkan sepupunya sendiri masih belum memaafkannya.
Adit menjadi tidak konsen dalam belajar, disaat guru tengah menerangkan materi. Dia hanya terdiam dengan mata melihat ke depan seolah – olah memperhatikan. Padahal hati dan pikiran Adit sedang memikirkan masalah yang belum usai sampai saat ini.
2 jam yang membosankan pun selesai, para siswa pulang ke rumahnya masing – masing.
Di perjalanan, Luthfi yang sedang membonceng Andela…
“ndellu”
“ndellu ?” Andela mengulang kata yang diucapkan Luthfi.
“Iya ndellu, itu panggilan sayang aku ke kamu” ucap Luthfi.
“hehe, bagus juga. Kalo gitu aku panggil kamu lueth yah” balas Andela.
“Hmm, ‘ndellueth couple’ kayaknya cocok..” ucap Luthfi.
“hehe, lucu juga kalo di gabungin jadi ndellueth” balas Andela.
“Oh iya ndellu, aku mau nanya kamu percaya nggak kalo pelaku yang ngancurin base kita itu Adit ?”
“Hmm, nggak sih. Meskipun ada bukti dan saksi. Menurut aku Adit anak yang baik”
“Aku juga berpikir kayak gitu ndellu”
“Kalo kamu tau sesuatu tentang kejadian itu. Beri tau aku yah”
“Iya lueth”
Obrolan singkat mereka pun berakhir. Luthfi memacu motornya ke rumah Andela.15 menit setelah sampai di rumah, Luthfi sudah mandi dan sebagainya. Sekarang dia lebih suka belajar daripada maen game.
Ketika sedang belajar, Kak Ve datang ke kamarnya.
“tok tok tok”
Mendengar ada seorang yang mengetuk pintu, Luthfi langsung berkata “masuk aja nggak dikunci kok”.
Melihat kedatangan kakaknya itu, dia langsung menutup bukunya dan duduk di sofa yang ada di kamarnya itu.
“eh Kak Ve, ada apa kak ?” tanya Luthfi.
“Nggak pengen ngobrol aja sama kamu fi “ jawab Kak Ve seraya duduk di samping Luthfi.
“Yupi mana kak ?”
“Dia lagi mandi”
“OoO”
“Tadi kamu abis ngapain ?” tanya Kak Ve.“
Tadi abis mengulang pelajaran aja kak” jawab Luthfi.
“Wah, hebat kamu. Udah banyak kemajuan” ucap Kak Ve sambil mengacak–ngacak rambut adikknya itu.
“Ih kakak apaan sih. Aku cubit nih” Luthfi membalas Kak Ve dengan mencubit pipinya yang chubby itu.
“Aww sakit tau” ucap Kak Ve sambil mengelus – elus pipinya.
“hehe, abis gemes kalo liat pipi kak Ve” ucap Luthfi.
“Oh iya fi, kamu udah minta maaf sama Adit ?” tanya Kak Ve.
“Udah kak” jawab Luthfi.
“Aditnya gimana ?”
“Dia maafin aku kak, sekarang aku lagi bingung. Siapa yah yang berani memfitnah Adit ?” ucap Luthfi sambil memegang dagunya.
“Seiring berjalannya waktu, kamu juga akan tau fi. Yang penting sekarang kamu harus selalu mendukung Adit” ucap Kak Ve, sambil mengelus pundak Luthfi.
“Kak Ve selalu begitu. Selalu jadi #Inspiration buat aku” balas Luthfi.
“hehe, kamu bisa aja” ucap Kak Ve.
Keadaan sunyi sejenak, Luthfi memang sangat dekat dengan Kak Ve maupun Yupi, meskipun dulu dia sering maen game. Tapi dia selalu meluangkan waktu untuk mereka berdua.
“Kamu udah mandi belum ?” tanya Kak Ve.
“Belum” jawab Luthfi.
“Yaudah gih mandi dulu sana” ucap Kak Ve sambil mendorong tubuh Luthfi .
Luthfi beranjak ke kamar mandi, sedangkan Kak Ve pergi ke kamarnya untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Di suatu rumah megah, terlihat halaman depan yang berhektar–hektar luasnya. Dengan dihiasi dengan bunga–bungan nan cantik. Yang dikelilingi oleh tembok yang berdiri kokoh. Di depannya terlihat gerbang rumah yang begitu besar. Ya itu adalah halaman rumah Rizki, halaman yang sangat luas. Tak kalah luas dengan halamannya, kamar Rizki pun terlihat begitu besar untuk di tempati satu orang saja.
Tampak sofa yang begitu empuk jika diduduki, dan kasur springbed yang begitu nyaman ketika ditiduri. Dilengkapi dengan pernak – pernik yang amat indah. Disana juga terletak meja belajar disisi kanan kasur.
Di tengah malam yang dingin, dia sedang berdiam diri di kamarnya. Duduk di sofa yang empuk. Dia belum bisa menerima kenyataan, bahwa base yang ia bersihkan bersama teman – temannya. Yang ia dekorasi sendiri, dengan membawakan beberapa meja dan sofa. Bisa berantakan dalam hitungan jam. Foto kenangannya yang ia tempel di dinding pun telah sobek.
“aah, kenapa lo lakuin ini dit” teriak Rizki kesal dengan apa yang belum tentu Adit lakukan.
“Kenapa lo tega ngancurin base kita ?”
Setelah mengeluarkan uneg–unegnya ia terdiam sejenak. dia di kagetkan dengan dering Hpnya yang berbunyi. Dia mengambiln Hp yang berada di atas sofa.
Hei ki lagi ngapain lo ? Jangan bilang lo masih stress abis kejadian itu ?
Terlihat diatas pesan itu, terdapat nama Luthfi. Ia pengirim sms itu.
hehe bisa aja lo fi. Iya nih gw masih stress
Rizki membalas pesan itu.
Dari pada lo tambah stress. Gimana kalo besok kita beresin lagi itu base ?
Pesan dari Luthfi itu menyadarkannya, daripada stress memikirkan hal yang sudah terjadi, mendingan dia memperbaikinya kembali.
Ide bagus tuh fi, lo sms yang lain yah, biar cepet beres
Oke
Sesudah menerima sms dari Luthfi ia merasakan semangat kembali. Serasa stressnya serasa langsung hilang.
Setelah itu Luthfi sibuk mengirm pesan kepada teman – temannya.
Hari perbaikan base pun tiba, Luthfi yang saat itu kesiangan, membuat dia tidak bisa menjemput Andela. Saat turun dari motornya dia berpapasan dengan Deri. Dia mengobrol dengan Deri sambil berjalan menuju kelas. Ketika sedang mengobrol Deri memancing pembicaraan ke kejadian itu.
“fi, lo percaya si Adit yang ngelakuin itu ?”
“Hmm, jujur sih gw nggak percaya kalo Adit yang ngelakuinnya”
“Oh ya ?”
“Bahkan sekarang gw mau nyelidikin siapa yang memfitnah si Adit”
Saat tiba di kelas jam pertama belum di mulai. Tampak semua teman–teman Luthfi sedang berkumpul, ya kecuali Adit. Daripada merusak suasana dia lebih menjauh dari mereka, sambil membaca novel favoritnya.
“Yosh, sekarang kita jadikan beresin base ?” tanya Luthfi.
“Jadilah, malahan gw udah bawa alat pembersih” jawab Rizki.
“lo taro dimana ki ?” tanya Deri.
“Ada deh” balas Rizki.
“Oh iya, raf. Gitar lo sekarang gimana ? lo udah perbaiki ?” Deri menanyakan gitar Rafely yang dirusak waktu itu.
“Waktu gw pulang ke rumah, bawa gitar yang rusak itu. Nyokap gw bilang, nggak apa – apa. Mungkin sudah waktunya rusak. Dia malahan mau beliin yang baru” ucap Rafely.
“Wah, bagus donk raf” ucap Michele.
“hehe, iya syel” balas Rafely.
“Ciee, kayaknya udah nggak ledek–ledekan lagi nih” ledek Raito.
“Kebiasaan lo nggak rubah to, laptop lo gimana udah bener lagi ?” tanya Luthfi.
“Laptopnya udah bener sih, tapi….” Raito terlihat lesu saat ingin melanjutkan kalimatnya.
“Tapi kenapa to ?” tanya Elaine.
“Aku harus ngumpulin game lagi, dari nol” ucap Raito dengan nada lesu.
“hahahahaha” semua temannya tertawa.
“Mungkin kamu harus berhenti maen game to” ucap Andela.
“hehe, mungkin saat ini nggak bisa. Soalnya aku belum nemuin seseorang yang bisa ngegantiin game dihati aku” balas Raito.
“Wesss, cari jodoh nih ceritanya” ledek Luthfi.
“berisik lo fi” balas Raito.
Sementara teman–temannya sedang bercanda ria, Gracia hanya tersenyum dan pura–pura mendengarkan omongan mereka. Di dalam hatinya dia sedang memikirkan Adit, yang menyendiri di pojokan kelas sana.
“Dit, andaikan waktu bisa kembali” ucap Gracia dalam hatinya.
Adit merasa dirinya terisolasi, dia saat ini belum bisa bergabung lagi dengan teman-temannya. Jauh di lubuk hatinya, dia rindu mengobrol dengan Elaine. Dia rindu di ledek Raito. 
Di saat tengah membaca novel, konsentrasinya terganggu karena Hpnya berbunyi.
Haii, dit. Mungkin lo nggak kenal gw. Tapi keliatannya lo lagi dijauhin ya sama temen – temen lo ? Kasian banget.
Setelah membaca sms itu, dia kehilangan moodnya untuk membaca. Di pesan itu tidak tercantum nama dari pengirimnya. Mungkin nomor nyasar ? tapi masa dia tau masalah yang tengah dihadapinya. Dia memutuskan untuk membalas sms itu.
Siapa lo ? Kenapa lo bisa tau masalah gw ?
Dia mengetik sambil menahan amarahnya. Mungkin orang ini yang memfitnahnya.
Siapa gw itu nggak penting. Tapi gw cuman mau kasih tau lo. Bahwa badai kedua akan segera datang.
Badai kedua ? Maksud lo apaan ?
Sms kedua Adit tak kunjung di balas, dia yang tengah menenangkan diri dari masalah yang tengah menimpanya. Malah di panasi kembali dengan ancaman badai kedua akan datang ?. Dia serasa ingin menjerit “Keluar lo pengecut”. Tapi dia mengurungkan niatnya itu karena melihat guru bahasa Inggris telah masuk.
Guru demi guru terus bergantian masuk kedalam kelas, dengan membawa pelajaran yang berbeda. Setelah guru terakhir selesai memberikan materi. Bel pulang pun terdengar.
Luthfi dan teman–temannya bergegas kembali ke ruangan kosong yang mereka tinggalkan beberapa hari itu. Kecuali Yosep yang merasa tidak enak badan membuatnya tidak bisa membantu membereskan base, dan Zen tidak bisa hadir karena ada les bahasa Inggris. Ruangan yang belum berubah saat kejadian itu.
Ya tapi mereka harus melupakan kejadian itu. Tugas mereka sekarang adalah membersihkan dan merapihkannya kembali.
“lo yang buka fi” ucap Rizki sambil memberikan kunci base.
“Yaudah gw yang buka” balas Luthfi.Ketika pintu base terbuka, ya mereka seolah flashback ke hari mengerikan itu. Dimana semua barang berharga mereka dirusak. Dimana Adit dan Rizki berkelahi. Mereka satu persatu memasuki base. Mereka melihat sekeliling base yang penuh dengan coretan pilok.
“ki mana alat pembersihnya ?”tanya Luthfi.
“Hmm bentar kata pembantu gw. Mereka letakin nggak jauh dari base kok” ucap Rizki seraya mencari alat bersih–bersih yang terdiri dari Sapu, lap pel, ember, kemoceng. Dan mungkin cat untuk membersihkan kembali tembok yang penuh dengan coretan.
“to bantuin gw” ucap Rizki setengah berteriak.
“Siap” balas Raito.
Setelah itu mereka membagi tugas. Para cowok mengangkat sofa yang telah rusak itu keluar ruangan. Setelah itu mereka mengecat kembali dinding yang kotor itu. Sesudah tugas para cowok beres, mereka beristirahat sejenak di luar base. Sedangkan para cewek membelikan mereka minuman.
“Fyuhh, cape bener dah, ngecat tembok” ucap Raito.
“hehe, iya to. Sampe belepotan tangan gw kena cat” balas Rafely.
“Jadi inget, waktu pertama kali kita beresin ni ruangan” ucap Rizki sambil mengingat kembali masa lalunya itu.
“Iya ki, nggak kerasa yang waktu yang udah kita laluin” balas Luthfi.
10 menit beristirahat, para cewek kembali dari kantin membawa beberapa borol minuman.
“duuh, lueth kasian kamu kelelahan yah” ucap Andela dengan lembutnya sambil menghampiri Luthfi yang tengah duduk di luar base.
“hehe kamu tau aja ndellu” balas Luthfi.
“lueth ? ndellu ?” ucap Raito heran dengan panggilan mereka.
“hahaha, alay banget kalian” sambung Raito.
“Iya aku juga cuman pake panggilan sayang” ucap Rizki kepada Shani.
“Iya sayang” balas Shani.
“Jiah, bener dah kalian berdua udah terkena sihir cinta” ledek Raito.
“hehe biarin” balas Luthfi.
“Yaudah mungkin udah waktunya bagian kita” ucap Gracia.
“Yuk, giliran kita nih beresin base” balas Michele.
Para cewek memulai tugasnya. Dari mulai menyapu kemudian diiringi dengan mengepel lantai.
Sedangkan Adit yang sudah pulang ke rumah terlebih dulu, masih memikirkan orang yang mengirim pesan singkat tadi pagi.
“Apa maksud cowok itu ? badai kedua ? kayaknya dia ngerencanain sesuatu lagi. Gw harus hati – hati” ucap Adit yang tengah tiduran di sofa
#ToBeContinued
Eeeuu....maaf kalo part ini agak alay. Niatnya mau gw edit lagi, tapi males.
Terus pantengin blog gw yah. Cek terus tiap hari, kalo bisa tiap jam, kali aja ada fanfict yg update.
Sankyu~