Hantu Amnesia Part 31


Hallo sahabat KSJ48. Masih nunggu hantu amnesia kah? Atau udah lupa sama jalan ceritanya? Sama gue juga hampir lupa. Kalo lupa mah baca lagi aja dari awal. Setelah bersemedi di gua dan mandi kembang, akhirnya kelar juga part 31.
Maaf gue hiatus selama kurang lebih 4 bulan. Dunia nyata menyita waktu gue. Semoga kalian yang masih nunggu ff gue *kalo ada puas sama part ini dan setia nunggu part selanjutnya. Gue cuman bisa bilang terima kasih dan #BigRespect buat para sahabat yang setia baca ff gue. Thanks banget bro.
Gue mempunyai misi buat ngeberesin semua cerbung yang ada di blog ini. Doain ya semoga lancar. Aamiin.
Salam Rindu
Happy Reading :v
Malam itu, Luthfi sedang bermain game online. Sensasi bermain game pun tak mampu memudarkan kembali ingatan tentang gadis kecil itu.
"Chikisouu," ucap Luthfi kesal. *sialan
Semakin dia mencoba melupakan sosok gadis itu, semakin jelas wajah seorang perempuan yang sedang tersenyum.
Tok....tok..tok
"Aaah, siapa sih yang namu malem-malem," ucap Luthfi kesal, tangannya menggebrak meja dan menuju pintu dengan raut muka kesal.
Braakk
Tak ada siapapun di luar, hanya bekas koran yang tertiup angin.
"Huft, jyoudan janeo," ucapnya sambil berbalik badan. *jangan bercanda
Bugh
Tiba-tiba ada seseorang yang memukulnya dari belakang dan membuatnya terjatuh pingsan.
"Ayo cepat bawa dia ke mobil," ucap seorang lelaki yang tadi memukul Luthfi kepada temannya.
"Oke."
Luthfi digotong masuk ke dalam sebuah mobil oleh dua orang lelaki yang mencurigakan. Mereka mengunci pintu rumah Luthfi dan membawa lelaki pecinta ramen itu pergi entah kemana.
*~~~*
Kesadaran Luthfi kembali pulih saat mendengar suara tawa orang yang terdengar jelas.
"Haha, bener yan. Nanti di sana kita kubur badan Tyas di pasir, wkwk." Suara itu tak asing bagi Luthfi. Dan ketika dia berhasil membuka matanya, "Ore wa doko ni iru?" *Aku berada di mana?
"Ohayou, Luthfi-sama," sapa Andela.
"Omaeraa," ucap Luthfi. Kekesalannya mulai kembali muncul, saat melihat dia dalam satu mobil dengan Yupi, Ve, Shania, Beby, Nabilah, Tyas, Septyan, dan Andela.
"Gue udah bilangkan, gue gak mau ikut," ucap Luthfi tegas.
"Ayolah fi, kita cuman pengen liburan bareng sama kamu. Itu aja," ucap Yupi.
"Iya fi. Kamu jadi cowok keras kepala banget sih," ucap Nabilah.
"Gak baik lho, nolak kebaikan orang lain," sambung Beby.
"Kan, gue udah bilang gak mau maen kemana-mana," ucap Luthfi, wajahnya terlihat begitu kesal.
"Udahlah fi, kita udah setengah jalan juga," ucap Septyan.
"Gak mau, turunin gue sekarang," perintah Luthfi tegas.
"Yah, Onegai yo Luthfi-sama," rengek Andela.
"Ayolah fi, percuma lo turun di sini juga gak ada kendaraan buat balik lagi ke kota, udah jam 4 subuh lagi," bujuk Shania.
Luthfi melihat ke luar, dan hanya hutan belantara dan beberapa mobil saja yang melintas di jalan saat itu.
"Huft, chikisou. Soganai," keluh Luthfi sambil memejamkan kembali matanya. *Sialan. Tak ada pilihan lain
Hari itu Luthfi dan teman-temannya akan berlibur ke salah satu villa milik Melody. Sebagai rasa terima kasih telah menyelamatkan dia dan teman-temannya.
Sudah beberapa kali Luthfi diajak untuk liburan bersama, namun dia terus menolak niatan baik Melody.
"Gue lagi gak mau liburan. Pengen menyendiri di rumah," tolak Luthfi.
"Ayolah fi, aku sama temen-temen aku cuma mau berterima kasih doang," ajak Melody. Saat itu Luthfi sedang makan bersama teman-temannya dan tiba-tiba Melody dan Ve datang menghampirinya.
"Udah kak Melody. Aku gak minta balas budi kok," ucap Luthfi jutek.
"Wah seru kayaknya liburan bareng, gratis lagi," celetuk Tyas.
"Bener banget yas, kapan lagi coba? Kita boleh ikut kan kak?" Tanya Septyan.
"Boleh asalkan Luthfi juga ikut," balas Ve.
"Yes, ayo ikut fi. Lumayan liburan gratis," bujuk Shania.
Luthfi hanya menyantap makanannya sambil menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju.
"Emang liburan kemana kak?" Tanya Shania.
"Kebetulan minggu depan tanggal merah. Aku pengen ngajak kalian liburan ke villa aku yang deket pantai," jawab Melody.
"Waw? Mantai? Ayo fi ikut. Gue udah lama gak liburan ke pantai," bujuk Tyas sambil menarik-narik tangan Luthfi.
Prankk
Hal yang dilakukan Tyas membuat mie rebus yang sedang ia makan tumpah ke lantai dan sedikit mengenai celana dan sepatunya.
"Aaaah," semua orang menjerit kaget.
"Uwaaaaah, gomennasai," ucap Tyas panik sambil mencari-cari tisu.
"Ckck." Luthfi langsung meninggalkan kantin tanpa berkata apapun.
"Luthfi sorry gue gak sengaja," ucap Tyas. Tak ada balasan dari Luthfi, ia terus berjalan menuju pintu keluar.
"Udah yas, nanti juga baik lagi," ucap Shania.
"Kalian mau bantuin aku buat ngebujuk Luthfi gak?" Tanya Melody.
"Mau kak, mau banget," jawab Tyas dengan antusias.
Semenjak hari itu, semua teman Luthfi mengerahkan berbagai cara, namun semuanya itu tidak mempan. Sampai jalan terakhir mereka tempuh, yaitu menculik Luthfi.
*~~~*
Mereka tiba di Villa mewah dekat pantai pasir putih milik keluarga Melody. Dua mobil itu terpakir rapih di depan Villa.
"Uwaaaw, pemandangannya indah banget. Luthfi ayo kita hunting foto di sana," ajak Yupi, sambil menarik paksa tangan Luthfi.
"Eeeeu, chotto matte you," Luthfi terlihat enggan dan malas. Namun ia menuruti apa yang menjadi keinginan gadis berikat rambut pony tail itu.
"Matte you, anata-tachi," ujar Andela sambil mengikuti mereka berdua.
Sementara itu teman-teman Luthfi ada yang lansung masuk ke Villa untuk membereskan barang-barang mereka terlebih dahulu.
"Yan, ayo kita main-main dulu," ajak Tyas sambil lari ke arah pantai dengan raut muka yang begitu senang.
"Ayoo, kita balapan siapa yang tercepat," balas Septyan.
"Heeey kaliaan jangan lari-lari, nanti jatoh lho," ucap Shania sambil menurunkan barang-barang pribadinya.
Mereka dijamu dengan hangat oleh pelayan-pelayan yang ada di Villa itu. Mereka berkumpul di ruang tengah yang begitu luas. Hanya ada beberapa sofa yang mengelilingi sebuah meja yang berbentuk persegi, dan beberapa hiasan di penjuru ruangan. Lampu besar nan indah di tengah ruangan menambah kesan luas.
Para pelayan tengah sibuk membawa barang-barang tamu mereka ke dalam kamar. Selagi menunggu, Melody dan kawan-kawannya menunggu di ruangan itu sambil memakan cemilan yang telah tersedia.
"Kalian gak ikut hunting foto di luar? Pemandangannya bagus lho," tawar Melody.
"Enggak ah kak, capee. Masih ngantuk juga," jawab Shania, yang terlihat lelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh.
Jawaban Shania mewakili teman-temannya, mereka tampak lesu dan hanya menikmati cemilan yang dihidangkan di meja.
"Yaudah kalian tunggu dulu sebentar yah, kamarnya lagi diberesin. Istirahat dulu aja sambil ngemil," ucap Melody.
Ada di antara mereka yang sudah tertidur pulas di sofa, Beby, Nabilah dan Frieska contohnya. Sedangkan Shania dan Sinka sedang berbincang ria sambil melepas penat. Sedangkan Melody cs sedang sibuk dengan gadgetnya masing-masing untuk mengisi waktu.
Langit pagi saat itu memang sangat indah. Warna jingga mendominasi, dan matahari baru setengah badan terlihat.
Keempat anak muda itu tengah asyik dengan kegiatan mereka. Tyas dan Septyan dengan tingkah jenakanya bermain pasir putih yang begitu lembut.
Ombak pantai yang masih tenang, tak ada satu pun sampah yang terlihat. Hanya gemericik ombak kecil yang menghantam bibir pantai.
"Yas, lo jangan nangis yah. Istana gue lebih bagus daripada punya elo," ledek Septyan.
"Enak aja, jelas punya gue yang bagus lah," balas Tyas dengan tangan yang sibuk mendesaign istana pasir miliknya.
"Kita tanya Yupi dan Luthfi, istana siapa yang paling bagus."
Lomba membuat istana pasir, itulah permainan kedua sahabat ini. Sementara itu Yupi dan Luthfi sedang menikmati indahnya pantai diikuti Andela.
"Fii, foto dulu yuk," ucap Yupi sambil mengeluarkan Hpnya dan siap untuk mengabadikan momen indah ini.
"Gue gak suka di foto yup, lo aja sendiri," tolak Luthfi dingin.
"Ih, Luthfi-sama ayo kita foto bareng bertiga," timpal Andela.
"Yang ada kalo kita foto sama elo, disangka ada penampakan,"
"Haha, iya sih. Ayolah fi kita berdua aja," ucap Yupi sambil mendekat kepada Luthfi.
Namun semakin Yupi mendekat, Luthfi semakin berusaha untuk menjauh.
"Please yup. Aseli gue gak suka difoto," tolak Luthfi.
Alih-alih menyerah, Yupi malah terus mendekat. Alhasil, kejar-kejaran antar dua insan itu terjadi. Andela yang tidak ada sangkut pautnya, ikut berlari sambil tertawa.
"Luthfi ayo kita selfie ih," ajak Yupi sambil terus berlari mengejar.
"Yadaa." Raut muka Luthfi nampak ketakutan. Ada apa gerangan?
"Yan, mereka makin deket aja," ucap Tyas yang melihat kedua temannya berlarian di sekitar mereka.
"Yaelah sirik aja lu. Ya baguslah," balas Septyan.
Bruugh
Tak lama kemudian, Luthfi tersandung oleh istana yang dibuat oleh Tyas.
"Istana gue," teriak Tyas.
"Luthfi kamu gpp?" tanya Yupi.
"Euuh." Luthfi berusaha bangkit dan membersihkan pakaiannya dari pasir.
"Jangan-jangan, kamu takut difoto ya?" tanya Yupi sekenanya.
"Enggak, siapa juga yang takut difoto," jawab Luthfi. Namun gerak-gerik tubuhnya berkata lain.
Untuk mengetesnya, Yupi mengarahkan kamera Hpnya pada Luthfi," Yameroo, Yupi," teriak Luthfi sambil berlari menuju Villa.
Otomatis tindakan Luthfi itu membuat ketiga temannya + seorang hantu terbahak-bahak. Seorang Luthfi yang biasanya cool, adem ayeum, keren, jago berkelahi dan sekarang ia lari ketakutan karena akan difoto.
"Hahahahahahaha,"
"Ngakak, jirr. Sumpaah," komentar Tyas. Ia sampai terpingkal-pingkal saat melihat kejadian itu.
"Baru tau gue dia takut difoto" tambah Septyan.
Karena cuaca mulai terasa panas, mereka memutuskan untuk menyusul Luthfi ke dalam Villa.
Melody dan yang lainnya kaget saat pintu terbuka.
"Haaa....heuuu....haaa," nafas Luthfi begitu tersenggal.
"Luthfi kamu kenapa?" tanya Ve.
"....." Luthfi tak menjawab, dia sedang mencoba mengatur nafasnya agar normal kembali.
Belum sempat dijawab, datang seorang pelayan yang membawa barang mereka masuk ke dalam kamar.
"Den, non. Kamarnya sudah siap, dan barang-barang aden dan nona sudah dirapihkan."
"Kamar cowok di sebelah mana?" tanya Luthfi.
"Di sebelah sana den," jawab pelayan sambil menunjuk sebuah lorong pintu, "Lurus aja nanti ada tangga, naik ke atas belok kiri ada pintu kamar untuk aden."
"Makasih." Luthfi langsung mengikuti instruksi pelayan tersebut.
Semua orang yang ada di ruang tamu, tampak kebingungan dengan tingkah laku Luthfi. Selang beberapa menit Tyas, Setyan, dan Yupi + Andela masuk ke dalam Villa dengan keadaan yang masih tertawa.
"Yup, itu Luthfi kenapa?" tanya Ve yang masih penasaran.
"Hahaha, kak Ve pasti gak akan percaya," jawab Yupi.
"Kenapa?"
"Nanti deh aku ceritain,"
Akhirnya mereka semua masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan badan dan beristirahat.
Sebelumnya itu Melody memberi instruksi, "Sekarang kita istirahat dulu, kalau kalian laper telpon aja pelayan yah. Kita kumpul lagi nanti jam 4 sore buat main di pantai liat sunset."
*~~~*
Kamar di Villa tersebut ada yang bisa digunakan untuk tiga orang dan ada juga untuk dua orang.
Luthfi, Tyas, dan Septyan berada dalam satu kamar, sempat saat mereka bersua di dalam kamar membahas kembali kejadian tadi pagi.
Setelah membersihkan diri dan mengisi perut, ada di antara mereka yang langsung tertidur pulas, ada yang bersantai sambil menonton tv.
Siang itu terik matahari begitu panas membuat enggan untuk menginjakan kaki keluar Villa. Letak kamar Luthfi yang berada di lantai dua yang menghadap ke arah bibir pantai.
Merasa terganggu akan dengkuran Tyas saat tertidur dan posisi tidur Septyan yang tidak mau diam pada satu posisi, membuat Luthfi keluar dari kamar dan memilih untuk duduk santai di balkon.
Ditemani dengan iringan lagu santai melalui earphone, ditambah tidak ada gangguan dari hantu amnesia itu.
Luthfi duduk di kursi goyang dan matanya dimanjakan oleh pemandangan pantai yang indaah.
Matanya tiba-tiba tertuju pada seorang perempuan mungil yang sedang berlarian di pantai dan melambaikan tangan kepadanya.
Dia mencoba membersihkan matanya, dan sosok perempuan itu semakin jelas tersenyum kepadanya.
Dia berusaha mendekat menjorokan badannya ke depan sambil berpegangan ke tepi balkon, menyipitkan matanya.
Perlahan sosok perempuan itu menghilang, "haaaaah, cuman halusinasi di siang bolong," keluh Luthfi sambil kembali terduduk.
Selang beberapa menit Luthfi tertidur di kursi tersebut. Badannya letih melewati perjalanan yang lumayan jauh.
Di lain tempat, ternyata Yupi dan Andela sedang membuka sesi curhat di kamarnya. Kebetulan Ve yang sekamar dengan Yupi sedang berkumpul bersama teman-temannya.
"Asli, baru taulah Luthfi takut di foto," ucap Yupi.
"Iya yup. Ngakak banget," balas Andela.
Obrolan mereka tak jauh dari lelaki pecinta mie ramen itu, lama-kelamaan topik berubah menjadi sesi curhat kisah percintaan Yupi.
"Dulu aku pernah deket sama cowok. Dia baik banget sama aku, perhatian dan kereen banget. Tak beda jauhlah sama Luthfi cuman ini mah gak cuek dan dingin kayak dia,"
"Terus-terus. Kalian jadian?" balas Andela dengan semangatnya.
"Enggak," ucap Yupi dengan wajah lesu.
"Kenapa?"
"Aku kegeeran del. Ternyata cowok itu suka sama sahabat aku, bukan akuu." Suasana sedih menyelimuti kamar.
"Dasar, brengsek banget tuh cowok. PHP. Pemberi Harapan Palsu," komentar Andela.
"Aaawww," kepala Andela tiba-tiba sakit kembali.
"Del, kamu kenapa?" tanya Yupi panik.
"Aaaaahh...sakit yup." Dia menutup mata, berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya.
Sekilas ada bayangan dua orang perempuan dan seorang lelaki yang sedang berdebat, satu orang perempuan itu sedang menangis, dan perempuan yang satu lagi bingung harus melakukan apa. Sementara si cowok berusaha menenangkannya.
"Dasarr, cowok brengseek," ucap Andela. Entah ditujukan untuk siapa.
"Andelaa, kamu kenapaa?" Yupi semakin panik.
Mendengar kegaduhan dari dalam kamar, Ve yang saat itu baru tiba langsung membuka pintu.
"Yup, ada apa? Kakak denger dari luar kamu teriak-teriak," tanya Ve.
"Euuh," Yupi melihat kakaknya dengan tatapan kebingungan.
"Euu, itu kak aku tadi abis baca cerita horor," ucap Yupi mencari alasan.
"Hmm, iya gitu," balas Ve seolah tak percaya.
"Iyaaa. Kak Ve abis darimana?" Yupi mencoba mengalihkan topik.
"Kakak abis dari kamar kak Melody, Yup."
Saat melihat ke arah Andela dia sudah menghilang entah kemana, membuat Yupi khawatir.
*~~~*
Siang itu di kantin sekolah, tampak sepasang sahabat sedang makan siang.
"Aikawarazu nee. Makan kamu banyak mulu," ucap Luthfi *seperti biasanya yah
"Haha, biarin," balas perempuan itu. Mulutnya masih penuh dengan makanan.
"Tapi badan kamu gak gede-gede. Malah pipi kamu yang makin mirip sama bakpao," ledek Luthfi.
"Eyymmgyaak kyoook kyatya syiyaaapaa," suaranya tak begitu jelas karena sambil mengunyah makanan.
"Uuu....uuuuuh. Nih minum dulu. Jangan bicara sambil makan." Berbeda dengan wanita yang berada di depannya. Luthfi hanya memegang sebuah sandwich di tangan kanannya.
Tangan perempuan itu langsung meminun minuman yang disodorkan Luthfi.
"Aaaah, seger. Iya dong badan aku tetep langsing,"
"Iya tapi, ininya gendut bangeet," ucap Luthfi sambil menyubit pipi perempuan itu.
"Luthfi sakit ih."
"Biarin."
"Luthfi." sapanya manja
"Iya, len. Kenapa?"
"Makasih yaa, udah mau jadi sahabat aku, dan selalu traktir aku makan," ucap perempuan yang bernama Elaine itu.
"Yaelah, santai aja kalii. Boku tachi wa tomodachi desu you," balas Luthfi.
"Iyaa, a...aa...ri...gato...go...sa..imas,"
"Arigatou gozaimashu, Len."
"Iyaa, maaf salah. Hehe,"
#ToBeContinued
Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
4 Juni 2016 pukul 14.27 delete

Akhirnya up juga, ditunggu part" lainnya

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
4 Juni 2016 pukul 18.22 delete

Iya siap, ajakin temen yang lainnya juga buat baca lagi di blog ini

Reply
avatar
Dendhi Yoanda
AUTHOR
5 Juni 2016 pukul 03.37 delete

Akhirnya update juga setelah bertahun-tahun gak update :v di tunggu part selanjutnya bang 😂

Reply
avatar