Hantu Amnesia Part 4


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut project update ulang hantu amnesia dari part satu nih. Happy Reading :v
Sesuai percakapan mereka waktu itu, Kinal, Jeje, Dhike, dan Ayana sedang mengerjakan tugas kimia. Dhike yang mempunyai otak lebih baik daripada ketiga temannya itu, sudah selesai lebih dulu.
“wess, lo udah beres ?” tanya Jeje.
“Udah donk” jawab Dhike sambil menutup kembali bukunya.
“Bantuin punya gw donk” ucap Jeje.
“Iya nih punya gw juga belum beres” ujar Kinal.
“Gw juga, malah udah ngantuk nih” ucap Ayana.
“Iya – iya gw bantuin, tapi satu – satu yah” balas Dhike.
Dhike membantu satu demi satu tugas temannya. Dia ini termasuk murid pintar di kelas. Tidak hanya pintar dia juga mempunyai postur yang ideal, dengan potongan rambut pendek dan pipi yang tembem.Jam 3 sore tugas pun selesai, mereka beristirahat sejenak sambil bercanda ria.
“eh, menurut lo, si Luthfi orangnya kayak gimana sih ?” tanya Jeje.
“Hmm, nggak tau juga sih, dia orangnya tertutup banget” jawab Kinal.
“Apalagi akhir – akhir ini dia sering bolos sekolah” ucap Dhike.
“Kalian ngapain sih ngomongin dia ? Kalian suka sama Luthfi ?” tanya Ayana sambil tiduran di kamar Kinal.
Ayana anak tukang tidur, dalam kondisi apapun dia bisa memejamkan matanya. Kebiasaan ini sudah diketahui oleh ketiga sahabatnya ini. Keseringan tidur membuat matanya jadi sayu, cewek berdarah Jepang ini, tak kalah cantik.
*~~~*
Sementara itu di rumah Luthfi, dia sedang mengerjakan tugas sekolahnya, sementara itu Andela tengah menonton tv.
“oy, hantu amnesia. Sampai kapan lo mau tinggal di rumah gw ?” tanya Luthfi.
“nggak tau” jawab Andela dengan polosnya.
“haaaahhhh, nyusahin gw aja lo”
“hehe, biarin. Itung – itung nemenin kamu”
Setelah kunjungan pertama ke rumah Luthfi, Tyas yang datang kepagian, duduk dikelas seorang diri. Dia mengingat kembali masa lalunya bersama Shania. Dimana mereka belajar bareng, bermain bersama, menghabiskan waktu bersama. Waktu yang telah mereka lewati sirna dalam satu hari. Ya karena kesalahan Tyas.
“andaikan saja gw nolongin Shania”
“mungkin Shania masih jadi sahabat gw”
5 menit kemudian datang seseorang cowok. Dia adalah Septyan Hakim teman sebangkunya. Septyan orangnya supel, mudah bergaul. Dari perawakannya dia mempunyai tubuh yang kecil dan pendek. Namun dari parasnya lumayan cakep. Dia teman sebangku Tyas dari kelas satu. Dia juga mempunyai bakat bernyanyi, ketika smp dia sering mengikuti lomba menyanyi, dan sempat juga menjadi juara di beberapa lomba.
“yas, kenapa muka lo ditekuk gitu ?” tanya Septyan.
“eh, elo yan. Nggak apa – apa kok. Nyantai aja” jawab Tyas.
“Kalo ada apa – apa bilang aja ke gw” ucap Septyan.
Setelah itu satu persatu teman mereka berdatangan, dari mulai kinal cs, Shania cs, sampai kedekatangan murid yang membawa hantu kemana – mana. Kegiatan yang mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan hari – hari sebelumnya. Sampai guru pertama pun datang…
*~~~*
Waktu istirahat, saat – saat sibuk bagi Tyas. Dia layaknya orang yang sedang jualan barang diskon, langsung dikerubuni banyak orang. Tapi Tyas menyikapinya dengan hati yang ikhlas berharap ada balasan yang setimpal, namun berbeda dengan teman sebangkunya Septyan. Dia suka geram dan kasian ketika temannya itu disuruh – suruh, apalagi kalo sudah berurusan dengan Shania cs.
“eh, yas beliin gw minum gw sedang haus nih” ucap Shania sambil mengeluarkan uang dari saku bajunya.
“Gw juga yas nih” ucap Beby.
“Kalo gw beliin taro sama roti yas. Awas kalo jatuh lagi kayak waktu itu” ujar Nabilah.
Nabilah salah satu teman Shania, cewek ini sangat lucu dengan perawakan yang mungil ditambah lagi dengan gingsulnya itu. Membuat para cowok tertarik padanya.
Sedangkan teman yang satunya lagi, Beby. Tingginya sama dengan Shania, mempunyai rambut teruntai sampai bahu. Satu yang unik dari Beby, dia mempunyai lesung pipi yang lucu banget.
“Ckckckc, kalian nggak punya kaki yah ?” tanya Septyan.
“Maksud lo ?” jawab Shania kesal dengan pertanyaan Septyan.
“Kenapa nggak beli sendiri aja ? bisa kan ? toh kaki kalian masih utuh” ucap Septyan.
“Sewot aja lo. Nggak suka ?” balas Nabilah.
“Iya nggak suka, gw nggak suka temen gw diginiin” ucap Septyan.
“Tyas yang disuruh, kok lo yang marah sih ?” tanya Beby.
“#temen gw nggak bisa diginiin. Gw nggak suka lo suruh – suruh temen gw” jawab Septyan.
“udah – udah jangan ribut, biarin aja yan gw juga ikhlas lillahitaala kok” ucap Tyas melerai perdebatan yang terjad.
“Tuh kata dia juga ikhlas. Jadi nggak apa – apa donk ?” ucap Shania.
“Katanya..., nggak tau dalam hatinya gimana” balas Septyan.
“lo mau kita buka dadanya si Tyas biar tau isi hatinya ?” tanya Nabilah kesal.
“Ya nggak gitu juga kaleee” balas Septyan.
“Udah – udah daripada gw di bedah disini. Mending gw ke kantin dulu” ucap Tyas.
Dia lebih baik disuruh beli makanan ke kantin daripada harus di buka dadanya terus dilihat isi hatinya. Sedangkan di pojok kanan bangku paling belakang, duduk lelaki seorang diri.
Yap dia adalah Luthfi, dia hanya melihat dan menyimak obrolan mereka yang menurutnya tidak penting itu.
“Kamu harus bantuin Tyas fi” ucap Andela.
“heehhh, bantuin apa ?” tanya Luthfi.
“Iya agar dia bisa baikan sama Shania” jawab Andela.
“Ihhh, males banget gw. Siapa dia ? harus gw bantuin” ucap Luthfi dengan nada tinggi membuat beberapa temannya yang tinggal di kelas melihat ke arahnya.
Ada 3 cewek yang duduk di barisan 1,  dibangku paling depan. Mereka adalah Sinka, Hanna, dan Rona. Mereka melihat aneh Luthfi, sejak kembali bersekolah dia suka ngomong sendiri.
“liat deh, si Luthfi ngomong sendiri lagi” ucap Sinka.
“iya, jadi takut gw. Jangan – jangan dia bawa tuyul ke sekolah” balas Hanna.
“Husss…jangan ngomong gitu lo” ucap Rona.
“Habis gw perhatiin tiap istirahat dia selalu begitu” ucap Sinka.
“Iya sih, tapi …..ah sudahlah. Kok jadi ngebahas dia, mending kita ke kantin yuk” ajak Rona.
“Yaudah yuk”Tidak seperti Sinka cs yang aneh dengan kelakuan Luthfi.
Yupi seolah mengerti dengan apa yang dilakukan Luthfi. Dia seolah melihat apa yang Luthfi lihat. Apakah Yupi bisa melihat hantu seperti Luthfi ?.
Shania Junianatha, bisa dibilang salah satu primadona di sekolah. Banyak cowok yang mengantri untuk menjadi pacarnya, mulai dari adik kelasnya sampai kakak kelasnya. Ketika Shania cs berjalan di koridor, semua mata tertuju padanya. lain halnya dengan para cewek, rasa sirik melanda mereka, ya pastilah.
Ada beberapa cewek yang tidak sirik sama sekali dengan kepopuleran Shania. Kekayaan dan kecantikannya setara dengan Shania cs, mereka hanya terpaut satu tahun diatasnya. Para cewek itu adalah Melody, Ve, Yona, dan Naomi.
“eh, kalian tau Shania nggak ?” tanya Naomi.
“Hmm, tau dia anak kelas 2 kan” jawab Ve.
“Emang kenapa mi ?” tanya Melody.
“Enggak, kayaknya dia lumayan juga” jawab Naomi.
“Yang pasti dia, nggak akan bisa nandingin kita” ucap Yona.
“Hahaha, pastilah” balas Ve.
Mereka adalah Melody cs, bisa dibilang cewek – cewek paling cantik diantara anak kelas 3 lainnya. Mereka adalah anak dari pengusaha kaya, membuat sikap mereka sombong nggak ke tolong. Apalagi kalo sudah menyangkut senioritas. Mereka merasa paling – paling diantara yang lainnya.
*~~~*
“eh, bro. lo tau Shania ?” tanya Ryan.
“oouh…iya gw tau. Siapa yah ?” jawab Hilman dengan polosnya.
“Katanya lo tau” ucap Ryan sambil mengangkat kerah baju Hilman.
“Sorry –sorry bro itu cuman bercanda” balas Hilman.
“Emang kenapa sih ? lo naksir ?” tanya Hilman.
Ryan pun melepaskan tangannya sambil berkata, “Ya gw lagi naksir sama dia nih.”
“Tenang gw bantuin, kalo soal cewek mah gampang” balas Hilman.
“Bener yah ? awas lo kalo boong” ucap Ryan.
“Iya gw janji” balas Hilman.
Ryan dan Hilman adalah kakak kelas Shania cs sama seperti Melody. Hilman terkenal dengan cowok yang jago dalam menaklukan hati cewek. Ryan yang teman dekatnya sejak dari kelas 1 SMA, meminta bantuan temannya itu untuk menaklukan hati Shania.
Ryan dan Hilman memulai aksinya keesokan harinya, dia sudah menunggu Shania cs di koridor yang biasa mereka lewati saat menuju kelas. Beberapa menit menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga. Hilman sudah memberi wejangan – wejangan bagaimana caranya meminta nomor cewek. Ryan mempersiapkan dirinya, melihat jarak anatara dia dengan Shania sudah demakin dekat.
“Haii, shan, kenalin gw Ryan dari kelas 3 IPA 2” ucap Ryan menghentikan langkah Shania cs.
“Siapa sih lo ? sok akrab banget” balas Shania dengan juteknya.
“Sorry yah kak, kita lagi buru – buru” ucap Beby.
Hilman hanya tertawa melihat Ryan dicuekin sama Shania, Sedangkan Ryan menahan malu sambil melihat kepergian Shania cs.
“jhahahahahahah”
“Sialan lo man. lo ngerjain gw ya ?” tanya Ryan.
“heheh, sorry – sorry yan, tadi gw cuman bercanda. Nanti gw keluarin jurus andalan gw” jawab Hilman.
Usaha pertama gagal, Ryan masuk ke percobaan berikutnya. Namun usahanya hanya sia – sia, Ryan tidak pernah mendapatkan nomor Shania, jangan nomor Hp, kenalan aja susah. #Da Ryan mah apa atuh makan juga nasi. Cara – cara yang Hilman berikan untuk menaklukan cewek, tidak mempan kepada Shania. Lama kelamaaan Ryan mulai kesal dengan kelakuan Shania cs, mereka selalu meledeknya. Saat itu dia sedang makan di kantin bersama Hilman, tiba – tiba Shania cs berjalan melewatinya sambil mencemoohnya.
“eh shan, liat tuh. Itu bukannya cowok yang minta nomer lo yah ?” tanya Nabilah.
“haha, iya. Kasian banget yah, udah usahanya sia – sia dia jadi stress” jawab Shania.
“haha, salah sendiri. Udah tau nggak selevel masih aja mau deket – deket” ledek Beby.
Mendengar ucapan itu, Ryan menjadi marah. #Aku tuh nggak bisa diginiin. Dia merencanakan sesuatu bersama Hilman, dia ingin membalas semua perbuatan yang telah dilakukan oleh Shania.
*~~~*
Sementara itu di kelas, Luthfi sedang memainkan game COC di Hpnya, saat itu jam istirahat sedang berlangsung.
“nee…fi kamu nggak ke kantin ?” tanya Andela.
Namun Luthfi menghiraukan pertanyaan Andela, dia hanya membalikan badannya ke sudut lain.
“nee…jangan cuekin aku terus donk” sambung Andela.
Ketika sedang diganggu Andela, Tyas menghampiri Luthfi yang sedang duduk sendirian di bangkunya.
“hey fi, lo lagi ngapain ?” tanya Tyas.
“Chikisou….ni anak ngeganggu mulu” ucap Luthfi kesal. *Sialan.
“oh, sorry kalo gw ganggu lo” balas Tyas.
“gomen, gw nggak bermaksud ke elo” ucap Luthfi.
“Terus ama siapa ?” tanya Tyas.
“ee…eummmm….” Luthfi mencari alasan sambil melihat sosok Andela yang cengar – cengir yang tengah duduk disampingnya.
“oh iya, ini gw lagi maen game, base gw ancur gara – gara di serang” ucap Luthfi sambil memperlihatkan layar Hpnya.
“Oh kirain apa” balas Tyas.
Tyas pun duduk di bangku sebelah Luthfi. Disaat ia ingin duduk, tiba – tiba Luthfi melarangnya karena ada Andela.
“Jangan…..”
“Kenapa fi ?” Luthfi pun mengisyaratkan Andela untuk bangkit dari duduknya.
“nggak apa – apa yas. duduk aja”
#ToBeContinued
Previous
Next Post »