Hantu Amnesia Part 14


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut Reupload hantu amnesia nih. Buat yang baru baca atau yang lagi ngulang baca dari awal. Monggo. Happy Reading :v
Tak lama kemudian acara pun dimulai, para mc sudah naik ke atas panggung. Mereka membuka acara itu, menyapa para penonton yang dicampur dengan candaan ringan. Mereka memanggil satu persatu peserta ke atas panggung.Satu demi satu, mereka naik dan turun setelah membawakan sebuah lagu. Tidak lupa sebelum turun panggung mereka akan dikomentari oleh ketiga juri.
Juri saat itu adalah beberapa guru vokal yang mengajar di sebuah les vokal.Sampai nama Sinka Juliani di panggil. Kedua teman yang mendukungnya langsung bersorak – sorak ketika melihat Sinka naik ke atas panggung.
“Sinkaaaaa” teriak Hanna sambil melambaikan tangannya ke kanan dan ke kiri.
“Kami mendukungmu” sambung Rona.Sinka membawakan sebuah lagu dari Christina Perri yang judulnya thousand years. Bait demi bait ia nyanyikan, para penonton sampai ikut bernyanyi.
Setelah bernyanyi Sinka mendengarkan komentar dari para juri. Ada yang mengkritiknya, ada juga yang memujinya. Sinka menerima semua itu sebagai pelajaran, ia pun turun dari panggung itu.
Setelah Sinka, mc memanggil kembali peserta selanjutnya. Begitu terus menerus sampai waktu istirahat tiba. Para juri meninggalkan aula, entah itu yang ke wc, atau yang sedang mengisi perut mereka di kantin.
Sedangkan Luthfi tidak beranjak dari bangku penonton. Banyak dari mereka yang membubarkan diri sejenak untuk membeli makanan atau sekedar ke toilet.
“shan kita ke kantin dulu yuk laper gw” ajak Nabilah.
“ayo, gw juga udah laper nih” balas Shania.
“lo beb, mau ikut gak ?” tanya Nabilah.
“ayo –ayo” jawab Beby.
“gw ikut donk” ucap Tyas yang melihat Shania cs beranjak dari duduknya.
“Yaudah ayo” ucap Nabilah.
“Bentar, fi lo mau nitip gak ?” tanya Tyas.
“Nggak gw bawa makanan sendiri kok” jawab Luthfi.
“Oke. kalo lo yup mau nitip ?” kali ini ia bertanya ke gadis yang berada disisi Luthfi.
“Aku nitip minum deh” jawab Yupi.
“Oke” ucap Tyas.
Shania cs dan Tyas pun bergegas menuju kantin. Mereka berjibaku dengan pengunjung lain. Setelah mendapatkan makanan yang mereka inginkan, mereka duduk di sebuah bangku.
Teman – teman Luthfi itu menyantap makanan mereka dengan lahap, sampai tak bersisa sedkit pun. Sesudah mengisi perut, mereka memutuskan untuk kembali ke aula. Tak lupa Tyas membelikan pesanan Yupi itu.
“Hari ini gw liat lo agak murung beb ?” ucap Shania di tengah perjalanan menuju aula.
“Perasaan lo aja kali shan” balas Beby.
“Iya deh, lo masih mikirin soal Rangga ?” tanya Nabilah.
Beby mengangguk malu.
“Yaelah beb, kita kesini buat have fun. Bukan buat galau. Kalo galau di rumah aja” ledek Nabilah.
“Iya beb, gak usah murung terus. Kan ada kita yang selalu ada buat lo” ucap Tyas.
“Makasih ya temen – temen” balas Beby.Saat sedang berjalan, Tyas merasakan panggilan alam, dia memisahkan diri dengan Shania cs. Ia bergegas menuju toilet terdekat. Tyas kebelet kencing.
“Duuuh, leganyaaa” ucap Tyas yang baru keluar dari wc. Dia berjalan menyusul teman – temannya yang sudah ada di aula.
*~~~*
Di aula Luthfi sedang mengunyah roti kesukaannya sambil melihat Yupi ngobrol dengan Andela. Mungkin bagi orang lain Yupi sedang mengobrol dengan cowok tertutup itu, tapi kenyataanya dia sedang berbicara dengan Andela.
“ndel kamu jago bener maksa Luthfi. Rahasianya apaan sih ?” tanya Yupi.
“Nggak ada kok, aku cuman ngelakuin apa yang aku inginkan” jawab Andela.
“Gitu tuh. Kelakuan hantu gak tau diri. Numpang di rumah orang, nyuruh – nyuruh lagi. Emangnya gw babunya apa” ucap Luthfi yang mendengar perkataan mereka.
“hahahaha” mereka berdua hanya membalas dengan tawa. Luthfi yang merasa malu memilih untuk melanjutkan memakan roti yang kedua.
Tak lama setelah itu, Shania cs kembali dari kantin.
“lho, Tyas kemana ? kok nggak bareng sama kalian ?” tanya Yupi.
“Dia tadi ke toilet dulu” jawab Shania.
“Ouuh, kirain kemana” ucap Yupi.
Mereka menunggu acara kembali dimulai, selang beberapa menit Tyas kembali dari toilet. Dia langsung mendekati Luthfi, mendekatkan mulutnya ke telinganya lalu membisikan sesuatu.
“kalian lagi ngapain sih ?” tanya Shania.
“Jangan – jangan …..” ucap Nabilah.
“Nggak, Luthfi nggak mungkin….” sambung Beby.
Tyas yang mendengar celotehan mereka, langsung kembali ke kursinya.
“Kalian ngomong apaan sih” ucap Tyas yang risih dengan celotehan Shania cs.
“Kenapa harus gw yang ngelakuinnya yas ?” tanya Luthfi dengan nada yang rendah.
“gw takut fi, cuman lo yang bisa” jawab Tyas yang tak kalah rendah suaranya.
“yare – yare” ucap Luthfi.Sepertinya Tyas menugaskan sesuatu kepada Luthfi.
Namun cowok itu menolaknya. Kedua mc pun kembali menaiki panggung. Mereka membuka kembali acaranya. Peserta kembali bermunculan satu persatu. Sampai peserta terakhir disebut.
“Ini dia peserta terakhir kita Septyan Hakim” ucap salah seorang mc.
Mendengar namanya dipanggil, Septyan bergegas menaiki panggung, tak lupa ia memanjatkan doa terlebih dahulu. Dia memperkenalkan nama dan sekolah asalnya. Kali ini dia akan membawakan lagu dari Judika yang berjudul Bukan Dia Tapi Aku.Luthfi sampai merinding kagum mendengar suara Septyan. Dia memang berbakat dalam hal bernyanyi.
Ku harus…..
Pergi meninggalkan kamu…..
Yang telah hancurkan aku…..
Sakitnyaaa….
Ouh sakitnya…..
Cintakuu…..
Lebih besar dari cintanya…..
Cukup aku yang raaaaaaaasakan…..
Jangan dia….
Jangan dia…..
Cukup aku….
Semua penonton bersorak mendengar suara Septyan yang cetar membahana di seluruh penjuru aula. Para juri juga setuju dengan pendapat penonton. Mereka melontarkan sejuta pujian, tak ada koreksi atau pun kritik untuk Septyan.  Ia pun mengucapkan terima kasih dan turun dari panggung itu.
“Baiklah,  semua peserta sudah menampilkan semua kemampuannya. Sekarang kita tunggu keputusan dari juri” ucap salah seorang mc.
Keadaan aula menjadi tegang, terlihat dari penonton yang mendukung jagoannya . Para peserta sudah berjejer di atas panggung. Sunyi senyap tak ada suara, sampai beberapa menit kemudian salah seorang juri naik ke atas panggung.
“Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya kami para juri telah mencapai kesepakatan” ucap salah seorang juri.
“Pemenang dari Sing Competition kali ini adalah…….”
Para penonton dan para peserta semakin tegang, mereka ingin segera mengetahui siapa pemenang dari lomba itu.
“Sinka Juliani”
“Yeeeaaaaaaaa” Rona dan Hanna bersuka cita mendengar temannya itu menjadi juara.
“fi, lo harus lakuin apa yang disuruh Tyas tadi” ucap Andela.
“fi mending lo lakuin itu sekarang” sambung Tyas.
“Yada ne” balas Luthfi. *Tidak mau.
“Ayo lah fi, bantuin Septyan. Dia bilang ke gw, lagi butuh uang buat operasi ibunya” ucap Tyas.
“Emang ibunya kenapa ?” tanya Luthfi.
“Ibunya kecelakaan, sekarang lagi di rawat di rumah sakit” jawab Tyas.Mendengar itu Luthfi teringat kembali kepada sosok ibunya yang sekarang berada jauh di negri sakura.
Sinka yang mendengar namanya di panggil, maju selangkah ke depan. Ia dipersilahkan untuk mengucapkan sepatah kata oleh mc.
“Terima kasih kepada juri yang telah memilih saya sebagai pemenang lomba ini”
“Saya sangat…..”
Luthfi berdiri dari duduknya sambil berteriak “Jyoudan ja neoo.” *Jangan bercanda
Semua orang yang berada di aula menatap heran kearah Luthfi. Keadaan aula mendadak sunyi.Dia berjalan menuju panggung, kemudian ia merebut mic yang dipegang Sinka. Teman – temannya heran, kenapa Luthfi kembali ngomong Jepang, terus dia naik ke atas panggung. Shania jadi teringat, saat dia menceramahi papahnya saat di ruang BK.
“Anda gak malu di sogok sama dia ?” tanya Luthfi ke sorang juri.
“Disogok, maksud anda apa ?” jawab juri heran.
“Saat jam istirahat anda, bertemu Sinka. Kemudian cewek ini meminta anda agar ia jadi pemenang di lomba ini” ucap Luthfi.
“Kamu jangan menuduh seenaknya. Memang kamu punya bukti apa ?” tanya juri itu.Luthfi memberikan sebuah isyarat kepada Tyas.
Tyas yang sudah mengerti akan tanda itu, langsung mengeluarkan Hpnya. Ia memutar sebuah rekaman audio.
“Pak bagaimana bapak bisa kan melakukan itu ?”
“Hmm, bagaimana yah. Saya ragu untuk mengikuti keinginanmu”
“Tenang pak, saya akan bayar berapa saja. Asalkan saya bisa menjadi juara”
“Segini cukup ?”
“Eu..mmm. Baiklah saya akan mengusahakan membujuk juri yang lain”
“Siip, makasih ya pak”
“Apa itu belum cukup ?” tanya Luthfi setelah rekaman itu selesai di putar.
“eu..mm itu….”
“Saya sangat kecewa dengan Bapak. Padahal menurut saya Septyan yang akan menjadi juaranya. Pantes aja negeri ini gak maju – maju. Orangnya mudah disogok, tergiur dengan sgelintir uang.”
“Saya yakin bapak adalah orang professional dalam dunia musik. Saya juga yakin menurut bapak juaranya bukan Sinka.”
“Dan anak istri bapak juga tidak akan senang dinafkahi dengan uang haram”
Ketiga juri itu hanya diam tanpa membalas ucapan Luthfi. Mereka malu ketahuan disogok. Sedangkan para penonton dan panitia terkesan mendengar perkataan Luthfi itu.
“Gw kecewa sama lo sin. Lo sampai segininya” ucap Luthfi sambil menatap Sinka.Sinka hanya terdiam sambil menundukan kepalanya, ia menyadari kesalahannya.
“Kalo lo tau aja sin, temen lama lo itu lagi butuh uang, buat operasi ibunya” ucap Luthfi.
Sinka tidak menjawab, dia malah menangis tanpa suara.
“Gw ngerti perasaan lo. Tapi bukan gini caranya sin. Kalo lo mau menang lo harus latihan keras tiap hari. Lo berdoa supaya lo bisa ngalahin dia” ucap Luthfi kemudian menunjuk sosok Septyan yang sedang terdiam.
Sinka tidak membalas sepatah kata apapun, ia malah berlari keluar aula. Para penonton malah meledek Sinka.
“Huuuuuu”
“Kasian ketauan nyogok”
“hahahaha”
Sesudah ngomong panjang lebar, Luthfi turun dari panggung. Dan keluar dari aula itu. Andela yang melihat itu mengikuti Luthfi dari belakang. Terlihat dari raut mukanya ia sangat senang karena Luthfi menolong kembali salah satu temannya.
“Jadi yang juaranya siapa pak ?” tanya mc yang masih berdiri di panggung.
“Baiklah kalo begitu. Saya sekarang akan berkata jujur tanpa sogokan. Juara dari lomba ini adalah Septyan Hakim”
Tidak seperti biasanya, meskipun ia sedang membutuhkan hadiah lomba itu. Ia masih sedih, belum bisa berbaikan dengan Sinka. Dia menerima hadiah lomba itu dengan raut muka yang tidak menunjukan senang sama sekali.Lomba Bernyanyi pun selesai.
Semua orang membubarkan diri dari SMA itu. Terlihat Sinka sedang murung sambil menunggu jemputannya. Dia juga tidak mengetahui keberadaan kedua temannya yang dari tadi mendukungnya.
“Hai sin” sapa seorang cowok.
“lo siapa ?” tanya Sinka
“Kayaknya kita punya musuh yang sama” balas cowok itu menghiraukan pertanyaan Sinka.
#ToBeContinued
Previous
Next Post »