Hallo sahabat KSJ48. Sorry yah kemaren-kemaren gue gak update. Kondisi badan sedang tidak memungkinkan jadi gue libur dulu. Untung aja ada yang nagih. Jadi beres deh hantu amnesia. Buat yang nunggu selamat menikmati, soalnya beberapa part lagi tamat kayaknya :)))
Happy Reading
#AsKriting
Kurang
lebih selama 2 hari, Luthfi dan teman-temannya menyegarkan otaknya dengan
berlibur di Villa milik keluarga Melody. Satu persatu masalah terselesaikan.
Seperti masalah Melody dengan adiknya dan Sinka dengan kakaknya juga masalah
Melody cs yang selalu bertingkah laku seperti ratu, kini juga sudah tersadarkan
karena kejadian pemerkosaan itu.
Di
malam yang dihiasi bintang. Luthfi dan teman-temannya kembali menempuh
perjalanan meninggalkan Villa mewah itu. Di dalam mobil milik Ve hanya dia dan
Luthfi yang masih terjaga, yang lainnya sudah tidur karena kelelahan.
Luthfi
yang saat itu duduk di depan, tepat di samping Veranda hanya menatap kosong
jalan raya dan mendengarkan lagu melalui earphone.
“Kamu
gak tidur fi?” tanya Ve, menyadari hanya mereka yang masih membuka mata.
Luthfi
melepaskan satu earphonenya sambil berkata, “Enggak kak. Lagi males tidur,”
ujarnya dengan malas.
Suasana
kembali hening, perasaan canggung tiba-tiba datang. 5 menit berlangsung seperti
itu sampai Ve kembali membuka pembicaraan.
“Fi,
makasih yaah,” ujar Ve sambil terus mengemudikan kendaraan.
“Makasih
buat apa kak?” tanya Luthfi bingung, pandangannya beralih ke wajah Ve yang
sedang serius menyetir.
“Buat
segalanya. Kamu orangnya kasar, dingin, cuek tapi peduli. Kak Ve udah denger
semua tentang kamu dari Yupi,” jawab Ve. Saat menyadari dia sedang dipandang
oleh Luthfi, perempuan berpipi tembem ini tiba-tiba gugup.
“Yupi
berlebihan kak. Aku cuman terseret masalah-masalah mereka yang sebenarnya bukan
urusanku.” Luthfi kembali mengalihkan pandangannya ke depan.
“Hahaha,
kamu emang orang yang aneh. Tapi kak Ve bersyukur Yupi bisa berteman baik
dengan kamu. Kakak titip Yupi yah fi, jagain dia.” Tawa kecil keluar saat Ve
mendengar ucapan Luthfi itu.
“Iyaa
kak, Tapi aku gak janji.” Earphone yang tadi dilepaskannya, kembali Luthfi
pasangkan.
“Makasih
yaa, fii.” Sekilas Ve memalingkan pandangannya ke arah Luthfi sambil tersenyum.
Cowok penggila ramen itu menyadarinya, dia membalas senyuman Ve.
Ve
kembali fokus melihat ke depan.
*~~~*
Baru
setelah perjalanan, Luthfi melihat mata Ve yang sudah membengkak hitam dan sayu
karena kekurangan tidur. Sesekali matanya terpejam namun ia dengan sigap
membuka kembali.
“Kak,”
“Eeeh,
iyaa..iyaa fi? Kenapa?” balas Ve kaget.
“Biar
aku yang nyetir kak,” tawar Luthfi.
“Emang
kamu bisa fi?” tanya Ve seolah tidak mempercayai cowok penggemar roti itu.
“Bisa
kak. Kakak mending istirahat aja, kasiaan.”
Melihat
kondisi Ve yang sudah tidak memungkinkan, akhirnya mobil berwarna navy itu
menepi dan supir pun diganti. Dengan mantap Luthfi menginjak gas dan kembali
memacu mobil tersebut untuk pulang.
“Maaf
yaa fi, jadi ngerepotin kamu,” ujar Ve.
“Kinishinakute
mo ii yo. Ima wa, Ve-san hayaku nemurenasai.” Ucap Luthfi. *Jangan dipikirkan. Sekarang, kak Ve cepat
tidur
Ve
tersenyum tipis saat mendengar Luthfi menggunakan bahasa Jepang. “Arigatou
gozaimashu.” Hanya kalimat itu yang Ve tahu, ia lalu memejamkan mata.
Cuaca
di malam itu sangat dingin, Luthfi melihat Ve yang mulai menggeliat kedinginan.
Tanpa menghentikan mobil, ia melepas jaket hitam polos yang ia kenakan. Jaket
itu menyelimuti tubuh Ve untuk mengurangi rasa dingin yang terasa.
Kakak
Yupi itu merasakan rasa hangat, saat ia membuka mata tubuhnya sudah diselimuti
oleh jaket hitam polos. Dia hanya tersenyum sambil berkata dalam hati, “Cowok
langka,” dia pun melanjutkan tidurnya.
Di
dalam mobil hanya Luthfi yang masih sadar. Dia mengemudikan mobil dengan laju
yang lebih cepat daripada saat Ve yang menyetir. Ditemani dengan sebungkus roti
tawar berselai coklat dan sebotol air mineral.
*~~~*
Luthfi
mengantarkan teman-temannya satu persatu, dia membangunkan mereka saat tiba di
depan rumahnya. Jam 03.00 dini hari, hanya tertinggal Luthfi, Andela, Yupi, dan
Ve. Mereka sampai di sebuah rumah kecil yang hanya ditinggali satu orang lelaki
itu.
Ve
kembali menyerit mobil, sebelum pulang mereka berpamitan kepada Luthfi, “Daah
Luthfi, o…o…yha…suee..mi…nasai,” ucap Yupi yang ingin mengucapkan selamat
beristirahat dalam bahasa Jepang namun kurang jelas.
“Oh
iya fi, ini jaket kamu. Makasih yaah,” ujar Ve sambil merapihkan jaket milik
Luthfi dan mencoba menyodorkannya keluar jendela mobil.
Luthfi
menghampiri mereka berdua dan mengambil jaket tersebut, ia melemparkan senyuman
kecil kepada mereka berdua.
“Selamat
beristirahat,” sambung Ve.
Luthfi
yang berdiri di depan rumahnya, hanya melambaikan tangan sambil tersenyum
kecil, “Matta nee Yupi-chaaan,” teriak Andela sambil tersenyum melambaikan
tangan. *Sampai jumpa lagi Yupi.
Mobil
milik keluarga Ve itu kembali melaju di jalan raya, sedangkan Luthfi dan hantu
itu masuk ke dalam rumah.
“Aaaaa.
Otsukaretaaa,” ucap Andela sambil tiduran di sofa. *aaaaa, capenyaaa
Tak
lama kemudian, Andela kembali tertidur, melanjutkan mimpinya yang terpotong
tadi. Dan lelaki yang menolong Melody dan kawan-kawannya malah menyeduh satu
mangkuk mie ramen instan ditemani dengan teh hangat.
Setelah
memasak mie ramen, ia masuk ke dalam kamar lalu menyalakan komputernya. “Hmm,
kayaknya malem-malem gini enak nonton anime,” ujarnya sambil memilih anime yang
akan ia tonton.
*~~~*
Tak
terasa liburan selama 4 hari itu selesai, semua siswa-siswi kembali bersekolah.
Termasuk Luthfi, ada yang berbeda dengan dirinya. Di sekitar matanya ada
lingkaran hitam legam. Untuk menutupinya ia menurunkan rambut panjangnya ke
depan.
“Kusut
bener muka lo fi?” tanya Tyas sesampainya Luthfi di kelas.
“Berisik
lo.”
“Lo
gak tidur yah?” tanya Septyan.
“Iya
ih, kamu gak tidur yah? Itu mata sampe bengkak,” sambung Sinka.
“Kenapa
gak tidur fi?” tanya Shania.
Penampilan
barunya iu menimbulkan banyak pertanyaan di benak teman-temannya. “Gue lagi
seru nge-game aja,” jawab Luthfi
singkat.
“Kayaknya
Luthfi-sama lagi punya masalah. Aku harus cari tau dan bantu dia,” ucap Andela
dalam hati.
Tak
lama setelah itu pelajaran dimulai. Guru di jam pelajaran pertama mulai
menerangkan materi. Efek begadang selama 2 hari mulai terasa, kepala Luthfi
agak pusing, dia tidak bisa fokus memperhatikan.
“Sialan,
efeknya kerasa sekarang,” ucap Luthfi dalam hati.
Dia
memegang kepalanya untuk mengurangi rasa pusing itu. Entah dia sedang
berhalusinasi atau apa, dia melihat sosok bayangan Elaine yang sedang duduk
tepat di bangku yang sama saat masih SMP.
Bayangan
itu menengok ke arah cowok gamers itu lalu melambaikan tangannya sambil
tersenyum.
“Sialan,
gue malah berhalusinasi.”
Luthfi
memutuskan untuk izin ke toilet untuk membasuh muka. Saat kembali ke kelas
bayangan teman lamanya itu sudah menghilang dan rasa kantuk ditambah pusing itu
agak berkurang.
Setelah
itu tak ada yang berbeda di kelas, berjalan dengan lancar dan tak ada hambatan.
Namun pada saat jam pelajaran kedua, tepatnya jam 10 siang, Luthfi sudah tidak
bisa menahan rasa kantuknya, ia terlelap sesaat di pelajaran matematika, guru yang
mengajar pelajar rumit itu adalah Pak Darto alias Killer Be.
Luthfi
menopang kepalanya agar tidak jatuh menggunakan kedua tangan. Kepala agak
ditekuk ke bawah dan jari-jarinya menutupi mata Luthfi. Untuk berkamuflase ia
menyimpan buku di atas meja, agar terlihat seperti sedang membaca.
Sinka
yang sebangku dengan Luthfi, tidak menyadari temannya itu sudah tertidur. Sinka
terlalu takut untuk menengok ke sana ke mari, pandangannya lurus melihat ke
depan.
Namun
trik seperti itu tidak mempan untuk pak Darto, tangan pak Darto saat itu sedang
memegang spidol.
Suuuingg
Taaakk
“Aawww,”
Luthfi mengerang kesakitan, dan semua siswa melihat ke arahnya. Sinka yang
berada di samping kaget, dia baru menyadari Luthfi dari tadi tidak
memperhatikan pak Darto.
“Luthfi,
berani kalliii kau tidur di jam pelajaran bapak. Sini maju ke depan bawa lagi
itu spidol,” perintah Pak Darto.
Luthfi
berdiri dan kemudian berjalan, jalannya tak seimbang. Mungkin karena efek
lemparan spidol itu.
“Kamu
tau kan konsekuensi tidak mengerjakan tugas atau tidur di kelas?”
“Tauu
pak,”
“Yaudah
sana kerjakan,”
Luthfi
diberi hukuman untuk membersihkan wc lelaki yang rata-rata kotor karena
kejorokan mereka. Dan pelajaran kembali dilanjutkan.
*~~~*
“Eh
kak tau gak, tadi si Luthfi dihukum sama pak Darto,” ucap Sinka dengan penuh
antusias.
“Oh
iya, kenapa bisa?” tanya Naomi kaget.
“Dia
malah tidur coba pas pelajarannya. Ya pasti dihukumlah, wkwk,” jawab Sinka
dengan diakhir tawa.
Setelah
menyuapkan satu sendok bakso Melody berkomentar, “Jarang-jarang dia dihukum,”
sambil mengunyah makannanya.
“Jangan-jangan
dia abis begadang,” sambung Ve setelah menelan makanan yang ada di mulut.
“Iya
kak, katanya abis nge-game gitu,”
ucap Frieska diiringi dengan senyuman.
“Haha,
dia gak mikir apa pak Darto galaknya kayak gimana?” komentar Yona sambil
mengambil satu gelas es jeruk.
“Haha,
gitulah. Anaknya susah ditebak,” sambung Melody.
Keadaan
terus membaik, siang itu Sinka dan Frieska makan siang bersama dengan kakak-kakaknya.
Tak ada diskriminasi yang terjadi, istilah The Beautiful Girl yang sombong dan
senang mempermainkan lelaki layaknya barang sudah tak ada lagi. Perubahan ini
membuat aneh semua siswa.
“Eh,
Melody cs jadi baik yah,”
“Iya,
tadi juga mereka nolong gue,”
“Iyaa,
malahan tadi pas berangkat sekolah bareng, soalnya motor gue mogok.”
“Mereka
berubah yah?”
“Yaa
baguslah.”
Begitulah
obrolan dua orang lelaki yang kebetulan pagi itu ditolong oleh Melody dan
kawan-kawannya.
Kembali
ke suasana kantin yang penuh dengan siswa yang mengantri untuk membeli makanan.
Tak jauh dari meja yang digunakan Melody dan yang lainnya. Shania dan
teman-temannya pun sedang menyantap hidangan makan siang.
“Yan
tau gak wajah si Luthfi pas dikasih hukuman sama pak Darto?” tanya Tyas sambil
memegang sebuah sendok.
“Gimana
gitu?” jawab Septyan sambil melihat pada Tyas, wajahnya berkeringat menahan
pedasnya mie goreng yang ia makan.
“Mukanya
flat banget, gak ada rasa takut atau nyesel gitu. Paraaah,” komentar Tyas yang
dilanjut dengan satu suapan nasi uduk ke dalam mulutnya.
“Haha,
lo yas. Iya sih beda banget pas Kinal sama temen-temennya dihukum waktu itu,
mereka kayak takut bangeet,” sambung Shania sambil mengaduk minumannya dengan
sedotan.
“Tapi
jarang-jarang dia begadang sampe tidur di kelas,” lanjut Yupi sambil menyimpan
kembali minuman setelah meneguknya.
“Nah,bener
juga yang kata Yupi,” ucap Nabilah.
“Mungkin
ada sesuatu,” ujar Beby.
Gleuk…gleukk….gleukk
“Aaaah,
ngomongin orang mulu lo pada. Gak takut dosa apa?”
Tak
disadari orang yang sedang mereka bahas sudah berdiri di dekat mereka dan
meneguk minuman milik Tyas.
“Wooy
minuman guaaaa,” protes Tyas.
“Eh,
Luthfi,” ucap Yupi kaget, ia melihat Luthfi duduk di bangku yang masih kosong
di sampingnya.
“Haa….heu..haaa,”
“Cape
banget keliatannya lo fi? Nih, minum lagi,” tawar Septyan sambil menyodorkan
gelas minumannya.
“Gak
usah yan. Gue udah pesen kok,” tolaknya.
“Maaf
ya fi tadinya mau kita bantuin,” ucap Shania pelan.
“Luthfi-sama
sih, mau aku bantuin gak mau,” ucap Andela sewot karena tawarannya ditolak.
“Gue
bilang gak usah, ini kan kesalahan gue?” Nada bicara Luthfi seolah sedang
marah, membuat Shania terkejut.
“Eh,
gak usah shan. Gue bisa sendiri kok,” ucap Luthfi dengan nada yang lebih
lembut.
Tak
lama kemudian pesanan Luthfi datang. Satu mangkuk bakso dan Ice Tea menjadi
menu makanan siang ini.
*~~~*
“Yan,
pulang sekolah lo sibuk gak?” tanya Luthfi saat berjalan kembali menuju kelas.
Septyan
berpikir sambil memegang dagu, “Hmm, enggak sih. Kebetulan hari ini gue gak
latihan vocal. Kenapa gitu?” Tanya Septyan.
“Gue
ada urusan bentar sama lo, boleh mampir kan?”
“Boleh
fi, datang aja. Rumah gue terbuka kok untuk semua sahabat-sahabat gue.”
“Oke
thanks,”
Luthfi
dan Septyan berjalan paling belakang. Shania cs dan Tyas sedang asyik bercanda
tanpa memperhatikan obrolan mereka. Sedangkan Yupi dan Andela tersenyum ketika
mendengar apa yang mereka bicarakan.
#ToBeContinued
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuslanjut....(y)
BalasHapus