Majessty119 Chapter 8 : Luthfi Mulai Serius

Hallo sahabat KSJ48. Update-update. Majessty119 apdate lagi. Bagi yang penasaran kelanjutan latihan Luthfi sama Andela yuk dibaca. Ditunggu koreksi sama komenannya dibawah yah. Happy Reading :v

"Oke, keadaan lo udah baikan ?" tanya Naomi, setelah memberi beberapa saat kepada Luthfi untuk istirahat.

"Huhh, oke kak. Aku siap" jawab Luthfi dengan semangatnya.

Kali ini Naomi 'agak' lembut, ia menyuruh Luthfi untuk kembali masuk ke dalam kolam. Itu dimaksudkan untuk melatih daya tahan Luthfi saat menahan nafas.

Dengan perawakannya yang tinggi melebihi anak SMA pada umumnya, Luthfi turun masuk ke dalam kolam.

"Itungan ketiga lo nyelem kedalam. Gw mau tau seberapa lama lo bisa tahan didalam air" ucap Naomi sambil mengeluarkan stopwatch dari sakunya.

"Satu dua tiga"

HEUUUUH.....HUFP

Luthfi menarik nafas sedalam-dalamnya, ia lalu menyelam sesuai perintah Naomi. Kakak seniornya sudah melihat stopwatch yang ia pegang.

Diitungan 48 detik Luthfi kembali memunculkan dirinya ke atas permukaan air.

"Haahhhh" ia mengeluarkan nafas dari mulutnya. Naomi sedikit mengerutkan keningnya. "Lho, kok cuman 48 detik ?. Padahal tadi kan sampe 4 menit lebih ?" tanya Naomi heran.

"Kan, tadi kepalaku dipegang sama kak Naomi, jadi gak bisa naik ke atas, ya terpaksa deh aku tahan nafas selama-lamanya sampe aku pingsan" jawab Luthfi.

"Hmm, berarti gw harus gunain cara yang tadi" ucap Naomi, sambil tersenyum jahat (?). Ketika ingin menjalankan niatnya, ia mendapatkan sebuah kejanggalan.

"Kok lo gak takut ?" tanyanya heran, biasanya Luthfi akan ketakutan bila ia sudah bersikap seperti itu.

"Aku ikhlas kak, kan nanti kalo aku pingsan lagi. Bakal dikasih nafas buatan sama Andela" balasnya sambil tersenyum mesum(?) kearah Andela.

"Lo tau dari mana ?"

"Ya, taulah kak. Sebenernya aku udah sadar pas Andela mau buatin nafas buatan. Aku berusaha sekuat tenaga supaya gak ketawa, apalagi ngeluarin suara, lumayan lah dapet ciuman gra...."

Pltaak

Luthfi kembali mengerang kesakitan, Naomi kembali melesatkan jitakan ke kepala Luthfi yang sedang berenang di tepi kolam.

"Lo sampe segitunya, gimana kalo air itu ngebahayain tubuh lo ?"

"Ciee, Naomi mulai peduli nih sama aku" ucap Luthfi sambil tersenyum meledek Naomi.

"Mau gw jitak lagi lo ?" tangannya sudah siap melesatkan jitakan kedua

"Gak-gak kak, makasih" aura ketakutan terpancar kembali dari tubuh Luthfi.

"Yaudah, mending lo naek deh. Kalo lo masuk angin gw juga yang repot" perintah Naomi. Sesuai perkataan seniornya ia pun naik ke permukaan tanah.

Jari tangan Naomi kembali menari, ia mengendalikan air yang menempel disekujur tubuh Luthfi.

"Waw, ajarin aku teknik kayak gitu kak" ucapnya berdecak kagum atas apa yang dilakukan Naomi.

"Yee, teknik itu buat Imaginary elemen air. Lo kan gak punya elemen" ledek Naomi.

"Kayaknya lo harus ningkatin fisik lo dulu" seru Naomi. Ia lalu memejamkan matanya, ia duduk bermeditasi, berusaha untuk fokus. Beberapa menit berlangsung seperti itu.

Hening. Keadaan itu berlangsung kurang lebih beberapa menit.

"Kak, kok malah tidur sih ?" tanya Luthfi polos, sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Naomi.

"Kak, bangun. Yee malah tidur katanya mau latihan lagi" sambung Luthfi saat tidak mendapat respon dari Naomi.

"Kak omi, ayo bangun, aku gelitikin nih" Tangan Luthfi menggerayangi tubuh Naomi. Menyentuh bagian-bagian yang apabila digeltiki akan menimbulkan rasa geli.

Ekspresi Naomi yang semula tenang tanpa ekspresi berubah menjadi marah.

"Kak omi bangun..."

Plaak

Satu tamparan mendarat dipipi Luthfi. "Lo itu yah, gw bukan lagi tidur. Tapi lagi meditasi. Bego" ucap Naomi, kesal.

"Kirain lagi tidur, abisnya kakak gak gerak lama banget" ledeknya sambil mengelus-elus pipinya yang terkena gamparan Naomi.

"Lo mending jangang ganggu gw selama meditasi kalo gak mau kena gamparan lagi" ucap Naomi. Ia lalu mengulangi meditasinya, entah untuk apa.

Luthfi menuruti instruksi seniornya, ia duduk di pinggiran kolam, sambil melihat Andela yang sedang fokus dan serius dalam menjalankan latihannya.

"Wew, Andela udah bisa ngeluarin air dari tangannya. Kayaknya gw juga harus serius latihan. Seru dong kalo bisa ngeluarin jurus kayak di anime-anime" gumam Luthfi didalam hati.

"Woii, lo cuman mau ngeliatin Andela atau mau latihan lagi ?" tanya Naomi, ia sudah berdiri disebelah Luthfi.

"Latihan lagi lah, yuk" ajaknya, Luthfi langsung beranjak dari duduknya dan menoleh ke belakang.

"Eh, kok ?" Luthfi heran melihat hamparan padang rumput berubah menjadi bukit-bukit kecil yang berbaris rapih. Track lari yang begitu melelahkan. Namun akan sangat membantu Luthfi dalam memperkuat staminanya

"Gw kasih tau lo. Kalo gedung pelatihan ini bisa kita modifikasi sesuai sama apa yang kita inginkan. Lo tinggal mengkhayal tempat ini mau lo jadiin apa" ucap Naomi.

"Houuhh, jadi. Aku bisa ubah gedung pelatihan ini jadi kolam renang donk ?"

"Bisa aja. Asalkan delusi lo udah kuat. Tunggu bentar" Naomi kembali memejamkan matanya, beberapa menit kemudian, baju yang ia pakai terganti secara otomatis, sekarang ia mengenakan sepatu lari, celana training, dan jaket parasit.

"Yuk, kita mulai latihannya" ajak Naomi sambil mengikat rambutnya menjadi ponytail.

Luthfi masih terperangah, dia melihat Naomi mengganti pakaiannya dengan begitu cepat, hanya dengan satu kedipan mata ia sudah mengganti pakaiannya.

"Woii, malah bengong" teriak Naomi.

"Keren banget kak. Ajarin aku donk" ucap Luthfi sambil memasang muka memelas.

"Oke-oke. Dengerin gw baik-baik. Di dunia ini, intinya lo harus jago ngekhayal. Lo cuman harus konsentrasi, terus bayangin baju yang pengen lo pakai, lo harus ngekhayal sedetil mungkin. Kayak warna bajunya apa, bentuknya kayak gimana" jawab Naomi.

"Aku coba kak" Luthfi melakukan hal sesuai dengan ucapan Naomi. Pada percobaan pertama ia berhasil.

Luthfi mengganti bajunya tak jauh berbeda dengan Naomi. Setelan pakaian orang yang akan olahraga.

"Tunggu-tunggu, kok pada robek sih ?." Jaket parasit yang Luthfi pakai robek dibagian depan dan samping.

"Hahahahaha" Naomi tertawa puas melihat juniornya memakai jaket compang-camping seperti orang-orangan sawah. Luthfi baru pertama kalinya melihat seniornya tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya, saking nikmatnya ia tertawa.

"Sorry-sorry, lo lucu banget pake baju kayak gitu" ucap Naomi sambil berusaha mengakhiri tawanya.

"Udah kak ketawanya ?" tanya Luthfi, dari raut mukanya ia sedang menahan kekesalan karena ditertawakan Naomi.

"Oke-oke. Gw tau penyebabnya. Itu karena delusi lo lemah banget. Coba lo bayangin jaketnya lebih detil lagi" balas Naomi yang kini sudah kembali ke wajah seriusnya.

Kesal diledek Naomi, Luthfi mengulanginya. Kali ini ia begitu serius, dia ingin membuktikan pada Naomi kalau dia juga bisa melakukan hal seperti itu.

"Nah, gitu dong. Masa kayak gini aja gak bisa" ucap Naomi setelah melihat Luthfi memakai jaket yang lebih pantas.

"Tunggu kak, emang kita mau ngapain pake baju kayak gini ?"

"Kita mau lari menaiki dan menuruni bukit itu" jawab Naomi sambil menunjuk ke perbukitan kecil yang ia buat tadi.

"Njriit, kenapa harus dibukit kak ?"

"Udah jangan banyak tanya. Yuk kita pemanasan dulu." Luthfi menuruti perkataan Naomi. Setelah melakukan beberapa peregangan di leher, tangan, pinggang, dan kaki, Naomi mengajak Luthfi untuk jogging mendaki dan menuruni bukit.

Latihan berjalan lancar, tiga bukit mungkin masih bisa dilalui Luthfi tanpa ada keluhan.

"Haahheuuhaahh"

Luthfi jatuh ke tanah, ia sudah tak sanggup untuk menaiki bukit keempat. Keringat bercucuran, nafasnya sudah terengah-engah.

"Woi, masa cuman segini stamina lo ?" tanya Naomi, kakinya masih jalan ditempat.

"Is...istirahat du...dulu kak. Chaaphee" ucapan Luthfi tak begitu terdengar jelas.

"Duuhh, lo ini yah..."

"Hai mi. Aku sama Andela ikutan jogging disini boleh kan ?" tanya Yona yang baru saja datang bersama Andela.

"Ha..hai, khak Yhonha, Andhelha" nafasnya yang belum beraturan membuat ucapannya tak begitu jelas.

"Tuh fi, masa kalah sama Andela. Dia aja masih kuat, masa lo udah mau pingsan ?" ledek Naomi.

"5 menitttt lagi kak" Luthfi meminta toleransi waktu lebih untuk beristirahat.

"Yaudah fi, kak Naomi. Kita duluan yah." Andela dan Yona meninggalkan kedua temannya yang sedang beristirahat.

"Haahh, capee bener ngelatih lo. Banyak ngeluh, banyak ngeyel, lemah lagi" ledek Naomi, ia lalu menyusul Andela dan Yona.

Luthfi tak membalas ucapan Naomi, ia lebih memilih untuk mengatur nafasnya, menenangkan otak dan pikirannya. Ia sekilas memejamkan matanya lalu membukanya kembali. Tatapannya menjadi serius, ia langsung berdiri, membersihkan celananya yang kotor karena duduk di sembarang tempat.

Luthfi kembali melakukan ulang pemanasan. Ia melemaskan kembali otot-otot kakinya, membungkukkan kepalanya sampai menyentuh lutut.

"Yossha"

"Gw buktiin, fisik gw gak selemah yang lo kira" ucap Luthfi sambil berancang-ancang untuk berlari.

SEERRRRRRRRRR

Luthfi berlari dengan kencang, ia memaksakan tubuhnya yang memang sudah kelelahan untuk berlari mengejar ketiga perempuan yang meninggalkannya.

Tak butuh lama sampai ia menemukan Andela, Naomi dan Yona sedang menuruni bukit. Langkah kaki mereka tak begitu cepat, mungkin untuk menghindari jatuh ke bawah.

Berbeda dengan mereka, Luthfi berlari dengan cepat tanpa takut terguling ke bawah.

"Wew, tu anak dapet energi darimana ?. Perasaan tadi udah kecapean deh ?" tanya Naomi heran saat melihat Luthfi berlari kencang melewatinya.

"Haha, hebat juga dia" komentar Yona.

"Kita gak boleh kalah kak" ucap Andela sambil mempercepat langkahnya. Mereka sudah menuruni bukit kelima dan bersiap mendaki bukit selanjutnya.

Diperjalanan mereka tak menemukan Luthfi, sampai pada bukit terakhir mereka melihat Luthfi sudah kembali terkapar.

"Itu bukannya Luthfi kak ?" tanya Andela mencoba memastikan bahwa orang yang terkapar itu memang Luthfi.

"Iya bener ndel. Itu Luthfi, ayo kita tolong" jawab Yona. Mereka berlari kearah Luthfi meninggalkan Naomi yang memang tak terlalu peduli dengan Luthfi.

"Duuhh, nih anak pasti maksain dirinya lagi. Udah tau lemah masih aja maksain" gumam Naomi sambil berjalan menyusul Andela dan Yona.

Andela adalah perempuan yang pertama sampai, ia lalu memangku Luthfi dalam pangkuannya. "Fi, kamu gak apa-apa ?." Tangannya menepuk-nepuk pipi Luthfi.

"Mungkin dia kecapean ndel" ucap Yona yang baru datang.

"Ah, palingan dia pura-pura lagi. Fi bangun, kalo enggak gw gampar nih" ancam Naomi sambil meremas-remas tangan kirinya dengan tangan kanannya.

Hening, tak ada kata ataupun gerakan dari Luthfi. "Hmm, nih anak minta digampar beneran nih." Naomi mengangkat Luthfi dari pangkuan Andela, ia lalu meletakannya kembali keatas tanah. Dan.

Plaak

Tamparan keras mendarat dipipi kanan Luthfi. "Kayaknya dia bener-bener gak sadar deh mi" ucap Yona setelah melihat usaha Naomi membangunkan Luthfi.

Plak plak plak plak

"Udah kak, kasian Luthfi." Andela berusaha menghentikan Naomi.

"Ah, gak apa-apa ndel. Kan dia laki" balasnya, sambil terus menampar Luthfi.

plak plak plak plak

8 tamparan susulan mendarat dikedua pipinya. Bekas tamparan begitu jelas terlihat.

"Bener kan mi. Dia pingsan beneran ?" ucap Yona setelah 8 gamparan tak membangunkan Luthfi.

"Eummm..mmmm eh mamah, sarapanya udah siap mah ?." Akhirnya Luthfi terbangun dari pingsannya, namun ia masih mengigau.

"Nih, sarapanya mau ?" tanya Naomi sambil menunjukan kepalan tangan kanannya.

"Eh, kak omi ternyata. Enggak-enggak. Latihannya udah beres kak ?." Ucap Luthfi, ia lalu memegang pipinya. "Aww" erang Luthfi.

"Kok pipi aku sakit bener yah ?" tanya Luthfi.

"Tadi kak Naomi tampar kamu" jawab Andela.

"Ya, gw cuman mau pastiin aja, jangan-jangan lo pura-pura lagi" sambung Naomi.

"Jiah, suudzon mulu nih kak omi. Tadi aku bener-bener cape. Sambil nunggu kalian, ya aku tiduran aja ditanah" ucap Luthfi.

"Haha, kamu emang cowok yang unik fi" balas Andela.

Yona kembali mengeluarkan kemampuanya. Ia mengendalikan air yang jumlahnya tak banyak. Warna air itu agak kemerahan.

"Fi buka mulut kamu" ucap Yona sambil mengendalikan air tersebut.

"Buat apa kak ?" tanya Luthfi.

"Udah jangan banyak nanya, buka aja mulut lo" jawab Naomi.

Luthfi langsung menuruti perintah gurunya itu. Ia membuka mulutnya, lalu perlahan air itu dikendalikan Yona masuk kedalam mulut Luthfi.

"Gimana fi ?" tanya Yona.

Sekilas, tubuh Luthfi mengeluarkan cahaya berwarna merah. "Waw, kok tubuhku gak kerasa cape lagi yah ?" tanyanya heran dengan apa yang terjadi.

"Itu air penambah stamina fi" Yona memberi tahu jenis air yang diminum Luthfi.

"Ohhh"

"Wah, kak Yona hebat. Bisa ajarin aku teknik itu gak kak ?" pinta Andela.

"Bisa ndel. Yuk kita lanjut latihannya. Mi, fi, kita duluan yah." Mereka berdua meninggalkan Luthfi bersama Naomi.

"Kita juga lanjut latihannya yuk kak" ajak Luthfi. Naomi hanya menganggukan kepalanya. Dan latihan pun dilanjutkan.

#ToBeContinued

Untuk cerita yang lebih menarik lainnya, anda bisa lihat disini
Silahkan Berkomentar!
Terima kasih

Previous
Next Post »