Majessty119 Chapter 7 : Kelakuan Luthfi

Hallo sahabat KSJ48, gimana seru kah ff ane ?. Ane harap gitu sih :v. Yuk lanjut ke chapter 7. Yang penasaran apa lagi tingkaj kocak Luthfi. Yuk dibaca. Happy Reading :v

Luthfi diseret oleh Naomi kurang lebih 48 meter. Setibanya dipintu gedung Naomi melepaskan tangannya dari kerah baju Luthfi.

"Bangun, berat tau" ucap Naomi dingin.

"Ih, siapa suruh seret-seret orang" balas Luthfi sambil berdiri dan membersihkan celananya yang kotor.

"Dah-dah, ayo masuk. Gw udah gak sabar pengen nyiksa lo" ucap naomi, tatapannya begitu mengerikan ditambah dengan senyuman jahat yang terlihat diwajahnya.

Luthfi merasakan aura iblis (?) dari tubuh Naomi. "Gak, aku pengen dilatih sama kak Ve" ucap Luthfi, ia berusaha melarikan diri, namun belum selangkah ia sudah dihentikan Naomi.

"Uwwooww...uwwooww..." Luthfi menoleh ke belakang dan mendapati tubuhnya diangkat dengan mudah oleh Naomi.

"Hehe, mau kemana lo ?" senyum jahatnya masih terpancar. Ia membuka pintu gedung dan kembali menyeret Luthfi masuk. "Tidaaakkkk" jerit Luthfi saat diseret masuk.

BRUGH

Setelah masuk, Luthfi dilempar ke depan oleh Naomi, Luthfi yang dalam keadaan tersungkur heran melihat keadaan disekitarnya. "Lho kok matahari bisa tembus ke dalam gedung sih ?" ucap Luthfi yang sedang melihat sekelilingnya.

Saat masuk ke dalam gedung, ia seolah di teleportasi ke sebuah hamparan padang rumput hijau yang luas, dan tak jauh dari tempat ia berdiri ada sebuah kolam besar menyerupai danau. Langit-langit gedung terlihat ada sebuah matahari dan beberapa awan yang melayang bebas di udara.

"Biar gw jelasin. Gedung pelatihan itu sama kayak ruang delusi, bisa memperkuat delusi kita. Bedanya disini cuman satu elemen yaitu elemen air." Ucap Naomi menjelaskan ketidaktauan Luthfi, dengan pandangan tak melihat kearahnya.

"Houuhh. Berarti aku elemen air yah kak ?" tanya Luthfi mengambil kesimpulan dari ucapan Naomi, suara Luthfi begitu pelan terdengar.

"Yeee, ya gak juga kali. Lo kan bisa ngilang. Nah sifat air kan transparan, mungkin bisa ngebantu lo ngembangin kekuatan itu." Ucap Naomi, masih dengan pandangan mata tak melihat kepada Luthfi.

"Sekarang lo coba konsentrasi kayak di ruang delusi." Perintah Naomi, namun ia tidak merespon apapun.

"Hei ndel, kita punya elemen yang sama lho" ucap Luthfi. "Yang bener fi. Emang elemen kamu air ?" tanya Andela heran. "Iya dong, buat apa aku masuk kesini kalo bukan air."

ZRRRRHH

Pltak

"Aww"

"Woi, kalo gw lagi ngomong dengerin donk" teriak Naomi marah. Disaat Naomi berbicara, tanpa mendengarkannya, Luthfi meninggalkannya dan malah menghampiri Andela yang tengah berlatih bersama Yona. Kesal diperlakukan seperti itu, Naomi langsung berlari cepat, bahkan diatas rata-rata manusia normal dan kembali menjitak kepala Luthfi.

"Adduhh, omi. Kasian Imaginatenya kamu siksa terus" ucap Yona melihat Luthfi yang sedang mengelus-elus kepalanya.

"Haha, cowok kayak dia gak perlu dikasihani yon" balas Naomi.

"Yaudah kak, mending kita mulai deh latihannya, daripada kena jitak lagi" timpal Luthfi.

Naomi menyetujui perkataan Luthfi, mereka menjauh dari tempat Andela dan Yona agar latihan mereka berdua tidak terganggu.

Naomi ingin menguji kembali, seberapa kuat staminanya. Ia menyuruh Luthfi untuk kembali mengkhayalkan kekuatannya. Sambil duduk ia memejamkan matanya, posisinya mirip sekali seperti meditasi.

"Gw pengen ngilang lamaaaaaa bangettttss" gumam Luthfi dalam dirinya.

Naomi diharuskan menunggu beberapa menit. Sampai akhirnya, tubuh Luthfi perlahan menghilang.

"fi, lo bisa denger gw ?" tanya Naomi ketika juniornya sudah tak terlihat.

Lama tak ada respon, ia kebingungan mencari Luthfi. "Duuh, baru aja latihan pertama udah bikin ulah lagi nih bocah."

Beberapa detik kemudian perlahan ia melihat Luthfi mulai menampakan kembali tubuhnya, ia melihat Andela sedang berlatih dengan jarak yang begitu dekat dengan senyum mesumnya (?).

"Cepet juga tu bocah"

"Haheuhaheuhah. Gila, cape juga ternyata" ucap Luthfi yang sudah menampakan dirinya. Andela yang sedang bermeditasi dibawah pengawasan Yona kaget melihat Luthfi yang sudah berada disampingnya. "Luthfi ?, bukannya kamu lagi latihan sama kak Naomi ?" tanya Andela.

"Emang aku lagi..."

Pltaak

"Lo itu yah hobi banget kabur" ledek Naomi yang lalu menyeret kembali Luthfi menjauh dari Andela dan Yona. Andela hanya tersenyum simpul sambil menggelengkan kepala sejenak, ia lalu meneruskan meditasinya.

Mereka berempat berlatih dipinggir kolam, bagi elemen air itu adalah tempat yang bisa memaksimalkan kekuatan mereka.

"Lo jadi orang bisa serius gak sih ?" tanya Naomi kesal.

"Hmm, se..ri.us..seri..uuss" Luthfi meletakan tangan kanan didagunya, ia seolah tidak mengerti arti kata 'serius'.

"Lo minta ini lagi yah ?" tanya Naomi sambil memperlihatkan kepalan tangannya.

"Gak kak, aku cuman bercanda. Aku bisa serius kok" jawab Luthfi, kedua tangannya diarahkan ke Naomi mencoba menghentikan jitakan seniornya itu.

"Awas kalo lo coba kabur lagi. Gw ceburin lo ke laut biar dimakan ikan hiu" ucap Naomi.

"Emang disini ada laut kak ?" tanya Luthfi, ia hanya mendapatkan tatapan tajam dari Naomi. "Oke kak. Sekarang aku serius" sambung Luthfi, kedua tangannya membentuh huruf V.

"Oke, sekarang gw mau tanya..."

"Ih, kak Omi mulai kepo" ucap Luthfi memotong ucapan Naomi.

Pltaak

"Lo emang mau gw ceburin ke laut. Haah ?" ucap Naomi marah, tangannya memegang kerah baju depan Luthfi.

"Ampun kak. Itu yang terakhir" balas Luthfi, tangannya kembali membentuk huruf V.

Naomi melepaskan tangannya dan berusaha meredam amarahnya. "Oke, gw minta lo serius sekarang. Gw mau tanya, pas lo ngilang apa yang lo rasain ?" tanya Naomi.

"Yang aku rasain itu, gak bisa nafas kak. Sesak banget, kayak gak ada oksigen" jawab Luthfi.

Naomi berfikir sejenak. "Oh, gw tau. Waktu lo ngilang lo masuk ke ruang hampa, emang disana gak ada oksigen sama sekali" ucap Naomi.

"Oh, jadi pas aku ngilang aku harus tahan nafas ?. Pantesan gak bisa lama-lama" balas Luthfi.

"Hmm, berarti stamina sama fisik lo lemah banget. Gw punya latihan spesial buat lo" ucap Naomi diiringi dengan tatapan dan senyuman jahat.

Luthfi mulai memancarkan aura ketakutan, ia berniatan untuk kabur kembali, namun ia mengurungkan niatannya setelah mendengar ucapan Naomi. "Awas lo kalo kabur lagi. Latihannya gw tambah jadi lebih berat."

"Oke kak, aku gak akan kabur. Jadi latihannya apa kak ?" ucap Luthfi, bibirnya sudah bergetar, takut apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Ini dia latihannya..."

BUGH

BRUUSSHH

Naomi menendang Luthfi sampai ia terpelanting masuk ke kolam. Luthfi berusaha menyeimbangkan tubuhnya diatas permukaan air. "Kak kok aku ditendang sih ?" tanya Luthfi sambil berenang ke pinggi kolam.

"Sini-sini. Duuh kacian" ucap Naomi, posisinya sedang duduk sambil melambaikan tangan kearah Luthfi.

Luthfi merasakan kejanggalan dari sifat seniornya. Meskipun diwajahnya terpancar senyuman manis, namun baginya Naomi lebih seram dari sebelumnya. Luthfi memutar arah, ia berenang menjauhi Naomi.

"Mau kemana lo ? Selama lo di air lo gak bisa kabur" gumam Naomi.

Naomi menggerakan jari-jari tangannya, air di kolam tersebut seolah mengerti gerakan tersebut. Dari arah yang dituju Luthfi, datang sebuah ombak yang siap menerjang apa saja yang ada dihadapannya.

"Sial, kok di kolam kayak gini ada ombak sih ?" Luthfi kembali memutar arah, dengan cepat ia berenang kearah Naomi.

Naomi tertawa puas melihat juniornya berenang dengan muka yang begitu panik. "Ayo, seberapa cepat lo bisa berenang" gumam Naomi.

Setelah sampai dipinggir kolam, kepala Luthfi yang berada didalam air dipegang oleh tangan kanan Naomi, membuat ia tak bisa mengangkat kepalanya. Satu tangan lainnya menghentikan ombak yang mengejar Luthfi.

BRUAASSSHH

Luthfi yang tidak bisa bernafas dalam air, meronta-ronta, berusaha mengangkat kepalanya keluar dari air.

"1 2 3 4 5 6 7 8...." Naomi menghitung, berapa lama Luthfi bisa tahan didalam air.

"42 43 44 45 46 47 48." Dihitungan 4 menit 48 detik Luthfi sudah tak bergerak.

Yona dan Andela melihat kejadian itu, mereka menghampiri Naomi. "Omi, dia bisa mati tau" ucap Yona. Ia lalu mengendalikan air yang ada disekitar tubuh Luthfi untuk mengangkat tubuhnya dari kolam.

Yona meletakan tubuh Luthfi dipinggir kolam, wajahnya begitu pucat, sekujur tubuhnya sudah basah kuyup.

"Untung aja aku dilatih sama kak Yona, kalo sama kak Naomi mungkin aku akan bernasib sama kayak Luthfi" gumam Andela dalam hatinya.

Sebagai tenaga medis yang handal, dengan cepat Yona memeriksa keadaan Luthfi, seperti denyut nadi dan sebagainya.

"Yaelah yon, gak usah segitunya kali. Palingan dia pura-pura lagi" ucap Naomi dingin.

"Kayaknya sekarang gak pura-pura deh mi" ucap Yona sesudah memeriksa keadaan Luthfi. Ekspresi Naomi berubah drastis, ia mencoba memeriksa ulang keadaan Luthfi. "Sialan, yon kamu bisa sembuhin dia kan ?" tanya Naomi.

"Hmm, kayaknya dia nelen air kolam deh. Aku coba keluarin airnya" jawab Yona. Jari tangannya kembali bergerak, matanya terpejam, gerakan tangannya seolah mengangkat keluar air yang ditelan Luthfi.

Lama seperti itu, namun tak ada setetes air pun yang keluar. "Hahh. Kayaknya air yang dia telen udah menyatu dengan darahnya" ucap Yona, ia gagal mengeluarkan air yang ada didalam tubuh Luthfi.

Saat air menyatu dengan darah, bahkan Imaginary yang berelemen air sekali pun, susah untuk mengendalikannya.

Naomi mencoba melakukan hal yang sama seperti Yona, namun hasilnya nihil.

"Gimana kalo kasih nafas buatan ?" Andela mengusulkan idel cemerlang.

Naomi dan Yona saling pandang sejenak. "Enggak-enggak.." ucap mereka serempak sambil menggelengkan kepalanya.

"Biar aku aja kak" ucap Andela sambil mendekat ke wajah Luthfi.

"Kamu yakin ndel ?" tanya Yona. Andela menganggukan kepalanya mencoba meyakinkan kedua seniornya.

Sebagai anggota PMR, setidaknya ia pernah memberikan nafas buatan. Namun ini adalah kali pertamanya ia memberikannya kepada lelaki.

Naomi dan Yona menggeser posisinya, memberi ruang untuk Andela. Perlahan wajah Andela mendekati wajah Luthfi, kedua tangannya ia tugaskan untuk membuka mulut Luthfi.

Ia menarik nafas sedalam-dalamnya lalu.

HUFP

Seketika pipinya mengembung, dan bibirnya menyentuk bibir Luthfi. Satu kali nafas buatan tak berpengaruh, Andela mengambil nafas kedua dan....

HUFP

Ia melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Pipinya kembali mengembung. Kedua seniornya kaguk melihat Andela yang sedang menolong teman seangkatannya.

Luthfi tak kunjug sadar, sampai Andela memberi nafas buatan untuk ke 5 kalinya.

"Uhuk-uhuk." Mendengar suara batuk Andela menjauhkan bibirnya dari Luthfi. Luthfi terus mengeluarkan suara batuk selama kurang lebih 1 menit.

"Hah, akhirnya sadar juga" ucap Yona lega.

Luthfi mencoba untuk duduk. Ada satu pertanyaan yang keluar dipikiran Naomi. "Kok cuman batuk doang ?."

"Lha, emang harusnya gimana kak ? Batuk darah ?" ucap Luthfi.

"Bener mi, kok airnya gak keluar ?" ucap Yona heran.

"Udah kak, gak usah dipermasalahin. Yang penting dia wes sadar toh."

"Yaudah kalo gitu, aku sama Andela lanjut latihan lagi yah mi. Jangan disiksa Imaginatenya tapi dilatih" ucap Yona sambil menepuk pundak Naomi, ia lalu kembali ke tempat latihannya bersama Andela.

"Gw salut sama lo. Bisa tahan 4 menit lebih diair. Sebagai pemula itu udah lumayan" untuk pertama kalinya Naomi memuji Luthfi.

#ToBeContinued

Untuk cerita yang lebih menarik lainnya, anda bisa lihat disini
Silahkan Berkomentar!
Terima kasih

Previous
Next Post »