Hantu Amnesia Part 10


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut project reupload hantu amnesia. Happy Reading :v
Langit yang mendung, sinar matahari tertutup oleh awan. Membuat cuaca siang itu sangat sejuk, di tambah dengan angin sepoy – sepoy yang menghembus melewati tubuh Luthfi yang sedang tiduran di lantai atas itu.
“Sendirian emang menyenangkan” ucap Luthfi.
“Apalagi nggak di ganggu sama hantu sialan itu” sambung Luthfi.
Suasana yang begitu mendukung, membuat matanya terlelap untuk sesaat.
Di tengah mimpi indahnya, dia di ganggu oleh Andela, hantu itu berkata “fi bangun, waktu istirahat udah beres.”
Luthfi langsung terbangun dari tidurnya, ia melihat jam di Hpnya. Dan benar saja waktu sudah menunjukan pukul 10.30. Jam pelajaran kelima sudah berjalan 15 menit. Dia beranjak dari duduknya, berlari menuju kelasnya.Setibanya disana, Luthfi mengetuk pintu dan membukanya.
“Permisi. Maaf bu saya terlambat” ucap Luthfi.
“Kamu darimana saja ?” tanya guru itu.
“Saya ketiduran di lantai atas bu” jawab Luthfi.
“hahahahaha” semua teman sekelasnya mentertawakan cowok gamers itu.
“hahhh, yaudah kali ini ibu maafkan” ucap guru itu.
“Baik bu”
Dengan rambut yang acak – acakan, dia masuk ke dalam kelas. Melewati Beby yang saat itu sebangku dengan Frieska. Beby menatap temannya itu dengan perasaan aneh, ia berkata “dia memang cowok yang unik.”
Pelajaran kembali di mulai.
*~~~*
Bel pulang sudah dibunyikan, Luthfi tengah berjalan menyusuri pinggiran jalan. Dia di kagetkan dengan sosok hantu yang muncul di depannya. Langkahnya terhenti, untuk kesekian kalinya Andela mengagetkan Luthfi. Dia menahan marah sambil berbisik “lo mau gw jantungan apa ?”
Andela tersenyum sambil berkata “hehe gomen – gomen.”
Luthfi kembali melanjutkan langkahnya, hantu itu pun mengikutinya. Luthfi baru sadar, dari jam istirahat Andela tidak ada di sisinya.
“lo tadi kemana aja ?” tanya Luthfi dengan nada jutek.
“Tadi aku abis berwisata kuliner” jawab Andela.
“Wisata kuliner ?” ucap Luthfi sambil menaikan alis matanya.
Saat itu Andela mendengar bunyi dari perutnya. Tadinya dia ingin mengajak Luthfi ke kantin, tapi ia mengurungkan niatnya karena melihat cowok tertutup itu sedang tertidur pulas, Andela pun pergi ke kantin sendirian.
Air liurnya hampir menetes ketika melihat makanan berjejer rapih. Di sana juga banyak murid mengantri membeli makanan, ada juga yang tengah duduk di meja sambil menikmati makanan yang sudah dibelinya. Dia berfikir sejenak, bagaimana caranya agar ia bisa memakan salah satu makanan yang ada.
Dia menyusup ke salah satu kedai makanan. Di saat pedagang itu lengah, hantu itu langsung menyembunyikan makanan yang berada di atas meja. Pedagang itu sempat kebingungan, namun dengan kebisingan yang terjadi di kantin, membuat penjual makanan itu berfikiran mungkin ada murid yang mencurinya.
Andela membawa makanan itu keluar kantin. Dia memakannya di sebuah tempat sepi. Perut terisi hati pun senang.
“Hoammm” Andela menguap. Setelah menyantap makanan curian itu, dia merasakan kantuk yang maha dahsyat. Ia pun terlelap sama seperti teman serumahnya.
“lo jadi pencuri ?” tanya Luthfi yang sudah mendengar cerita hantu amnesia itu.
“Abisnya aku laper..” jawab Andela sambil menundukan kepalanya.
“terus kenapa nggak ada yang nyadar kalo ada makanan yang terbang ?” tanya Luthfi heran.
“Hmm, nggak tau. Mungkin aku juga punya kekuatan ngilangin benda dari pandangan manusia. Tapi cuman sebentar” jawab Andela
.“Hahh, jangan di ulangin lagi” bentak Luthfi.
“Iya – iya, aku nggak akan ngelakuin lagi kok” balas Andela.
Seperti biasa, Luthfi pulang menggunakan jasa bus kota.
*~~~*
Sinka Juliani, dulu dia teman satu les vokal bersama Septyan. Wajahnya sangat manis, dengan rambut yang menggerai sampai bawah pundak. Tubuhnya agak gendut, cewek ini juga sangat suka sekali dengan boneka panda. Dulu Septyan sering menyebutnya dudut.
Saat ini Sinka sudah beres latihan vokal, ditengah rehat dia berjanji pada dirinya sendiri, “lomba kali ini gw gak boleh kalah. Gw harus gunain cara apapun.”
Sehabis latihan ia langsung pulang ke rumah, dia membersihkan tubuhnya lalu mengisi perutnya. Di meja makan ia dihampiri kakaknya.
“Oh iya sin, gw denger lo ikutan lomba nyanyi lagi yah ?” tanya Naomi sambil mengambil sebauh apel yang berada di atas meja makan itu.
“Emang iya” jawab Sinka dengan nada jutek.
“Palingan lo kalah lagi sama siapa tuh cowok yang pendek – pendek itu…”
Naomi berusaha mengingat nama teman satu les adiknya itu.
“lo itu berisik banget sih. Lomba belum juga dimulai, udah ngatain kalah aja” ucap Sinka sambil meninggalkan ruang makan itu.
Sinka memang tidak pernah akur dengan kakaknya itu. Sejak lahir mereka selalu berantem memperebutkan sesuatu yang diinginkan. Setiap berpapasan mereka selalu meledek satu sama lain.
Sedangkan cowok yang disebut – sebut bisa mengalahkan Sinka, saat itu sedang melakukan latihan ringan di kamarnya. Dia orang yang sangat ulet dalam mengejar sesuatu. Pantas saja di kamarnya terlihat beberapa penghargaan seperi piagam, sertifikat, dan piala.
Berbeda dengan Luthfi, yang di rumahnya tidak ada satu pun penghargaan yang ia terima. Dia tidak pernah tertarik dengan suatu perlombaan apapun. Bahkan untuk bermain game bersama – sama pun ia tidak menyukainya. Ia lebih suka menyendiri di kamarnya.
*~~~*
“Untuk tugas kali ini, Ibu akan membentuk beberapa kelompok”
“Untuk kelompoknya, agar adil biar ibu yang menentukan”
“Kelompok pertama yaitu Luthfi, Tyas, Septyan, Shania, Beby, Nabilah”
“Kelompok kedua yaitu Yupi, Viny, Kinal, Jeje, Ayana, Dhike”
“Kelompok ketiga yaitu Sinka, Hanna, Rona, Frieska, Nino …………”
Ibu Lita membagi muridnya menjadi beberapa kelompok. Tampak Tyas menoleh ke belakang sambil tersenyum. Dia senang bisa satu kelompok dengan temannya. Bu Lita kemudian melanjutkan kembali pembelajaran setelah membentuk kelompok.
Di waktu istirahat, kelompok Luthfi tengah mendiskusikan dimana mereka akan mengerjakan tugas tersebut.
“Hmm, gimana kalo di rumah lo shan ?” tanya Nabilah.
“Bosen ah kalo di rumah gw terus” jawab Shania.
“Terus mau dimana donk ?” tanya Beby.
“gw mau cari suasana baru. Gimana kalo kita ngerjain tugasnya di rumah lo fi ?” ucap Shania.
Luthfi yang sedang mendengar obrolan mereka sambil memandang keluar jendela, kaget. Ia berpaling menatap Shania sambil berkata “Kenapa harus di rumah gw ?”
“Nggak apa – apa lagi fi, kan kita – kita belum pernah main ke rumah lo” ucap Septyan.
Semua anggota kelompok menganggukan kepalanya pertanda setuju, tugas akan di kerjakan di rumah Luthfi. Cowok gamers itu hanya menerima keadaan dengan pasrah, berbeda dengan hantu yang berada disisinya. Andela terlihat tersenyum, karena akan ada teman Luthfi yang main ke rumahnya lagi.
Setelah menentukan tempat, Beby mengganti topik pembicaraan. Ia mengambil selembaran kertas dari tasnya.
“Nih yan, formulir pendaftarannya” ucap Beby sambil memberikan kertas itu.
“wah makasih beb” balas Septyan.
“langsung daftar nih” sambung Septyan.“
Jangan sekarang, kan sekarang kita mau ngerjain tugas kelompok” timpal Tyas.
“hehe, iya yah. Gw lupa” balas Septyan sambil mengusap –usap bagian belakang rambutnya.
Bu Lita adalah guru bahasa Inggris. Ia menugaskan setiap kelompok agar membuat video percakapan memakai bahasa inggris, Ia juga meminta laporannya dalam bentuk makalah. Rencananya kelompok satu akan mengerjakan tugas itu sepulang sekolah.
*~~~~*
Kelompok Luthfi sudah berada di rumahnya. Kecuali Shania yang sedang mengambil handycam di rumahnya. Seperti biasa Luthfi menyeduh tea untuk teman – temannya. Ia juga membawa beberapa makanan ringan.
“wahh, makin rame ini rumah” ucap Andela yang tengah melihat Luthfi berkumpul dengan teman – temannya.
Luthfi hanya terdiam menunggu kedatangan Shania sambil menahan kepalanya dengan tangan kanannya.
“lo tinggal sendirian disini fi ?” tanya Beby.
“iya”
“Emang lo nggak takut apa ? gimana kalo ada hantu datang kesini ?” tanya Beby.
“Emang ada hantu disini. Tepatnya di belakang lo beb” jawab Luthfi dengan santainya.
Sontak bulu kuduk Beby merinding, dia merasakan ada sosok hantu berada di belakangnya.
“lo nggak boong fi ?” tanya Septyan heran.
Luthfi kemudian tersenyum sambil berkata “nggak kok gw cuman bercanda.”
Beby merasa lega, ternyata Luthfi cuman bercanda. Dia baru pertama kali melihat temannya itu tersenyum lepas. Di dalam hatinya ia berkata “Luthfi cakep juga kalo lagi senyum.”
Kedatangan Shania membawa obrolan kembali ke seputar tugas yang akan di kerjakan. Mereka tengah berunding siapa saja yang akan menjadi lakon dalam video itu. Siapa yang jadi kameramen dan siapa yang mengedit video itu, juga siapa yang menyusun laporannya.
“Biar aku yang jadi pemerannya sama Luthfi” ucap Beby.
“heeehh. Kok gw sih ?. Kenapa nggak sama Septyan aja ?” keluh Luthfi.
“Kamu kan lumayan fasih dalam pelafalannya fi” ucap Beby.
“ Ia gw juga setuju fi. Biar gw jadi editornya aja” balas Septyan.
“Kalo masalah kamera, serahin sama gw” ucap Tyas.
“Kalo gitu, gw sama Shania yang ngerjain laporannya” ucap Nabilah.
Shania hanya menganggukan kepala.
Pengerjaan tugas pun dimulai. Kamera sudah disiapkan, yang menjadi latarnya adalah ruang tamu rumah Luthfi. Ceritanya dia sedang menunggu Beby di ruang tamu. Rencananya mereka akan mengerjakan tugas bersama.
“Take satu. One…two…three…action” ucap Septyan.
“hahhhhh. Beby where are you ?” ucap Luthfi yang sedang menunggu Beby.
Tak lama kemudian Beby pun tiba dirumanya.
“Excuse me”
“Wait a minute”
Luthfi membuka pintu rumahnya.
“Oh beby, you’r late”
“Oh, I’m sorry. There is something…”
“Oke, no problem” Luthfi memotong perkataan Beby.
Luthfi mempersilahkan Beby masuk. Di sofa mereka duduk bersampingan. Sesekali Beby mencuri pandang kearah Luthfi, membuat jantungnya berdetak kencang. Apakah Luthfi akan menjadi orang ketiga di hubungan Beby dan Rangga ?.
#ToBeContinued
Previous
Next Post »