Magic Love Part 38


Hallo sahabat KSJ48. Update lagi nih sihir cinta. Happy Reading
“fi,lo kenapa? Kok muka lo sampe bonyok gitu” tanya Rizki yang melihat Luthfi terkapar di lantai WC.
Tapi tak ada jawaban apapun dari Luthfi. MaIahan yang ingin menyembunyikan hal yang sebenarnya. Mungkin karena ia sama sekali tidak ingin memperkeruh masalah yang sudah ada. Sedangkan Rizki hanya menebak apa yang sebenarnya terjadi.
“Ini pasti ulah si Adit lagi kan ? gw hajar dia kalo ketemu nanti” ucap Rizki dengan nada emosi.
“Udah. Lebih baik kita biarin aja, mungkin dia lagi ada masalah” ucap Luthfi.Rizki hanya menuruti keinginan sahabatnya itu.
Ia sama sekali tidak ingin berdebat dengannya. Rizki pun membantu Luthfi berjalan menuju UKS. Setibanya di UKS ia langsung mengirim pesan kepada Andela agar segera datang ke UKS.
“ki, ngapain kamu manggil aku suruh kesini ?” tanya Andela yang sudah berada di depan pintu UKS.
“Mending kamu liat sendiri aja deh kesini” ucap Rizki menuntun Andela masuk ke dalam ruangan UKS.
“Lu…Luthfi! Kamu kenapa fi ? kok bisa kayak gini” ucap Andela menghampiri Luthfi.
“nggak, aku nggak papa kok ndel.”
“Itu tadi dia dihajar sama si brengsek Adit” potong Rizki.
“Hah ? Kok bisa sih?” ucap Andela.
“nggak tahu, dia udah gila kali” ucap Rizki.
“keterlaluan banget sih siAdit. Sampe ngelukain sahabatnya sendiri.”
“udahlah, jangan ngebicaraan orang mulu.” Sambung Luthfi.
“tapikan…” ucap Andela.
“udah, lagian aku udah nggak papa kok ndel.” Balas Luthfi.
“gw nggak tau lo itu baik apa bego sih ?” timpal Rizki.
“apa – apaan kamu ki ngomong  kayak gitu ke Luthfi ?” ucap Andela.
“udah tau Adit dah ngelukain lo, dan lo masih belain dia? Otak lo dimana fi?” bentak Rizki kepada Luthfi.
“gw hanya ngerasa ada yang disembunyiin sama Adit dari kita.”
“argh, gw nggak tau harus ngomong apa lagi sama lo” ucap Rizki sambil meninggalkan ruang UKS. Karena ada rapat mendadak para murid dipulangkan lebih awal. Luthfi pulang dengan luka luka ditubuhnya.
*~~~*
Secara bersamaan disuatu tempat, terlihat seorang pria sedang berbicara dengan seseorang dari balik telepon.
“Gw udah lakuin yang lo mau. Sekarang serahin Elaine sama Gracia.” Ucap Adit.
“weits, tenang bos. Inget your princess in my hand.” Ucap Yosep dari balik telepon tersebut.
“banyak bacot lo...!” Dengan nada menyentak.
“kalo lo maunya gitu, Lo nggak akan lihat dia lagi.”
“ok,sekarang lo maunya apa?”
“datang ke gudang  kosong bekas pabrik tekstil jam 3 sore. Kalo lo telat, lo bakal tau apa yang bakal gw lakuin sama mereka berdua."
Tiiit...tiit
Yosep menutup panggilannya, “woy... woy...” Ucap  Adit.
“Bajingan, malah ditutup...”
Keadaan semakin rumit. Semua teman Adit membenci untuk alasan yang belum diketahui oleh mereka. Rizki yang sudah tidak dapat menahan emosinya. Luthfi yang terluka karena perbuatan Adit. Yosep yang sebelumnya temannya sekarang berubah menjadi musuhnya. Dan Gracia bersama Elaine yang masih diculik tanpa alasan yang pasti.
Sedangkan Adit harus menyelesaikan masalah ini seorang diri tanpa bantuan dari siapapun.
Rizki dan Luthfi yang mengalami kejadian ini tidak tau harus berbuat apa. Mereka yang  hendak menyelamatkan Elaine dan Gracia terlihat bingung akan apa yang harus dilakukanya. Tanpa adanya petunjuk bagaimana dia dapat menyelamatkan mereka?
Luthfi hanya menebak bila Adit ada hubunganya dengan semua ini. Tapi bagaimana caranya agar Adit ikut serta dalam hal ini sedangkan teman – temannya masih tidak mempercayainya.
“Fi, lo liat Adit nggak? Kagak biasanya dia belum pulang ke rumah habis pulang sekolah.” ucap Raito dalam pesan yang ditujukan kepada Luthfi.
“Enggak tuh,emang kenapa?”  Balas Luthfi.
“dia belum pulang dari tadi.”
“udah lo telepon?”
“gila lo ya? Kan lo udah tau semenjak kejadian itu gw nggak bisa akrab lagi sama si Adit.”“
sorry – sorry,gw ngerti kok.”
Begitu percakapan Luthfi dengan Raito. Meskipun Raito terlihat marah di depan Adit tapi sebenarnya ia masih tidak percaya bahwa Adit adalah pelaku dari semua kejadian itu.
Sedangkan di tempat lain terlihat seseorang sedang duduk di taman di bawah pohon rindang sambil melihat sesekali ke langit. Melihat burung yang berterbangan, anak – anak yang sedang bermain petak umpet, melihat ada yang jalan – jalan dengan pasangannya yang membuat ia cemburu.
“betapa indahnya hari ini, bahkan terlalu indah untuk keadaan yang sebenarnya.” Batin Adit.
“fi, gw nggak tau lagi apa yang harus gw lakuin sekarang.” Lirih Adit sambil menundukan kepalanya.
“udah jam setengah tiga dan gw harus selamatin Elaine dan Gracia meskipun harus sendirian.” Ucap Adit sambil berdiri beranjak dari taman tersebut.
Tanpa disadari seseorang mengintip Adit dari balik pohon.Ia mendengarkan apa yang baru saja diucapkan Adit.
“Apa? Selamatin mereka? Jadi selama ini lo udah tau tentang semuanya. Lalu kenapa lo harus nyembunyiin ke kita dit ?”
Batin pria tersebut.
“Sebaiknya gw harus ikutin dia.” Ucap pria tersebut beranjak dari tempatnya sambil mengendap – ngendap di belakang Adit.
Adit berjalan menuju tempat yang sudah ditentukan yang tak jauh dari taman tersebut. Ia tidak menyadari ada seseorang yang mengikuti dirinya dari taman. Ia masih fokus dengan pikirannya yang tak tau akan apa yang akan dihadapi oleh dirinya.
Sudah beberapa menit ia berjalan hingga terlihat sebuah bangunan yang usang dan tak terawat dengan rumput liar di sekitar bangunan tersebut,sampah – sampah yang berserakan dimana – mana, dan  dinding yang dipenuhi dengan coretan graffiti .
Pria yang mengikutinya hanya melihat dari kejauhan ketika Adit masuk ke dalam bangunan yang usang dan tidak terawat.
Terlihat seorang wanita bertubuh kecil nan imut terikat di atas kursinya dan sebuah kain yang menutupi mulutnya agar ia tak berteriak.“Elaine…??” Teriak Adit yang melihat Elaine yang terikat tersebut.
Adit pun berlari hendak menyelamatkan Elaine. Elaine yang melihat kedatangan Adit mencoba melepaskan dirinya dan menggoyangkan kursi tersbut dengan kencang hingga ia terjatuh ke lantai. Ia seperti ingin mencoba untuk memberi tahu Adit agar tidak bertindak lebih jauh.
“ADIT…!!! Pergi…! Ini semua jebakan.” Teriak Elaine ketika kain penutup mulutnya terbuka.
"Awas…! Di belakangmu."
Teriak kembali Elaine ketika melihat seorang pria bertubuh kekar berjalan perlahan menuju pria yang hendak menyelamatkan Elaine sedang membawa sebuah balok kayu.
Adit yang mendengar ucapan sontak melihat ke belakangnya. Ia tidak sempat melihat ke belakangnya karena pria tersebut sudah lebih cepat untuk menghempaskan kayu tersebut ke bagian tengkuknya. Adit pun terjatuh ke lantai.
Terlihat beberapa pria bertubuh kekar yang tampilannya seperti preman. Adit hanya focus kepada seseorang di belakang yang ia sudah kenali yang terhalangi oleh preman – preman tersebut.
“Yosep..?” Lirih Adit sebelum ia kedua matanya tertutup.
Sedangkan orang yang yang disebutkan hanya tersenyum jahat ketika melihat Adit terkapar di tanah.
Elaine hanya bisa menyaksikan ketika Adit pingsan.Ia hanya bisa membisu ketakutan ketika melihat Adit jatuh terkapar.
Pria yang mengikuti hanya bisa melihat Adit dari balik jendela sambil mengendap – ngendap. Refleks ia mengeluarkan Hp nya dan mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang.
*~~~*
Luthfi yang melamun di kamarnya memikirkan apa yang terjadi tadi siang dan hilangnya Gracia dengan Elaine dikagetkan dengan suara Hp nya yang dari tadi berada di meja di samping tempat tidurnya.
“Siapa sih? Ganggu gw ajah.” Gerutu Luthfi.
From Rizki
Terlihat nama Rizki dalam layar Hp Luthfi.
“Rizki? Ngapain tuh bocah sms malem – malem gini.”
Ia membuka sms tersebut dan membaca isi sms tersebut.
Fi, sebaiknya lo cepetan kesini. Ke bekas gudang pabrik tekstil deket taman kota. Beritahu temen temen. Cepetan, gawat nih.
“Hah? Gawat? Ada apaan nih?” Pikir Luthfi.
Ia lalu mencoba menelpon Rizki untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun tidak ada balasan apapun dari Rizki.
“malah ditutup. Ada apa nih? Sebaiknya gw cepet ngabarin yang lainnya.” Ucap Luthfi.
Ia pun mengirimkan pesan kepada yang lainnya.
guys, cepetan ke gudung bekas pabrik tekstil. Keliatannya terjadi sesuatu sama Rizki. Nggak usah banyak tanya.
Begitu lah isi sms yang ditujukan kepada Adit, Deri, Raito, Rafely dan Zen.
Sedangkan Adit, yah dialah yang sebenarnya mendapatkan masalah.
Dengan cepat Luthfi mengganti bajunya dan turun dari kamarnya menuju garasi. Ketika hendak mengeluarkan motornya, Andela datang ke rumahnya.
“loh, Andela? Ngapain kesini?” tanya Luthfi ketika berada di hadapan Andela.
“lah kan aku pacar kamu masak nggak boleh main ke sini.”
“maaf, sekarang kayaknya kita nggak bisa main dulu, soalnya…”
“Soalnya apa?” tanya Andela dengan cepat.
Dengan cepat Luthfi menunjukan sms dari Rizki ke Andela.
“Kalo gitu aku ikut.” Ucap Andela.
“lebih baik kamu tunggu disini.”
“Nggak, pokoknya aku ikut kamu. Aku rasa ini semua ada hubungannya sama ilangnya Elaine dengan Gracia.”
“Tapi, kamu harus tetep disini. Takut nanti ada apa – apa sama kamu.”
“nggak ada tapi – tapian, Elaine sama Gracia tuh sahabat aku. Aku juga ingin nyelamatin sahabat aku.” Bentak Andela.
Luthfi yang mendegar itu hanya bisa pasrah. Baru kali ini Andela berani bentak Luthfi. Ia hanya tidak ingin memperlambat dirinya.
“Baiklah kalo gitu, cepet naik.”Ucap Luthfi yang dibalas dengan anggukan dari Andela.
*~~~*
Sedangkan di tempat lain yang berbeda – beda dan di waktu yang sama, semua teman – temannya yang mendapatkan pesan dari Luthfi terlihat kaget dengan isi pesan tersebut. Tanpa pikir panjang semuanya bergegas menuju tempat yang mereka tuju.
Beberapa menit yang lalu. Rizki yang telah mengirimkan pesan tersebut menyimpan Hp nya di dalam saku celannya.
Ia hanya bisa melihat Adit yang diikat dengan tali yang menyangkut pada sebuah kail yang besar yang menggantung di bagian tangannya dan menariknya ke atas sehingga terlihat menggantung tanpa bisa membantunya. Mungkin karena dirinya tak sehebat Luthfi dan Adit dalam bertarung bahkan dengan Raito sekalipun. Mungkin juga karena melihat 5 preman yang bertubuh kekar membuatnya mengurungkan niatnya membantu Adit dan memilih untuk menunggu teman – temanya datang.
Tanpa disadari Hp tersebut berdering. Sontak Rizki kaget karena takut terdengar oleh para preman tersebut. Ia dengan tergesa – gesa mengambil kembali Hp yang ia simpan tersebut. Ia melihat layar tersebut dan tertera nama Lueth yang tentu saja julukan untuk Luthfi. Dengan secepat kilat ia menekan tombol merah pada Hp tersebut lalu mematikan.
Beberapa menit kemudian Adit yang sedari tadi pingsan terlihat membuka matanya perlahan.
Ia hanya mendapati dirinya tak bisa bergerak bebas karena tangannya yang diikat ke atas dan tergantung.
“Yosep..? apa yang lo lakuin disini?”  Lirih Adit yang masih lemas yang masih terdengar oleh Yosep.
“Menurut lo gw lagi apa?” Ucap Yosep yang berdiri di samping Elaine sambil menrangkulkan lengannya ke bahu milik cewek imut itu.
Terlihat Elaine yang masih terikat di kursinya masih dengan seragam sekolahnya yang sudah mulai lusuh.
Mulutnya masih dibungkam dengan kain yang membalut di bagian mulutnya tersebut.
Dari mata sipit milik cewek imut tersebut mengeluarkan bulir – bulir air mata. Mungkin takut akan apa yang telah menimpanya.
“Kenapa lo lakuin semua ini?” Tanya kembali Adit yang terlihat ekspresi kecewa keluar dari raut mukanya.
“Gw cuma mau seneng – seneng aja kok sama Ilen.” Ucap Yosep sambil mengelus pipi Elaine dengan lembut yang hanya dapat berontakan dari Elaine.
“Tapi apa alasan lo ngelakuin semua ini?” Tanya Adit kembali.
“Alasan? Gw nggak punya alasan. Gw hanya ngebantu bos gw ajah.”
“Tuh sekarang dia sedang bermain – main dengan Gracia di atas.” Sambung Yosep.
BUGH
Terdengar suara dari samping Adit. Terlihat seorang pria yang terjatuh setelah dilemparkan oleh para preman ke tanah.
“Bos, Gw bawa kacung satu lagi. Sepertinya dia dari tadi ngintipin kita dari tadi.” Pria tersebut adalah orang yang sedari tadi membuntuti Adit sejak dari taman. Mungkin para preman tersebut mendengarkan suara yang ditimbulkan dari Hp yang tadi berdering.
“Rizki…? Apa yang lo lakuin disini?” Ucap Adit yang melihat Rizki jatuh tersebut.
“Sorry, dari tadi gw ngikutin lo dari taman.” Ucap Rizki tanpa melihat kearah Adit karena ia lebih terkejut karena Yosep adalah salah satu yang ada di balik semua ini.
“Gw mau tanya sama lo. Apa lo ngerancanain semua ini?” Ucap Rizki kepada Yosep.
“Kalo iya emangnya lo mau apa?”
“Jadi lo juga yang selama ini ngejebak Adit dengan cara menuduh Adit sebagai pelaku penghancuran Base dan membuat kita semua benci sama Adit?”
“Iyah itu semua rencana gw. Briliant kan?” Ucap Yosep dengan sombongnya.
“Dan lo juga yang nyuruh Adit supaya nyakitin Luthfi karena lo tau Luthfi masih percaya sama si Adit?”
“Kalo iya emang kenapa?”
“Sekarang gw tau siapa dalang dibalik semua ini”
“Meskipun lo tau, lo nggak bisa apa – apa.”
“Tidak, gw udah sms semuanya supaya datang kesini dan ngehabisin lo”
“Bajingan lo ya. Udah habisin mereka berdua.” Ucap Yosep  kepada para Preman tersebut.
“Siap bos…” Ucap kelima preman tersebut.
#ToBeContinued
Previous
Next Post »