Part 8
Aku akan bergabung.
Malam haripun telah datang, diruang control ternyata
sudah ada beberapa orang yang sedang berbincang-bincang. Mereka termasuk pak
Hilman, kak Melody, Andela dan seorang laki-laki yang duduk di sebuah kursi
panjang. Mereka akan mengadakan pertemuan malam ini. Tak lama setelah itu
tiba-tiba datang seorang laki-laki mengetuk pintu dan membukanya. Ia sangat
kaget ternyata sudah banyak orang disana.
“Selamat datang, Zae”ucap pak Hilman yang beridiri
dari kursinya membuka pembicarannya.
“Ada hal pak, sampai banyak orang disini ?”Tanya Zae
dengan muka penasaran.
“Sebelum itu. Silahkan duduk terlebih dahulu!”jawab
pak Hilman dengan nada lembutnya. Kemudian Zae duduk di kursi panjang didekat
laki-laki yang baru ia temui.
“oh iya Zae, kenalin dia juga senior kita di Akademi
Teitan.”ucap Andela sambil menunjuk pada laki-laki didekatnya.
“Kenalkan aku Raven
Ravenna. Aku kelas 3-E di Akademi Teitan.”ucap laki-laki tersebut.
“Salam kenal juga kak,
Aku Zae.”balasnya sambil membungkukan sedikit badannya.
“Baiklah. Zae ada hal
penting yang ingin bapak sampaikan. Apakah kamu percaya bahwa satu hari itu
lebih dari 24 jam ?”Tanya pak Hilman dengan muka serius.
“tidak pak. maksudnya
bagaimana ?”ucap Zae tampak kebingungan.
“hehe…kakak aneh aja
melihat ekspresi kamu Zae. Bukannya kamu sudah pernah merasakannya keadaan
waktu yang sangat berbeda ?”ucap kak Melody sedikit tertawa.
“Maksudnya gimana kak
mel ?”ucap Zae yang masih penasaran. Walapun ia pernah mengalami hal-hal yang
aneh, ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“apakah kamu ingat, pertama kalinya kamu datang
kesini ? pasti kamu melihat tanda-tanda yang anehkan. Seperti lampu tiba-tiba
mati, bulan menjadi hijau, semua benda tidak bisa digunakan dan bahkan terdapat
peti mati dimana-mana.”ucap kak melody.
“iya kak, pada waktu itu…”belum selesai bicara.
Kak melody memotong pembicaraan.
“apakah kamu tidak merasa bahwa kamu berada pada
waktu yang lain ? itu adalah Dark Hour, waktu yang tersembunyi antara hari ini
dan hari selanjutnya”jelas kak Melody.
“tersembunyi gmana kak ?”Tanya Zae penasaran.
“menurut bapak, itu adalah sesuatu yang orang lain
tidak sadari. Tapi Dark Hour benar-benar ada. Itu terjadi setiap tengah malam.
Malam ini juga akan terjadi sampai hari-hari berikutnya pun pasti
terjadi.”jelas pak Hilman.
“bagaimana dengan orang lain ?”Tanya Zae.
“orang biasa tidak akan menyadarinya, karena mereka
akan tertidur lelap menjadi peti mati selama Dark Hour berlangsung. Tapi bukan
cuma itu saja yang membuat Dark Hour menjadi menyenangkan.”ucap kak Raven
dengan muka sombongnya.
“eh..menyenangkan bagaimana kak ?”Tanya Zae
terkejut.
“kamu tahu makhluk aneh yang kamu kalahkan kemarin ?
kami menyebutnya Shadow. Mereka muncul selama Dark Hour dan menyerang orang
yang tidak menjadi peti mati. Ini sudah menjadi pekerjaan kita untuk
mengalahkanya. Terdengar menyenangkan, bukan ? hahaha”ucap Raven tertawa.
“Raven, kenapa kamu selalu berbicara begitu ? kamu
kan terluka pada hari itu!.”ucap kak Melody sedikit emosi.
“Sudah…sudah.. dia sudah bekerja dengan baik
mel.”ucap pak Hilman.
“tapi pak…” Sebelum kak Melody selesai bicara pak Hilman
langsung memotong pembicaraannya.
“Zae, ceritanya sangat panjang. Singkatnya kami Specialized Extracurricular Execution Squad disingkat
SEES. Pada kertas kami ini hanya sebagai ekskul sekolah biasa, tapi
kenyataannya kami adalah sebuah pasukan yang di bentuk untuk memberantas
Shadow. Melody adalah ketua ekskulnya dan bapak sebagai pembina sekaligus
penasihat ekskul ini.”jelas pak Hilman.
“terus kak, kenapa kita harus memberantasnya nya
?”Tanya Zae yang kelihatan masih bingung.
“karena, seekor shadow memburu jiwa dan pikiran dari
mangsanya kemudian memakannya. Korban yang telah di mangsanya akan menjadi
mayat hidup. Merekalah yang yang menjadi penyebab atas insiden yang terjadi
baru-baru ini”ucap kak melody dengan muka serius.
“Bagaimana dengan polisi kak, mereka kan seharusnya
bertanggung jawab ?”Tanya Zae.
“sangat disayangkan, karena polisi juga tidak bisa
melakukan apa-apa selama Dark Hour.”jawab kak Melody. Mendengar itu Zae hanya
menggelengkan kepalanya, ia masih bingung, apa yang sebenarnyanya terjadi.
“terus kak, bagaimana kita melawannya ?”Tanya Zae.
“Kamu tahu kan, saat pertama kali kamu mengeluarkan
kekuatan itu ?”ucap kak Melody.
“apakah persona, kekuatan untuk mengalahkan shadow
tersebut ?”Tanya Zae.
“ya, benar sekali. Karena shadow hanya bisa
dikalahkan oleh seorang yang bisa mengeluarkan persona saja. Sepertinya kamu
sudah mengetahuinya Zae?”jawab pak Hilman yang langsung balik bertanya.
“iya pak, sebenarnya…”jawab Zae tanpa melanjutkan
bicaranya.
Stetlah itu kak Melody beridiri dari kursi dan pergi
ke salah satu lemari yang tidak jauh dari sana. Lalu kak melody membawa sebuah
koper hitam dan membukanya di atas meja. Terlihat sebuah pistol silver yang bercahaya
dari dalam koper tersebut.
“sebenarnya yang ingin dikatakan pak kepala
adalah.., kami ingin kamu bergabung dengan ekskul kami. Kami akan memberikan
sebuah Evoker untukmu. Kakak harap kamu bisa meminjamkan kekuatanmu.”ucap kak
Melody sambil menyerahkan pistol tersebut.
Evoker adalah sebuah alat yang berbentuk seperti
pistol yang digunakan untuk memanggil atau mengeluarkan Potential seseorang.
Potential yaitu kekuatan untuk memangil atau mengeluarkan persona. Siapapun
yang mempunyai potential tidak akan berubah menjadi peti mati selama Dark Hour.
Meskipun ada kemungkinan juga untuk seseorang memanggil persona tanpa
menggunakan Evoker. Kembali ke Cerita…
“tapi kak.. sepertinya aku belum siap”jawab Zae
menundukan kepalanya.
“jangan terlalu dipikirkan. Cobalah untuk tinggal
bersama kami dulu.”ucap kak Raven.
“kakak mohon, kami membutuhkan pertolonganmu.”ucap
kak Melody memohon.
“tunggu... kenapa kalian mengatakannya seperti itu?.
Siapa yang akan bilang tidak, kalau kalian memintanya dengan cara seperti itu.”ucap
Andela yang terkejut melihat kak Melody memohon.
“Ndel…”ucap kak Melody untuk meyakinkan.
“Menurutku juga itu akan lebih baik jika Zae
bergabung dengan kita..tapi…”ucap Andela khawatir.
“baiklah, aku akan bergabung”ucap Zae.
“Terima kasih banyak Zae. Jika kamu punya
pertanyaan, jangan sungkan untuk bertanya.”ucap kak Melody.
“Terima Kasih Zae. Bapak sangat senang
mendengarnya.”ucap pak Hilman.
“tapi Zae, kamu kan….”ucap Andela meyakinkan, tetapi
belum selesai bicara, Zae memotongnya.
“Udah ndel jangan khawatir. Aku udah gpp.”balas Zae
meyakinkan.
“oh iya bapak sampai lupa..tentang penempatan
asramamu itu, bagaimana kalau kamu tinggal disini saja ? bapak tidak akan
memaksamu, tapi akan lebih baik jika kita tinggal bersama.”ajak pak Hilman.
“baik, pak. Aku akan tinggal disini.”ucap Zae.
*~~~*
Diwaktu bersamaan, di
Café baru yang berada di pusat kota tersebut, Yudi masih berada disana. Dia
sedang mengepel lantai, dan akan dilanjutnya dengan membersihkan piring
didapur.
“kenapa gue nasibnya
seperti ini ya, bagai mana keluarnya “bisiknya ketika sedang melihat beberapa
penjaga yang mengawasinya disana. Ia terpaksa untuk melakukan pekerjaan ini,
karena jika ia tidak bisa membayar makanan yang ia makan tadi sore.
Setelah ia selesai
mengepel lantai, ia segera pergi ke dapur untuk mencuci piring. Ia dengan
santainya mencuci piring tersebut. Karena saking cerobohnya ia tidak sengaja
mendorong piring yang ia cuci tadi sehingga, piring tersebut banyak yang pecah.
Prannkk…. Mendengar itu para penjaga yang berada di ruang utama, segera
bergegas ke dapur, untuk melihat apa yang terjadi. Yudi yang berada disana
merasa sangat terkejut dan memutuskan untuk bersembunyi.
Setelah para penjaga
itu sampai didapur, mereka tidak melihat Yudi disana. Mereka hanya melihat
piring yang pecah berserakan dilantai.
“Cepat cari dia sampai
ketemu..”ucap salah satu penjaga kepenjaga yang lainnya.
Yudi yang daritadi
sembunyi, sekarang ia sudah berada didepan pintu Café. Ia mencoba keluar dari
café tersebut. Tetapi pintu tersebut dikunci. Pada saat ia ingin mencari jalan
lain. Tiba-tiba salah satu penjaga itu menarik kerah bajunya dari belakang.
Kemudian Yudi berbalik dan melihat penjaga tersebut.
“Ammmpunnn..pak..saya
tidak akan kabur lagi.”ucap Yudi terbata melihat penjaga yang badannya kekar
itu. Tiba-tiba tanpa menjawab pembicaraannya penjaga tersebut langsung memukul
perut Yudi dan menyembabkan ia terlempar cukup jauh.
“Agh…”rintih Yudi
kesakitan sambil memegang perutnya. Karena merasa sakit itu Yudi menjadi sangat
emosi dan langsung bangkit kembali.
“Elo ngajak berantem ya
sama gue.”ucap Yudi memprovokasi penjaga tersebut. Kebetulan Yudi pernah
berlatih kendo sebelum ia pindah ke daerah sini. Dengan pernah menjadi pemain
baseball, itu juga memperkuat kekuatan lengannya. Mendengar perkataan Yudi,
penjaga tersebut tambah emosi.
“gue nggak akan biarin
elo lolos”ucap penjaga itu dan langsung melancarkan sebuah pukulan kepada Yudi.
Tetapi kali ini Yudi bisa menghindarinya. Karena ada kesempatan Yudi mebalas
pukulannya dan berhasil menjatuhkan penjaga tersebut.
“haha…elo udah tahukan
kekuatan gue..”ucap Yudi dengan muka sombongnya. Tetapi dikarenakan ia ceroboh,
salah satu penjaga yang lainnya memukul pundak Yudi dari belakang. Sehingga ia
terjatuh dan dikepung oleh beberapa penjaga disana.
*~~~*
Di ruang control di
asrama Teitan. Meeting tentang anggota baru yang ada disana telah selesai,
dengan Zae bergabung dengan SEES. Diruangan tersebut hanya ada kak Melody dan
kak Raven sedang duduk disebuah kursi panjang. Tetapi kak Melody sedang membaca
sebuah majalah disana.
“Mel, aku mau keluar
dulu sebentar.”ucap kak Raven sambil memakai sebuah jaket yang ada dikursi
tersebut.
“emangnya kamu mau
kemana ven ?”Tanya kak Melody yang masih membaca majalah.
“aku mau cari angin
dulu mel.”jawab kak Raven.
“iya hati-hati
ven.”balas kak Melody. Setelah itu kak Raven keluar dari ruang control itu dan
pergi menuju garasi tempat ia menyimpan motornya. Kemudian ia menghidupkan
motornya dan melaju dengan kencang. Ia pergi ke suatu tempat yang tak lain
adalah suatu stasiun yang cukup tua. Setelah beberapa menit diperjalanan, ia
sampai di staisun tersebut. Keadaan disana cukup gelap waktu telah menunjukan
pulu 11.50. Hanya ada beberapa lampu yang menyala didekat tempat pembelian
tiket yang sudah tidak terpakai. Kak Raven hanya melihat keadaan stasiun
tersebut. Ia hanya melihat beberapa preman yang tidur disana. Kemudian ia
memutuskan untuk kembali lagi ke asrama.
Diperjalan ia memicu
motornya dengan kencang tetapi ia lupa bahwa bensinnya sebentar lagi mau habis.
Sehingga pada saat ia sampai di dekat sebuah taman, motornya tiba-tiba mati.
“Sial, habis bensin
lagi. Mana ada yang buka malam-malam begini.”ucapnya dengan sedikit emosi.
Tiba-tiba keadaan disana telah menjadi tengah malam. Dan seperti yang
dijelaskan kak Melody tadi. Malam ini telah menjadi Dark Hour. Dengan bulan
menjadi hijau, langit menjadi kehijauan juga dan benda-benda yang menggunakan
listrik tidak dapat digunakan. Kak Raven tidak merasa apa-apa, karena ia sudah
terbiasa dengan keadaan malam yang seperti ini. Karena telah menjadi Dark Hour,
kak Raven memutuskan untuk meninggalkan motornya dan akan segera pulang ke
asrama.
Keadaan malam ini sama
seperti keadaan Dark Hour sebelumnya. Hening sekali. Ketika ia melewai pusat
kota, ia mendengar suara dari suatu tempat.
“Agh….Tolong…”suara
yang kak Raven dengar.
Karena penasaran, kak
Raven berencana untuk mencari darimana asal suara tersebut. Ia terus berjalan
menyusuri tiap gedung yang ada di pusat kota tersebut. ketika ia berjalan, ia
mendengar suara tersebut menjadi lebih keras. Lalu ia melihat sekeliling
gedung. Dan mendengar asal suara tersebut dari sebuah Café baru yang tak jauh
darinya. Kemudian kak Raven bergegas pergi mendekati café tersebut.
Dikarenakan Café itu
serba kaca. Dinding dan pintunya terbuat dari kaca. Ketika mendekati café
tersebut, Kak Raven melihat seseorang sedang dikelilingi oleh beberapa peti
mati di dalam café tersebut. Kak Raven ingin mengeluarkan orang tersebut,
tetapi bagaimana caranya ?
(To Be Continued)
EmoticonEmoticon