Hallo sahabat KSJ48. Akhirnya lengkap sudah part yang hilang.Tinggal fokus ke part yang baru. Doain cepet selesai yaah. Thanks banget buat yang selalu setia menunggu.
Happy Reading
#AsKriting
Hari
berikutnya, Luthfi dan teman – temannya sudah berada di kelas. Seperti biasa
dia dikerubuni teman dekatnya , akhir – akhir ini dia tidak lagi menghindar
dari teman – temannya, ia mulai bisa menerima kembali sosok teman di sisinya.
Apalagi setelah kejadian di rumah sakit. Mungkin Luthfi sudah bisa menerima
kembali sosok teman setelah sekian lama ia menutup diri pada orang lain.
“Kenapa
sin, keliatannya lo lagi kesel” ucap Septyan.
“Iya
yan, gw lagi keseellll banget sama kakak gw” balas Sinka.
“Emang
kakak lo kenapa ?” tanya Beby.
“hal
kecil aja bisa diributin, apalagi kemarin dia nuduh Luthfi” jawab Sinka.
“Nuduh
apaan sin ?” tanya Tyas.
Sinka
menjelaskan kejadian kemarin, tentang datangnya Melody cs yang datang – datang
langsung marah dan nuduh Luthfi yang menaruh alteco di kursi mereka. Teman –
temannya memperhatikan Sinka, sedangkan orang yang dituduh seperti biasa kalian
juga pasti tau dia lagi apa.
“Belagu
banget si Melody itu. Berani – beraninya dia nuduh temen gw tanpa bukti apapun”
ucap Tyas dengan nada kesal.
“Udah
lah yas, ngapain juga marah – marah buang – buang energi” balas Luthfi.
“Daripada
kita ngobrolin orang lain, mending kita belajar buat ulangan minggu depan,
sambil nunggu bu Fatma datang gitu” ajak Yupi.
“Bener
banget yup, yaudah bentar yah gw ambil buku paketnya” balas Shania sambil
beranjak dari duduknya.
Alhasil
mereka belajar bareng sambil menunggu guru pertama yang tak kunjung datang. Bu
Fatma tidak masuk kelas, guru piket memberitahukan beliau sedang sakit dan
memberikan sebuah tugas untuk XI IPS 2.
Di
tengah mengerjakan tugas, Kinal cs mengobrol untuk mengusir kesuntukan saat
mengerjakan tugas.
“eh
je, kok mereka malah nuduh si Luthfi sih ?” tanya Kinal.
“Mungkin
mereka pikir dia yang ngelakuin itu, dia kan pernah ada masalah sama mereka”
jawab Jeje.
“Kasian
Luthfi, jadi masalah besar nih kalo dia sampe di laporin sama Yona ke kepala
sekolah” ucap Dhike.
“Iya
nih, kamu sih je ngerjainnya berlebihan” ucap Ayana.
“haha,
abisnya mereka yang mulai duluan” balas Jeje.
Kinal
cs terbebas dari tuduhan berkat Luthfi. Mereka terlindungi oleh cowok gamers
itu, kalo saja Melody cs tau, mungkin sekarang mereka sudah menyusun rencana
untuk membalas perbuatan mereka.
Disaat
bersamaan, Ve sedang belajar Bahasa Inggris bersama teman sekelasnya. Matanya
boleh tertuju kepada sosok guru yang sedang menerangkan di depan kelas, tapi
pikirannya sedang memikirkan hal lain. Dia sedang memikirkan cowok yang pernah
duduk di tempat biasa mereka makan di kantin. Menurutnya dia cowok yang berbeda
dengan yang lainnya.
Semua
cowok di sekolah pasti menyukai salah satu dari The Beautiful Girl sebutan dari
Melody cs. Belum pernah ada cowok yang berani menantang mereka, atau sekedar
menempati tempat biasa mereka makan di kantin. Ve juga sering mempermainkan hati
cowok, terkadang dia mempermalukan cowok di depan umum.
“Luthfi”
“Dia
beda banget yah sama cowok – cowok yang lain. Dia keliatannya gak suka sama gw
atau yang lainnya”
“Gw
jadi tertarik sama dia. Gw mau coba godain dia ahhh” ucap Ve dalam hatinya.
*~~~*
Di
waktu istirahat Luthfi terpaksa harus pergi ke perpustakaan karena ada materi
yang harus ia cari. Ve yang melihat itu, mengikutinya dari belakang.
“Gw
harus coba narik perhatiannya” ucap Ve dalam hatinya.
Di
perpustakaan Luthfi mencari materi untuk dijadikan sebuah makalah, semua orang
di perpus terlihat aneh ketika melihat sosok Ve masuk ke dalam perpus. Ve
sendiri jarang sekali ke perpus maka dari itu semua murid tampak aneh
melihatnya.
Ve
melihat Luthfi yang tengah sibuk mencari bahan materi, dia sesekali menghalangi
wajahnya dengan sebuah buku. Dia memulai rencananya ketika Luthfi berjalan
kearahnya. Ia berjalan ke arah cowok yang sedang memegang beberapa buku itu.
“Gw
harus coba sekarang”
Ve
pura – pura terjatuh di hadapannya, berharap cowok gamers itu menolongnya.
Dengan dinginnya Luthfi menghiraukan cewek yang terjatuh itu. Andela yang dari
tadi mengikutinya marah – marah, ia kesal karena Luthfi tidak menolongnya.
Ve
terlihat kesal, sejak ia masuk SMA tidak pernah ada cowok yang mengabaikannya. Tapi
dari situ ia malah lebih tertarik kepada Luthfi. Dia berniatan untuk mencoba
lagi menarik perhatian cowok tertutup itu.
*~~~*
“Frieskaaaa”
teriak Melody sambil mengetuk pintu kamar adiknya itu.
“Iya
sebentar kak, “ balas Frieska dari dalam kamar.
Kesal
dibuat menunggu, Melody terus mengetuk pintunya dengan keras. Sepertinya
Frieska sedang mengerjakan sesuatu yang tidak ingin siapa pun tau. Mendengar
ketukan semakin keras, ia memutuskan untuk menunda pekerjaannya dan membuka
pintu kamarnya.
“lo
ini, kalo gw ada perlu buka dulu donk pintunya” ucap Melody dengan nada kesal.
“Maaf
kak, tadi aku lagi ngerjain tugas” balas Frieska.
“Ngerjain
tugas mulu, toh lo nggak akan pernah sepinter gw” ledek Melody.
“Tuh
lo disuruh makan dulu sama papah” sambung Melody.
Kakak
beradik itu menghampiri kedua orang tuanya yang sedang makan malam di ruang
makan. Setelah duduk di kursinya masing – masing, mereka mulai mengambil nasi
dan lauk pauk yang tersedia.
“Kamu
ini fries, jangan sampe lupa jam makan donk” ucap ayah.
“Maaf
pah, tadi Frieska lagi ngerjain tugas” balas Frieska.
“Ngerjain
tugas juga jangan sampe lupa jam makan donk, contoh tuh kakak kamu, bahkan dia
lebih pinter dari kamu” ucap Ibu.
“Iya
mah, maaf Frieska gak akan mengulanginya lagi” balas Frieska.
Melody
hanya tersenyum mendengar kedua orang tuanya lebih mengunggulkannya daripada
adiknya itu. Hal sekecil apapun, Frieska selalu di bandingkan dengan kakaknya,
memang Melody lebih sempurna daripada dia, dari segi apapun dia kalah telak.
Frieska sering panas ketika disbanding – bandingkan, tapi dia berusaha sabar
menanggapinya.
Sementara
itu di rumah Luthfi, ia sedang menyusun makalah di laptopnya. Tiba – tiba saja
Andela menanyakan pendapatnya tentang adiknya Melody itu.
“fi
menurut kamu Frieska orangnya kayak gimana sih ?” tanya Andela.
“Ore
wa aitsu no koto nani mo shiranai” jawab Luthfi. *Gw nggak tau apa – apa tentang dia.
“Kayaknya
dia seperti Sinka, gak pernah akur sama kakaknya” ucap Andela.
“Mungkin
– mungkin aja, tapi gw peringatin sama lo jangan pernah ikut campur urusan
orang lagi” balas Luthfi.
“eeeee.
nande ?” tanya Andela. *Kenapa ?
“Ujung
– ujungnya pasti lo minta bantuan gw lagi, gw males” jawab Luthfi.
“hehe,
sona no ?” tanya Andela sambil tersenyum malu. *Benar kah ?.
“Sou
dayou” balas Luthfi. *Iya benar.
Malam
itu Yupi kembali datang ke rumah Luthfi, terdengar suara seseorang mengetuk
pintu. Luthfi sudah menduga, orang itu adalah Yupi dengan perasaan malas ia
membukakan pintu untuk teman sekelasnya itu.
Seperti
kemarin, ia bercanda gurau dengan Andela, dan Luthfi melanjutkan menyusun
makalahnya.
“eh
iya fi, aku penasaran sama cewek yang pura – pura jatuh di perpus itu, namanya
siapa yah ?” tanya Andela.
“Keluar
nih keponya, kalo gw liat sih dia salah satu cewek yang nuduh gw waktu itu”
jawab Luthfi.
“hehhh,
maksud kamu temennya kak Melody sama kak Naomi ?” tanya Andela.
“Bisa
jadi” jawab Luthfi.
“Pipinya
kembu kayak bakpau bukan ?” tanya Yupi berusaha mengenali teman Melody itu.
“Iya
bener, aku liat pipinya tembem kayak bakpau” jawab Andela.
“Oh
itu, kak Ve” ucap Yupi.
Mendengar
cerita hantu itu, Yupi menjadi penasaran kenapa kak Ve pura – pura jatuh
dihadapan Luthfi ?. apa ia ingin menarik perhatian temannya itu ?. Dalam
hatinya ia berkata “Wah, bakal ada saingan cinta nih”.
Yupi
berkata seperti itu karena ia mulai nyaman dengan Luthfi, mungkin benih – benih
cinta telah tumbuh di hatinya. Dia merasa lega ketika mendengar Luthfi
mencuekan kakak kelasnya itu.
Sifat
Luthfi yang berbeda dengan murid lelaki di sekolah, membuat Ve terkena Magic
Love, ia yang biasanya mempermainkan cowok, sekarang harus berusaha mencari
perhatian seorang cowok. Malam itu ia sedang tiduran di kamarnya sambil
memikirkan cara untuk berkenalan dengan cowok tertutup itu.
“Belagu
banget tu cowok, seumur – umur gw gak pernah dicuekin sama cowok” ucap Ve.
“Pokoknya
gw harus cari cara buat bisa kenalan sama dia”
“Tapi
kok gw ngotot gini yah pengen kenalan sama cowok itu ?”
“Aduuuh…Ve
kenapa kamu ini jangan – jangan….”
“ahhh
ngapain sih mikirin dia terus, mendingan gw tidur”
*~~~*
Suara
kicauan burung menandakan fajar telah tiba, Sinka dan keluarganya sudah
terbangun dari tidurnya. Setelah mandi sarapan dan mempersiapkan apa saja yang
akan di bawa ke sekolah. 3 bersaudara ini berangkat bersama di dalam satu mobil
yang dikendarai oleh mang Ujang, dia adalah supir pribadi mereka.
Letak
sekolah Sinka dan Naomi lebih dekat daripada kampus kak Mayang, membuat mereka
lebih dulu diantarkan. Sinka diapit oleh kedua kakaknya, ia duduk di tengah –
tengah. Mereka duduk di jok belakang mobil.
Setibanya
di sekolah, Sinka hendak turun dari mobil. sementara Naomi malah asyik
chattingan.
“Woyy,
udah sampe lo bisa turun gak ?” tanya Sinka dengan nada kesal.
“Biasa
aja kali jangan pake marah – marah” jawab Naomi sambil turun dari mobil.
“duuhhh,
ini masih pagi lho ? masa udah ribut aja” ucap kak Mayang.
“Abisnya
dia yang mulai duluan kak” balas Sinka.
“Kok
lo jadi nyalahin gw ?” tanya Naomi.
“Kan
elo yang ngalangin gw buat turun dari mobil ?” jawab Sinka.
“Udah
– udah kalian masuk kelas sana, biar nggak ribut mulu” ucap kak Mayang.
Kedua
adiknya itu menuruti perintahnya. Kak Mayang menginstruksikan mang Ujang untuk
menjalankan kembali mobilnya.
“Mereka
berdua memang gk pernah akur ya non ?” ucap mang Ujang di sela sedang
mengemudi.
“Begitulah
mang, mamang juga bisa liat sendiri” balas Mayang.
Untung
saja mereka berdua beda kelas, kalo aja mereka kembar terus sekelas ? bisa
ribut tiap hari.
Tak
seperti biasanya, Ve belum tiba di kelas, ketiga temannya pun heran.
“Ve
kemana sih ? jarang – jarang jam segini belum dateng” ucap Melody.
“iya
mel, kemana yah tu anak” balas Naomi.
“Jangan
– jangan dia beneran sakit lagi” ucap Yona.
Ketiga
temannya dibuat bingung, Ve sendiri pagi ini sedang mengintip kelas yang
didiami Luthfi. Ia berdiri di samping jendela sambil sesekali melihat ke dalam
kelas, dengan posturnya yang tinggi membuat ia bisa leluasa melihat ke dalam
kelas. Tampak beberapa murid yang sudah datang termasuk Luthfi.
Terkadang
ada murid yang heran ketika melihat Ve, mereka berjalan melewati Ve dengan
tatapan bingung,
“kok
kak Ve ada disini ?”
“Dia
lagi ngapain yah ?”
Itulah
pertanyaan yang terbesit di benak mereka, Ve sendiri mengabaikan tatapan itu ia
lebih memilih untuk melihat tingkah laku cowok yang membuat ia tertarik itu.
Saking
penasarannya ia sampai mengintip adik kelasnya itu. Dari sana ia menjadi tau
siapa saja teman Luthfi, Ve mengentikan aktivitasnya ketika melihat salah
seorang murid menyapanya.
“Kak
Ve ? ngapain disini ?” tanya Yupi.
“ehh…kamu
yup….kakak…lagi….” jawab kak Ve dengan terbata – bata.
“kakak
lagi jalan – jalan aja yup” sambung kak Ve sambil tersenyum seolah menutupi
sesuatu.
“Ouhh,
jangan bilang kakak lagi ngintip ?” tanya Yupi.
“Nggak
kok, nggak ada kerjaan banget. Kakak ke kelas dulu yah” jawab Ve sambil
meninggalkan Yupi.
Dengan
perasaan gugup karena ketauan sedang mengintip Luthfi, ia berjalan menuju
kelasnya. Yupi menyusul teman – teman lainnya masuk ke dalam kelas. Di dalam
sana ia langsung menghampiri Luthfi dan teman – temannya yang sedang mengobrol.
Disana
Sinka sedang curhat tentang kakaknya, ia jengkel setiap kali bertemu dengannya
pasti ada saja yang diributkan.
“haha,
emang ngeselin yah kakak kamu” ucap Yupi.
“Iya
yup, aku iri banget sama lo, kak Ve nggak pernah cari gara – gara sama kamu”
balas Sinka.
“kak
Ve ?” ucap Luthfi heran.
“Jadi
kak Ve itu kakak lo yup ?” tanya Luthfi.
Yupi
hanya menganggukan kepalanya kemudian berkata “Baru tau yah ?”
“hahaha
kemana aja lo fi ?” ledek Tyas.
“iya,
yang gituan aja lo gak tau?” sambung Shania.
“Tapi,
tadi malem kenapa lo nggak ngasih tau gw, kalo dia itu kakak lo ?” tanya
Luthfi.
“hehe,
abisnya kamu nggak nannya sih”
Luthfi
akhirnya tau, bahwa Ve dan Yupi itu kakak beradik, dia sedikit kaget mendengar
berita itu.
#ToBeContinued
EmoticonEmoticon