Majessty119 Chapter 13 : Hari yang Melelahkan



Hallo sahabat KSJ48. Masih ingetkah sama cerbung ini? Udah lama banget gak update soalnya. Buat yang lupa lagi sama jalan ceritanya boleh baca lagi dari chapter 1, gue juga lupa soalnya *hehe Moga masih ada yang nunggu. Datanglah...datanglah, wahai para readers,

Happy Reading 
#AsKriting 

Tidak hanya Luthfi, Andela, Tyas, dan Elaine yang sedang menjalani latihan. Para Imaginate lainnya pun tampak begitu semangat menjalani hari pertama latihan. Adit dengan elemen apinya, ia begitu menyala-nyala dan percaya diri bahwa dia yang paling kuat dari Imaginate yang lainnya.

Septyan dengan elemen lstriknya, Sinka dengan elemen tanah. Mereka tampak semangat dilatih oleh para Imaginary belajar teknik baru dan beberapa penjelasan materi mengenai asal-usul kekuatan.

Gelapnya langit menandakan akhir dari latihan mereka. Satu persatu para Imaginate pergi ke asrama untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Luthfi adalah Imaginate pertama yang sampai ke kamarnya. Ia terlentang di atas kasur, tak bisa bergerak.

“Sialan, cape banget gue.”

“Kenapa gue harus dilatih sama kak Omi coba? Galaknya minta ampun,” keluh Luthfi.

Badannya terasa ngilu, nafasnya masih terengah-engah, otaknya belum bisa berpikir jernih sepenuhnya.

Tak lama kemudian, Tyas dan Septyan masuk ke dalam kamar.

“Ugh, bau apa ini?” tanya Tyas, ia menutup hidungnya. Aroma bau tak sedap merangsek masuk ke dalam hidungnya.

“Fi, lo bau banget.” Sambung Septyan.

“Iya, sorry. Gue belum mandi,” jawab Luthfi.

Kesal akan bau tersebut, Tyas menyuruh Luthfi untuk mandi sambil menampar kaki cowok yang bisa menghilang itu.

“Awwww, yas. Sakit tau.”

“Lo kenapa fi?”

“Badan gue sakit semua.”

Plaaakk….plaaak

Tyas malah dengan sengaja menyentuh badan Luthfi yang tengah kesakitan itu.

“Yas, yas. Asli sakit.” Rintih Luthfi.

“Emang lo diapain sama kak Omi fi?” tanya Septyan sambil duduk di tepi kasur. Hampir saja ia tak sengaja menduduki tangan Luthfi.

“Yan, awas tangan guee,” teriak Luthfi panik.

“Eh, sorry2.”

“Lo, abis latihan atau udah dilinder truk kontener sih?” ledek Tyas.

Luthfi menceritakan betapa kejamnya seorang Naomi melatihnya, ia diperlakukan secara kasar. Tapi dia sadar itu untuk kebaikan dirinya sendiri dan salah dirinya juga sering membuat ulah yang mengundang amarah seniornya itu.

“Udah-udah, gue mandi duluan yah. Udah pada lengket nih ,” ujar Septyan berpamitan masuk ke kamar mandi.

“Untuuung, aja gue dilatih sama kak Ve,” ucap Tyas sambil mengelus-elus dada.

“Lo enak yas, dilatih sama bidadari. Lha gue? Dilatih sama iblis penjaga neraka.”

“Tapi, kak omi kalo lagi ketawa cantik lho,” sambung Luthfi.

“Oh iya gitu? Tetep ah. Kak Ve lebih cantik.” Balas Tyas.

Luthfi menceritakan kejadian saat Naomi tertawa melihat dirinya menggunakan pakaian yang robek karena delusinya yang teramat lemah.

“Fi, fi. Hari pertama aja lo kayak gini, gimana ke depannya? Bisa masuk Rumah Sakit lo sebelum turnamen dimulai,” ledek Tyas.

“Sialan lo, doain yang baik kek. Kak Omi jadi kayak Kak Ve, contohnya.”

“Ngayal lo, kagak mungkin lah,”

“Di delusination khayalan kita bisa jadi kenyataan tau,”

“Iya sih.”

“Masih sakit fi?” Tyas menanyakan kembali keadaan tubuh Luthfi.

“Masihlah,”

“Kalo yang ini…..yang ini…yang ini,” Tyas mencoba untuk menyentuh bagian tubuh Luthfi yang terasa sakit itu.

“TYAASS…WOYY….CARI MASALAH NIH ANAK SAMA GUE…..AAWWW..SAKIT TAU,”

“Hahahaha, sorry-sorry fi, cuman bercanda.”

Tok…tok…tok…

Setelah teriakan Luthfi ada seorang yang mengetuk pintu kamar mereka.

“Siapa itu yas?”

“Jangan-jangan kak Omi mau nyiksa lo lagi,” ucap Tyas sambil tersenyum jahat.

“Coba bukain yas, kalo emang kak Omi gue mau pura-pura mati,” balas Luthfi.

Tyas menuruti apa yang dikatakan Luthfi, ia membukakan pintu dan ternyata bukan seorang iblis tapi seorang bidadari cantik.

“Hallo yas. Luthfinya ada?” sapa Andela.

“Tuuh, dia di kasur ndel. Langsung tepar beres latihan.”

“Boleh aku liat keadaannya?”

“Boleh,”

Ketika masuk ke dalam kamar, Andela menghirup udara yang sama baunya, “Bau apa ini?” tanya Andela.

“Tuh keringatnya si Luthfi. Belum mandi dia,” ucap Tyas.

“Haii ndel,” sapa Luthfi

“Hai fi,”

Andela mencoba mengetes hasil latihannya tadi bersama Yona. Ia memejamkan mata berkonsentrasi pada delusinya, tangannya menari-nari seolah mengangkat semua keringat yang menempel di tubuh Luthfi dan membuangnya.

“Kok udah gak bau lagi yah?” ucap Tyas.

“Iya gitu?” Luthfi seolah tak percaya, ia mencoba menghirup aroma tubuhnya dan ternyata memang benar.

“Kamu ada pengharum ruangan gak?” tanya Andela kepada Tyas.

Tyas menganggukan kepala lalu menyemprotkan pengharum ruangan agar bau busuk itu benar-benar hilang.

“Akhirnya paru-paru gue selamat,” ujar Tyas.

Andela langsung mendekati Luthfi dan menanyakan kondisinya. Tyas yang menyadari situasi ini, meminta izin untuk keluar kamar dengan alasan cari udara seger, “Gerah men, jadi kambing conge,” komentarnya.

“Badanku masih ngilu ndel, cape banget asli. Latihan sama kak Omi keras banget,” keluh Luthfi.

“Kasiaan tenan koe fi. Yang sabar yoo. Tetep semangat,” ucap Andela dengan logat jawabnya yang khas.

“Iya ndel, itu pasti.”

“Aku coba sembuhin tubuh kamu pake teknik yang diajarin kak Yona yah,” ucap Andela.

Tanpa ada penolakan, Luthfi langsung mengiyakan apa yang dikatakan Andela

Andela kembali berkonsentrasi, hasilnya sebuah gumpalan air kecil berwarna merah muda mengapung di atas tangannya.

“Buka mulutmu fi,” perintah Andela.

Luthfi membuka mulutnya dan perlahan Andela memasukan air tersebut.

SZEERRR

Tubuh Luthfi mengenjang dan sekilas mengeluarkan cahaya warna pink. Andela memang berbakat dalam bidang pengobatan, Luthfi langsung tidak merasakan lagi rasa cape dan ngilu pada tubuhnya.

“Hebat ndel, tubuhku gak sakit lagi. Haha. Makasih yah.” Raut muka senang terpancar dari wajah Luthfi, ia langsung berdiri dan menggerakan tubuhnya yang kini telah bugar kembali.

“Syukurlah fi, kalo udah sembuh. Aku turut senang,”

“Makasih ya ndel.”

“Eeh?”

Reflek tangan Luthfi tiba-tiba memeluk tubuh Andela. Gadis keturunan Jawa ini kaget, wajahnya memerah dan bingung harus melakukan apa.

“Eeh, maaf ndel. Aku gak sengaja,”

“I…iya,”

Suasana canggung menyeruak datang. Dua orang Imaginate ini salah tingkah.

“Huuhh, seger banget dah airnya,” ucap Septyan ketika keluar dari kamar mandi.

“Eh ada Ande….”

“Kyaaaa,” jerit Andela sambil memeluk kembali Luthfi, berusaha tidak melihat apa yang dilarang untuk ia lihat.

Handuk yang menutup bagian bawah Septyan longgar dan jatuh tertiup angin.

“Waduuh,” ujar Septyan. Ia lalu bergegas masuk kembali ke kamar mandi.

“eh, maaf fi. Tadi Septyan ngagetin aku,” ucap Andela yang sudah dilanda rasa malu yang maha dahsyat.

“Iya gak apa-apa kok ndel,” ucap Luthfi.

“Mantaaap, Malam berkah ini namanya,” ucap Luthfi dalam hati.

Andela memutuskan untuk kembali ke kamarnya, dan Luthfi kembali melanjutkan membaringkan badan di atas kasur.

#ToBeContinued

1 Response to " Majessty119 Chapter 13 : Hari yang Melelahkan"

  1. makasih udah di updet kakak, aku tunggu ff yang lain ya :D

    BalasHapus