Majessty119 Chapter 5 : Asrama

Hallo sahabat KSJ48. Mood ane lagi bagus nih. Bisa update dua chapter dalam sehari. Haha. Ya, gak panjang-panjang amat sih. Happy Reading :v

Gedung asrama di ras Majessty memang sangat besar. Namun setiap kamar yang berada didalamnya tidak sepenuhnya terisi. Banyak kamar kosong yang ditinggalkan penghuninya. Namun tak semua, masih banyak angkatan-angkatan sebelumnya yang sering bermain ke delusination. Entah itu untuk menonton turnamen, mengasah kembali kemampuan mereka. Ada juga yang menjadi petinggi di ras, membantu kedua master mengurus ras supaya menjadi ras nomer satu di delusination.

Delusination terbagi menjadi 9 kota. Terdiri dari 8 kota kecil, dimana setiap kota dihuni oleh satu ras. Bangunan yang ada tiap ras tidak berbeda jauh dengan ras Majessty. 8 kota itu mengelilingi satu kota besar yang disebut town center.

Sesampainya di asrama, Ve mengantar Andela, Michele, Elaine , dan Sinka masuk ke asrama putri. Sedangkan Naomi mengantar Luthfi, Tyas, Septyan, Adit, dan Zae masuk ke asrama putra.

"Oh, iya. Kalian mau satu kamar satu orang atau yang bisa berdua ?" tanya Ve saat menyusuri asrama.

"Mending yang sekamar berdua kak. Biar ada temen" jawab Elaine yang disetujui oleh teman-temannya.

"Bener banget len. Le kita sekamar yah" Andela mengajak Michele untuk sekamar dengannya. "Oke ndel" jawab Michele.

"Sin, kamu sama aku yah" ucap Elaine. Sinka menyutujui ajakan Elaine tersebut.

"Kalo kalian pengen yang sekamar berdua. Bisa pake kamar yang ini." Tangan Ve menunjuk dua kamar yang saling berhadapan secara bergantian.

Seperti yang telah mereka omongkan. Andela dan Michele masuk ke kamar sisi kiri dan Elaine dan Sinka masuk ke kamar sisi kanan.

"Kalo kalian mau berendem air panas. Ada pemandian air panas di lantai paling atas. Tapi itu untuk umum" ucap Ve.

"Satu lagi kak. Aku gak bawa baju ganti" ucap Elaine setelah mengendus bau tak sedap dibajunya.

"Kalo soal itu tenang aja. Kalian bisa pake baju yang ada dilemari. Cari aja yang muat di kalian" balas Ve. "Ada yang ditanyakan lagi ?" sambung Ve.

Serempak mereka menggelengkan kepala. Ve pun pamit, dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Setelah mendengarkan perkataan Ve, keempat Imaginate ini terpisah menjadi dua kelompok.

"Sin, kita ke pemandian air panas yuk. Badanku udah pada lengket sama bau nih" ajak Elaine. "Ayo, kayaknya enak nih mandi air panas." Elaine dan Sinka kemudian mencari handuk dan baju yang dikira bisa mereka pakai.

5 menit mencari. Akhirnya mereka menemukan baju yang cocok. Mungkin hari itu mereka sedang beruntung. Elaine dapat kaos wanita yang bergambar bebek, dan Sinka bergambar panda, baju seperti itu adalah baju kesukaan mereka.

"Yuk." Elaine dan Sinka membuka pintu kamar yang tidak sengaja berbarengan dengan Andela dan Michele.

"Lho, kalian mau ke pemandian air panas juga ?" tanya Elaine melihat Andela dan Michele membawa barang yang sama dengannya.

"Hehe. Iya kok bisa sepemikiran gini yah" balas Michele.

"Yowes, kita bareng aja kesana" ajak Andela. Mereka bertiga menyutujuinya dan mulai melangkah ke lantai paling atas.

Menaiki beberapa anak tangga, membuat keringat bercucuran dan nafas yang sudah terengah-engah. Namun usaha mereka terbayarkan ketika melihat ruangan yang diatas pintunya ada tulisan 'Pemandian Air Panas'.

"Akhirnya sampe juga" ucap Elaine sudah lelah menaiki anak tangga. Tanpa basa-basi mereka masuk ke dalam.

Di pemandiam air panas. Terdapat 5 kolam air panas, dan beberapa ruang kecil untuk ganti baju. Disisi-sisinya terdapat keran yang mengeluarkan air panas. Dan disisinya ada ranjang yang memuat alat mandi seperti sabun dan lain-lain.

Sesudah melepas semua pakaian yang melekat ditubuh mereka, keempat Imaginate ini memilih kolam yang masih kosong.

Perlahan tubuh mereka masuk kedalam kolam. Dimulai dari ujung kaki, sampai menenggelamkan tubuh mereka dan menyisakan kepala diatas air.

"Uuhhhhh. Enak bangettt" ujar Michele saat tubuhnya tergenang air panas.

"Bener le. Ueenak tenan iki." Andela begitu menikmati pemandian itu. Kakinya yang pegal sehabis berkeliling kota, seolah hilang karena air panas tersebut.

"Tubuhku serasa dipijat" ucap Sinka. Keempat Imaginate ini menikmati waktu santainya, sebelum esok hari mereka akan menjalani latihan pertama.

"Eh, kalian kesini juga" sapa Yona yang baru memasuki pemandian air panas. "Hallo kak" sapa Sinka.

"Bentar yah kakak lepas dulu bajunya." Yona masuk ke sebuah ruang ganti baju. Tak butuh waktu lama sampai Yona keluar dari ruang tersebut dengan tubuh yang sudah tak mengenakan apapun.

"Uuuhhhhh." Yona mengerang nikmat saat tubuhnya menyentuh air panas. "Wah, Elaine kamu kecil-kecil tapi payudara kamu gede banget" ledek Yona saat melihat payudara Elaine.

"Kakak apaan sih..." Elaine tersipu malu mendengar obrolan yang seharusnya tak diucapkan.

Ya, memang dengan perawakan Elaine yang kecil, tak heran ukuran payudaranya terlihat besar.

"Ukuran bra kamu berapa len ?" tanya Yona.

"Eu..em..."

"Udah donk kak. Jangan ngobrol yang kayak gitu. Gak enak tau" ucap Sinka menghentikan Elaine menjawab pertanyaan Yona.

"Hehe, iya deh. Kalian udah lama disini. ?" Kali ini Yona menanyakan hal yang lebih pantas. "Baru aja sampe kak" jawab Andela.

"Cape yah datang kesini ?"

"Iya kak. Kenapa sih harus dilantai paling atas. Kamar kita dilantai satu lagi." Michele protes tentang lokasi pemandiam air panas yang jauh dari kamarnya.

"Haha, tenang syel. Kalo kalian udah bisa ngendaliin elemen kalian, gak bakalan cape kok" balas Yona.

"Kapan kita latihan kak ?" tanya Elaine. "Besok kalian udah mulai latihan" jawab Yona.

"Kalian akan dilatih oleh kami, sesuai dengan elemen kalian. Kalo Andela kayaknya bakal dilatih sama kakak deh" sambung Yona.

"Yang bener kak ?" tanya Andela.

"Iya, soalnya elemen kita sama. Elemen air. Kamu juga berpotensi jadi healer seperti kakak" jawab Yona.

"Haha, pas banget ndel. Kamu kan anggota PMR, punya kekuatan penyembuh" timpal Michele.

"Kamu juga kayaknya bakal jadi tipe pendukung deh syel" ucap Yona.

"Tipe pendukung ?"

"Ya. Atau lebih dikenal dengan Support Type. Elemen kamu kan cahaya. Yang kakak tau, semua Imaginary yang berelemen cahaya akan menjadi Support Type" jawab Yona.

10 menit berlalu. Setelah mandi di pemandian air panas. Keempat Imaginate ini berpisah dengan Yona karena kamarnya yang terletak dilantai dua sama seperti Ve.

Dikamar, Elaine dan Sinka sudah mengenakan baju bergambarkan bebek dan Panda. Mereka mengobrol layaknya perempuan pada umumnya. Sampai obrolan mereka menyangkut sepupunya.

"Len. Bener si Luthfi itu sepupu kamu ?" tanya Sinka, ia tengah duduk dikasur.

"Iya bener sin. Emang kenapa ?"

"Enggak heran aja. Beda banget sifatnya sama kamu. Kamu itu pendiam tapi pintar. Kalo dia itu gak bisa diem dan suka ngegoda cewek"

"Haha, aku sih belum tau betul sifat asli Luthfi kayak gimana. Soalnya dia sepupu aku yang tinggal diluar kota. Cuman kalo lagi ada acara atau silaturahmi dia mampir ke rumahku"

Kamar yang ditempati Elaine dan Sinka tak terlalu luas apalagi mewah. Tapi cukup untuk dihuni oleh dua orang. Dengan dua kasur yang menempel disisi dinding kanan dan kiri, diantara kedua kasur tersebut terdapat sebuah lemari baju yang menempel ke dinding. Lemari baju yang memiliki cermin, didepannya terdapat satu kursi kecil yang bisa dipakai mereka untuk merias wajahnya. Dikamar tersebut ada sebuah pintu yang membatasi kamar dengan wc.

*~~~*

Diwaktu yang berbarengan, Naomi mengantarkan para Imaginate lelaki ke asrama.

"Kalian pengen sekamar satu orang atau dua orang ?." Pertanyaan yang sama dengan yang ditanyakan Ve namun dengan nada jutek.

"Gw yang sekamar aja" ucap Adit dingin.

"Aku juga sama." sambung Zae.

"Kalo gw jelas lah, sama lo yan" ucap Tyas.

"Yoi, bro" balas Septyan

"Yaudah, kalo gitu aku sama kak Naomi aja deh" ucap Luthfi diiringi dengan senyuman mesum (?).

"Minta digampar lagi ?" balas Naomi, tangannya sudah dalam posisi menggampar seseorang.

"Bercanda kali kak. Galak amat sih. Yas, gw sama lo yah" ucap Luthfi sambil melihat kearah Tyas.

"Sorry fi, gw kan sama Septyan" tolak Tyas.

"Kalo kalian mau bertiga. Ada kok kamar buat tiga orang" ucap Naomi.

"Nah kamar itu aja yas. Biar kita bisa bertiga sama si Luthfi" ucap Septyan.

Sepertinya Tyas dan Septyan beranggapan mempunyai kecocokan dengan Luthfi. Naomi berhenti disalah satu kamar. "Zae, Adit. Kalian bisa pakai kamar yang ini dan itu" ucap Naomi sambil menunjuk 2 kamar kecil yang bersebelahan.

"Kalo kalian butuh baju ganti. Cari aja dilemari kali aja nemu yang cocok" ucap Naomi . "Dan kalo kalian pengen mandi bisa di wc kamar atau ke pemandian air panas dilantai paling atas" ucap Naomi lalu meninggalkan Zae dan Adit yang masuk ke kamar mereka masing-masing.

"wew, pemandiam air panas. Itu umum kak ?" tanya Septyan, ditengah perjalanan menuju kamar mereka.

"Iya itu untuk umum" jawab Naomi dengan ekspresi datar.

5 menit kemudian, mereka sampai disebuah kamar yang ukurannya agak besar. "Nih, cepet masuk, tidur. Besok udah mulai latihan" ujar Naomi.

"Iya, iya makasih yah kak Omi" balas Luthfi sambil menyusul Tyas dan Septyan yang sudah masuk ke dalam.

Baru saja ingin melangkah ke asrama putri, pintu kamar terbuka kembali.

"Ada apa lagi ?" tanya Naomi kesal.

"Good night" ucap Luthfi lalu mengecup telapak tangannya dan meniupnya kearah Naomi.

"Aaaaarrrgggg" Naomi sudah kehabisan kata, ketika ia ingin menjitaknya, pintu kembali tertutup.

"Issshh. Dia lebih ngeselin dari si Rizki" ucap Naomi lalu pergi meninggalkan asrama putra.

Luthfi, Tyas, dan Septyan bergiliran menggunakan toilet yang hanya satu. Setelah mandi, mereka mengobrol sejenak.

"Kalian berdua keren banget bisa ngeluarin elemen angin sama listrik" ucap Luthfi, kepalanya tertunduk lesu, mengingat dia tidak memiliki elemen sama sekali.

"Haha, tenang aja fi. Seiring berjalannya waktu lo bakalan bisa ngeluarin elemen lo." balas Septyan berusaha menyemangati Luthfi.

"Emang lo pas ngekhayal di ruang delusi mikirin apa sih ?" tanya Tyas penasaran.

"Gw ngekhayal bisa ngilang" jawab Luthfi.

"Ngilang. Mungkin lo salah disitu fi. Coba aja kayak gw yang ngayal pengen terbang. Jadi bisa ngeluarin angin" ucap Tyas.

"Emang kenapa lo pengen bisa ngilang fi ?" tanya Septyan.

"Kan kalo ngilang enak, bisa ngelakuin apa aja tanpa dilihat orang. Apalagi kalo dipake buat...." Luthfi menahan ucapannya lalu menatap Tyas dan Septyan secara bergantian.

"Haha, gw tau, gw tau. Buat..." ucap Tyas.

"Ngintip cewek mandi" ucap mereka berbarengan.

"Hahahha"

Obrolan mereka seputar kekuatan yang mereka inginkan. Tampaknya Septyan dan Tyas mulai akrab dengan Luthfi.

Berbeda dengan kamar yang dihuni ketiga Imaginate ini, kamar yang begitu berisik karena suara tawa mereka. Kamar yang dihuni Adit begitu sepi. Memang dia sangat suka menyendiri apalagi dengan suasana tenang membuat hatinya nyaman.

Setelah membersihkan tubuhnya, ia tiduran di kasur dengan earphone yang menempel ditelinganya. Lagu rock menemaninya dalam kesendirian. "Gw bakal buktiin, kalo gw yang terkuat dari 8 Imaginate lainnya" gumam Adit.

#ToBeContinued
Untuk cerita yang lebih menarik lainnya, anda bisa lihat disini
Silahkan Berkomentar!
Terima kasih

Previous
Next Post »