Hantu Amnesia Part 21

Luthfi dan teman sekelasnya menjalani proses pembelajaran sebagaimana mestinya, saat jam istirahat di kelas hanya ada Luthfi dan Yupi yang saat itu tidak pergi ke kantin, Yupi menghampiri Luthfi yang sedang memakan roti.Awalnya ia hanya mengobrol dengan Andela, mereka seperti tidak kehabisan bahan untuk diobrolkan, Luthfi yang masih tidak percaya bahwa Ve itu kakaknya Yupi melemparkan sebuah pertanyaan.

“Yup bener kak Ve itu kakak lo ?” tanya Luthfi.

“Bener fi, kamu nggak percayaan banget sih ?” jawab Yupi.

“Tapi gw nggak pernah liat kalian berduaan di sekolah, lo aja kalo nyokap bokap gak ada di rumah suka main ke rumah gw” ucap Luthfi.

“Hmm gimana yah, emang sih kita berdua nggak deket – deket amat. Tapi aku sama kak Ve saling menghargai satu sama lain dan hubungan kami baik – baik saja gak kayak Sinka atau Frieska” balas Yupi.

“Kalo soal aku sering ke rumah kamu itu, karena aku nyaman aja deket sama kamu fi” sambung Yupi dengan muka yang sedikit memerah.

“Cieee….cieeee ceritanya ada yang naksir nih” ledek Andela.

“Urusai” ucap Luthfi sambil kembali melanjutkan memakan roti yang masih tersisa, ia memalingkan wajahnya dari Andela dan Yupi ke arah lain.

“Kalian berdua cocok kok” ucap Andela.Kesal terus diledek hantu, ia memilih keluar kelas. Mungkin ia ingin menenangkan diri di atas gedung kelas.

Yupi hanya diam sambil menekuk wajahnya, sepertinya ia menahan rasa malu. Andela yang merasa bersalah langsung meminta maaf kepada Yupi. Sebenarnya cewek imut ini tidak begitu mempermasalahkannya, ia malah berkata “Kamu nggak usah minta maaf kok ndel, apa yang kamu katakan bener kok”.

Andela berpamitan kepada Yupi ingin menyusul Luthfi, ia takut cowok pendiam itu kembali kesiangan masuk ke kelas gara – gara ketiduran.

Sesampainya di atap gedung. Hantu itu melihat seorang cowok sedang tiduran di sebuah kursi.“fi bangun fi, nanti kamu kesiangan lagi lho” ucap Andela.

Luthfi membuka sebelah matanya, ia tau betul suara itu, ya siapa lagi kalo bukan hantu yang mengikutinya kemana pun ia pergi. Dia bangun dari tidurnya dan menatap tajam Andela.

Sama seperti yang ia lakukan ke Yupi, Andela meminta maaf atas perkataannya.

“Lain kali jaga omongan lo, jangan asal ucap” balas Luthfi.

Andela berkali – kali meminta maaf ketika Luthfi berjalan kembali menuju kelasnya. Sampai telinganya memerah, ia langsung berkata “sudah lah, lo udah gw maafin kok”.

“hontou nii ?” tanya Andela. *Sungguh ?

Luthfi hanya membalas dengan anggukan kepala yang disambut dengan senyuman manis Andela.

Tak tau kenapa kalau disinggung masalah cewek, cowok ini agak sensitive. Sama halnya seperti teman, Luthfi seperti pernah mengalami suatu kejadian buruk saat menjalin kasih dengan seseorang. Karena orangnya yang tertutup, tak ada satu pun teman sekelasnya yang tau tentang masa lalu dan masalah pribadinya.

*~~~*

Sepulangnya menimba ilmu, Yupi tengah menonton acara kesayangannya bersama kak Ve.

Dengan hanya memakai tank top dan celana pendek, ia duduk di sofa bersebelahan dengan kakaknya.

Terkadang mereka mengomentari jalannya acara itu atau hanya sekedar basa – basi saja. Terlintas dipikiran Yupi untuk menanyakan tentang Luthfi.

“kak Ve”

“Hmm”

“Kakak kenal sama temen aku yang namanya Luthfi gak ?”

“Iya kakak kenal, dia itu cowok yang nempatin meja yang biasa kakak pake untuk makan di kantin itu”

“Menurut kakak dia orangnya kayak gimana ?”

“Hmm, kakak baru pertama kali ketemu dia di kantin waktu itu, kesan pertama sih dia cowok yang pemberani, cuek, dan cool gitu”

“kakak suka yah sama dia ?” ledek Yupi.Reflek muka kak Ve memerah, ia menjawab tidak untuk pertanyaan Yupi itu, kemudian mereka terdiam, memfokuskan pada acara yang sedang mereka tonton.

Tak lama kemudian acara tersebut selesai, mereka berdua pergi ke kamarnya masing – masing.

Setelah mengerjakan tugas, dan mengatur buku yang akan di bawa besok, mereka tertidur pulas di kasur yang sangat empuk.

Di lain rumah, Sinka sedang mengerjakan tugas matematika. Menurutnya pelajaran itu termasuk pelajaran yang paling sulit di sekolah. Sampai saat ia selesai mengerjakan tugasnya, rasa kantuk yang maha dahsyat membuat ia langsung tertidur tanpa membereskan bukunya dan mengunci pintu.

Tak sengaja Naomi melintas di kamarnya, rasa penasaran membuat ia masuk ke dalam kamar adiknya itu.Tampak Sinka sudah tertidur pulas, mungkin mereka sering berantem tapi perasaan sebagai kakak masih ada meskipun sangat kecil. Ia melihat buku tugas matematikanya masih tergeletak di meja belajar. Tak sengaja matanya melihat jadwal pelajaran.

Takut adiknya bangun dan malah jadi ribut di malam hari, ia membereskan meja belajar adiknya dan menutup pintu kamarnya.

Berbeda dengan Sinka dan kakaknya, saat berangkat sekolah Yupi diantar oleh supir pribadinya sedangkan kak Ve membawa mobil sedan. Cewek berpipi kembu ini lebih suka membawa mobil sendiri daripada harus pergi bersama adiknya itu, Yupi juga tidak protes, ia menghargai keinginan kakaknya itu.

Sifat Ve sangat jauh berbeda ketika ia di rumah dan saat di sekolah. Di rumah ia berusaha menjadi kakak yang baik untuk adiknya, sedangkan di sekolah sifatnya menjadi angkuh dan sombong apalagi saat berhadapan dengan cowok. Sifatnya seperti itu karena terbawa – bawa oleh teman sepermainannya.

Ketika jam istirahat berlangsung, seperti biasa mereka sedang makan di kantin. Yona sedang menikmati satu jus alpukat, sambil memutar – mutar sedotan, ia melihat sekelilingnya. Dia melihat murid yang berlalu - lalang membawa makanan di tangannya.

Padangannya terhenti ketika melihat sosok cewek bermata sayu. Dia mengingat – ingat kembali wajah cewek tersebut, ia sepertinya pernah mempunyai masalah dengan cewek itu. Dan saat Yona bisa mengingatnya dia berkata “Kayaknya gw tau siapa yang ngerjain kita waktu itu”

“Siapa yon ?” tanya Melody.

“Kalian masih inget gak, anak kelas dua yang di tabrak Melody waktu kita mau pulang ?” jawab Yona.

“Oh iya gw inget, yang temannya itu pada sewot kan ?” ucap Naomi.

“Nah itu dia, menurut gw mereka yang lakuin” balas Yona.

“Bisa jadi sih” ucap Ve.

“Sialan, gimana kalo kia kerjain balik mereka ?” ajak Melody.

“Gw setuju” balas Yona.Mereka terdiam sejenak memikirkan sebuah cara untuk membalas perbuatan Kinal cs, tak lama setelah itu Naomi angkat bicara.

“A-haa, gw punya ide nih” ucap Naomi.

“ide apa mi ?” tanya Melody.

“Sini – sini gw bisikin….” ucap Naomi.

Mereka berempat sedikit menundukan kepala, mendengarkan apa rencana Naomi.

Sesudah ngomong panjang lebar, akhirnya ketiga temannya itu mengerti apa yang di rencanakan Naomi.

Malam harinya seperti biasa Kinal cs berkumpul bersama, kali ini mereka berada di rumah Dhike.

Sembari mengerjakan tugas matematika, mereka juga bercanda gurau dan mengatakan curahan hati mereka. Ayana masih teringat betul ketika dia dan teman – temannya melapisi bangku yang biasa ditempati Melody cs dengan alteco.

Saat itu mereka datang ke sekolah pagi sekali, karena belum ada murid yang ada di kantin, hanya ada beberapa pedagang kantin yang sedang mempersiapkan barang dagangannya.

Dengan secepat kilat, bangku itu sudah terlapisi alteco. Dhike, Ayana, dan Kinal bertugas untuk mengalihkan perhatian pedagang di kantin, sedangkan Jeje bertugas melapisi bangku dengan alteco.

Kala itu ketiga temannya sedang bercanda ria, Ayana hanya terdiam sambil sesekali tersenyum mendengar candaan Jeje. Kinal menyadari sifat Ayana yang aneh itu.

“ay lo kenapa ? gak biasanya lo diam aja, masa jam segini udah ngantuk ?” tanya Kinal.

“hehe, belum kok nal” jawab Ayana.

“lo ada masalah ?” tanya Jeje.

“Nggak ada kok je” jawab Ayana.

“Ayo donk ay, kalo lo ada sesuatu yang mengganjal di hati lo, kasih tau kita. Kali aja kita bisa bantu” ucap Dhike.

“Jadi gini, gw takut Melody sama temen – temennya tau kalo kita yang ngelakuin itu” balas Ayana sambil memasang muka lesu.

“Yaelah ay, kirain apa. Kan mereka udah nuduh si Luthfi” ucap Jeje.

"Iya, tapi aku takut aja kalo mereka tau kita yang ngerjain mereka” balas Ayana.

“Tenang aja ay, kalo mereka macem – macem lagi. Tinggal kita bales aja, iya kan je ?” ucap Kinal.

“Bener banget nal. Selama ada Jeje disini, tidak ada yang bisa menyakiti kalian bertiga” balas Jeje.

“haha, lo bisa aja je” ucap Dhike.

Ayana menjadi sedikit tenang mendengar ucapan teman – temannya itu. Dia merasa beruntung sekali mempunyai teman yang selalu ada buatnya.

Senyumannya kembali, mereka terus ngobrol sampai larut malam. Sekitar jam 9 malam Ayana, Dhike, dan Kinal pulang ke rumahnya.

*~~~*

“fi, kita ke kantin lagi yuk” ajak Sinka.

“Iya fi, masa kamu kapok ke kantin sih” sambung Yupi.

“Males gw, nanti ribut lagi sama kakak – kakak lo” balas Luthfi.

“Iya nggak bakalan bro, asalkan lo nggak nempatin meja mereka” ucap Tyas.

“hahahahaha, bener sih. Itu salah lo” balas Shania.

“ayolah fi, makanan di kantin enak – enak lho” goda Beby.

“Iya fi, bosen dikelas mulu” ucap Andela.

Panas mendengar bujukan teman – temannya, untuk kedua kalinya ia pergi ke kantin.

Terpampang wajah senang di muka teman – temannya. Mereka berjalan bersama menuju kantin.

Alhasil di kelas hari ini tidak ada satu pun murid yang tersisa, mereka semua pergi ke kantin.Suara bising dan penuh dengan orang, sebenarnya adalah hal yang paling tidak di sukai Luthfi.

Dia hanya ingin mencoba menghargai teman – temannya dan juga ingin mencicipi makanan yang ada di kantin.Tak seperti waktu itu, setelah memesan makanan, mereka duduk di meja yang benar.

Belajar dari pengalaman, cowok penggila ramen itu tidak akan duduk di bangku yang waktu itu dia tempati. Mereka mengobrol mengisi kekosongan saat melahap makanannya.

Sinka menanyakan apakah mereka sudah menyelesaikan tugasnya killer be ?. Killer Be sebutan Pak Darto, di belakang semua murid menyebut guru itu dengan sebutan killer be. Karena saat ada siswa yang tidak mengerjakan tugas, atau lupa membawa bukunya. Mereka akan dihukum seberat – beratnya. Maka dari itu semua murid sudah tau sifatnya, mereka selalu mengerjakan tugasnya sesulit apapun, dan selalu mengecek dahulu sebelum pergi ke sekolah apakah buku itu di bawa atau tidak.

Untung saja semua menjawab sudah, mereka bisa tenang menyantap pesanannya itu.

“Tong teng teng tong tong teng teng”

Suara bel berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari kantin dan menuju kelasnya masing – masing.

Sesampainya di kelas, tidak seperti umumnya, mereka tidak mengobrol saat menunggu guru datang.

Mereka duduk di bangku masing – masing dengan posisi duduk yang tegak.Tak lama kemudian Killer Be pun datang ke kelas, suasana semakin mencekam. Sesudah menyimpan tasnya di atas meja, ia berdiri di depan kelas sambil berkata “Kumpulkan tugasnya sekarang” dengan nada menghentak.

Reflek semua murid mengeluarkan buku matematikanya dan mengumpulkannya di meja guru itu.

Semua murid terlihat lancar, namun berbeda dengan Kinal cs, mereka masih mencari – cari buku itu di dalam tas.

Semua murid sudah mengumpulkan tugasnya, tinggal mereka berempat yang masih sibuk mencari – cari buku matematikanya. Sesekali mereka bertanya satu sama lain, kemana buku itu hilang ?.

“Kinal, Jeje, Ayana, Dhike. Mana tugas kalian” teriak Pak Darto.

“Maaf pak, tadi pagi masih….” omongan Kinal terpotong.

“Kalian ini banyak alasan, cepat kemari” ucap Pak Darto dengan nada kesal.

Kinal cs menuruti perintah killer be, semua murid di sekolah itu tau, kalau ada murid yang tidak mengumpulkan tugas, mereka akan dihukum membersihkan wc.

Kinal dan teman – temannya pasrah menerima nasib, padahal mereka sudah mengerjakan tugas itu bersama – sama kemarin malam. Mereka berempat pergi menuju wc perempuan, sementara itu Pak Darto kembali melanjutkan pelajaran.

Sesampainya di wc perempuan, Kinal membukakan pintu, terlihat wajah kaget terpampang di keempat cewek ini. Mereka melihat tulisan – tulisan menggunakan piloks, dan wc yang tadi pagi masih bersih – bersih saja menjadi sangat kotor.

Rasain lo

Makanya jangan berani – beraninya berurusan sama kita

Terpampang tulisan itu sangat jelas dan besar di dinding. Keempat cewek ini sudah mengetahui bahwa dibalik semua ini adalah Melody cs.

“Tuh kan, yang gw takutin semalem jadi kenyataan” ucap Ayana sambil berjalan memasuki wc cewek.

“Bener ay, mereka ngerjain balik kita” balas Dhike.

“Awas aja, nanti kita bales lagi” ucap Jeje dengan nada kesal.

“Gw setuju je” balas Kinal.

“Udahlah je, jangan memperpanjang masalah. Kalo kita ngebales mereka lagi, mereka bakalan ngebales kita lagi. Masalah ini nggak bakalan ada ujungnya tau gak” ucap Ayana kesal.

“Tenang ay, kali ini gw akan buat mereka nggak bakalan ngerjain balik kita” balas Jeje.

“Caranya ?” tanya Dhike.

“Nanti malem deh, gw kasih tau. Yang terpenting kita beresin dulu ini wc” jawab Jeje.

Dengan berat hati, mereka membereskan wc yang sangat kotor itu. Sedikit demi sedikit wc itu kembali bersih kembali.

Terlihat 4 orang cewek sedang memperhatikan mereka dari luar wc. Tampaknya mereka sangat senang sekali melihat Kinal cs menderita. Merasa cukup Melody cs kembali ke kelasnya masing – masing.

*To be Continued*

Previous
Next Post »