Part 7
Kita mau kemana ?
Di ruang kelas 2-D di akademi Teitan dipagi hari
sudah seperti pagi biasanya. Banyak siswa yang sudah datang dan menjalankan
berbagai aktivitas. Terlihat seorang siswa laki-laki sedang duduk dibangkunya
sendirian. Ia medengar ada temannya sedang yang mengobrol di bangku didepannya.
“bil, kamu tahu nggak. Katanya ada café baru di
pusat kota.”ucap salah seorang perempuan pada temannya.
“wah..beneran shan ?”Tanya perempuan yang satunya.
“bener bil. Katanya makanan disana enak-enak, murah
lagi.”jawab Shania dengan yakinnya.
“kalau gitu kita harus nyobain kesana Shan.”ucap
Nabilah dengan senangnya.
Mendengar itu Yudi menjadi penasaran dan memutuskan
untuk bertanya kepada kedua temannya itu.
“Shan, ngomong-ngomong café nya ada disebelah mana
?”Tanya Yudi yang tiba-tiba berdiri dari bangkunya dan menuju bangku Shania dan
Nabilah.
“hehe tumben elo nanyain café yud, biasanya nya elo
mah juga nanyain warteg”ucap Nabilah dengan sedikit tertawa.
“nggak usah gitu juga kali bil gue juga kan pengen
ngerasain gimana rasanya ke café.”ucap Yudi dengan muksa sedikit cemberut.
“haha…”mendengar itu Nabilah dan Shania tertawa
bebarengan.
Setelah berbicang-bimcang agak lama, akhirnya Shania
memberitahu dimana letak Café tersebut. Lalu Yudi memutuskan untuk datang ke
café tersebut kalau mempunyai waktu luang. Tak lama setelah itu datang seorang
siswa teman sebangkunya Yudi yang tak lain adalah Zae. Yudi menatapnya dengan
serius kenapa ia baru sekolah lagi. Ketika sampai Zae sampai di bangku, Yudi
langsung menyapanya.
“Pagi bro, elo kemana aja. Hari gini baru keliatan,
sakit perut kah.. ? haha…”ucap Yudi membuka pembicaraannya dengan sedikit
bercanda.
“i..itu yud, aku nggak enak badan, jadi aku tinggal
di asrama terus.”jawab Zae sedikit gugup. Zae terpaksa berbohong, karena ia tidak
ingin ada orang lain yang mengetahui tentang kejadian malam sebelumnya.
“gk enak badan gmana nyampe 10 hari gk sekolah… elo
udah bosen sekolah ya haha…”ketika Yudi sedang mengejek, ada seorang perempuan
mendekati mereka berdua.
“wah.. pagi-pagi gini udah rame aja.”ucap perempuan
itu.
“eh elo ndel, kenapa elo nggak berangkat bareng sama
Zae, bukannya kalian se asrama ?”Tanya Yudi dengan muka mesumnya.
“udah ah yud, aku sudah bosen dengar
omonganmu.”jawab Andela sedikit marah.
“Zae, gimana keadaan kamu, udah mendingan ?”sambung
Andela dengan bertanya kepada Zae.
“Makasih ndel, sekarang aku udah lebih baik.”jawab
Zae.
“o, iya tadi pak Hilman bilang, dia ingin ngomong
sesuatu sama kamu. Nanti datang aja ke lantai 4. Jam 9 malam.”ucap Andela.
“ok, ndel”jawab Zae singkat.
Tak lama setelah itu bel pertama pun berbunyi. Semua
siswa masuk kekelas dan duduk dibangkunya masing-masing. Pelajaran pertama
adalah pelajaran pak Rudi, dia mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Pak Rudi telah
memsuki kelas dan mulai mengabsen muridnya.
“Andela”
“Hadir pak!”
“Anto” “Hadir
pak!”
“…..”
“Shania”
“Hadir pak!”
“Yudi” “Hadir
pak!”
“Zae” “Hadir
pak!”
“Zae kamu kemana aja minggu kemarin, tidak masuk
pelajaran bapak ?”Tanya pak Hilman ketika mengabsen nama Zae.
“itu pak. saya nggak enak badan”jawab Zae dari
bangkunya.
“minggu kemarin bapak menjelaskan tentang rotasi
bumi. Untuk lebih jelasnya kamu tanyakan saja pada teman sekelesamu.”ucap pak
Rudi.
“Baik pak”jawab Zae mengganggukan kepalanya. Setelah
itu pak Rudi membuka sebuah buku dan akan melanjutkan pembahasannya.
“Anak-anak sebelum bapak melanjutkan kepelajaran
yang selanjutnya, bapak mau kasih pertanyaan dulu tentang pelajaran minggu lalu”ucap
pak Hilman.
“Coba siapa yang tahu, berapakah kecepatan
perputaran bumi pada garis ekuator ?”Tanya pak Rudi pada semua murid. Tetapi
tidak ada seorangpun yang menjawabnya.
“kalian memperhatikan bapak tidak ? masa tidak ada
seorangpun yang tahu ?”ucap pak Rudi dengan nada yang lebih keras. Tiba-tiba
Zae mengacungkan kedua tangannya.
“Saya tahu pak. itu sekitar 1700km/jam pak.”jawab
Zae dari bangkunya dengan penuh keyakinan.
“benar sekali. Karena kecepatan bumi pada garis
ekuator sangat cepat sekali melebihi kecepatan suara.”ucap pak Rudi terlihat
kagum
“kenapa kalian kalah sama orang yang tidak masuk
sekolah ? ya.. sudahlah lebih baik kita lanjutkan ke materi berikutnya”sambung
pak Rudi sambil membuka-buka halaman bukunya.
Ketika melihat Zae bisa menjawab pertanyaan tadi,
Shania dan Nabilah tiba-tiba terkejut di bangkunya.
“Bil, dia pintar juga ya…bisa tahu jawabannya.”bisik
Shania.
“Iya, Shan, menurutku juga, tidak cuma tampan, dia
juga pintar banget ya.”jawab Nabilah dengan muka kagum.
“Iya bil, bener banget itu.”balas Shania.
Pembicaraan mereka terhenti setelah pak Rudi memulai menjelaskan materi yang
berikutnya.
*~~~*
Pelajaran demi pelajaran telah berlangsung disekolah
tersebut. Dan akhirnya bel pulang pun berbunyi. Teng tong teng teng…teng tong
teng… semua murid dikelas 3-C yang tak lain dikelas kak Melody sudah
berhamburan keluar kelas. Kak Melody masih membereskan peralatan sekolahnya
yang ditemani oleh kak Naomi. Didepan kelas tersebut ada seorang laki-laki yang
sedang menunggunya.
“mel, tuh Raven ada didepan kelas.”ucap kak Melody
yang melihat kearah pintu keluar.
“Iya omi tunggu sebentar.”jawab kak Melody. Setelah
kak Melody selesai membereskan peralatannya, ia langsung keluar dari kelas. Kak
Raven memberikan sebuah kode kepada kak Melody dengan menggerakan kedua matanya
kearah kanan dan alisnya. Kak Melody sudah mengerti apa maksudnya.
“mi maaf ya, hari ini aku mau pulang sama
Raven.”ucap kak Melody.
“iya nggak papa kok mel, berjuang ya!”ucap kak Naomi
dengan senyuman manisnya sambil meninggalkan mereka berdua. Kak Naomi berpikir
bahwa mereka akan jalan bersama tetapi mereka hanya mendiskusikan tentang persoalan
anggota baru.
“Mel, gmana apa kita harus pulang baeng sama anak
baru itu ?”Tanya kak Raven dengan muka serius.
“tidak perlu ven. Nanti dia pasti datang kok. Kita
tunggu aja di lantai 4.”jawab kak Melody.
“Ah mel, bukannya lebih baik kita langsung ngasih
tahu dia, sambil pulang sekolah ?”Tanya kak Raven.
“Nggak usah ven, disekolah masih banyak siswanya,
bagaimana kalu ada orang lain yang mendengarnya.”jawab kak Melody meyakinkan.
“iya..iya..terserah kamu aja deh mel. Aku mau pulang
duluan duluan aja”balas kak Raven sambil meninggalkan kak Melody dengan muka
sedikit kecewa.
*~~~*
Dikoridor Akademi Teitan, Zae sedang berjalan menuju
gerbang pintu masuk. Ia keluar dari kelas sendirian. Yudi keluar dari kelas
dengan cepatnya, katanya dia ada keperluan sesuatu. Sedangkan Andela ia mau ke
ekskul pemanah dulu. Setelah Zae sampai di gerbang sekolah, ia melihat masih
banyak siswa yang sedang mengobrol di depan sekolah tersebut. Tiba-tiba
seseorang menepuk pundak Zae dari belakang.
“belum pulang ?”ucap seseorang itu.
“Eh..belum ndel. Kalau kamu udah selesai ndel
kegiatan ekskulnya ?”Tanya Zae.
“Udah Zae. yuk kita pulang bareng. Aku mau ngajak
kamu ke suatu tempat dulu.”ajak Andela sambil tersenyum manis.
“Kita mau kemana ndel. ?”Tanya Zae dengan muka
penasaran.
“udah..kamu ikut aku ya.”ucap Andela sambil menarik
tangan Zae.
Sinka mengajak Zae pergi kesuatu tempat. Mereka
pergi kesana dengan berjalan kaki. Setelah beberapa menit mereka berjalan.
Akhirnya mereka tiba disebuah pusat kota. Keadaan disana sangat ramai sekali.
Dimulai dari orang yang sedang berjalan dipinggir jalan, ada polisi yang sedang
berjaga di posnya, ada juga antrian panjang di depan sebuah toko alat musik. Disana
terdapat sebuah taman, mall, café, studio musik, game zone, bioskop, rumah
sakit, kantor polisi dan masih banyak lagi. Walaupun kota ini tergolong kecil,,
tetapi tempat-tempat dikota ini tidak kalah ramenya dari kota yang lain. Dan
juga masih jarang mobil yang berlalu lalang di jalan raya kota tersebut.
“nah, sekarang kita sudah sampai di sini..Tadaaa..”ucap
Andela sambil mengerakan kedua tangannya menunjuk pusat kota.
“wah, ini pusat kota ya. Ramai sekali disini,
ndel.”jawab Zae sambil melihat gedung-gedung disekitarnya.
“iya Zae. yuk kita berkeliling.”ajak Andela yang
berjalan terlebih dulu didepan Zae.
“eh..tunggu ndel.”ucap Zae yang mengerjar Andela.
Mereka berjalan-jalan di kota tersebut. Mereka berkeliling dari gedung ke
gedung yang lainnya sambil Andela menjelaskan tiap gedung yang ada di kota
tersebut. Setelah beberapa menit berkeliling, mereka sampai disuatu taman yang
dekat dengan pusat kota tersebut. Kemudian mereka berdua duduk pada sebuah
bangku yang ada di disana.
“ndel, kamu tunggu dulu disini ya.”ucap Zae yang
langsung berdiri.
“kamu mau kemana Zae ?”Tanya Andela.
“Aku mau cari minum dulu.”jawab Zae yang langsung
meninggalkan Andela ditaman tersebut. Zae berjalan-jalan tidak jauh dari taman
tersebut. Kebetulan dia melihat sebuah mesin minuman yang berada diseberang
jalan. Zae pergi menuju mesin minuman tersebut, ia membeli 2 buah kaleng
minuman dengan memasukan koin pada minuman tersebut. Tak lama setelah itu Zae
membawa minuman tersebut ketaman.
“ini ndel minumannya.”ucap Zae sambil memberikan
minuman kepada Andela.
“makasih Zae.”ucap Andela sambil menerima
minumannya.
“oh iya ndel. Kamu tahu nggak sebenarnya pak Hilman
itu mau ngomongin apa ya ?”Tanya Zae yang masih penasaran atas omongan Andela
dikelas.
“um…lebih baik nanti kamu datang aja ya ke lantai 4.
Biar pak Himan yang menjelasan detilnya.”jawab Andela dengan bingung harus
menjawab bagaimana.
“baik ndel.”ucap Zae yang langsung duduk di bangku
taman tersebut. Mereka telah lama berbincang-bincang disana, sampai mereka lupa
untuk makan siang.
“Zae, kamu
lapar gak ?”Tanya Andela.
“nggak kok ndel. makasih.”jawab Zae berbohong. Tiba
tiba perutnya berbunyi krruwuk…kruwuuk /*kira-kira
seperti itulah bunyinya. Susah bikin suaranya wkwkwkwk */ .
“hehe…tuh kan, yuk makan dulu. Kebetulan ada ramen
disana. Jangan khawatir aku yang traktir kok.”ajak Andela tersenyum.
*~~~*
Didepan café baru yang terdapat dikota tersebut.
Seorang laki-laki yang masih memakai baju sekolahnya yang tak lain adalah Yudi sedang
mencoba masuk kedalam sana. Ketika dia masuk Café tersebut, dia sangat terkejut
melihat suasana di café. Cafe tersebut sangat luas sampai-sampai ia sangat
bingung untuk mencari tempat duduk. dimana Walaupun masih baru, café tersebut
sudah mempunyai banyak pengunjung. Lalu yudi memutuskan untuk duduk di meja
yang dekat dengan jendela.
“Aduh…jadi gini ya suasana café itu.”ucapnya sambil
melihat sekeliling.
Lalu ia memanggil pelayan yang berada disana.
Ternyata pelayan tersebut kebanyakan wanita yang sering disebut Maid. Kemudian
salahsatu maid menghampirinya dan memberikan sebuah menu makanan. Yudi
melihat-lihat makanan pada menu tersebut tanpa melihat harganya yang berada
disebelahnya.
“gue harus pilih mana ya ? banyak banget
makanannya.”
Lalu Yudi memesan beberapa makanan dan minuman yang
terdapat pada menu tersebut. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya makanan
dan minuman yang ia pesan datang juga. Yudi makan dengan lahapnya, seperti orang
yang nggak dikasih makan satu minggu sampai tak ada satu makananpun yang
tersisa dimejanya. Setelah ia selesai makan, ia memanggil salahsatu maid dan
meminta bill nya.
“mbak..mbak..bisa minta bill nya ?”ucap yudi ketika
mengelap mulutnya dengan sebuah tisu.
Ketika maid itu memberikan billnya, Yudi sangat
terkejut. Ternyata makanan yang ia makan lebih mahal dari kelihatannya. Yudi
sangat bingung, bagaimana cara dia membayarnya. Ia tidak memperkirakan harga
makanan yang ada di café tersebut 3 kali lipat dari harga SPP di sekolahnya.
Sehingga ia memutuskan untuk keluar dari Café tersebut dengan mengendap-ngendap,
tetapi ia ketahuan dan tertangkap oleh 3 penjaga yang badannya kekar-kekar.
*~~~*
Diwaktu yang bersamaan, ditempat makan Ramen, Zae
dan Andela telah duduk dan memesan makanannya. Ramen di kota ini sangat populer
dikalangan para remaja, terutama siswa-siswi yang bersekolah didekat sini.
Ramen disini tidak pernah sepi. Tiap hari pasti dipenuhi pengunjung terutama
murid sekolahan.
Tak lama kemudian, ramen pesanan mereka telah
datang. Mereka makan dengan lahapnya sampai kuahnya pun habis diminum. Andela
terlihat senang ketika ia melihat Zae memakan ramen itu.
“Zae gimana ramennya ?”Tanya Andela.
“enak banget ndel. makasih banyak ya, tapi kenapa
kamu ngajak aku kesini ndel, kita kan baru kenal ?”Tanya balik Zae penasaran.
“emmh…itu… sebenarnya…. ah..udah yuk pulang, udah
sore nih… bukannya kamu disuruh oleh pak Hilman ke lantai 4. ”ucap Andela
gerogi tanpa menjawab pertanyaannya.
Melihat Andela menjawabnya dengan gerogi, Zae hanya
mengiyakan saja.
Tak terasa sebuah jam telah menunjukan pukul 6.30
pm. Keadaan sore hari dengan langit yang berwarna merah kekuning-kuningan yang
menghiasinya. Setelah membayar ramen tersebut, Andela dan Zae bergegas untuk
pulang ke asrama. Dengan menaiki sebuah monorel mereka sampai di asrama
tersebut tidak terlalu malam. Kemudian Zae bergegas pergi ke kamarnya dan
memutuskan untuk datang ke ruang control setelah ia menyelasaikan semua tugas
dari sekolahnya.
*~~~*
(To be Continued)
EmoticonEmoticon