Hantu Amnesia Part 15


Hallo sahabat KSJ48. Lanjut Reupload hantu amnesia nih. Happy Reading :v
“Elo siapa sih ? sok kenal banget” ucap Sinka kesal pertanyaannya tidak dijawab.
“Kenalin nama gw Rangga, elo Sinka kan ?” balas Rangga.
“Kok lo tau nama gw ?” tanya Sinka heran.
“Siapa yang nggak tau ? lo itu kan cewek yang nyogok juri” ledek Rangga.
“Kalo lo nyamperin gw cuman mau ngeledek gw. Mending gw pergi” ucap Sinka sambil melangkah pergi.
“Iya nggak donk, gw disini mau ngajakin lo kerja sama” balas Rangga.
“Kita kasih pelajaran si Luthfi” sambung Rangga.
“ Hmm, kalo itu gw juga setuju. Gara – gara dia rencana gw terbongkar” ucap Sinka.
“Jadi gini rencananya……….”
Rangga mengajak Sinka berkoalisi untuk membalas dendam atas apa yang Luthfi lakukan. pacar Beby mengatakan rencananya kepada Sinka. Adiknya Naomi itu mangut – mangut tanda mengerti.
Sesudah mendiskusikan rencananya, mereka berpisah pulang ke rumah masing – masing.
Sedangkan Shania cs sedang melangkah keluar sekolah bersama Tyas. Mereka berbicara seputar cowok yang membongkar rencana Sinka itu. Shania sempat heran, kenapa setiap dia selesai memarahi orang pasti dia langsung pergi.
Setibanya di parkiran, Shania mengantarkan teman – temannya satu persatu ke rumah mereka masing – masing.
Septyan yang meraih gelar juara lomba itu, sedang bergegas ke rumah sakit. Ia harus mengesampingkan masalah pribadinya dengan Sinka. Ada hal yang lebih penting, yaitu kesehatan ibunya. Disana ayah dan adik Septyan tengah menemani ibunya yang masih terbaring lemah. Tidak butuh waktu lama, dia sudah sampai di ruang inap ibunya.
Seperti biasanya orang menengok, ia menanyakan keadaan ibunya, apakah sudah minum obat, sudah makan apa belum dan sebagainya. Septyan lalu mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya.
“pah, soal biaya operasi mamah, udah ada belum ?” tanya Septyan.
“masih kurang nak, papah juga lagi cari pinjeman” jawab ayah Septyan.
“Kurang berapa pah ?” tanya Septyan.
“Lima juta lagi” jawab ayahnya.
“Nih pah, tadi tyan dapet hadiah lomba. Buat nambah – nambah biaya operasi” ucap Septyan sambil menyerahkan amplop itu.
“Gak usah nak, uang itu kamu pake aja buat keperluan kamu. Biar ayah yang cari sisanya” tolak ayah Septyan.
“Gak apa – apa kok pah. Aku ikhlas kok, aku mau liat mamah sembuh lagi kayak dulu” ucap Septyan.
“Kamu memang anak yang baik yan, yaudah papah terima yah”
“Maafin ibu nak, gara – gara mamah….”
“Gak usah minta maaf bu, tyan ingin liat mamah sehat lagi” ucap Septyan memotong ucapan ibunya.
Adiknya sedari tadi hanya menyimak obrolan keluarganya itu, ia kagum dengan kebaikan abangnya itu. Di dalam hatinya ia bertekad apabila besar nanti dia juga ingin menjadi orang yang baik seperti kakaknya.
Ayah Septyan membuka amplop putih itu, ia sangat bersyukur karena uang yang ada di dalamnya pas. Lima juta rupiah. Ayah Septyan pergi menuju resepsionis, ia membereskan biaya operasi istrinya itu, dan insyaallah rencananya ibu Septyan itu akan di operasi pada hari minggu mendatang.
*~~~*
Di suatu rumah tampak ada seorang cewek yang sedang melamun di kamarnya sambil melihat kearah jendela. Beby masih belum bisa menghubungi Rangga, di sms tidak di balas, di telpon tidak di angkat. Rangga menjauh setelah kejadian di taman itu, apakah Rangga memutuskan Beby?
“Ga, kamu kemana si. Aku kangen sama kamu” ucap Beby di tengah lamunannya.
Berbeda dengan Luthfi, ia sedang have fun bermain game di laptopnya. Di dalam kamusnya tidak ada kata ‘galau’. Mungkin karena laptop yang menemaninya selama ini, tidak pernah bosan berduaan dengannya.
“fi aku aneh deh sama anak zaman sekarang” ucap Andela.
“aneh…?”
“Iya, ayahnya Shania kamu marahin langsung sadar. Tapi Sinka nggak yah ? dia aku liat malah sebel sama kamu”
“Emang gitu, ABG sekarang keras kepala semua. Maksain kehendak sendiri”
“haha, aku setuju”
“Termasuk elo”
“kok aku ?” Andela heran kenapa dirinya disamakan dengan Sinka.
“lo kan selalu maksain kehendak lo” ucap Luthfi.
“hehe” hantu itu malah tertawa.
Esoknya mereka sekolah seperti biasa, melaksanakan upacara bendera. 15 menit sesudah itu, para siswa kembali ke kelas masing masing. Di kelas Luthfi dan teman – temannya sedang menunggu gutu pertama datang. Seperti hari – hari sebelumnya, Shania cs, Tyas, dan Septyan berkumpul.
“yan kamu kemaren keren banget” puji Shania.
“hehe, makasih shan” balas Septyan sambil tersenyum.
“temen gw yang satu ini emang berbakat kalo masalah nyanyi” ucap Tyas.
“lo bisa aja yas” balas Septyan.
“Oh iya fi, gw mau bilang makasih sama lo” sambung Septyan.
“Buat apa ?” tanya Luthfi.
“Berkat lo, gw jadi pemenang di lomba itu” jawab Septyan.
“Kan itu berkat suara lo yang bagus” ucap Luthfi.
“iya kan elo, yang ngebongkar rencana Sinka” timpal Nabilah.
“Kalo lo mau bilang terima kasih, bilang ke si Tyas. Dia kok yang ngerekam Sinka lagi ngomong sama juri itu” balas Luthfi.
“wah yas, thanks banget bro” ucap Septyan.
Tyas tersenyum sambil menjabat tangan Septyan.
“Yas, lo dapet rekaman itu dari mana ?” tanya Luthfi.
“Waktu gw balik dari wc, gw liat Sinka lagi ngobrol sama juri. Gw curiga, terus gw rekam deh mereka ngomong apa” jawab Tyas.
“Oh iya, nyokap lo gimana ? udah bisa di operasi kan ?” sambung Tyas.
“Udah , berkat uang yang gw terima itu. Nyokap gw bisa di operasi” jawab Septyan.
“gw ikut seneng deh kalo gitu” ucap Tyas.
“emang nyokap lo sakit apa yan ?” tanya Beby.
Septyan menjelaskan penyebab kenapa ibunya itu bisa masuk ke rumah sakit. Shania cs dengan seksama mendengarkannya. Mereka turut prihatin dengan apa yang menimpa ibunya itu. Shania bertanya “Kenapa nggak bilang ke gw ? kan gw bisa pinjemin lo uang”. Namun Septyan beralasan tidak ingin merepotkan teman – temannya.
Di saat yang bersamaan, di bangku Sinka hanya terdiam sendiri, sedangkan Rona dan Hanna asyik mengobrol. Pemandangan yang begitu aneh, Sinka seolah diasingkan oleh kedua temannya itu. Ia memberanikan diri menyapa mereka.
“Han lo udah beres tugas mtk belum ?” Sinka mencoba menyapa temannya itu.
Namun Hanna dan Rona malah terus mengobrol, mereka menghiraukan Sinka yang mencoba menyapa mereka.
“hei, kalian dengerin gw gak ?” Sinka mulai kesal.
“Sorry yah, gw nggak mau punya temen yang suka nyogok kayak lo” ledek Rona.
“Tapi itu gw lakuin karna….”
“Udah deh, gak usah banyak alasan. Mulai dari sekarang lo jangan pernah deket – deket lagi sama kita”
Hanna memotong perkataan Sinka.Septyan yang melihat Sinka dijauhi temannya itu tidak bisa berbuat apa – apa. Sama halnya seperti Tyas dia ingin kembali berteman dengan Sinka. Dia berencana akan meminta bantuan pada Luthfi.
*~~~*
Di tengah jam istirahat berlangsung, Luthfi tengah memakan roti, di kelas hanya tertinggal beberapa siswa yang tidak pergi ke kantin. Yupi yang saat itu membawa bekal sendiri ke rumah menghampiri cowok penyendiri itu.
“hey yup, kok kamu sekarang jarang main ke rumah sih” ucap Andela ketika melihat Yupi mendatangi dia dan Luthfi.
“Maaf ya ndel, akhir – akhir ini banyak tugas sekolah” balas Yupi.
Yupi memang tidak terlalu dekat dengan teman cowok yang satu ini. Hanya beberapa saat saja dia ngobrol bareng. Setelah diizinkan Luthfi, ia duduk di sampingnya sambil membuka bekal yang ia bawa. Dengan santai mereka memakan bekal itu, menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulut.
Terkadang mereka di ganggu oleh hantu yang senantiasa berdiri di belakang mereka.
Sinka yang dijauhi oleh teman – temannya sedang smsan dengan seorang cowok yang baru ia kenal kemarin. Nampaknya ia ingin rencana mereka hari ini juga dilakukan. Dia sudah geram dengan sosok cowok yang berada di bangku paling belakang itu.
“ga, pulang sekolah kita mulai rencananya yah”
“Oke, persiapan udah beres kok”
“Siip, nanti gw kontek lagi kalo udah pulang”
Sepertinya akan ada badai yang menerjang Luthfi. Tetapi lelaki itu hanya santai dengan sebungkus roti di tangannya, memang dia  belum menyadarinya. Tak terasa bel pulang berbunyi, satu persatu guru masuk keluar kelas. Mirip dengan sebelumnya, Luthfi sedang melangkahkan kakinya menuju halte bus.
“fi, mau aku anterin gak ?” ajak Yupi.
“Gak makasih yup, gw nggak mau ngerepotin lo” tolak Luthfi.
“ayo lah fi, kita bareng sama Yupi” bujuk Andela.
“lo aja sendiri, sorry yah yup gw lebih nyaman pake angkutan umum” ucap Luthfi.
Yupi menghargai keputusan Luthfi, ia kemudian menutup kembali jendela mobilnya. Andela menyayangkan keputusan teman serumahnya itu. Dia juga enggan pergi pulang bareng Yupi. Mungkinkah karena semangkuk ramen yang diberi Luthfi saat pertama kali mereka bertemu, membuat Andela terkena Magic Love ? Sehingga ia tidak pernah bisa lepas dari cowok penyuka roti itu.
Luthfi kembali melanjutkan perjalanan yang terhenti karena teman sekelas yang mengajaknya pulang bareng. Selang beberapa menit, badannya tiba – tiba ambruk jatuh ke tanah.
Ada sseorang yang turun dari sebuah mobil, kemudian ia menimpuk pundaknya menggunakan tongkat baseball. Andela menjerit meminta tolong ketika melihat Luthfi digotong masuk ke dalam sebuah mobil.
Sore itu anehnya tidak ada seorang pun yang melintas, di tambah lagi Andela kan hantu, mana ada yang bisa mendengar suaranya selain Luthfi dan Yupi.Terpaksa Andela mengikuti mereka masuk ke dalam mobil. Ia begitu cemas melihat Luthfi tergeletak lemah tak berdaya. Dia mendengar pembicaraan 3 orang cowok yang ada dalam mobil itu. Cowok itu memakai sebuah topeng agar wajahnya tidak terlihat.
Luthfi dan Andela di bawa ke sebuah gudang kosong yang sudah tidak terpakai, disana sudah ada beberapa cowok dan satu wanita yang sudah menuggu kedatangan mobil itu sedari tadi. Salah seorang cowok bermasker itu menurunkan Luthfi dan mengikatnya ke sebuah tiang.
Rangga yang ingin balas dendam, membawa sebuah ember yang berisikan air, ia menyiramkannya ke tubuh Luthfi. Merasakan tubuhnya basah teman Tyas itu lalu membuka kedua bola matanya. Ia kaget saat melihat Rangga dan Sinka sedang tertawa jahat di hadapannya.Andela kebingunan tak tertolong, ia pusing bagaimana caranya menyelamatkan Luthfi.
Terlintas dipikirannya untuk pergi ke rumah Shania, tapi rumah Shania terlalu jauh. Ia juga berniat untuk ke rumah Tyas, tapi hantu itu tidak tau letak rumah cowok yang pernah di tolong Luthfi itu.
“Bangun woi, masih sore nih” ledek Sinka yang diiringi dengan tawa jahatnya.
“Sinka…”
“Iya ini gw emang kenapa ? kaget lo ?” tanya Sinka.
“Hallo jagoan, masih inget sama gw ?” sambung Rangga.
“Temee” balas Luthfi sambil mencoba melepaskan ikatan di tangannya. *Elo
“haha, tenang dulu bro. Jangan marah – marah nanti cepet tua lho” ledek Rangga.
“Gw denger lo pernah nyelametin Shania yah ?” ucap Sinka.
“Jadi penasaran gw sejago apa sih elo” sambung Sinka.
“Temen – temen gw lagi nggak ada kerjaan. Mereka pengen ngetes kemampuan lo” ucap Rangga.
Disana ada 10 teman Rangga yang siap menghajar Luthfi. Ada beberapa dari mereka yang membawa tongkat baseball. Sinka dan Rangga menjauh dari Luthfi, dan sesudah itu seorang teman Rangga melepaskan ikatan Luthfi..
“Temeee, nigesanai zou”  ucapp Luthfi sambil memandang Rangga dan Sinka. *Elo nggak bakalan bisa lari.
#ToBeContinued
Previous
Next Post »